Analisa Sistem Informasi Akuntasi Persediaan secara Terkomputerisasi pada Kanwil BPN Provinsi Sumatera Utara

(1)

SKRIPSI

ANALISA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN SECARA TERKOMPUTERISASI PADA KANWIL BPN

PROVINSI SUMATERA UTARA OLEH

I s m a i l 080522097

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN...i

ABSTRAK ...ii

ABSTRACT ...iii

KATA PENGANTAR ...iv

DAFTAR ISI...vi

DAFTAR TABEL ...viii

DAFTAR GAMBAR ...ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah ...2

1.3. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1.3.1.Tujuan Penelitian ...3

1.3.2.Manfaat Penelitian ...3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1.Sistem 2.1.1.1 Pengertian Sistem ...4

2.1.1.2. Elemen Sistem ...4

2.1.2.Persediaan 2.1.2.1. Pengertian Persediaan ...5

2.1.2.2. Pengakuan dan Pengukuran ...6

2.1.2.3. Beban dan Pengungkapan ...7

2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu ...8

2.3. Kerangka Konseptual ...9

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian dan Jadwal Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian ... 10

3.1.2.Jadwal Penelitian ... 10

3.2. Jenis Data 3.2.1.Data Primer ... 10

3.2.2.Data Sekunder ... 11

3.3. Teknik Pengumpulan Data 3.3.1.Metode Wawancara ... 11

3.3.2.Dokumentasi ... 11


(3)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Badan Pertanahan Nasional

4.1.1.Arti Lambang/ Logo ...12

4.1.2.Visi dan Misi ...13

4.1.3.Fungsi ...14

4.1.4.11 Agenda Kebijakan ...15

4.2. Struktur Organisasi ...16

4.3. Uraian Tugas ...17

4.4. Analisa Sistem Informasi Akuntansi Persediaan secara Terkomputerisasi pada Kanwil BPN Provinsi Sumatera Utara 4.4.1.Aplikasi Persediaan ...22

4.4.1.1. Referensi ...32

4.4.1.2. Transaksi ...34

4.4.1.3. Laporan ...38

4.4.1.4. Utility ...41

4.4.1.5. Keluar ...44

4.4.2.Kelebihan dan Kelemahan Aplikasi Persediaan 4.4.2.1. Kelebihan Aplikasi Persediaan ...45

4.4.2.2. Kelemahan Aplikasi Persediaan ...46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ...47

5.2 Saran ...48

DAFTAR PUSTAKA ...49


(4)

DAFTAR TABEL


(5)

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 1 Skema Kerangka Konseptual ...9

2. Gambar 2 Logo Badan Pertanahan Nasional ...13

3. Gambar 3 Tampilan Depan Aplikasi Persediaan ...23

4. Gambar 4 Tampilan Depan Aplikasi Persediaan sebagai Admin ...24

5. Gambar 5 Tampilan Menu Utility...25

6. Gambar 6 Tampilan Daftar User...25

7. Gambar 7 Tampilan Identifikasi User...26

8. Gambar 8 Tampilan Menu Referensi ...27

9. Gambar 9 Tampilan Daftar Kuasa Pengguna Barang ...28

10.Gambar 10 Tampilan Input Satker Kanwil ...28

11.Gambar 11 Tampilan Identifikasi User Yang Telah Diisi ...29

12.Gambar 12 Tampilan Menu Keluar ...30

13.Gambar 13 Tampilan Depan Aplikasi Persediaan dengan Satker Kanwil ...30

14.Gambar 14 Tampilan Menu Referensi ...31

15.Gambar 15 Tampilan Menu Persediaan Masuk ...34

16.Gambar 16 Tampilan Menu Persediaan Keluar ...36

17.Gambar 17 Tampilan Menu Laporan ...38

18.Gambar 18 Tampilan Menu Persediaan ...39

19.Gambar 19 Tampilan Menu Rincian Persediaan ...40

20.Gambar 20 Tampilan Menu Utility...41

21.Gambar 21 Tampilan Menu Utility Backup/ Restore ...43


(6)

DAFTAR LAMPIRAN


(7)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisa Sistem Informasi Akuntansi Secara Terkomputerisasi Pada Kanwil Badan Pertanahan Nasional Provinsi Sumatera Utara” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari Kanwil Badan Pertanahan Nasional Provinsi Sumatera Utara telah mendapat izin dan telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila dikemudian hari adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, 07 Juli 2012

I s m a i l


(8)

ABSTRAK

ANALISA SISTEM INFORMASI AKUNTASI SECARA TERKOMPUTERISASI PADA KANWIL BADAN PERTANAHAN NASIONAL PROVINSI SUMATERA

UTARA

Ismail, 080522097, skripsi ini berjudul Analisa Sistem Informasi Akuntasi Persediaan Secara terkomputerisasi pada Kanwil BPN Provinsi Sumatera Utara. Tujuan dari Penelitian ini adalah untuk megetahui Cara Kerja Aplikasi Persediaan secara terkomputerisasi pada Kanwil BPN Provinsi Sumatera Utara.

Pada penelitian ini, data-data informasi yang diperoleh akan dianalisis dengan deskriptif dengan menggambarkan keadaan. Kajian deskriptif merupakan kajian non hipotesis. Dalam metode analisis ini akan membahas secara rinci cara kerja Aplikasi Persediaan secara terkomputerisasi pada Kanwil Badan Pertanahan Nasional Provinsi Sumatera Utara.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa sistem Aplikasi persediaan mempunyai kemampuan untuk menghasilkan keakuratan data dan informasi yang berguna dalam penyusunan laporan keuangan.

Kata Kunci: Aplikasi, Persediaan


(9)

ABTRACT

ANALYSIS OF INVENTORY ACCOUNTING INFORMATION SYSTEM COMPUTERIZED AT KANWIL

BPN OF |NORTH SUMATERA PROVINCE

Ismail, 080522097, this major titled Analysis of Inventory Accounting information System computerized at Kanwil BPN of north Sumatera Province. The purpose of this study was to know the way system of Inventory Application Sytem at Kanwil BPN of north Sumatera Province.

In this study, the data information obtained will be analized by situation qualitative descriptive by describing the situation. The study is a descripted study of non hypothesis, so that the review step is not necessary to formulate hypotheses .In this method of analysis will discuss step by step the way sytem of Inventory Application Sytem computerized at Kanwil BPN of north Sumatera Province.

The result ofs of this study indicate the Inventory Application Sytem has a capibilty to create the accurate data and informition that usefull for making financial report.


(10)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim...

Alhamdulillah, Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, guna memenuhi syarat menyelesaikan program Ekstensi S-1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Shalawat beriring salam kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari alam kegelapan menuju alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.

Selama proses penelitian sampai disusunnya skripsi ini tidak lepas dari peranan banyak pihak yang secara langsung ataupun tidak langsung memberikan bimbingan, dorongan, dan bantuan kepada penulis. Teristimewa untuk Orang-Orang tua penulis Ayah, Buya, Mamak, Umi, Istriku Mahmudah, SE, Adinda Shafwan Ismail, Maria Ulfa S.Pdi dan M. Ade Maulana telah mencurahkan rasa cinta serta dukungan baik material maupun spriritual, Serta Semua pihak yang telah membantu Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M. Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr.Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM, Ak selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(11)

4. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak selaku Dosen Pembimbing Penulis, yang telah membantu penulis dalam membimbing dan memberikan masukan-masukan yang bermanfaat untuk perbaikan skripsi ini.

5. Ibu Dra. Nurzaimah, MM, Ak selaku Dosen Pembaca Penilai Penulis, yang telah membantu dalam menilai skripsi yang penulis buat dan memberikan masukan yang bermanfaat untuk perbaikan skripsi ini.

6. Seluruh staf Kanwil BPN Provinsi Sumatera Utara telah banyak membantu memberikan data-data yang diperlukan dalam penyelesaian skripsi ini.


(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang

Berdasarkan UU No.17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara dinyatakan bahwa keuangan negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.

Dalam UU No. 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan barang milik negara adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN dan perolehan lainnya yang sah yaitu sumbangan/hibah, pelaksanaan perjanjian/kontrak, ketentuan Undang-undang, dan keputusan pengadilan. Pada pasal 44 dinyatakan Pengguna Barang dan/atau Kuasa Pengguna Barang wajib mengelola dan menatausahakan barang milik negara yang berada dalam penguasaannya dengan sebaik-baiknya. Dan pada pasal 51 ayat (2) dinyatakan Menteri/Pimpinan Lembaga/Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah selaku Pengguna Anggaran menyelenggarakan akuntansi atas transaksi keuangan, aset, utang dan ekuitas dana, termasuk transaksi pendapatan dan belanja, yang berada dalam tanggung jawabnya.

