Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN

1 Rizqi Mochamad Iqbal, 2013 Pengaruh Kreatifiras Pengusaha Terhadap Keberhasilan Usaha Pengusaha Sepatu Di Sentra Industri Kecil Persepatuan Cibaduyut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Bidang industri kecil dan menengah merupakan salah satu sektor yang menjadi perhatian pemerintah dalam usaha membangkitkan kembali perekonomian yang sedang terpuruk. Usaha kecil dan menengah sangat berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi di suatu negara yang sedang berkembang. Di Indonesia sendiri berdasarkan PDB yang dihasilkan dan berdasarkan Badan Pusat Statistik BPS,2011 sekitar Rp 7.427,1 Trilliun naik 6.5 persen dari tahun sebelumnya. Peranan sektor Industri kecil dan menengah yang besar terhadap perekonomian nasional, maka maju mundurnya industri di Indonesia turut pula mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di indonesia. Industri Kecil dan Menengah IKM merupakan salah satu struktur perindustrian yang keberadaanya sering dianggap berkonotasi tradisional, modal yang rendah, skill yang rendah,dan kurang effisien. Keberadaan Industri kecil dan menengah dengan keadaan yang rendah ternyata mampu menyerap tenaga kerja yang cukup tinggi lebih dari 109 juta orang tenaga kerja, atau sekitar 14 ribu BPS, 2011 dari tenaga kerja yang ada merupakan tenaga kerja yang bekerja di bidang industri kecil dan menengah. Dikota Bandung sektor IKM sangat membantu dalam pertumbuhan ekonomi, hal ini terbukti dengan meningkatnya PDRB kota bandung tahun 2011 sebesar Rp 34,4 juta atas dasar harga konstan dan Rp 97,4 juta atas dasar harga berlaku atau Rizqi Mochamad Iqbal, 2013 Pengaruh Kreatifiras Pengusaha Terhadap Keberhasilan Usaha Pengusaha Sepatu Di Sentra Industri Kecil Persepatuan Cibaduyut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu sekitar 24,70 PDRB kota bandung berasal dari sektor industri kecil dan menengah IKM. Tabel 1.1 PDRB Kota Bandung tahun 2010-2011 2010 2011 2010 2011 1 Pertanian 63.34 0,20 62.609 0,18 161.743 0,20 186.526 0,19 2 Industri pengolahan 8.067.254 25,45 8.357.999 24,29 19.990.518 24,38 24.074.439 24,70 3 listrik,gas,dan air 761.964 2,40 842.797 2,45 1.892.657 2,31 2.258.612 2,32 4 bangunankontruksi .956 5,19 3.826.74 5,02 1.786.956 5,19 3.826.745 4,67 4.760.554 4,89 5 perdagangan,hotel dan restauran 12.623.317 39,82 14.045.570 40,81 33.301.560 40,61 39.602.893 40,64 6 pengangkutan dan komunikasi 3.501.283 11,05 3.889.174 11,30 9.813.959 11,97 11.291.464 11,59 7 keuangan,persewaan,dan jasa-jasa perusahaan 1.670.210 5,27 1.772.672 5,15 5.110.879 6,23 5.833.199 5,99 8 jasa-jasa 3.417.482 10,78 3.657.746 10,63 7.904.116 9,64 9.444.215 9,69 31.697.282 100,00 34.415.522 100 82.002.176 100,00 97.451.902 100 Total atas dasar harga konstan atas dasar harga berlaku Juta juta Lapang Usaha No Sumber:BPS kota bandung, 2011 Melihat data diatas kontribusi dari kotributor Industri kecil dan menengah sangat lah besar terhadap PDRB kota bandung. Khususnya di sektor industri kecil dan menengah nonmigas, yaitu komoditi tekstil, barang dari kulit, dan alas kaki. Persaingan yang begitu besar dan adanya ekonomi global mengharuskan industri kecil dan menengah berpikir agar perusahaan mereka tidak mengalami penurunan yang signifikan dalam bersaing. Salah satu industri kecil dan menengah yang ada di kota bandung adalah sentral sepatu cibaduyut. Sentral