FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MENABUNG : Studi pada Kalangan Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia.

(1)

No. Daftar/ FPEB/ 489/ UN. 40. 7. D1/ LT/ 2013

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PERILAKU MENABUNG

(Studi pada Kalangan Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi

dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi.

Oleh

VALENT PELANGI GADINASYIN

0 9 0 7 3 1 0

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

VALENT PELANGI GADINASYIN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MENABUNG (Studi Pada Kalangan Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

Universitas Pendidikan Indonesia)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Dr. Kusnendi, MS. NIP. 19600122 198403 1 003

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi

Dr. Ikaputera Waspada, MM. NIP. 19610420 198703 1 002


(3)

LEMBAR HAK CIPTA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MENABUNG

(Studi pada Kalangan Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia)

Oleh

VALENT PELANGI GADINASYIN

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Valent Pelangi Gadinasyin 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

November 2013

Hak Cipta dilindungi undang – undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, Dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa izin dari penulis.


(4)

dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia)

Valent Pelangi Gadinasyin 0907310

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku menabung mahasiswa pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia berdasarkan Teori Tindakan Beralasan (Theory of Reasoned Action) yang meliputi variabel sikap, norma subjektif dan niat.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode verifikatif yaitu untuk menguji seberapa jauh tujuan yang sudah digariskan itu tercapai atau sesuai atau cocok dengan harapan atau teori yang sudah baku, dengan pendekatan yang digunakan yaitu kuantitatif. Populasi penelitian seluruh Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia. Teknik sampling yang digunakan yaitu random sampling. Sedangkan analisis data yang digunakan adalah Path Analysis.

Penelitian ini terdiri dari dua model yaitu model niat perilaku menabung dan model perilaku menabung. Hasil penelitian model pertama secara parsial menunjukkan bahwa sikap terhadap perilaku menabung dan norma subjektif memiliki pengaruh positif terhadap niat perilaku menabung dan secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap niat perilaku menabung. Model kedua sikap terhadap perilaku menabung dan niat perilaku menabung memiliki pengaruh positif terhadap perilaku menabung dan secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku menabung. Untuk norma subjektif memiliki pengaruh positif terhadap perilaku menabung namun tidak memiliki pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap perilaku menabung.

Kata kunci: Perilaku Menabung, Sikap, Norma Subjektif, Niat, Teori Tindakan Beralasan


(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... 1 DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined. BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. 1.1. Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.2. Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.3.1. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.3.2. Kegunaan Penelitian... Error! Bookmark not defined. BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

Error! Bookmark not defined.

2.1. Kajian Pustaka ... Error! Bookmark not defined. 2.1.1. Theory of Reasoned Action (TRA).... Error! Bookmark not defined. 2.1.2 Sikap ... Error! Bookmark not defined. 2.1.2.1 Pengertian Sikap... Error! Bookmark not defined. 2.1.2.2 Komponen Sikap ... Error! Bookmark not defined. 2.1.2.3 Pengukuran Sikap ... Error! Bookmark not defined. 2.1.3 Norma Subjektif ... Error! Bookmark not defined. 2.1.3.1 Pengertian Norma Subjektif ... Error! Bookmark not defined. 2.1.3.2 Peran Norma Subjektif ... Error! Bookmark not defined. 2.1.3.3 Pengukuran Norma Subjektif ... Error! Bookmark not defined. 2.1.4 Niat... Error! Bookmark not defined. 2.1.4.1 Pengertian Niat ... Error! Bookmark not defined. 2.1.4.2 Determinan Niat ... Error! Bookmark not defined. 2.1.4.3 Pengukuran Niat ... Error! Bookmark not defined.


(6)

2.1.5 Perilaku ... Error! Bookmark not defined. 2.1.5.1 Pengertian Perilaku ... Error! Bookmark not defined. 2.1.6 Perilaku Menabung ... Error! Bookmark not defined. 2.1.6.1 Pengertian Perilaku Menabung ... Error! Bookmark not defined. 2.1.6.2 Indikator Perilaku Menabung ... Error! Bookmark not defined. 2.2 Hasil Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined. 2.3 Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined. 2.4 Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. BAB III METODOLOGI PENELITIAN... Error! Bookmark not defined. 3.1 Objek dan Subjek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.2 Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.3 Populasi dan Sampel ... Error! Bookmark not defined. 3.3.1 Populasi ... Error! Bookmark not defined. 3.3.2 Sampel ... Error! Bookmark not defined. 3.4 Operasional Variabel ... Error! Bookmark not defined. 3.5 Jenis dan Sumber Data ... Error! Bookmark not defined. 3.5.1 Jenis Data ... Error! Bookmark not defined. 3.5.2 Sumber Data ... Error! Bookmark not defined. 3.6 Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined. 3.7 Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.7.1 Analisis Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.7.1.1 Uji Validitas ... Error! Bookmark not defined. 3.7.1.2 Uji Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined. 3.8 Rancangan Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. 3.9 Rancangan Uji Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. 3.9.1 Analisis Persyaratan Analisis Jalur ... Error! Bookmark not defined. 3.9.1.1 Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined. 3.9.1.2 Uji Linieritas ... Error! Bookmark not defined. 3.9.1.3 Uji Multikolinieritas ... Error! Bookmark not defined. 3.9.2 Tahap Analisis Jalur dan Uji Hipotesis.. Error! Bookmark not defined.