Barang Milik Negara (BMN) merupakan bagian dari aset pemerintah yang berwujud dan tidak berwujud (intengible asset). Barang Milik Negara dapat dikelompokkan menjadi aset lancar dan aset tetap. Aset lancar adalah aset yang diharapkan untuk segera direalisasikan, dipakai, atau dimiliki untuk dijual dalam


(13)

waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan. BMN yang masuk dalam kategori aset lancar adalah persediaan.

Menurut PSAP Nomor 05 disebutkan bahwa persediaan mencakup barang atau perlengkapan yang dibeli dan disimpan untuk digunakan, misalnya barang habis pakai seperti alat tulis kantor, barang tak habis pakai seperti komponen peralatan dan pipa, dan barang bekas pakai seperti komponen bekas.

Mengingat persediaan merupakan bagian dari aset lancar barang milik negara yang pada akhirnya harus dipertanggungjawabkan disetiap priode pelaporan keuangan dan persediaan juga merupakan aset lancar yang nilainya

cukup materil sehingga menjadi temuan BPK RI dan harus

dipertanggungjawabkan secara riil, sementara itu satuan kerja kementerian/ lembaga dituntut harus melaporkan laporan persediaan secara terkomputerisasi dengan menggunakan aplikasi persediaan yang dikeluarkan Negara dalam hal ini adalah Departemen Keuangan. Disamping itu penulis juga adalah seorang operator persediaan di Kanwil BPN Provinsi Sumatera Utara. Maka dengan itu, Penulis tertarik untuk menggambil judul : “Analisa Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Secara Komputerisasi Pada Kanwil BPN Provinsi Sumatera Utara.”

1.2.

Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka penulis merumuskan masalah: “Bagaimana Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Secara Terkomputerisasi Pada Kanwil BPN Provinsi Sumatera Utara?”


(14)

1.3.

Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1.3.1.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: “untuk Mengetahui Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Secara Terkomputerisasi Pada Kanwil BPN Provinsi Sumatera Utara.”

1.3.2.Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Bagi penulis, sebagai bahan masukan dan pengetahuan penulis dalam membantu kegiatan sehari-hari dalam bekerja sebagai operator persediaan di lingkungan Kanwil BPN Provinsi Sumatera Utara dan menghubungkan dengan teori yang didapat dari perkuliahan.

b. Bagi Kanwil BPN Provinsi Sumatera Utara, sebagai bahan masukan kepada Kepala Bagian Tata Usaha Ub. Sub Bagian Umum dan Informasi yang dapat digunakan untuk meningkatkan efektifitas waktu dalam pengolahan data persediaan dengan sistem komputerisasi.

c. Bagi pihak civitas akademik, sebagai bahan masukan bagi penelitian berikutnya yang ingin menggunakan sebagai bahan pembanding, pelengkap dan menambah kepustakaan.


(15)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Sistem

2.1.1.1. Pengertian Sistem

Menurut A.Hall (2001:5), sebuah sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan atau subsistem-subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama. Melalui sistem maka penyelenggaraan operasional perusahaan diharapkan dapat terjalin rapi dan terkoordinasi. Sedangkan menurut Mulyadi (2001:5), sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan sehingga tujuan dapat tercapai secara efektif dan efisien.

Dari beberapa pengertian diatas maka dapat diambil kesimpulan mengenai pengertian sistem bahwa sistem adalah prosedur/tahapan yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan yang sama.

2.1.1.2. Elemen Sistem

Ada beberapa elemen yang membentuk sebuah sistem

(http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem), yaitu : a. Tujuan

Setiap sistem memiliki tujuan (Goal), entah hanya satu atau mungkin banyak. Tujuan inilah yang menjadi pemotivasi yang mengarahkan sistem. Tanpa tujuan, sistem menjadi tak terarah dan tak terkendali. Tentu saja, tujuan antara satu sistem dengan sistem yang lain berbeda.

b. Masukan

Masukan (input) sistem adalah segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan selanjutnya menjadi bahan yang diproses. Masukan dapat berupa hal-hal yang berwujud


(16)

(tampak secara fisik) maupun yang tidak tampak. Contoh masukan yang berwujud adalah bahan mentah, sedangkan contoh yang tidak berwujud adalah informasi (misalnya permintaan jasa pelanggan).

c. Proses

Proses merupakan bagian yang melakukan perubahan atau transformasi dari masukan menjadi keluaran yang berguna dan lebih bernilai, misalnya berupa informasi dan produk, tetapi juga bisa berupa hal-hal yang tidak berguna, misalnya saja sisa pembuangan atau limbah. Pada pabrik kimia, proses dapat berupa bahan mentah. Pada rumah sakit, proses dapat berupa aktivitas pembedahan pasien.

d. Keluaran

Keluaran (output) merupakan hasil dari pemrosesan. Pada sistem informasi, keluaran bisa berupa suatu informasi, saran, cetakan laporan, dan sebagainya.

e. Batas

Batas (boundary) sistem adalah pemisah antara sistem dan daerah di luar sistem (lingkungan). Batas sistem menentukan konfigurasi, ruang lingkup, atau kemampuan sistem. Sebagai contoh, tim sepakbola mempunyai aturan permainan dan keterbatasan kemampuan pemain. Pertumbuhan sebuah toko kelontong dipengaruhi oleh pembelian pelanggan, gerakan pesaing dan keterbatasan dana dari bank. Tentu saja batas sebuah sistem dapat dikurangi atau dimodifikasi sehingga akan mengubah perilaku sistem. Sebagai contoh, dengan menjual saham ke publik, sebuah perusahaan dapat mengurangi keterbasatan dana.

f. Mekanisme Pengendalian dan Umpan Balik

Mekanisme pengendalian (control mechanism) diwujudkan dengan menggunakan umpan balik (feedback). Umpan balik ini digunakan untuk mengendalikan baik masukan maupun proses. Tujuannya adalah untuk mengatur agar sistem berjalan sesuai dengan tujuan.

g. Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada diluar sistem. Lingkungan bisa berpengaruh terhadap operasi sistem dalam arti bisa merugikan atau menguntungkan sistem itu sendiri. Lingkungan yang merugikan tentu saja harus ditahan dan dikendalikan supaya tidak mengganggu kelangsungan operasi sistem, sedangkan yang menguntungkan tetap harus terus dijaga, karena akan memacu terhadap kelangsungan hidup sistem. 2.1.2. Persediaan

2.1.2.1. Pengertian Persediaan

Menurut PSAP No.5 yang termuat dalam PP No.71 Tahun 2010 menjelaskan bahwa persediaan merupakan aset yang berupa:

a. Barang/ perlengkapan (Supplies) yang akan digunakan dalam rangka kegiatan operasional pemerintah; seperti barang habis pakai seperti alat tulis kantor, barang tak habis pakai seperti komponen peralatan dan pipa.


(17)

c. Barang dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat; seperti bahan yang digunakan dalam proses produksi seperti bahan baku pembuatan alat-alat pertanian. Barang hasil proses produksi yang belum selesai dicatat sebagai persediaan, contohnya alat-alat pertanian setengah jadi.

d. Barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat dalam rangka kegiatan pemerintahan.

Persediaan dapat terdiri dari:

1) Barang konsumsi;

2) Barang amunisi;

3) Bahan untuk pemeliharaan;

4) Suku cadang;

5) Persediaan untuk tujuan strategis/ berjaga-jaga, seperti: cadangan energi misalnya minyak, cadangan pangan misalnya beras, dan Dinas Sosial menyiapkan kantong mayat.

6) Materai, pita cukai, dan leges. 7) Bahan baku;

8) Barang dalam proses/ setengah jadi

9) Tanah/ bangunan untuk dijual/ diserahkan kepada masyarakat;

10)Hewan dan tanaman untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat contohnya sapi, kuda, ikan, benih padi dan bibit tanaman.

Persediaan dalam kondisi rusak tidak dilaporkan dalam neraca tetapi dicatat dalam catatan atas laporan keuangan.

2.1.2.2. Pengakuan dan Pengukuran Persediaan diakui:

a. Pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh pemerintah dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.

b. Pada saat diterima atau hak kepemilikannya dan/ atau kepenguasaannya berpindah. Pada akhir periode akuntansi catatan persediaan disesuaikan dengan hasil inventarisasi fisik.

Persediaan disajikan sebesar:

a. Biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian meliputi harga pembelian, biaya pengangkutan, biaya penanganan dan biaya lainnya yang secara langsung dapat dibebankan pada perolehan persediaan. Potongan harga, rabat, dan lainnya yang serupa mengurangi biaya perolehan.


(18)

c. Nilai wajar, apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi/ rampasan. Persediaan dapat dinilai dengan menggunakan:

a. Metode sistematis seperti FIFO atau rate-rate tertimbang.

b. Harga pembelian terakhir apabila setiap unit persediaan nilainya tidak material dan bermacam-macam jenis.