sepatu cibaduyut ini terletak tepat di selatan kota bandung, IKM ini berdiri sejak tahun 1920 telah menjadi salah satu sentral usaha yang sangat produktif di kota bandung. Dirintis oleh beberapa warga setempat Rizqi Mochamad Iqbal, 2013 Pengaruh Kreatifiras Pengusaha Terhadap Keberhasilan Usaha Pengusaha Sepatu Di Sentra Industri Kecil Persepatuan Cibaduyut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu yang kesehariannya bekerja di pabrik sepatu di Kota Bandung. Dengan bekal keterampilan yang dimiliki, mereka memulai membuka usaha sendiri secara kecil- kecilan sebagai industri rumah tangga. Pada perkembangan berikutnya karena pemesanan yang semakin meningkat, maka mulai melakukan merekrut pekerja yang merupakan warga setempat. Keterampilan dalam pembuatan sepatu pun akhirnya menyebar secara turun menurun kepada warga di sekitar wilayah cibaduyut sehingga banyak yang membuka usaha persepatuan di wilayah cibaduyut Instalasi Pengembangan IKM persepatuan Cibaduyut, 2012. Pada tahun 1977 perubahan pun terjadi pada sentra persepatuan Cibaduyut ketika pemerintah melalui Departemen Perindustrian Jawa Barat, bekerja sama dengan Lembaga-Lembaga yang ada membentuk UPT sebagai lembag yang membina para pengrajin sepatu di Cibaduyut dalam jangka panjang. Diantara bantuan-bantuan yang diberikan adalah alat-alat permesinan baru yang menunjang bagi peningkatan produksi ataupun kualitas barang yang dihasilkan. Pamornya semakin melemah seiring dengan krisis moneter dan persaingan yang begitu tinggi dari luar negeri maupun dalam negeri, kondisi sentral sepatu cibaduyut saat ini semakin melemah dilihat dari sisi produktifitas produksi nya dan pendapatan pengusaha sepatu yang masih aktif menjalankan usahanya. Perkembangan Data potensi sentral sepatu Cibaduyut Kota Bandung dapat dilihat dibawah ini: Rizqi Mochamad Iqbal, 2013 Pengaruh Kreatifiras Pengusaha Terhadap Keberhasilan Usaha Pengusaha Sepatu Di Sentra Industri Kecil Persepatuan Cibaduyut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Tabel 1.2 Data potensi sentral sepatu Cibaduyut Bandung Sumber: Dinas Koperasi,UKM, dan Perindag Kota Bandung Setelah melihat data diatas dalam kurun 5 tahun terakhir terjadi penurunan jumlah produksi yang sangat signifikan. Menurut data diatas dari tahun 2007 sekitar 4.046.700 pasang sepatu mengalami penurunan pada tahun 2008 yaitu 4.092.300 pasang, dari tahun 2008 hingga tahun 2009 mengalami penurunan kembali menjadi 3.425.424, penurunan yang sangat signifikan terjadi dari tahun 2010 sebesar 3.114.022 menjadi 1.680.000. Penurunan jumlah produksi ini terjadi karena menurunya jumlah order dan pesanan akan produk alas kaki baik itu sandal maupun sepatu produksi cibaduyut. Sehingga menyebabkan menurunnya jumlah pendapatan pengusaha. Penurunan jumlah produksi ini merupakan salah satu hal yang mengindikasikan terjadinya penurunan keberhasilan usaha. Keberhasilan usaha yang merupakan tujuan dari setiap pendirian perusahaan diartikan sebagai suatu proses peningkatan kuantitas dari suatu perusahaan, baik itu dalam perkembangan tahun jumlah unit usaha nilai investasi kapasitas produksi per tahun Jumlah tenaga kerja 2007 845 23.720.675.000 4.046.700 3556 2008 845 23.970.675.000 4.092.300 3594 2009 643 20.064.448.000 3.425.424 3309 2010 577 19.004.956.000 3.114.022 3008 2011 310 5.109.900.000 1.860.000 1524 Rizqi Mochamad Iqbal, 2013 Pengaruh Kreatifiras