(7)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not

defined.

4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.2 Gambaran Umum Responden... Error! Bookmark not defined. 4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Error! Bookmark

not defined.

4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... Error! Bookmark not

defined.

4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tempat Tinggal ... Error!

Bookmark not defined.

4.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Uang Saku Perbulan ... Error!

Bookmark not defined.

4.2.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengeluaran Perbulan ... Error!

Bookmark not defined.

4.3 Gambaran Umum Variabel Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.3.1 Sikap ... Error! Bookmark not defined. 4.3.2 Norma Subjektif ... Error! Bookmark not defined. 4.3.3 Niat Perilaku Menabung ... Error! Bookmark not defined. 4.3.4 Perilaku Menabung ... Error! Bookmark not defined. 4.4 Hasil Analisis Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.4.1 Uji Validitas ... Error! Bookmark not defined. 4.4.2 Uji Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined. 4.5 Hasil Pengujian Persyaratan Analisis ... Error! Bookmark not defined. 4.5.1 Hasil Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined. 4.5.2 Hasil Uji Linieritas... Error! Bookmark not defined. 4.5.3 Hasil Uji Multikolinieritas ... Error! Bookmark not defined. 4.6 Hasil Uji Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. 4.6.1 Model Niat Perilaku Menabung (Y1) ... Error! Bookmark not defined. 4.6.1.2 Uji F ... Error! Bookmark not defined. 4.6.1.3 Uji t ... Error! Bookmark not defined. 4.6.2 Model -1 Perilaku Menabung (Y2) ... Error! Bookmark not defined. 4.6.2.1 Koefisien Determinasi (R2) ... Error! Bookmark not defined.


(8)

4.6.2.2 Uji F ... Error! Bookmark not defined. 4.6.2.3 Uji t ... Error! Bookmark not defined. 4.6.3 Model – 2 Perilaku Menabung (Y2) (Setelah Trimming) ... Error! Bookmark not defined.

4.6.3.1 Koefisien Determinasi (R2) ... Error! Bookmark not defined. 4.6.3.2 Uji F ... Error! Bookmark not defined. 4.6.3.3 Uji t ... Error! Bookmark not defined. 4.6.4 Hasil Uji Pengaruh Langsung, Tidak Langsung dan Total (Direct Effect, Indirect Effect and Total Effect) ... Error! Bookmark not defined. 4.6.4.1 Hasil Kontribusi Model 1 Niat Perilaku Menabung ... Error!

Bookmark not defined.

4.6.4.2 Hasil Kontribusi Model 2 Perilaku Menabung .... Error! Bookmark

not defined.

4.6.5 Uji Kesesuaian Model ... Error! Bookmark not defined. 4.7 Pembahasan ... Error! Bookmark not defined. 4.7.1 Hipotesis 1 : Pengaruh Sikap Perilaku Menabung terhadap Niat Perilaku Menabung ... Error! Bookmark not defined. 4.7.2 Hipotesis 2: Pengaruh Norma Subjektif terhadap Niat Perilaku

Menabung ... Error! Bookmark not defined. 4.7.3 Hipotesis 3: Pengaruh Sikap Perilaku Menabung terhadap Perilaku Menabung ... Error! Bookmark not defined. 4.7.4 Hipotesis 4: Pengaruh Norma Subjektif terhadap Perilaku Menabung ... Error! Bookmark not defined. 4.7.5 Hipotesis 5: Pengaruh Niat Perilaku Menabung terhadap Perilaku Menabung ... Error! Bookmark not defined. 4.8 Implikasi Pendidikan dalam Upaya Meningkatkan Perilaku Menabung ... Error! Bookmark not defined. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined. 5.1 Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined. 5.2 Saran ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.


(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Menabung belum menjadi kebiasan bagi sebagian besar masyarakat Indonesia (Rissa Rendra: 2012). Banyak orang yang mengakui bahwa menabung merupakan perilaku ekonomi yang sulit untuk dilakukan meskipun mereka sadar akan manfaat dari menabung. Pola pikir yang keliru bahwa kebiasaan menabung hanya berlaku apabilaindividu memiliki sisa uang dari pendapatannya atau menabung harus dengan angka yang lumayan besar mengakibatkan individu gagal untuk menabung (Rissa Rendra: 2012).

