Perangkat Keras PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

3.1 Perangkat Keras

Hardware 3.1.1 Diagram Blok Secara umum, alat pengukur tinggi badan otomatis menggunakan ultrasonic terdiri dari 4 blok diagram utama yaitu sensor, mikrokontroler, kabel RS232 dan Personal Computer PC. Hal ini dapat dirancang dengan diagram blok rangkaian seperti Gambar 3.1 berikut ini. Mikrokontroller AT89S51 Sensor Ultrasonic RS232 Personal Computer PC Blok Sistem Mikrokontroler Blok Sistem Penerima Gambar 3.1 Diagram Blok Rangkaian Universitas Sumatera Utara Keterangan dari gambar diagram blok: 1. Sensor Ultra Sonik PING Sensor PING merupakan sensor ultrasonic yang dapat mendeteksi jarak obyek dengan cara memancarkan gelombang ultrasonic dengan frekuensi 40 KHz dan kemudian mendeteksi pantulannya. 2. Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroler digunakan sebagai pengolah data inputan dari sensor,output ke PC dan komunikasi serial semuanya terhubung ke mikrokontroler. 3. Kabel RS 232 Penghubung antara mikrokontroler dengan PC komputer. 4. Personal Computer PC Untuk menampilkan hasil nilai tinggi badan yang di dapat. Sensor ultrasonic PING mengirimkan data ke mikrokontroler AT89S51, dan kemudian data tersebut akan diproses untuk ditampilkan ke komputer melalui kabel RS 232. Dari sini dapat diketahui hasil pengukuran tinggi badan tanpa harus menggukan alat yang manual. 3.1.2 Perancangan power supply Gambar rangkaian dan komponen yang digunakan untuk membangun rangkaian minimum sistem power suplly dapat dilihat pada Gambar 3.2 berikut ini. 7805 15 15 220 GND TIP 32 12 Volt 5 Volt LED LED 100 ohm 10 oh m 10 oh m 2200 µF 1 µF 100 µF 7812 Gambar 3.2 Rangkaian Sistem Power Suplly Universitas Sumatera Utara Power supply merupakan catu daya tegangan output yang dapat megeluarkan tegangan 5 volt dan 12 volt. Dari rangkaian power supply di atas menjelaskan tentang bagaimana power supply mengeluarkan tegangan 5 volt dan 12 volt untuk mengeluarkan arus searah DC. Tegangan yang didapat dari tegangan PLN yaitu sebesar ±220 volt AC, kemudian di turunkan step down menggunakan trafo CT sehingga menghasilkan tegangan 15 volt AC. Selanjutnya untuk mendapatkan tegangan 12 volt DC, maka diperlukan suatu komponen yang dapat merubah tegangan arus bolak balik menjadi tegangan arus searah yaitu menggunakan diode bridge. Setelah tegangan sudah arus searah DC, untuk mendapatkan tegangan 5 volt dan 12 volt secara konstan menggunakan regulator 7805 dan 7812. Fungsi dari TIP 32 adalah sebagai katub untuk menstabilkan arus yang masuk ke regulator, sehingga mengurangi efek over hatting yang terjadi pada regulator. Sementara fumgsi LED pada rangkaian hanya sebagai indicator berfungsi atau tidaknya power supply. 3.1.3 Sistem minimum AT89S51 Untuk dapat mengendalikan rangkaian yang mandiri diperlukan device yang dapat menghitung, mengingat dan mengambil pilihan serta digunakan sebagai pemrosesan data. Mikrokontroler sudah cukup menjadi pengelolaan data pada rangkaian digital. Rangkaian minimum sistem dari mikrokontroler AT89S51 ditunjukkan pada Gambar 3.3 berikut. Universitas Sumatera Utara 1 2 3 4 5 8 7 6 19 18 20 17 16 13 12 10 11 15 14 PO R T 1 PO R T 3 9 +5V RST XTAL 1 XTAL 2 39 38 37 35 34 36 33 32 21 27 22 24 25 26 23 28 30 31 29 +5V PO R T PO R T 2 40 +5V AT89S51 P1.0_T2 P1.1_T2EX P1.2 P1.3 P1.4 P1.5 P1.6 P1.7 P3.0 RxD P3.1 TxD P3.2 INT0 P3.3 INT1 P3.4 T0 P3.5 T1 P3.6 WR P3.7 RD P0.0 AD0 P0.1 AD1 P0.2 AD2 P0.7 AD7 P0.6 AD6 P0.5 AD5 P0.4 AD4 P0.3 AD3 P2.0_A8 P2.1_A9 P2.2_A10 P2.3_A11 P2.4_A12 P2.5_A13 P2.6_A14 P2.7_A15 EA ALE PSEN 33 pf 33 pf 12 MHz 1 K 10 µF Gambar 3.3 Rangkaian Minimum Sistem Mikrokontroler AT89S51 Pin 31 External Access Enable EA diset hight 1. Ini dilakukan karena mikrokontroller AT89S51 tidak menggunakan memori eskternal. Pin 18 dan 19 dihubungkan ke XTAL 12 MHz dan capasitor 33 pF. XTAL ini akan mempengaruhi kecepatan mikrokontroler AT89S51 dalam mengeksekusi setiap perintah dalam program. Pin 9 merupakan masukan reset aktif tinggi. Pulsa transisi dari rendah ke tinggi akan me-reset mikrokontroler ini. Pin 32 sampai 39 adalah Port 0 yang merupakan saluranbus IO 8 bit open collector dapat juga digunakan sebagai multipleks bus alamat rendah dan bus data selama adanya akses ke memori program eksternal. Pada port 0 ini masing masing pin dihubungkan dengan resistor 4k7 ohm. Resistor 