Barang persediaan yang memiliki nilai nominal yang dimaksudkan untuk dijual, seperti pita cukai, dinilai dengan biaya perolehan terakhir.

Harga pokik produksi persediaan dan biaya tidak langsung yang dialokasikan secara sistematis.

Persediaan hewan dan tanaman yang dikembangbiakan dinilai dengan menggunakan nilai wajar.

Harga/ nilai wajar persediaan meliputi nilai tukar asset atau penyelesaian kewajiban antar pihak yang memahami dan berkeinginan melakukan transaksi wajar.

2.1.2.3. Beban dan pengungkapan

Beban persediaan dicatat sebesar pemakaian persediaan (use of goods). Penghitungan beban persediaan dilakukan dalam rangka penyajiaan laporan operasional. Dalam hal persediaan dicatat secara perpeptual, maka pengukuran pemakaian persediaan dihitung berdasarkan catatan jumlah unit yang dipakai dikalikan nilai per unit sesuai dengan metode penilaian yang digunakan. Dalam hal persediaan dicatat secara priodik maka pengukuran pemakain persediaan dihitung berdasarkan inventarisasi fisik, yaitu dengan cara saldo awal persediaan ditambah pembeliaan atau perolehan persediaan dikurangi dengan saldo akhir persediaan dikalikan nilai per unit sesuai dengan metode penilaian yang digunakan.


(19)

Laporan keuangan mengungkapkan:

a. Kebijakan Akuntansi yang digunakan dalam pengukuran persediaan.

b. Penjelasan lebih lanjut persediaan seperti barang atau perlengkapan yang digunakan dalam pelayanan masyarakat, barang atau perlengkapan yang digunakan dalam proses produksi, barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat, dan barang yang masih dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau diserahakan kepada masyarakat.

c. Jenis, jumlah, dan nilai persediaan dalam kondisi rusak atau usang.

2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Tahun Peneliti Judul Uraian

2010 Putri

Wuland ari Analisis Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Secara Komputeri sasi Pada PT Amal Tani

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat efektivitas sistem informasi persediaan secara komputerisasi di PT. Amal Tani kurang efektif, selain itu hasil penelitian menunjukkan walaupun pengendalian yang dilakukan oleh perusahaan telah cukup baik, namun masih ada faktor-faktor tertentu yang menimbulkan keterlambatan proses penyusunan laporan persediaan. Penulis menyarankan agar perusahaan meningkatkan kualitas SDM yang ada melalui pelatihan-pelatihan, mengganti sistem batch dengan sistem real time.

2010 Putri

Rahma Febriani P Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Barang Dagang Pada Perum Bulog Subdivisi 1 Bandung Dengan Mengguna

Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Barang Dagang Pada Perum BULOG Bandung masih belum memenuhi Standar Akuntansi Keuangan (SAK) akan tetapi menggunakan standar Dasar Akuntansi Bulog (DAB) sehingga dalam penggunaan dan pencatatan akuntansi masih sulit dipahami. Selain itu, dalam proses pembuatan laporan keuangan dan laporan persediaan masih menggunakan Microsoft Excel yang telah di


(20)

kan Microsoft Visual Basic 6.0 Dan Sql Server 2000 Berbasiska

n Client

Server

waktu yang relatif lama dan informasi yang di butuhkan kurang akurat. Dengan adanya Sistem Informasi Akuntansi Persediaan barang Dagang ini, dapat memudahkan perusahaan dalam proses pembuatan laporan keuangan dan laporan persediaan. Sistem Informasi Akuntansi persediaan barang Dagang ini berbasis komputer dan menggunakan database sebagai penyimpanan data.

Tabel.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu 2.3. Kerangka Konseptual

Persediaan merupakan salah satu komponen Barang Milik Negara (BMN) yang penyajiannya tidak dapat dipisahkan didalam laporan Barang Milik Negara, sebagaimana diatur dalam standart akuntansi pemerintahan PSAP No.5. Dengan semakin berkembangnya tekhnologi informasi dan kompleksnya transaksi persediaan menuntut pemerintah untuk mencatat/record transaksi persediaan yang dilakukan secara komputerisasi dalam bentuk aplikasi persediaan yang mampu mensederhanakan transaksi dan meminimalisir kesalahan yang mungkin akan terjadi jika dicatat secara manual.

Berdasarkan uraian diatas, maka kerangka konseptual penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:


(21)

Aplikasi Persediaan Persediaan Kanwil BPN

Privinsi Sumatera

Buku Persediaan Laporan Persediaan Lap. Rincian

Persediaan Lap. Posisi Persediaan di

Input Proses

Record

Output

Gambar.1

Skema Kerangka Konseptual Ou


(22)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi Penelitian dan Jadwal Penelitian 3.1.1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan pada Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Sumatera Utara di jalan Brigjend Katamso No. 45 Medan

3.1.2. Jadwal Penelitian

Adapun jadwal penelitian yang direncanakan adalah sebagai berikut:

No Kegiatan

Okt 2011 Nov 2011 Des s/d Mar 2012 Mei s/d Jun 2012 Juni 2012 Juli 2012

1 Pencarian

Data Awal

X

2 Pengajuan

Judul Skripsi

X

3 Pengumpulan

Data

X

4 Bimbingan

Skripsi

X


(23)

Komprehe nsif

6 Penyelesaian

Skripsi

X

3.2. Jenis Data 3.2.1. Data Primer

Menurut Nur indriantoro dan bambang supomo (2002:146) “data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara)”. Data primer yang dikumpulkan menggunakan metode survey. Menurut Nur indriantoro dan bambang supomo (2002:152) “metode survey merupakan metode pengumpulan data primer berdasarkan komunikasi antara peneliti dengan responden”. Responden dalam penelitian ini adalah pegawai Kanwil Badan Pertanahan Nasional Provinsi Sumatera Utara. Data primer yang akan diperoleh dari Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Sumatera Utara adalah keterangan mengenai unsur-unsur yang terkait dengan Sistem Akuntansi Persediaan secara Komputerisasi.

3.2.2. Data Sekunder

Menurut Arfan ikhsan dan Imam Ghozali (2006:28) “Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung


(24)

melalui media perantara”. Data sekunder dari Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Sumatera Utara berupa Profil, Visi, Misi, Fungsi, Agenda kebijakan, dan struktur organisasi serta tugas pokok dan fungsi Pekerjaan pada Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Sumatera Utara.

3.3. Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. Metode Wawancara

Menurut Nur indriantoro dan bambang supomo (2002:152), “Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dalam metode survey yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subjek penelian”. Teknik wawancara ini digunakan untuk melengkapi data tentang unsur-unsur yang terkait dalam Sistem Akuntansi Persediaan secara Komputerisasi dengan melakukan serangkaian Tanya jawab dengan Kepala Sub Bagian Umum dan Informasi pada Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Sumatera Utara.

3.3.2. Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu suatu usaha yang dilakukan dalam kajian untuk mengumpulkan data dengan cara menggunakan dokumen yang tersedia sebagai sumber informasi untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Metode dokumentasi ini digunakan untuk mengumpulkan data-data tentang Sistem Akuntansi Persediaan secara Komputerisasi yang diterapkan pada Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Sumatera Utara.

3.4. Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini, data-data informasi yang diperoleh akan dianalisa dengan deskriptif kualitatif dengan menggambarkan keadaan. Kajian deskriptif merupakan kajian non hipotesis, sehingga dalam langkah kajian tidak perlu merumuskan hipotesis. Dalam metode ini akan menjelaskan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan secara deskriptif pada Kanwil Badan Pertanahan Nasional Provinsi Sumatera Utara.


(25)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Badan Pertanahan Nasional

Badan Pertanahan Nasional (BPN) adalah Lembaga Pemerintah Non Departemen yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden dan dipimpin oleh Kepala. (Sesuai dengan Perpres No. 10 Tahun 2006).

Badan Pertanahan Nasional mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pertanahan secara nasional, regional dan sektoral.

4.1.1. Arti Lambang/Logo

Lambang Badan Pertanahan Nasional adalah bentuk suatu kesatuan gambar dan tulisan (Surat Keputusan Kepala BPN RI No 59 Tahun 2008 tentang Lambang Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia.) terdiri dari:

• Gambar 4 (empat) butir padi melambangkan Kemakmuran dan kesejahteraan.

Memaknai atau melambangkan 4 (empat) tujuan Penataan Pertanahan yang akan dan telah dilakukan BPN RI yaitu kemakmuran, keadilan, kesejahteraan sosial dan keberlanjutan.

• Gambar lingkaran bumi melambangkan sumber penghidupan manusia.

Melambangkan wadah atau area untuk berkarya bagi BPN RI yang berhubungan langsung dengan unsur-unsur yang ada didalam bumi yang meliputi tanah, air dan udara.

• Gambar sumbu melambangkan poros keseimbangan. 3 (tiga) Garis Lintang

dan 3 (tiga) Garis Bujur Memaknai atau melambangkan pasal 33 ayat 3 UUD 45 yang mandasari lahirnya Undang-undang Pokok Agraria (UUPA) nomor 5 tahun 1960.

• Gambar 11(sebelas) bidang grafis bumi memaknai atau melambangkan 11

(Sebelas) agenda pertanahan yang akan dan telah dilakukan BPN RI. Bidang pada sisi sebelah kiri melambangkan bidang bumi yang berada diluar jangkauan wilayah kerja BPN RI.

Warna Coklat melambangkan bumi, alam raya dan cerminan dapat dipercaya dan teguh.


(26)

Warna Kuning Emas melambangkan kehangatan, pencerahan, intelektual dan kemakmuran.

Warna Abu-abu melambangkan kebijaksanaan, kedewasaan serta keseimbangan.

Gambar.2 Logo Badan Pertanahan Nasional 4.1.2. Visi dan Misi

Adapun Visi Badan Pertanahan Nasional: “Menjadi lembaga yang mampu mewujudkan tanah dan pertanahan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat, serta keadilan dan keberlanjutan sistem kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan Republik Indonesia.” Sedangkan Misi Badan Pertanahan Nasional: “Mengembangkan dan menyelenggarakan politik dan kebijakan pertanahan untuk: 1. Peningkatan kesejahteraan rakyat, penciptaan sumber-sumber baru kemakmuran

rakyat, pengurangan kemiskinan dan kesenjangan pendapatan, serta pemantapan ketahanan pangan.

2. peningkatan tatanan kehidupan bersama yang lebih berkeadilan dan bermartabat dalam kaitannya dengan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah (P4T).

3. Perwujudan tatanan kehidupan bersama yang harmonis dengan mengatasi berbagai sengketa, konflik dan perkara pertanahan di seluruh tanah air dan penataan perangkat hukum dan sistem pengelolaan pertanahan sehingga tidak melahirkan sengketa, konflik dan perkara di kemudian hari.

4. Keberlanjutan sistem kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan Indonesia dengan memberikan akses seluas-luasnya pada generasi yang akan datang terhadap tanah sebagai sumber kesejahteraan masyarakat.


(27)

5. Menguatkan lembaga pertanahan sesuai dengan jiwa, semangat, prinsip dan aturan yang tertuang dalam UUPA dan aspirasi rakyat secara luas.

4.1.3. Fungsi

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Badan Pertanahan Nasional menyelenggarakan fungsi:

1. Perumusan kebijakan nasional di bidang pertanahan. 2. Perumusan kebijakan teknis di bidang pertanahan.

3. Koordinasi kebijakan, perencanaan dan program di bidang pertanahan. 4. Pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang pertanahan.

5. Penyelenggaraan dan pelaksanaan survei, pengukuran dan pemetaan di bidang pertanahan.

6. Pelaksanaan pendaftaran tanah dalam rangka menjamin kepastian hukum. 7. Pengaturan dan penetapan hak-hak atas tanah.

8. Pelaksanaan penatagunaan tanah, reformasi agraria dan penataan wilayah-wilayah khusus.

9. Penyiapan administrasi atas tanah yang dikuasai dan/atau milik negara/daerah bekerja sama dengan Departemen Keuangan.

10. Pengawasan dan pengendalian penguasaan pemilikan tanah. 11. Kerja sama dengan lembaga-lembaga lain.

12. Penyelenggaraan dan pelaksanaan kebijakan, perencanaan dan program di bidang pertanahan.

13. Pemberdayaan masyarakat di bidang pertanahan.

14. Pengkajian dan penanganan masalah, sengketa, perkara dan konflik di bidang pertanahan.

15. Pengkajian dan pengembangan hukum pertanahan.

16. Penelitian dan pengembangan di bidang pertanahan.

17. Pendidikan, latihan dan pengembangan sumber daya manusia di bidang pertanahan. 18. Pengelolaan data dan informasi di bidang pertanahan.


(28)

20. Pembatalan dan penghentian hubungan hukum antara orang, dan/atau badan hukum dengan tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 21. Fungsi lain di bidang pertanahan sesuai peraturan perundangundangan yang berlaku. 4.1.4. 11 Agenda Kebijakan

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Badan Pertanahan Nasional menyelenggarakan fungsi:

1. Membangun kepercayaan masyarakat pada Badan Pertanahan Nasional.

2. Meningkatkan pelayanan dan pelaksanaan pendaftaran, serta sertifikasi tanah secara menyeluruh di seluruh Indonesia.

3. Memastikan penguatan hak-hak rakyat atas tanah (land tenureship).

4. Menyelesaikan persoalan pertanahan di daerah-daerah korban bencana alam dan daerah-daerah konflik.

5. Menangani dan menyelesaikan perkara, masalah, sengketa, dan konflik pertanahan di seluruh Indonesia secara sistematis.

6. Membangun Sistem Informasi Pertanahan Nasional (SIMTANAS), dan sistem

pengamanan dokumen pertanahan di seluruh Indonesia.

7. Menangani masalah KKN serta meningkatkan partisipasi dan pemberdayaan

masyarakat.

8. Membangun data base pemilikan dan penguasaan tanah skala besar.

9. Melaksanakan secara konsisten semua peraturan perundang-undangan Pertanahan yang telah ditetapkan.

10. Menata kelembagaan Badan Pertanahan Nasional.

11. Mengembangkan dan memperbarui politik, hukum dan kebijakan Pertanahan.

4.2. Struktur Organisai

Struktur organisasi Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Sumatera Utara adalah berbentuk garis vertikal-horizontal dimana pimpinan


(29)

tertinggi pada Kantor Wilayah disebut dengan Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) atau setara dengan Eselon II. Kepala Kantor Wilayah memiliki unit kerja dibawahnya yang disebut Kepala Bidang, Kepala Bagian Tata Usaha dan dibawah unit ini dipimpin oleh masing-masing Kepala Seksi, Kepala Subbagian Umum dan Informasi dan Kepala Subbagian Kepegawaian. Pada Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Sumatera Utara telah dilakukan penataan fungsi dan peran kerja yang lebih koordinatif sesuai dengan Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia No.5 tahun 2008 tentang Uraian Tugas Subbagian dan Seksi pada Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Uraian Tugas Urusan dan Subseksi pada Kantor Pertanahan. Upaya ini diikuti pula dengan berbagai penyempurnaan struktur organisasi Badan Pertanahan Nasional Provinsi Sumatera Utara. Penyempurnaan tata laksana organisasi perusahaan ini dijabarkan melalui penyederhanaan maupun peningkatan status, fungsi, dan tanggung jawab. Hal ini dapat dilihat pada bagan struktur organisasi Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Sumatera Utara di lampiran 2.

4.3. Uraian Tugas

Dalam struktur organisasi tersebut terdapat pembagian tugas dalam kegiatan sehari-hari di KANWIL BPN PROVINSI SUMATERA UTARA yang terbagi menjadi beberapa bagian, dimana masing-masing bagian mempunyai tugas dan kewenangan sendiri. Pembagian tugas dimaksudkan untuk mendistribusikan pekerjaan secara merata, sehingga tidak terjadi tumpang tindih dalam pembagian tugas. Adapun uraian jabatan pada KANWIL BPN PROVINSI SUMATERA UTARA adalah sebagai berikut :

I. Kepala Kantor Wilayah ( Kakanwil ) bertugas mengawasi dan melakukan

pemeriksaan terhadap jalannya tugas yang dijalankan masing-masing bagian di Kanwil BPN Provinsi Sumatera Utara.


(30)

1. Bagian Tata Usaha mempunyai tanggung jawab dan wewenang yang dideligasi kepada Sub-sub bagian, yang terdiri dari:

a. Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan mempunyai tugas menyiapkan tugas penyusunan rencana, program dan anggaran, laporan akuntabilitas kinerja pemerintah serta usulan keuangan dan pelaksanaan anggaran.

b. Sub Bagian Kepegawaian mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaiaan dan pegembangan sumber daya manusia pertanahan.

c. Sub Bagian Umum dan Informasi mempunyai tugas melakukan urusan surat menyurat, perlengkapan, dan rumah tangga, pelayanan data dan informasi serta menyiapkan kordinasi pelayanan pertanahan.