Jumlah kepemilikan rekening masyarakat Indonesia dinilai masih rendah. Bahkan, jumlahnya terendah se-ASEAN. Hal ini didukung menurut anggota Komisi XI DPR Kemal Azis Stamboel (2012) bahwa: “Jumlah kepemilikan rekening tabungan masih di bawah 50 persen dari total penduduk Indonesia saat ini.” Berdasarkan penelitiannya, hanya sekitar 19,6 persen masyarakat Indonesia berusia di atas 15 tahun yang mempunyai rekening tabungan. Padahal, jumlah di Malaysia sudah 66,2 persen, Thailand 72,7 persen, dan Singapura 98,2 persen. Menurut pjs Gubernur BI Darmin Nasution (2010), berdasarkan pada data survey perbankan tahun 2010, saat ini setidaknya ada sekitar 40 hingga 50 juta orang yang belum atau enggan menabung.

Bank Indonesia (BI) mencatat, persentase tabungan dan kredit di perbankan masih timpang. Artinya, kesadaran menabung masih rendah. Upaya-upaya untuk memancing masyarakat menabung telah dilakukan. Gerakan Indonesia Menabung merupakan suatu terobosan baru yang dilakukan oleh Bank Indonesia bekerja sama dengan Perbankan Nasional. Gerakan ini akan mengajak kembali budaya menabung di kalangan masyarakat Indonesia. Gerakan ini juga meluncurkan suatu produk terbaru perbankan nasional yaitu “Tabunganku”, yang dilaunching di Hall D Jakarta International Expo, Jakarta, Sabtu 20 Februari 2012 lalu, oleh Presiden


(10)

Susilo Bambang Yudhoyono. Program ini diikuti oleh 70 Perbankan Nasional dan lebih dari 910 Bank Perkreditan Rakyat (BPR), selain mengajak dan membudayakan kembali menabung di masyarakat, BI dan Perbankan Nasional ini juga sekaligus mengajak masyarakat agar mengurangi budaya konsumtif yang kurang berkontribusi positif atas peningkatan produktivitas nasional. Tujuan utama dari program Tabunganku adalah untuk mengurangi tingkat kemiskinan dan mendukung pertumbuhan ekonomi kalangan bawah.

Satu tahun yang lalu, Bank Indonesia mencanangkan Gerakan Indonesia Menabung dengan meluncurkan program “Tabunganku”. Gerakan ini adalah kelanjutan dari program “Ayo ke Bank” pada 27 Januari 2008 yang dimaksudkan untuk mendorong budaya menabung dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sayangnya, program ini belum begitu terasa. Padahal, gerakan ini bisa menjadi pemacu kemajuan bangsa ke depannya.

Untuk posisi simpanan masyarakat rupiah dan valuta asing dapat dilihat pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1

Rata-rata Posisi Simpanan Masyarakat Rupiah dan Valuta Asing Tahun 2006 – 2011 (dalam Juta Rp)

No. Tahun

Jenis Simpanan Masyarakat

Total

Giro Tabungan Simpanan

Berjangka

1. 2006 17.689.447 35.884.967 53.203.633 106.778.046 2. 2007 23.087.018 46.284.303 54.025.783 123.397.104 3. 2008 24.985.595 52.279.153 61.765.440 142.030.189 4. 2009 27.546.229 64.815.171 69.062.675 161.424.075 5. 2010 34.088.123 79.289.443 89.160.398 202.537.964 6. 2011 10.798.868 97.221.605 93.311.281 231.331.754

Total 138.195.280 375.774.642 420.529.210 967.499.132

Rata-rata 23.032.546,7 62.629.107 70.088.201,7 161.249.855 Sumber: BPS (Badan Pusat Statistik).


(11)

Pada Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa, simpanan masyarakat terbagi menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu; simpanan masyarakat dalam bentuk giro, simpanan masyarakat dalam bentuk tabungan, dan simpanan masyarakat dalam bentuk simpanan berjangka. Dimana simpanan masyarakat dalam bentuk giro dari tahun 2006-2010 terus mengalami kenaikan. Pada tahun 2010-2011 simpanan masyarakat dalam bentuk giro mengalami penurunan dari 34,088,123 (juta Rp) menjadi 10,798,868 (juta Rp). Sedangkan untuk tabungan dan simpanan berjangka dari tahun 2006-2011 terus mengalami kenaikan. Untuk presentase perkembangan ketiga jenis simpanan masyarakat setiap tahunnya dapat dilihat pada Tabel 1.2.

