Valent Pelangi Gadinasyin, 2014 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Menabung : Studi pada Kalangan Mahasiswa Fakultas
Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia
| Repository.upi.edu
| Perpustakaan.upi.edu
3.9.1.2 Uji Linieritas
Untuk mengujinya dapat dilihat pada gambar diagram pencar scatter diagram dengan kriteria bahwa apabila plot titik-titik mengikuti pola tertentu
berarti linier dan sebaliknya.
3.9.1.3 Uji Multikolinieritas
Dari asumsi yang disyaratkan dalam analisis jalur, satu asumsi yang secara empiris tidak dapat dilanggar, yaitu asumsi multikolinieritas. Multikolinieritas
menunjukkan: “the existence of perfect or exact, linier relationship among some or explanatory variabels of a regression model
” Kusnendi, 2008: 51. Jadi, multikolinieritas menunjukkan kondisi dimana antar variabel penyebab terdapat
hubungan linier
yang sempurna,
eksak, perfectly
predicted atau
singularityKusnendi, 2008: 51. Dalam pnelitian ini, untuk mengetahui ada atau tidaknya masalah
multikolinieritas digunakan bantuan SPSS 21 dengan ketentuan apabila diperoleh nilai variance inflation factor VIF ketiga variabel independen lebih kecil dari
10. Sehingga hal tersebut mengeindikasi dalam data sampel tidak terdapat masalah multikolinieritas dan dapat disimpulkan dari data sampel layak digunakan
dalam analisis data selanjutnya.
3.9.2 Tahap Analisis Jalur dan Uji Hipotesis
Secara manual, statistik analisis jalur dihitung dengan basis data matriks korelasi. Prosedurnya dijelaskan sebagai berikut Kusnendi, 2008: 154:
1. Rumuskan model yang akan diuji dalam sebuah diagram jalur lengkap
sehingga jelas variabel eksogen dan endogennya, baik sebagai variabel antara dan atau sebagai variabel dependen.
Diagram jalur yang ada dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.2:
Valent Pelangi Gadinasyin, 2014 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Menabung : Studi pada Kalangan Mahasiswa Fakultas
Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia
| Repository.upi.edu
| Perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.2 Diagram Jalur Lengkap Penelitian Perilaku Menabung
Dimana: X
1
= sikap X
2
= norma subjektif Y
1
= niat Y
2
= perilaku menabung e = error variabel kesalahan penafsiran variabel
Berdasarkan diagram jalur lengkap dapat diidentifikasi dua model yang akan dikonfirmasikan dengan data sebagai berikut:
Model niat Y
1
: ρy
1
x
1
X
1
+ ρy
1
x
2
X
2
+ e
1
Model perilaku menabung Y
2
: ρ
y2
x
1
X
1
+ ρ
y2
x
2
X2 + ρy
2
y
1
Y
1
+ e
2
Berdasarkan model hipotesis yang diajukan, maka dibuatlah sub struktur yang tujuannya untuk menjelaskan dan mempermudah perhitungan
sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 3.3 dan Gambar 3.4.
X
1
X
2
Y
1
Y
2
r
x1x2
ρ
y1x2
ρ
y2x2
ρ
y2y1
ρ
y1x1
ρ
y2x1
ɛ
1
ɛ
2
Valent Pelangi Gadinasyin, 2014 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Menabung : Studi pada Kalangan Mahasiswa Fakultas
Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia
| Repository.upi.edu
| Perpustakaan.upi.edu
Sub Struktur – 1 Model Niat Perilaku Menabung
Gambar 3.3 Sub Struktur
– 1 Hubungan Kausal X
1
dan X
2
terhadap Y
1
Keterangan: Variabel endogen Y
1
Variabel eksogen X
1
dan X
2
Persamaan struktur Y
1
= ρy
1
x
1
X
1
+ ρy
1
x
2
X
2
+ e
1
Sub Struktur – 2
Gambar 3.4 Sub Struktur
– 2 Hubungan Kausal X
1
, X
2
dan Y
1
terhadap Y
2
Keterangan: Variabel endogen Y
2
Variabel eksogen X
1
, X
2
dan Y
1
X
1
X
2
Y
1
Y
2
ρ
1Y1X1
e
1
r
12
ρ
1X2
X
1
X
2
Y
1
Y
2
ρ
Y2 X1
e
2
r
12
ρ
Y 2X2
ρ
Y2Y1
Valent Pelangi Gadinasyin, 2014 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Menabung : Studi pada Kalangan Mahasiswa Fakultas
Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia
| Repository.upi.edu
| Perpustakaan.upi.edu
Persamaan struktur Y
2
= ρ
y2
x
1
X
1
+ ρ
y2
x
2
X2 + ρy
2
y
1
Y
1
+ e
2
2. Hitung koefisien korelasi antarvariabel penelitian dengan rumus:
∑ ∑
∑ √ ∑
∑ ∑
∑ Nyatakan koefisien korelasi antarvariabel penelitian tersebut dalam sebuah
matriks korelasi R sebagai berikut:
[ ]
3. Hitung determinan matriks korelasi R antarvariabel penyebab untuk
menentukan ada tidaknya masalah multikolinieritas dalam data sampel. 4.