Pengusaha Terhadap Keberhasilan Usaha Pengusaha Sepatu Di Sentra Industri Kecil Persepatuan Cibaduyut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu perusahaan, pertumbuhan jumlah tenaga kerja, maupun peningkatan jumlah produksi suatu perusahaan, dan lain-lain. Hal ini terjadi karena beberapa faktor yang menyebabkan semakin menurun nya tingkat potensi sentral sepatu cibaduyut salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya penurunan ialah model produk sepatu yang telah jenuh dirasakan oleh konsumen. Sehingga menyebabkan produktivitas yang menurun bahkan hampir sebagian perusahaan gulung tikar tidak meneruskan kegiatan usahanya. Model produk yang jenuh disebabkan karena kreativitas pengusaha yang kurang berkembang dalam mendesain suatu produk yang akan diproduksi nya. Berpikir kreatif merupakan salah satu indikator agar model suatu produk tidak mengalami kejenuhan yang dirasakan oleh konsumen, berpikir kreatif sangat diperlukan bagi pengusaha agar dalam mengembangkan produkya terus menghasilkan produk-produk baru. Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam bentuk ciri-ciri aptitude maupun no-aptitude, baik dalam karya maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada, yang semuanya itu relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya. Penyebab kurangnya perkembangan kreativitas dalam mendesain suatu produk salah satunya adalah faktor dari kurangnya pemahaman di bidang mendesain produk dengan cara modern dengan menggunakan teknologi. Dalam menghadapi persaingan yang semakin kompleks dan ekonomi global, kreativitas tidak hanya penting untuk menciptakan keunggulan kompetitif, akan tetapi juga sangat penting bagi kelangsungan perusahaan. Artinya, dalam menghadapi Rizqi Mochamad Iqbal, 2013 Pengaruh Kreatifiras Pengusaha Terhadap Keberhasilan Usaha Pengusaha Sepatu Di Sentra Industri Kecil Persepatuan Cibaduyut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu tantangan global, diperlukan sumber daya manusia yang kreatif dan inovatif atau berjiwa kewirausahaan. Rendahnya kreativitas dari para pengrajin sepatu di sentral sepatu cibaduyut itu dibenarkan oleh UPT cibaduyut Bandung bahwa dalam membuat produknya para pengusaha pengrajin sepatu di sentral sepatu cibaduyut ini tidak dapat terus menerus mengembangkan model sepatu yang akan diproduksinya. Menurut Suryana 2006:42 kreativitas adalah “ Kemampuan untuk mengembangkan ide- ide baru dan cara-cara baru dalam pemecahan masalah dan menemukan peluang. Jadi, kreativitas adalah kemampuan untuk memikirkan sesuatu yang baru dan berbeda”. Penulis beranggapan bahwa permasalahan tersebut penting untuk dikaji dan dicari untuk memecahkan masalah tersebut mengingat fungsi dan peran IKM di perekonomian sangatlah penting dan berperan besar dalam mengembangkan perekonomian yang sedang berkembang maupun sedang terpuruk. Mengingat pentingnya permasalahan tersebut berdasarkan latar belakang permasalahan yang ada, maka penulis tertarik untuk mengkaji nya lebih dalam terhadap permasalahan yang terjadi dengan mengangkat judul “ Pengaruh Kreativitas Pengusaha Terhadap Keberhasilan Usaha Pengusaha Sepatu Di Sentra Industri Kecil Persepatuan Cibaduyut Bandung ”. Rizqi Mochamad Iqbal, 2013 Pengaruh Kreatifiras Pengusaha Terhadap Keberhasilan Usaha Pengusaha Sepatu Di Sentra Industri Kecil Persepatuan Cibaduyut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah