BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Berdasarkan UU No.17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara dinyatakan bahwa keuangan negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat
dinilai dengan uang serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan
kewajiban tersebut. Dalam UU No. 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dijelaskan
bahwa yang dimaksud dengan barang milik negara adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN dan perolehan lainnya yang sah yaitu
sumbanganhibah, pelaksanaan perjanjiankontrak, ketentuan Undang-undang, dan keputusan pengadilan. Pada pasal 44 dinyatakan Pengguna Barang danatau Kuasa
Pengguna Barang wajib mengelola dan menatausahakan barang milik negara yang berada dalam penguasaannya dengan sebaik-baiknya. Dan pada pasal 51 ayat 2
dinyatakan MenteriPimpinan LembagaKepala Satuan Kerja Perangkat Daerah selaku Pengguna Anggaran menyelenggarakan akuntansi atas transaksi keuangan,
aset, utang dan ekuitas dana, termasuk transaksi pendapatan dan belanja, yang berada dalam tanggung jawabnya.
Barang Milik Negara BMN merupakan bagian dari aset pemerintah yang berwujud dan tidak berwujud intengible asset. Barang Milik Negara dapat
dikelompokkan menjadi aset lancar dan aset tetap. Aset lancar adalah aset yang diharapkan untuk segera direalisasikan, dipakai, atau dimiliki untuk dijual dalam
Universitas Sumatera Utara
waktu 12 dua belas bulan sejak tanggal pelaporan. BMN yang masuk dalam kategori aset lancar adalah persediaan.
Menurut PSAP Nomor 05 disebutkan bahwa persediaan mencakup barang atau perlengkapan yang dibeli dan disimpan untuk digunakan, misalnya barang
habis pakai seperti alat tulis kantor, barang tak habis pakai seperti komponen peralatan dan pipa, dan barang bekas pakai seperti komponen bekas.
Mengingat persediaan merupakan bagian dari aset lancar barang milik negara yang pada akhirnya harus dipertanggungjawabkan disetiap priode
pelaporan keuangan dan persediaan juga merupakan aset lancar yang nilainya cukup
materil sehingga
menjadi temuan
BPK RI
dan harus
dipertanggungjawabkan secara riil, sementara itu satuan kerja kementerian lembaga dituntut harus melaporkan laporan persediaan secara terkomputerisasi
dengan menggunakan aplikasi persediaan yang dikeluarkan Negara dalam hal ini adalah Departemen Keuangan. Disamping itu penulis juga adalah seorang
operator persediaan di Kanwil BPN Provinsi Sumatera Utara. Maka dengan itu,
Penulis tertarik untuk menggambil judul : “Analisa Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Secara Komputerisasi Pada Kanwil BPN Provinsi Sumatera
Utara.”
1.2. Perumusan Masalah