Identifikasi model atau substruktur yang akan dihitung koefisien jalurnya dan rumuskan persamaan strukturalnya sehingga jelas variabel apa yang
diberlakukan sebagai variabel penyebab dan variabel apa yang dilakukan sebagai variabel akibat.
5. Identifikasi matriks korelasi antarvariabel penyebab yang sesuai dengan
sub-sub struktur atau model yang akan diuji. 6.
Hitung matriks invers korelasi antarvariabel penyebab untuk setiap model yang akan diuji dengan rumus:
| |
7. Hitung semua koefisien jalur yang ada dalam model yang akan diuji
dengan rumus: dimana ρY
i
X
k
menunjukkan koefisien jalur, R
i -1
adalah matriks invers korelasi antarvariabel eksogen dalam model yang dianalisis, rY
i
X
k
adalah
Valent Pelangi Gadinasyin, 2014 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Menabung : Studi pada Kalangan Mahasiswa Fakultas
Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia
| Repository.upi.edu
| Perpustakaan.upi.edu
koefisien korelasi antara variabel eksogen dan endogen dalam model yang dianalisis.
8. Hitung koefisien determinan R
2
Y
i
X
i
dan koefisien jalur error variabels ρ
ei
melalui rumus: ∑
dan √
Rumus diatas menunjukkan besarnya pengaruh bersama atau serempak seperangkat variabel penyebab terhadap satu variabel akibat yang terdapat
dalam model struktural yang dianalisis. Koefisien R
2
berkisar antara 0 sampai 1.
Berdasarkan koefisien determinasi selanjutnya dapat diidentifikasi besaran koefisien jalur e
i
ρe
i
sebagaimana dinyatakan dalam rumus diatas. Koefisien jalur tersebut mewakili estimasi atau taksiran pengaruh variabel
lain error variabels yang tidak diobservasi atau tidak dijelaskan model. Semakin tinggi koefisien R
2
, semakin rendah error variabels dan karena itu dikatakan semakin efektif model dalam menjelaskan fenomena yang
diteliti. 9.
Uji kebermaknaan koefisien determinasi dengan statistik uji F sebagai berikut:
Dimana k menunjukkan banyak variabel penyebab dalam model yang dianalisis, dan n menunjukkan ukuran sampel. Hipotesis statistikanya
dirumuskan sebagai berikut: H
: ρy
i
x
1
= ρy
i
x
2
= … = ρy
i
x
k
= 0 : Y
i
tidak dipengaruhi X
1
, X
2
,…, X
k
H
1
: ρy
i
x
1
= ρy
i
x
2
= … = ρy
i
x
k
≠ 0 : sekurang-kurangnyaY
i
dipengaruhi oleh salah satu variabel X
1
, X
2
,…, X
k
Kriteria pengujian adalah, hipotesis nol ditolak jika statistik F – hitung
mampu memberikan nilai P probabilitas lebih besar atau sama dengan tingkat kesalahan α yang ditolerir secara konvensional para peneliti
Valent Pelangi Gadinasyin, 2014 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Menabung : Studi pada Kalangan Mahasiswa Fakultas
Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia
| Repository.upi.edu
| Perpustakaan.upi.edu
biasa menetapkan α sebesar 0,05 atau jika statistik F – hitung lebih besar atau sama dengan F-
tabel pada tingkat kesalahan α dan derajat kebebasan k dan n-k-1. Dalam hal lainnya, hipotesis nol tidak dapat
ditolak adalah variasi yang terjadi pada variabel akibat Y
i
sekurang- kurangnya dipengaruhi salah satu penyebab X
1
, X
2
,…, X
j
, untuk mengetahui variabel penyebab X
j
apa yang mempengaruhi Y
i
? Jawabannya diperoleh dari hasil pengujian individual.
10. Lakukan pengujian individual terhadap koefisien jalur yang diperoleh
dengan statistik uji t sebagai berikut:
√ Dimana ρY
i
X
k
menunjukkan koefisien jalur antara variabel eksogen
terhadap variabel endogen yang terdapat dalam model yang dianalisis, SE
menunjukkan standard error koefisien jalur yang diperoleh untuk model
yang dianalisis, n adalah ukuran sampel, k adalah banyak variabel penyebab dalam model yang dianalisis, dan C
kk
menunjukkan elemen matriks invers korelasi variabel penyebab untuk model yang dianalisis.