4k7 ohm yang dihubungkan ke port 0 befungsi sebagai pull up penaik tegangan. Pin 1 sampai 8 adalah port 1. Pin 21 sampai 28 adalah port 2. Dan Pin 10 sampai 17 adalah port 3.. Pin 20 merupakan ground dihubungkan dengan ground pada Universitas Sumatera Utara power supply . Pin 40 merupakan sumber tegangan positif dihubungkan dengan + 5 volt dari power supply. Mikrokontroller AT89S51 memerlukan 12 clock untuk mengeksekusi 1 siklus perintah pada rangkaian. Hal ini diakibatkan karena mikrokontroller menggunakkan kristal yang besarnya 12 MHz, sehingga waktu yang dibutuhkan mengeksekusi 1 siklus mesin tersebut membutuhkakn waktu = 12 � �� 12MHz = 1mikrodetik. Dari program di atas diperoleh lamanya waktu dari setiap mengeksekusi Mnemonic dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut. Tabel 3.1 Data eksekusi program dalam satu siklus Mnemonic Siklus Waktu Eksekusi Mov Rn,data 2 2 x 1 µd = 2 µd Sjmp 2 2 x 1 µd = 2 µd Clr 1 1 x 1 µd = 1 µd Djnz 2 2 x 1 µd = 2 µd No Operation NOP 1 1 x 1 µd = 1 µd Ret 1 1 x 1 µd = 1 µd 3.1.4 Sensor ultrasonic PING Sensor Ultrasonic PING Parallax yang dipakai pada sistem pengukuran tinggi badan adalah sensor yang terdapat dipasaran dan dapat dilihat pada Gambar 3.4 berikut ini. Gambar 3.4 Sensor Ultrasonic PING Universitas Sumatera Utara Pada sensor ultrasonic ini terdapat 3 pin dimana fungsi dari pin-pin tersebut adalah: 1. Pin 1 sebagai VCC. 2. Pin 2 sebagai input data. 3. Pin 3 sebagai Ground. Gambar 3.5 Simulasi Pengukuran Tinngi Badan Pada keadaan awal sensor diletakkan pada ketinggian ±200 cm. Sensor akan mendeteksi tinggi badan secara proporsional dari ujung sensor hingga ujung objek, secara kinerja sensor akan memancarkan gelombang ultrasonic ke objek dan sensor akan menerima gelombang yang telah dipancarkan oleh sensor. Dari proses itu akan diketahui berapa waktu yang telah dilalui dari pemancar ke penerima, sehingga dapat dihitung berapa nilai dari sensor ke objek. Dari keadaan tersebut maka dapat dihitung berapa selisih tinggi dari dasar lantai ke sensor dan dari pantulan objek ke sensor. � = 344 ∗ 2 ……………………………. [3.1] Dari rumus 3.1 di atas dapat dihitung tinggi objek yang diukur, sebagai contoh sebagai berikut : Objek mempunyai tinggi 170 cm, berapa waktu yang dibutuhkan untuk memancarkan sinar ultrasonic ke objek sehingga dapat tinggi 170 cm? Jarak sensor ke objek Tinggi objek Universitas Sumatera Utara Penyelesaian: Diketahui jarak 170 cm = 1,7 m dan kecepatan = 344 ms. 1,7 m = 344 ∗ 2 = 2 ∗ 1,7 344 = 0,009883 = 98,83 10 −4 µ Waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan jarak 170 cm adalah 98,83 10 -4 s. Jadi, untuk mengetahui jarak antara sensor dengan objek adalah dengan menggunakan rumus 3.1 di atas. � = 344 ∗ 2 S = 344 ∗ 0,009883 2 S = 3,399 2 S = 1,6995 m Dalam kasus ini tinggi maksimal yang penulis hitung adalah 200 cm, maka jarak antara sensor dengan objek adalah: tinggi maksimal – jarak = 200 cm – 170 cm = 30 cm. Jadi, jarak antara sensor dengan objek adalah 30 cm. Dikarenakan pin input dan output sensor SIG merupakan satu-satunya media yang dapat mengaktifkan rangkaian sensor maupun sebagai media data out yang akan menjadi input pada mikrokontroller 1, maka dibutuhkanlah sebuah sparete worker yaitu berupa rangkaian driver yang dapat mengaktifkan sensor untuk mengukur dan mengeluarkan data dikala sensor telah selesai mengukur ketinggian. Pada perancangan driver sensor ultrasonik, keluaran sensor akan dimodifikasi sehingga input pada mikrokontroler 1 hanya berupa tegangan hight 1 dan low 0. Berikut gambar rangkaian driver untuk sensor ultra sonik pada Gambar 3.6 berikut. Universitas Sumatera Utara Gambar 3.6 Driver sensor ultrasonic PING Pada rangkin driver transistor jenis PNP merupakan drain tegangan yang akan aktif jika diberi tegangan lebih besar dari 0,9V. Mikrokontroler 1 akan mengaktifkan sensor untuk mengukur dengan cara memberikan logika hight 1 pada pin 1.1 sehingga sensor dapat aktif untuk melakukan pengukuran, dan sebaliknya jika pin 1.1 diberi logika low 0 maka pin 1.0 akan berlogika hight 1 sehingga membuat transistor akan aktif sehingga data hasil pengukuran dapat diterima. Fungsi resistor pada rangkaian adalah sebagai tahanan arus yang masuk ataupun yang keluar dari sensor, sehingga rangkaian tidak mengalami over current yang dapat merusak sensor dan komponen pendukung.

3.2 Pearancangan