2. Bidang Survei Pengukuran dan Pemetaan mempunyai tanggung jawab dan

wewenang yang dideligasikan kepada seksi-seksi yang terdiri dari:

a. Seksi Pengukuran dan Pemetaan Dasar mempunyai tugas melakukan perapatan kerangka dasar dan pengukuran data wilayah serta pemeliharaan, pengelolaan dan pengembangan peralatan teknis dan komputerisasi.

b. Seksi Pemetaan Tematik mempunyai tugas melakukan survei, pemetaan,

pemeliharaan, dan pengembangan pemetaan tematik dalam data tekstual dan spasial

c. Seksi pengukuran bidang mempunyai tugas melakukan pengukuran, perpetaan, pembukuan bidang tanah, ruang dan perairan serta bimbingan tehnis, dan surveyor berlisensi.


(31)

d. Seksi Survei Potensi Tanah mempunyai tugas melakukan pemeliharaan dan pengembangan survei potensi tanah dalam data tekstual dan spasial serta pembinaan tehnis pejabat penilai tanah.

3. Bidang Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah mempunyai tanggung jawab dan

wewenang yang dideligasikan kepada seksi-seksi yang terdiri dari:

a. Seksi penetapan hak tanah perorangan mempunyai tugas melakukan penelitian, telaahan, pengolahan urusan permohonan hak milik, hak guna bangunan dan hak pakai bagi perorangan, dan tanah wakaf, penyiapan bahan perizinan, dan rekomendasi serta pembinaannya.

b. Seksi penetapan hak tanah badan hukum mempunyai tugas melakukan penelitian, telaahan, pengolahan urusan permohonan hak guna usaha, hak guna bangunan dan hak pakai atas tanah badan hukum, penyiapan bahan perizinan dan rekomendasi serta pembinaannya.

c. Seksi pengturan tanah pemerintah mempunyai tugas melakukan penelitian, telaahan, pengolahan urusan permohonan hak guna usaha, hak guna bangunan, hak pakai dan hak pengelolaahan atas tanah, tanah pemerintah dan badan hukum pemerintah, penyiapan bahan perizinan, rekomendasi dan/ atau milik negara dan daerah.

d. Seksi pendaftaran peralihan, pembebanan hak dan pejabat pembuat akta tanah mempunyai tugas menyiapkan pembinaan pendaftaran hak, penegasan, dan pengakuan hak atas tanah bekas hak indonesia, peralihan pembebanan hak atas tanah, pembebanan hak tanggungan, dan pembinaan pejabat pembuat akta tanah serta melakukan komputerisasi pelayanan pertanahan.


(32)

4. Bidang Pengaturan dan Penataan Pertanahan mempunyai tanggung jawab dan wewenang yang dideligasikan kepada seksi-seksi yang terdiri dari:

a. Seksi penatagunaan tanah mempunyai tugas menyiapkan bahan penyusunan rencana dan program persediaan, peruntukan dan penatagunaan tanah, pengaturan dan penetapan penggunaan, dan pemanfaatan tanah, neraca penatagunaan tanah, dan ketersediaan tanah, bimbingan dan penerbitan pertimbangan teknis, dan penatagunaan tanah, izin perubahan penggunaan dan pemanfaatan tanah, inventarisasi data, mengelola basis data dan sistem informasi geografi.

b. Seksi penataan kawasan tertentu mempunyai tugas menyiapkan zonasi dan penataan pemanfaatan zonasi serta penetapan pembatasan penguasaan pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah di wilayah pesisir, pulau kecil, perbatasan, dan kawasan tertentu sesuai daya dukung lingkungan.

c. Seksi landreform mempunyai tugas mengusulkan penetapan tanah objek

landreform, penegasan tanah negara yang menjadi objek landreform, pengeluaran tanah menjadi objek landreform, mengkoordinasikan penggunaan tanah-tanah objek landreform, memberi izin peralihan tanah pertanian, dan izin redistribusi tanah dengan luasan tertentu, melakukan pengeluaran tanah dari objek landreform hasil penerbitan surat keputusan redistribusi, monitoring evaluasi dan bimbingan redistribusi tanah, mengganti kerugian, pemanfaatan tanah bersama dan penerbitan administrasi landreform.

d. Seksi konsolidasi tanah mempunyai tugas menyiapkan koordinasi dan

pengendalian penyediaan tanah melalui konsolidasi tanah, pengelolaan sumbangan tanah untuk pembangunan, penataan tanah bersama untuk peremajaan


(33)

pemukiman kumuh, daerah bencana dan daerah bekas konflik serta pemukiman kembali penegasan obyek, pengembangan teknik, dan metode; promosi dan sosialisasi; pengorganisasian dan pembimbingan masyarakat; kerjasama dan fasilitasi; pengelolaan basis data dan informasi; monitoring dan evaluasi konsolidasi tanah.

5. Bidang Pengendalian dan Pemberdayaan Masyarakat mempunyai tanggung jawab dan wewenang yang dideligasikan kepada seksi-seksi yang terdiri dari:

a. Seksi pengendalian pertanahan mempunyai tugas mengelola basis data, evaluasi hasil inventarisasi, dan atau identifikasi serta penyusunan saran tindak, dan langkah-langkah penanganan, serta penyiapan usulan penerbitan, dan pendayagunaan dalam rangka penegakan hak, dan kewajiban pemegang hak atas tanah, pengendalian penerapan kebijakan dan program pertanahan; pengelolaan tanah negara, serta penanganan tanah terlantar dan kritis.

b. Seksi pemberdayaan masyarakat mempunyai tugas melakukan inventarisasi potensi, asistensi, fasilitasi dalam rangka penguatan penguasaan, dan melaksanakan pembinaan partisipasi masyarakat, lembaga masyarakat, mitra kerja teknis dalam pengelolaan pertanahan, serta melakukan kerjasama pemberdayaan dengan pemerintah dan non pemerintah serta menyiapkan bahan pembinaan dan pelaksanaan kerjasama pemberdayaan.

6. Bidang Pengkajian dan Penanganan Sengketa dan Konflik Pertanahan mempunyai tanggung jawab dan wewenang yang dideligasikan kepada seksi-seksi yang terdiri dari:


(34)

a. Seksi pengkajian dan penanganan sengketa dan konflik pertanahan mempunyai tugas menyiapkan bahan pengkajian dan penanganan sengketa dan konflik, pembatalan, dan penghentian, usulan rekomendasi pembatalan dan penghentian hubungan hukum antara orang dan atau badan hukum dengan tanah; pelaksanaan alternatif penyelesaian sengketa melalui mediasi, fasilitasi, koordinasi, dan pembinaan teknis.

b. Seksi pengkajian dan penanganan perkara pertanahan mempunyai tugas

menyiapkan bahan pengkajian, dan penyelesaian perkara, pembatalan dan penghentian, usulan rekomendasi pembatalan dan penghentian hubungan hukum antara orang dan atau badan hukum dengan tanah sebagai pelaksanaan putusan lembaga peradilan serta koordinasi dan bimbingan teknis.

4.4. Analisa Sistem Informasi Akuntansi Persediaan secara Terkomputerisasi di Kanwil BPN Provinsi Sumatera Utara.

4.4.1. Aplikasi Persediaan

Aplikasi persediaan merupakan salah satu aplikasi yang diciptakan oleh Pemerintah dalam hal ini Kementerian Keuangan untuk mencatat setiap transaksi yang berhubungan dengan aset pemerintah yang habis pakai, barang yang tersedia untuk dijual kepada Masyarakat. Aplikasi ini dibangun dari sistem database dengan bahasa pemograman MySQL. Aplikasi persediaan memiliki menu yang sederhana, namun masih sangat relevan dan dapat dengan mudah digunakan.


(35)

Aplikasi persediaan memiliki tampilan depan, yang terdiri dari:

Gambar.3

Tampilan Depan Aplikasi Persediaan

a. Username

Username merupakan menu yang dapat diisi berupa nama si user/pengguna ketika ingin masuk kedalam Sistem Aplikasi Persediaan yang telah terdaftar.

b. Password

Password merupakan kode rahasia berupa huruf/angka ataupun kombinasi antara keduanya yang digunakan si user ketika masuk kedalam aplikasi persediaan yang telah terdaftar.

c. IP Server

IP Server merupakan basis data dari aplikasi persediaan yang terhubung secara online melalui jaringan internet, namun demikian aplikasi ini masih stand alone.


(36)

Tahun anggaran merupakan tahun digunakan si user untuk mencatat transaksi atau membuka aplikasi persediaan.

User ketika ingin masuk kedalam aplikasi persediaan harus terlebih dahulu masuk sebagai admin dalam username maupun password.

Gambar.4


(37)

Setelah itu memilih menu utility dan menset-up user, dengan mengklik menu tambah dan terdapat identifikasi user.