Hipotesis statistik pengujian individual dirumuskan sebagai berikut: H
: ρy
i
x
k
= 0 : Secara individual x
k
tidak berpengaruh terhadap y
i
. H
1
: ρy
i
x
1
0 : Secara individual x
k
berpengaruh positif terhadap y
i
. Kriteria pengujian adalah hipotesis nol ditolak jika statistik t lebih besar
atau sama dengan statistik tabel pada tingkat kesalahan α dan derajat kebebasan tertentu. Dengan kata lain hipotesis nol ditolak jika statistik t
mampu memberikan nilai P-hitung lebih kecil atau sama dengan tingkat kesalahan α yang dapat ditolerir. Dan lainnya, hipotesis nol tidak dapat
ditolak. Jika dari hasil pengujian individual diperoleh informasi ada koefisien jalur tidak signifikan maka model perlu diperbaiki. Perbaikan
model dilakukan melalui trimming. Menurut Heise, 1969 Kusnendi, 2008:
Valent Pelangi Gadinasyin, 2014 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Menabung : Studi pada Kalangan Mahasiswa Fakultas
Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia
| Repository.upi.edu
| Perpustakaan.upi.edu
156, ada dua cara yang dapat ditempuh dalam melakukan trimming, yaitu sebagai berikut:
1. Melepaskan atau mendrop jalur yang secara statistik tidak signifikan.
Cara ini ditempuh jika ukuran sampel penelitian relatif kecil. 2.
Melepaskan atau mendrop jalur yang secara statistik signifikan. Tetapi menurut para peneliti pengaruhnya dipandang sangat lemah.
Cara kedua ini ditempuh jika ukuran sampel penelitian relatif besar. Apabila terjadi trimming maka estimasi atau perhitungan parameter model
diulang. Untuk mengetahui apakah hasil estimasi model yang telah teruji secara individual dapat diberlakukan terhadap populasi atau tidak,
jawabannya diperoleh dari hasil uji kesesuaian model overall model fit. 11.
Lakukan pengujian overall model fit dengan statistik Q dan atau W dengan rumus Schumacker Lomax, 1996 dalam Kusnendi, 2008: 156 sebagai
berikut:
Dimana menunjukkan koefisien variansi terjelaskan seluruh model,
dan M menunjukkan koefisien variansi terjelaskan setelah koefisien jalur yang tidak signifikan dikeluarkan dari model yang diuji. Koefisien
dan M dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Statistik Q berkisar antara 0 dan 1. Jika Q = 1 menunjukkan model yang diuji fit dengan data. Dan jika Q 1, maka untuk menentukan fit tidaknya
model statistik Q perlu diuji dengan statistik W yang dihitung dengan
rumus sebagai berikut:
Dimana n adalah ukuran sampel dan d adalah derajat kebebsan df yang ditunjukkan oleh jumlah koefisien jalur yang tidak signifikan.
Valent Pelangi Gadinasyin, 2014 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Menabung : Studi pada Kalangan Mahasiswa Fakultas
Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia
| Repository.upi.edu
| Perpustakaan.upi.edu
12. Menghitung dekomposisi pengaruh antar variabel seperti Tabel 3.5.
13. Lakukan diskusi statistik untuk menjawab masalah penelitian yang
diajukan, atau pada tahap ini melakukan interpretasi hasil.
Valent Pelangi Gadinasyin, 2014 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Menabung : Studi pada Kalangan Mahasiswa Fakultas
Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia
| Repository.upi.edu
| Perpustakaan.upi.edu
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dari hasil pembahasan tentang pengaruh sikap, norma subjektif terhadap niat perilaku menabung dan
pengaruh sikap, norma subjektif dan niat perilaku menabung terhadap perilaku menabung mahasiswa dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Sikap berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat perilaku menabung
mahasiswa. Artinya, semakin positif sikap terhadap perilaku menabung yang dimiliki, maka semakin tinggi niat perilaku menabung mahasiswa.
2. Norma subjektif berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat perilaku
menabung mahasiswa. Artinya, semakin tinggi norma subjektif, maka semakin tinggi niat perilaku menabung mahasiswa.
3. Sikap berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku menabung.
Artinya, semakin positif sikap terhadap perilaku menabung yang dimiliki, maka semakin tinggi perilaku menabung mahasiswa.
4. Norma subjektif berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap perilaku
menabung. Artinya, semakin tinggi norma subjektif terhadap perilaku menabung yang dimiliki, maka tidak berpengaruh terhadap perilaku menabung
mahasiswa. 5.
Niat berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku menabung. Artinya, semakin tinggi niat perilaku menabung yang dimiliki, maka semakin tinggi
perilaku menabung mahasiswa.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dan kesimpulan yang diperoleh maka ada beberapa saran yang bisa dilakukan untuk menambah
kecenderungan perilaku menabung mahasiswa yaitu: