Perumusan Masalah Tinjauan Penelitian Terdahulu

waktu 12 dua belas bulan sejak tanggal pelaporan. BMN yang masuk dalam kategori aset lancar adalah persediaan. Menurut PSAP Nomor 05 disebutkan bahwa persediaan mencakup barang atau perlengkapan yang dibeli dan disimpan untuk digunakan, misalnya barang habis pakai seperti alat tulis kantor, barang tak habis pakai seperti komponen peralatan dan pipa, dan barang bekas pakai seperti komponen bekas. Mengingat persediaan merupakan bagian dari aset lancar barang milik negara yang pada akhirnya harus dipertanggungjawabkan disetiap priode pelaporan keuangan dan persediaan juga merupakan aset lancar yang nilainya cukup materil sehingga menjadi temuan BPK RI dan harus dipertanggungjawabkan secara riil, sementara itu satuan kerja kementerian lembaga dituntut harus melaporkan laporan persediaan secara terkomputerisasi dengan menggunakan aplikasi persediaan yang dikeluarkan Negara dalam hal ini adalah Departemen Keuangan. Disamping itu penulis juga adalah seorang operator persediaan di Kanwil BPN Provinsi Sumatera Utara. Maka dengan itu, Penulis tertarik untuk menggambil judul : “Analisa Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Secara Komputerisasi Pada Kanwil BPN Provinsi Sumatera Utara.”

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka penulis merumuskan masalah: “Bagaimana Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Secara Terkomputerisasi Pada Kanwil BPN Provinsi Sumatera Utara?” Universitas Sumatera Utara

1.3. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1.3.1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: “untuk Mengetahui Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Secara Terkomputerisasi Pada Kanwil BPN Provinsi Sumatera Utara.” 1.3.2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Bagi penulis, sebagai bahan masukan dan pengetahuan penulis dalam membantu kegiatan sehari-hari dalam bekerja sebagai operator persediaan di lingkungan Kanwil BPN Provinsi Sumatera Utara dan menghubungkan dengan teori yang didapat dari perkuliahan. b. Bagi Kanwil BPN Provinsi Sumatera Utara, sebagai bahan masukan kepada Kepala Bagian Tata Usaha Ub. Sub Bagian Umum dan Informasi yang dapat digunakan untuk meningkatkan efektifitas waktu dalam pengolahan data persediaan dengan sistem komputerisasi. c. Bagi pihak civitas akademik, sebagai bahan masukan bagi penelitian berikutnya yang ingin menggunakan sebagai bahan pembanding, pelengkap dan menambah kepustakaan. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Pustaka

2.1.1. Sistem

2.1.1.1. Pengertian Sistem

Menurut A.Hall 2001:5, sebuah sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan atau subsistem-subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama. Melalui sistem maka penyelenggaraan operasional perusahaan diharapkan dapat terjalin rapi dan terkoordinasi. Sedangkan menurut Mulyadi 2001:5, sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan sehingga tujuan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Dari beberapa pengertian diatas maka dapat diambil kesimpulan mengenai pengertian sistem bahwa sistem adalah prosedurtahapan yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan yang sama.

2.1.1.2. Elemen Sistem

Ada beberapa elemen yang membentuk sebuah sistem http:id.wikipedia.orgwikiSistem, yaitu : a. Tujuan Setiap sistem memiliki tujuan Goal, entah hanya satu atau mungkin banyak. Tujuan inilah yang menjadi pemotivasi yang mengarahkan sistem. Tanpa tujuan, sistem menjadi tak terarah dan tak terkendali. Tentu saja, tujuan antara satu sistem dengan sistem yang lain berbeda. b. Masukan Masukan input sistem adalah segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan selanjutnya menjadi bahan yang diproses. Masukan dapat berupa hal-hal yang berwujud Universitas Sumatera Utara tampak secara fisik maupun yang tidak tampak. Contoh masukan yang berwujud adalah bahan mentah, sedangkan contoh yang tidak berwujud adalah informasi misalnya permintaan jasa pelanggan. c. Proses Proses merupakan bagian yang melakukan perubahan atau transformasi dari masukan menjadi keluaran yang berguna dan lebih bernilai, misalnya berupa informasi dan produk, tetapi juga bisa berupa hal-hal yang tidak berguna, misalnya saja sisa pembuangan atau limbah. Pada pabrik kimia, proses dapat berupa bahan mentah. Pada rumah sakit, proses dapat berupa aktivitas pembedahan pasien. d. Keluaran Keluaran output merupakan hasil dari pemrosesan. Pada sistem informasi, keluaran bisa berupa suatu informasi, saran, cetakan laporan, dan sebagainya. e. Batas Batas boundary sistem adalah pemisah antara sistem dan daerah di luar sistem lingkungan. Batas sistem menentukan konfigurasi, ruang lingkup, atau kemampuan sistem. Sebagai contoh, tim sepakbola mempunyai aturan permainan dan keterbatasan kemampuan pemain. Pertumbuhan sebuah toko kelontong dipengaruhi oleh pembelian pelanggan, gerakan pesaing dan keterbatasan dana dari bank. Tentu saja batas sebuah sistem dapat dikurangi atau dimodifikasi sehingga akan mengubah perilaku sistem. Sebagai contoh, dengan menjual saham ke publik, sebuah perusahaan dapat mengurangi keterbasatan dana. f. Mekanisme Pengendalian dan Umpan Balik Mekanisme pengendalian control mechanism diwujudkan dengan menggunakan umpan balik feedback. Umpan balik ini digunakan untuk mengendalikan baik masukan maupun proses. Tujuannya adalah untuk mengatur agar sistem berjalan sesuai dengan tujuan. g. Lingkungan Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada diluar sistem. Lingkungan bisa berpengaruh terhadap operasi sistem dalam arti bisa merugikan atau menguntungkan sistem itu sendiri. Lingkungan yang merugikan tentu saja harus ditahan dan dikendalikan supaya tidak mengganggu kelangsungan operasi sistem, sedangkan yang menguntungkan tetap harus terus dijaga, karena akan memacu terhadap kelangsungan hidup sistem.

2.1.2. Persediaan

2.1.2.1. Pengertian Persediaan

Menurut PSAP No.5 yang termuat dalam PP No.71 Tahun 2010 menjelaskan bahwa persediaan merupakan aset yang berupa: a. Barang perlengkapan Supplies yang akan digunakan dalam rangka kegiatan operasional pemerintah; seperti barang habis pakai seperti alat tulis kantor, barang tak habis pakai seperti komponen peralatan dan pipa. b. Bahan perlengkapan Supplies yang akan digunakan dalam proses produksi; Universitas Sumatera Utara c. Barang dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat; seperti bahan yang digunakan dalam proses produksi seperti bahan baku pembuatan alat-alat pertanian. Barang hasil proses produksi yang belum selesai dicatat sebagai persediaan, contohnya alat-alat pertanian setengah jadi. d. Barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat dalam rangka kegiatan pemerintahan. Persediaan dapat terdiri dari: 1 Barang konsumsi; 2 Barang amunisi; 3 Bahan untuk pemeliharaan; 4 Suku cadang; 5 Persediaan untuk tujuan strategis berjaga-jaga, seperti: cadangan energi misalnya minyak, cadangan pangan misalnya beras, dan Dinas Sosial menyiapkan kantong mayat. 6 Materai, pita cukai, dan leges. 7 Bahan baku; 8 Barang dalam proses setengah jadi 9 Tanah bangunan untuk dijual diserahkan kepada masyarakat; 10 Hewan dan tanaman untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat contohnya sapi, kuda, ikan, benih padi dan bibit tanaman. Persediaan dalam kondisi rusak tidak dilaporkan dalam neraca tetapi dicatat dalam catatan atas laporan keuangan.

2.1.2.2. Pengakuan dan Pengukuran

Persediaan diakui: a. Pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh pemerintah dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal. b. Pada saat diterima atau hak kepemilikannya dan atau kepenguasaannya berpindah. Pada akhir periode akuntansi catatan persediaan disesuaikan dengan hasil inventarisasi fisik. Persediaan disajikan sebesar: a. Biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian meliputi harga pembelian, biaya pengangkutan, biaya penanganan dan biaya lainnya yang secara langsung dapat dibebankan pada perolehan persediaan. Potongan harga, rabat, dan lainnya yang serupa mengurangi biaya perolehan. b. Harga pokok produksi apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri. Universitas Sumatera Utara c. Nilai wajar, apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi rampasan. Persediaan dapat dinilai dengan menggunakan: a. Metode sistematis seperti FIFO atau rate-rate tertimbang. b. Harga pembelian terakhir apabila setiap unit persediaan nilainya tidak material dan bermacam-macam jenis. Barang persediaan yang memiliki nilai nominal yang dimaksudkan untuk dijual, seperti pita cukai, dinilai dengan biaya perolehan terakhir. Harga pokik produksi persediaan dan biaya tidak langsung yang dialokasikan secara sistematis. Persediaan hewan dan tanaman yang dikembangbiakan dinilai dengan menggunakan nilai wajar. Harga nilai wajar persediaan meliputi nilai tukar asset atau penyelesaian kewajiban antar pihak yang memahami dan berkeinginan melakukan transaksi wajar.

2.1.2.3. Beban dan pengungkapan

Beban persediaan dicatat sebesar pemakaian persediaan use of goods. Penghitungan beban persediaan dilakukan dalam rangka penyajiaan laporan operasional. Dalam hal persediaan dicatat secara perpeptual, maka pengukuran pemakaian persediaan dihitung berdasarkan catatan jumlah unit yang dipakai dikalikan nilai per unit sesuai dengan metode penilaian yang digunakan. Dalam hal persediaan dicatat secara priodik maka pengukuran pemakain persediaan dihitung berdasarkan inventarisasi fisik, yaitu dengan cara saldo awal persediaan ditambah pembeliaan atau perolehan persediaan dikurangi dengan saldo akhir persediaan dikalikan nilai per unit sesuai dengan metode penilaian yang digunakan. Universitas Sumatera Utara Laporan keuangan mengungkapkan: a. Kebijakan Akuntansi yang digunakan dalam pengukuran persediaan. b. Penjelasan lebih lanjut persediaan seperti barang atau perlengkapan yang digunakan dalam pelayanan masyarakat, barang atau perlengkapan yang digunakan dalam proses produksi, barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat, dan barang yang masih dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau diserahakan kepada masyarakat. c. Jenis, jumlah, dan nilai persediaan dalam kondisi rusak atau usang.

2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Tahun Peneliti Judul Uraian 2010 Putri Wuland ari Analisis Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Secara Komputeri sasi Pada PT Amal Tani Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat efektivitas sistem informasi persediaan secara komputerisasi di PT. Amal Tani kurang efektif, selain itu hasil penelitian menunjukkan walaupun pengendalian yang dilakukan oleh perusahaan telah cukup baik, namun masih ada faktor- faktor tertentu yang menimbulkan keterlambatan proses penyusunan laporan persediaan. Penulis menyarankan agar perusahaan meningkatkan kualitas SDM yang ada melalui pelatihan- pelatihan, mengganti sistem batch dengan sistem real time. 2010 Putri Rahma Febriani P Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Barang Dagang Pada Perum Bulog Subdivisi 1 Bandung Dengan Mengguna Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Barang Dagang Pada Perum BULOG Bandung masih belum memenuhi Standar Akuntansi Keuangan SAK akan tetapi menggunakan standar Dasar Akuntansi Bulog DAB sehingga dalam penggunaan dan pencatatan akuntansi masih sulit dipahami. Selain itu, dalam proses pembuatan laporan keuangan dan laporan persediaan masih menggunakan Microsoft Excel yang telah di Hyperlink sehingga membutuhkan Universitas Sumatera Utara kan Microsoft Visual Basic 6.0 Dan Sql Server 2000 Berbasiska n Client Server waktu yang relatif lama dan informasi yang di butuhkan kurang akurat. Dengan adanya Sistem Informasi Akuntansi Persediaan barang Dagang ini, dapat memudahkan perusahaan dalam proses pembuatan laporan keuangan dan laporan persediaan. Sistem Informasi Akuntansi persediaan barang Dagang ini berbasis komputer dan menggunakan database sebagai penyimpanan data. Tabel.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu

2.3. Kerangka Konseptual