Gambar.5 Tampilan Menu Utility

Gambar.6 Tampilan Daftar User


(38)

Gambar.7

Tampilan Identifikasi User

Selanjutnya mengisi Identitas User yang terdiri dari: a. Nama (maksimal 30 Karakter) misalnya kanwil

b. Nama ID (maksimal 15 Karakter) misalnya kanwil c. Password (maksimal 15 Karakter) misalnya kanwil

d. Kemudian, data yang harus diisi didalam lokasi user berupa:

1) UAPB merupakan singkatan dari Unit Akuntansi Pengguna Barang, di dalam hal ini adalah tingkat Kementerian/ Lembaga dari Satker yang bersangkutan, misal: Badan Pertanahan Republik Indonesia, Satkernya terdiri dari Kantor Wilayah dan Kantor Pertanahan.

2) UAPPB-E1, merupakan singkatan dari Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang

Eselon 1, misalnya dalam hal ini Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia juga adalah sebagai satker.


(39)

3) UAPPB-W, merupakan singkatan dari Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Wilayah, misalnya dalam hal ini adalah Kanwil Badan Pertanahan Nasional Provinsi Sumatera Utara.

4) UAKPB, merupakan singkatan dari Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang, misalnya Kantor Pertanahan Kota Medan.

5) Jenis Kewenangan terdiri dari KD dan KP yang artinya Kantor Daerah untuk KD dan Kantor Pusat KP.

Untuk dapat mengisi lokasi user, terlebih dahulu mengisi UAPB dalam hal ini Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia dengan Kode (056) dan Kode UAPPB-E1 (01) dan Kode Wilayah (0700), dan untuk Kode Satker Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Sumatera Utara (430674) dengan cara:

a. Masuk ke menu referensi dengan memilih tabel UAPPB-Wilayah.

b. Klik menu tambah

c. Mengisi Kode UAPB, UAPPB-E1, dan UAPPB-W sebagaimana Kode diatas.


(40)

Gambar.8

Tampilan Menu referensi

Gambar.9


(41)

Gambar.10 Tampilan Input Satker

Gambar.11

Tampilan Identifikasi User yang telah diisi


(42)

Setelah selesai menset up user klik menu keluar, pilih menu log off. User kemudian masuk menu dengan menggunakan user yang telah di daftarkan dengan mengetik username mis: kanwil dan password mis: kanwil, dan memilih tahun anggaran dimana tahun transaksi terjadi, selanjutnya mengklik tanda centang yang berwarna hijau.

Gambar. 12 Tampilan Menu Keluar


(43)

Gambar.13

Tampilan Depan Aplikasi dengan Satker Kanwil

Saat ini user sudah berada didalam aplikasi dan siap untuk mencatat transaksi-transaksi yang terjadi. Didalam aplikasi tersedia 5 menu utama, yaitu:

Ga mbar. 14

Tampilan Menu Referensi


(44)

4.4.1.1. Referensi

Referensi merupakan data pendukung aplikasi yang terdiri dari:

1) Tabel UAPB merupakan singkatan dari Unit Akuntansi Pengguna Barang, di

dalam hal ini adalah daftar tingkat Kementerian/ Lembaga dari Satker yang bersangkutan, misal: Badan Pertanahan Republik Indonesia, Satkernya terdiri dari Kantor Wilayah dan Kantor Pertanahan.

2) Tabel UAPPB-E1 merupakan singkatan dari Unit Akuntansi Pembantu

Pengguna Barang Eselon 1, misalnya dalam hal ini Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia juga adalah sebagai satker.

3) Tabel UAPPB-Wilayah merupakan singkatan dari Unit Akuntansi Pembantu

Pengguna Barang Wilayah, misalnya dalam hal ini adalah Kanwil Badan Pertanahan Nasional Provinsi Sumatera Utara.

4) Tabel UAKPB merupakan singkatan dari Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang, misalnya Kantor Pertanahan Kota Medan.

5) Tabel Wilayah berisi kode Ibu Kota Provinsi masing-masing wilayah yang ada diseluruh Indonesia. Misalnya kota Medan kode 0751.

6) Tabel Kanwil berisi kode letak dari Kantor Wilayah Departemen Keuangan dimana satker-satker Kementrian Lembaga melaporkan Hasil Rekonsiliasi masing-masing satkernya. Misalnya Kanwil II Medan dengan Kode Departemen 015, kode Es.1 08, Kode Kanwil 002 yang terletak di Jalan Diponegoro Gedung Keuangan Negara (GKN)

7) Tabel Sub-sub Kelompok barang merupakan pengklasifikasian jenis-jenis barang persediaan misalnya:


(45)

o Aspal (1010101001)

o Semen (1010101002)

o Kaca (1010101003)

o Pasir (1010101004)

o Batu (1010101005)

o Dll

8) Tabel Barang berisi daftar kode barang persediaan misalnya: Nama barang Pinsil, dgn Kode Sub Kelompok barang (1010301001), kode barangnya (000001), dan satuan lusin, dll. Tabel barang merupakan menu yang dapat ditambah sesuai dengan persediaan yang dimiliki oleh suatu kementrian lembaga dengan cara mengklik menu tambah kemudian cari sub kelompok barang dengan mengklik gambar kaca pembesar (Loop), pilih salah satu kelompok barang yang ingin dipilih misalnya alat tulis, setelah pilih sub kelompok barang secara otomatis muncul urutan nomor pada kode barang, kemudian ketik nama barang dari jenis alat tulis tersebut, serta mengetik kode satuan yang digunakan untuk menghitung barang persediaan tersebut, setelah itu klik menu simpan dan secara otomatis jenis barang tersebut tersimpan di database persediaan, kemudian keluar dari menu tersebut.

9) Penandatangan merupakan daftar penandatangan dari penanggung jawab dari UAKPB, Pengelola Barang Persediaan.

4.4.1.2. Transaksi

Transaksi merupakan substansi dari jenis transaksi yang ingin dicatat. Transaksi juga memiliki sub-sub jenis transaksi yang berupa:


(46)

Gambar.15

Tampilan Menu Persediaan Masuk 1) Persediaan Masuk

Persediaan Masuk memiliki sub-sub menu didalamnya yang terdiri dari: a) Saldo awal

Saldo awal merupakan menu yang digunakan apabila transaksi yang dicatat bukan pada tahun berjalan. Misalnya: transaksi pada tahun 2008, 2009, 2010, 2011, namun dicatat pada tahun anggaran 2012.

b) Pembelian

Pembelian merupakan menu transaksi yang digunakan apabila terjadi transaksi pembelian yang mengakibatkan bertambahnya persediaan dan berkurangnya anggaran satker.

c) Transfer masuk

Transfer masuk merupakan menu transaksi yang digunakan apabila terjadi mutasi masuk persediaan antar satker pusat, misalnya satker Kantor Pertanahan Deli


(47)

Serdang mengirim persediaan ke satker Kanwil BPN Provinsi Sumatera Utara, atau sebaliknya.

d) Hibah masuk

Hibah masuk merupakan menu transaksi yang digunakan apabila terjadi mutasi masuk yang berasal dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah ataupun sebaliknya. Misalnya Pemkab Deli Serdang memberikan Hibah ATK ke Kanwil BPN Provinsi Sumatera Utara.

e) Rampasan

Rampasan merupakan menu transaksi yang digunakan apabila terjadi mutasi tambah/masuk yang berasal dari rampasan, misalnya barang-barang elektronik yang disita oleh bea dan cukai selanjutnya barang tersebut menjadi barang negara. f) Perolehan lainnya

Perolehan lainnya merupakan menu transaksi yang digunakan apabila terjadi mutasi masuk yang berasal dari selain transaksi-transaksi diatas.


(48)

2) Persediaan keluar

Persediaan keluar terdiri dari menu transaksi sebagai berikut:

Gambar.16

Tampilan Menu Persediaan Keluar a) Habis pakai

Habis pakai merupakan menu transaksi yang digunakan apabila barang persediaan tersebut habis dipakai kurang dari 12 bulan. Misalnya: Alat Tulis Kantor.

b) Transfer Keluar

Transfer Keluar merupakan menu transaksi yang digunakan apabila terjadi mutasi Keluar persediaan antar satker pusat, misalnya satker Kantor Pertanahan Deli Serdang mengirim persediaan ke satker Kanwil BPN Provinsi Sumatera Utara, atau sebaliknya.


(49)

Hibah Keluar merupakan menu transaksi yang digunakan apabila terjadi mutasi masuk yang berasal dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah ataupun sebaliknya. Misalnya Pemkab Deli Serdang memberikan Hibah ATK ke Kanwil BPN Provinsi Sumatera Utara.

d) Usang

Usang merupakan menu transaksi yang digunakan untuk mencatat barang persediaan yang telah usang atau tidak berlaku lagi, misalnya blanko sertipikat logo lama, dll

e) Rusak

Rusak merupakan menu transaksi yang digunakan untuk mencatat persediaan yang cacat fisik atau tidak bisa digunakan lagi/rusak. Misalnya blanko sertipikat yang nomor serinya tidak sesuai.

f) Penghapusan lainnya

Penghapusan lainnya merupakan menu transaksi yang digunakan apabila terjadi mutasi keluar yang berasal dari selain transaksi-transaksi diatas.

3) Koreksi

Koreksi merupakan menu transaksi yang digunakan untuk memperbaiki kesalahan pencatatan pada nilai persediaan yang telah diinput. Contohnya: transaksi A dicatat seharga Rp; 20.000,- nilai yang sebenarnya adalah Rp; 25.000,-.

4) Hasil Opname Fisik

Hasil Opname Fisik adalah menu yang digunakan untuk mencatat hasil opname fisik yang dilakukan oleh pengelola barang


(50)

Penghapusan usang/rusak adalah menu transaksi yang digunakan untuk menghapus barang persediaan yang usang/rusak yang sebelumnya sudah dicatat dalam persediaan keluar pada menu usang dan rusak.

6) Konversi hasil imigrasi

Konversi hasil imigrasi adalah menu yang digunakan untuk mengkonversi persediaan aplikasi lama dengan aplikasi yang baru.

4.4.1.3. Laporan

Laporan memiliki sub menu yang terdiri dari:

Gambar.17 Tampilan Menu Laporan 1) Buku persediaan

Buku persediaan adalah bentuk laporan yang berisikan rincian saldo persediaan per unitnya. Menceritakan mutasi tambah dan keluar dari unit barang persediaan.


(51)

Gambar.18

Tampilan Menu Laporan Persediaan 2) Laporan persediaan

Laporan persediaan terdiri dari:

a) Laporan persediaan UAKPB merupakan laporan yang menjelaskan rincian

nilai barang persediaan pada unit akuntansi kuasa pengguna barang atau satker.

b) Laporan persediaan UAPKPB merupakan laporan persediaan yang

menjelaskan rincian nilai barang persediaan pada unit akuntansi pembantu kuasa pengguna barang atau pembantu satker (tidak terdapat dalam satker Kanwil BPN Provinsi Sumatera Utara).


(52)

Gambar.19

Tampilan Menu Rincian Persediaan 3) Laporan rincian persediaan

a) Laporan rincian persediaan UAKPB merupakan menu laporan yang

menjelaskan mutasi tambah dan mutasi kurang dari suatu jenis barang parsediaan yang dapat dilihat per tanggal, per semester, per tahun pada unit akuntansi kuasa pengguna barang atau satker.

b) Laporan rincian persediaan UAPKPB merupakan menu laporan yang menjelaskan mutasi tambah dan mutasi kurang dari suatu jenis barang parsediaan yang dapat dilihat per tanggal, per semester, per tahun pada unit akuntansi pembantu kuasa pengguna barang atau pembantu satker (tidak terdapat dalam satker Kanwil BPN Provinsi Sumatera Utara)


(53)

Laporan Posisi Persediaan di Neraca adalah menu yang berfungsi menggambarkan posisi nilai barang pada suatu waktu tertentu baik per tanggal, per semester, maupun per tahun.

5) Laporan mutasi persediaan

Laporan mutasi persediaan menjelaskan total nilai mutasi tambah dan kurang akun-akun yang ada pada neraca.

6) Daftar transaksi persediaan

Daftar transaksi persediaan adalah laporan yang menjelaskan nilai persediaan perjenis transaksi, misalnya saldo awal (M01), pembelian (M02), transfer masuk (M03), dll.

4.4.1.4Utility

Utility memiliki sub-sub menu yang terdiri dari:

Gambar. 20 Tampilan Menu Utility

1) Kirim/batal kirim ke SIMAK-BMN


(54)

a) Kirim adalah menu yang digunakan untuk mengirim data seluruh transaksi yang ada dalam persediaan ke dalam Aplikasi SIMAK-BMN. SIMAK BMN adalah singkatan dari Sistem Informasi Managemen Akuntansi Keuangan Barang Milik Negara.

b) Batal kirim adalah menu yang digunakan untuk mengedit transaksi yang telah dikirm ke SIMAK-BMN.

2) Pengiriman saldo awal ke SIMAK-BMN

Pengiriman saldo awal adalah menu yang digunakan apabila terjadi perbedaan saldo awal pada SIMAK-BMN dengan aplikasi Persediaan.

3) Penerimaan dari UAPKPB

Penerimaan dari UAPKPB adalah menu yang digunakan untuk menerima file yang telah dikirim dari unit akuntansi pembantu kuasa pengguna barang. (dalam hal ini tidak terdapat UAPKPB Badan Pertanahan Nasional Provinsi Sumatera Utara).

4) Backup/restore

Backup/restore merupakan dua komponen sub menun yang memiliki fungsi yang berbeda, backup memiliki fungsi untuk menyimpan data transaksi yang dilakukan oleh user. Sedangkan restore berfungsi untuk memunculkan data yang tersimpan didalam drive disc, data yang tersimpan merupakan database dan referensi.

Database merupakan basis data persediaan, sedangkan referensi berisi komponen data pendukung.


(55)

Gambar.21

Tampilan Menu Utility Backup/ Restore 5) Pengosongan data

Pengosongan data merupakan menu yang berfungsi untuk mengosongkan atau menghilangkan semua trasnsaksi yang telah terjadi, sehingga data-data benar-benar kosong dan tidak ada lagi.

6) Pengosongan referensi

Pengosongan referensi merupakan menu yang berfungsi untuk mengosongkan referensi atau data pendukung yang ada dalam aplikasi persediaan, misalnya: tabel UAPB, tabel UAPPB-EI, tabel UAPPB-E1.

7) Proses tutup tahun

Proses tutup tahun adalah menu yang berfungsi untuk menjumlahkan data-data persediaan tahun sebelumnya.


(56)

Keluar, terdiri dari sub menu:

Gambar.22 Tampilan Menu Keluar

1) Logoff merupakan menu yang digunakan untuk keluar dari transaksi tanpa menutup menu aplikasi.

2) Keluar adalah menu yang digunakan untuk keluar daru aplikasi secara total.

4.4.2. Kelebihan dan Kelemahan Aplikasi persediaan

4.4.2.1. Kelebihan aplikasi persediaan diantaranya sebagai berikut:

1) Aplikasi persediaan dapat dengan mudah digunakan karena aplikasi persediaan memiliki tampilan menu yang sederhana namun dapat menjawab kebutuhan satker dalam menyusun laporan Barang persediaan.


(57)

2) Aplikasi persediaan menyediaakan informasi yang akurat dan detail dalam bentuk laporan, seperti laporan rincian persediaan, laporan transaksi harian, laporan neraca dll.

3) Aplikasi persediaan dapat dikirim dalam bentuk softcopy ber extension Bal dan Ral, sehingga memudahkan user dalam mengirimkan laporan, misalnya bisa dikirmkan dengan via email sehingga dapat meminimalisir perjalanan dinas PNS atau dengan kata lain terjadi efisiensi dalam biaya perjalanan dinas.

4) Aplikasi persediaan merupakan aplikasi yang terus berubah sesuai dengan penambahan refrensi yang ada, dalam hal ini aplikasi persediaan dapat di update dengan mudah di situs perbendaharaan www.perbendaharaan.go.id sehingga user dapat dengan mudah mengikuti update-an yang terbaru dari aplikasi persediaan tersebut.

5) Aplikasi persediaan memilki kelebihan dapat dioperasikan dikomputer yang memiliki spesifikasi tidak terlalu tinggi. Dan dapat di install dengan mudah kedalam PC atau laptop user.

4.4.2.2Kelemahan Aplikasi Persediaan

1) Aplikasi persediaan merupakan aplikasi stand-alone dalam peng-operasiannya tidak didukung oleh jaringan internet atau online, sehingga laporan antara satker kantor pertanahan, kanwil dan BPN- RI tidak dapat terhubung menyebabkan transaksi tidak dapat dipantau setiap saat.


(58)

2) Aplikasi persediaan merupakan aplikasi yang rentan dengan perubahan, karena setiap transaksi yang terjadi akan mempengaruhi laporan neraca, laporan rincian persediaan dll, sehingga terkadang laporan yang telah rekonsiliasi dengan pihak KPKNL dan satker diatasnya dapat berubah.

3) Aplikasi persediaan merupakan aplikasi yang terus berkembang dalam hal refrensinya sehingga si user harus mengikuti terus perkembangan updatenya terbarunya melalui situs perbendaharaan di www.perbendaharaan.go.id, agar aplikasi yang digunakan user masih tetap relevan.


(59)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

1). Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Secara Terkomputerisasi Pada Kanwil BPN Provinsi Sumatera Utara sudah memeliki Aplikasi Persediaan yang terintegrasi dengan baik.

2). Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Secara Terkomputerisasi Pada Kanwil BPN Provinsi Sumatera Utara memilki kelebihan dan kelemahan sebagai berikut:

- Kelebihan :

a. Aplikasi persediaan dapat dengan mudah digunakan karena aplikasi persediaan memiliki tampilan menu yang sederhana.

b. Aplikasi persediaan menyediaakan informasi yang akurat dan detail dalam bentuk laporan.

c. Aplikasi persediaan dapat dikirim dalam bentuk softcopy ber extension Bal dan Ral, sehingga memudahkan user dalam mengirimkan laporan. d. persediaan merupakan aplikasi yang terus berubah sesuai dengan

penambahan refrensi yang ada, dalam hal ini aplikasi persediaan dapat di update dengan mudah di situs perbendaharaan.

e. Aplikasi persediaan memilki kelebihan dapat dioperasikan dikomputer yang memiliki spesifikasi tidak terlalu tinggi. Dan dapat di install dengan mudah kedalam PC atau laptop user.


(60)

a. Aplikasi persediaan merupakan aplikasi stand-alone dalam peng-operasiannya tidak didukung oleh jaringan internet atau online.

b. Aplikasi persediaan merupakan aplikasi yang rentan dengan perubahan, karena setiap transaksi yang terjadi akan mempengaruhi laporan neraca, laporan rincian persediaan dll, sehingga terkadang laporan yang telah rekonsiliasi dengan pihak KPKNL dan satker dapat merubah transaksinya setiap saat.

c. Aplikasi persediaan merupakan aplikasi yang terus berkembang dalam hal refrensinya sehingga si user harus mengikuti terus perkembangan updatenya terbarunya melalui situs perbendaharaan di www.perbendaharaan.go.id, agar aplikasi yang digunakan user masih tetap relevan.

5.2. Saran

1). Aplikasi persediaan ini terus dan terus berkembang, user dalam hal ini adalah aparatur pemerintah (PNS Pusat) harus mengupdate kemampuannya dalam menggunakan aplikasi ini.

2). Sebaiknya Aplikasi ini didukung oleh sistem online karena sampai saat ini aplikasi ini belum didukung oleh sistem online yang dapat membantu para user mengirim data dari tingkata UAKPB ke tingkat UAPPB-W sampai ke tingkat unit E1 nya, bahkan dengan Kementrian Keuangan secara terintegrasi setiap saat.


(61)

DAFTAR PUSTAKA

Erlina, 2008, Metodologi Penelitian bisnis: untuk akuntansi dan manajemen, Edisi Kedua, Cetakan Pertama, USU Press, Medan.

Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara. Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Ujian Komprehensif Program Strata Satu (S1), Fakultas Ekonomi: Medan. Hall, James A., 2001. Sistem informasi Akuntansi, Salemba Empat: Jakarta.

Kementrian Keuangan Republik Indonesia, 2011. Buku Peraturan – Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah, PPAKP: Jakarta.

Kementrian Keuangan Republik Indonesia, 2011. Modul – Sistem Informasi Manajemen

dan Akuntansi Barang Milik Negara, PPAKP: Jakarta. Mulyadi, 2001. Sistem Akuntansi. Salemba Empat: Yogyakarta. www.bpn.go.id

www.google.com


(1)

Keluar, terdiri dari sub menu:

Gambar.22 Tampilan Menu Keluar

1) Logoff merupakan menu yang digunakan untuk keluar dari transaksi tanpa menutup menu aplikasi.

2) Keluar adalah menu yang digunakan untuk keluar daru aplikasi secara total.

4.4.2. Kelebihan dan Kelemahan Aplikasi persediaan

4.4.2.1. Kelebihan aplikasi persediaan diantaranya sebagai berikut:

1) Aplikasi persediaan dapat dengan mudah digunakan karena aplikasi persediaan memiliki tampilan menu yang sederhana namun dapat menjawab kebutuhan satker dalam menyusun laporan Barang persediaan.


(2)

2) Aplikasi persediaan menyediaakan informasi yang akurat dan detail dalam bentuk laporan, seperti laporan rincian persediaan, laporan transaksi harian, laporan neraca dll.

3) Aplikasi persediaan dapat dikirim dalam bentuk softcopy ber extension Bal dan Ral, sehingga memudahkan user dalam mengirimkan laporan, misalnya bisa dikirmkan dengan via email sehingga dapat meminimalisir perjalanan dinas PNS atau dengan kata lain terjadi efisiensi dalam biaya perjalanan dinas.

4) Aplikasi persediaan merupakan aplikasi yang terus berubah sesuai dengan penambahan refrensi yang ada, dalam hal ini aplikasi persediaan dapat di update dengan mudah di situs perbendaharaan www.perbendaharaan.go.id sehingga user dapat dengan mudah mengikuti update-an yang terbaru dari aplikasi persediaan tersebut.

5) Aplikasi persediaan memilki kelebihan dapat dioperasikan dikomputer yang memiliki spesifikasi tidak terlalu tinggi. Dan dapat di install dengan mudah kedalam PC atau laptop user.

4.4.2.2Kelemahan Aplikasi Persediaan

1) Aplikasi persediaan merupakan aplikasi stand-alone dalam peng-operasiannya tidak didukung oleh jaringan internet atau online, sehingga


(3)

2) Aplikasi persediaan merupakan aplikasi yang rentan dengan perubahan, karena setiap transaksi yang terjadi akan mempengaruhi laporan neraca, laporan rincian persediaan dll, sehingga terkadang laporan yang telah rekonsiliasi dengan pihak KPKNL dan satker diatasnya dapat berubah.

3) Aplikasi persediaan merupakan aplikasi yang terus berkembang dalam hal refrensinya sehingga si user harus mengikuti terus perkembangan updatenya terbarunya melalui situs perbendaharaan di www.perbendaharaan.go.id, agar aplikasi yang digunakan user masih tetap relevan.


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1). Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Secara Terkomputerisasi Pada Kanwil BPN Provinsi Sumatera Utara sudah memeliki Aplikasi Persediaan yang terintegrasi dengan baik.

2). Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Secara Terkomputerisasi Pada Kanwil BPN Provinsi Sumatera Utara memilki kelebihan dan kelemahan sebagai berikut:

- Kelebihan :

a. Aplikasi persediaan dapat dengan mudah digunakan karena aplikasi persediaan memiliki tampilan menu yang sederhana.

b. Aplikasi persediaan menyediaakan informasi yang akurat dan detail dalam bentuk laporan.

c. Aplikasi persediaan dapat dikirim dalam bentuk softcopy ber extension Bal dan Ral, sehingga memudahkan user dalam mengirimkan laporan. d. persediaan merupakan aplikasi yang terus berubah sesuai dengan

penambahan refrensi yang ada, dalam hal ini aplikasi persediaan dapat di update dengan mudah di situs perbendaharaan.


(5)

a. Aplikasi persediaan merupakan aplikasi stand-alone dalam peng-operasiannya tidak didukung oleh jaringan internet atau online.

b. Aplikasi persediaan merupakan aplikasi yang rentan dengan perubahan, karena setiap transaksi yang terjadi akan mempengaruhi laporan neraca, laporan rincian persediaan dll, sehingga terkadang laporan yang telah rekonsiliasi dengan pihak KPKNL dan satker dapat merubah transaksinya setiap saat.

c. Aplikasi persediaan merupakan aplikasi yang terus berkembang dalam hal refrensinya sehingga si user harus mengikuti terus perkembangan updatenya terbarunya melalui situs perbendaharaan di www.perbendaharaan.go.id, agar aplikasi yang digunakan user masih tetap relevan.

5.2. Saran

1). Aplikasi persediaan ini terus dan terus berkembang, user dalam hal ini adalah aparatur pemerintah (PNS Pusat) harus mengupdate kemampuannya dalam menggunakan aplikasi ini.

2). Sebaiknya Aplikasi ini didukung oleh sistem online karena sampai saat ini aplikasi ini belum didukung oleh sistem online yang dapat membantu para user mengirim data dari tingkata UAKPB ke tingkat UAPPB-W sampai ke tingkat unit E1 nya, bahkan dengan Kementrian Keuangan secara terintegrasi setiap saat.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Erlina, 2008, Metodologi Penelitian bisnis: untuk akuntansi dan manajemen, Edisi Kedua, Cetakan Pertama, USU Press, Medan.

Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara. Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Ujian Komprehensif Program Strata Satu (S1), Fakultas Ekonomi: Medan. Hall, James A., 2001. Sistem informasi Akuntansi, Salemba Empat: Jakarta.

Kementrian Keuangan Republik Indonesia, 2011. Buku Peraturan – Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah, PPAKP: Jakarta.

Kementrian Keuangan Republik Indonesia, 2011. Modul – Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara, PPAKP: Jakarta.

Mulyadi, 2001. Sistem Akuntansi. Salemba Empat: Yogyakarta. www.bpn.go.id

www.google.com