Tabel 1.2

Rata-rata Presentase Perkembangan Simpanan Masyarakat Tahun 2006 – 2011

No. Tahun

Jenis Simpanan Masyarakat

Giro (%) Tabungan (%) Simpanan

Berjangka (%)

1. 2006 - - -

2. 2007 30,51 28,98 1,55

3. 2008 8,22 12,95 14,33

4. 2009 10,25 23,98 11,81

5. 2010 23,75 22,33 29,10

6. 2011 -68,32 22,62 4,66

Total 4,41 110,86 61,45

Rata-rata 0,74 18,48 10,24

Sumber: BPS (Badan Pusat Statistik); data diolah.

Pada Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa, pada tahun 2006-2007 giro mengalami kenaikan sebesar 30,51%, pada tahun 2007-2008 mengalami kenaikan sebesar 8,22%, pada tahun 2008-2009 mengalami kenaikan sebesar 10,25%, pada tahun 2009-2010 mengalami kenaikan sebesar 23,75%, namun pada tahun 2010-2011 mengalami penurunan sebesar 68,32%. Sedangkan pada tabungan dimana pada tahun 2006-2007 mengalami kenaikan sebesar 28,98%, pada tahun 2007-2008 mengalami kenaikan sebesar 12,95%, pada tahun 2008-2009 mengalami kenaikan sebesar 23,98%, pada tahun 2009-2010 mengalami kenaikan sebesar 22,33%, dan pada tahun 2010-2011 mengalami kenaikan sebesar 22,62%. Pada simpanan


(12)

berjangka dari tahun 2006-2007 mengalami kenaikan sebesar 1,55%, pada tahun 2007-2008 mengalami kenaikan sebesar 14,33%, pada tahun 2008-2009 mengalami kenaikan sebesar 11,81%, pada tahun 2009-2010 mengalami kenaikan sebesar 29,10%, dan pada tahun 2010-2011 mengalami kenaikan sebesar 4,66%.

Pola konsumsi masyarakat sangat berpengaruh pada perilaku menabung mereka. Masyarakat Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang sangat konsumtif, hal tersebut mengakibatkan motivasi untuk menabung cenderung masih rendah padahal dengan menabung masyarakat dapat meninggalkan sikap konsumtif dan boros. Selain itu menabung juga penting untuk pegangan diakhir kehidupan saat tidak memperoleh pendapatan lagi, melatih sikap hemat, melatih sikap mandiri, yang apabila setiap individu memiliki tabungan yang tinggi (berjaga-jaga), maka dana yang terhimpun dari masyarakat pun akan tinggi. Hal tersebut berpengaruh dalam jangka panjang, untuk meningkatkan kegiatan investasi, sehingga apabila investasi meningkat, maka pertumbuhan ekonomi pun akan meningkat. Jika tidak menabung maka tidak akan ada dana untuk kebutuhan yang bersifat mendadak tetapi urgent atau penting, jika tidak menabung maka akan memicu sikap boros, dan akan bergantung kepada orang lain.

Ketika kita berada di jenjang pendidikan Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), SLTP (Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama) dan SMA (Sekolah Menengah Atas), kita pernah atau bahkan sering melakukan kegiatan menabung. Karena sedari kecil kita sudah ditanamkan untuk bersikap hemat dengan berprilaku menabung.

Namun, seiring berjalannya waktu, kegiatan menabung sedikit demi sedikit mengalami penurunan. Hal ini dapat dilihat ketika kita memasuki jenjang pendidikan Strata 1 (S1) atau mahasiswa. Pada saat mahasiswa, perilaku menabung mengalami kemerosotan. Padahal menabung itu penting untuk pegangan diakhir kehidupan saat tidak memperoleh pendapatan lagi, melatih sikap hemat, melatih sikap mandiri, yang apabila setiap individu memiliki tabungan yang tinggi (berjaga-jaga), maka dana yang terhimpun dari masyarakat pun akan tinggi. Hal tersebut berpengaruh dalam jangka panjang, untuk meningkatkan kegiatan investasi, sehingga apabila investasi meningkat, maka pertumbuhan


(13)

ekonomi pun akan meningkat. Jika tidak menabung maka tidak akan ada dana untuk kebutuhan yang bersifat mendadak tetapi urgent atau penting, jika tidak menabung maka akan memicu sikap boros, dan akan bergantung kepada orang lain.

Perilaku menabung merupakan suatu sikap yang positif, dimana di dalamnya tersimpan makna yang luar biasa, yaitu sikap menahan diri dan jujur. Dengan diterapkannya perilaku menabung sejak usia dini, maka perilaku ini akan terbawa hingga dewasa nanti.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005), menabung adalah kegiatan menyimpan uang (di celengan, pos, bank, dsb). Menabung juga bukanlah kata yang asing lagi ditelinga kita, hampir semua orang tahu tentang menabung. Namun yang menjadi masalah adalah kebiasaan menabung itu sendiri. Memang kata menabung selalu terngiang di telinga kita, tetapi tetap saja perilaku menabung bukan menjadi kebiasaan kita, walau memang ada sebagian orang yang gemar menabung, namun menabung terbukti sangat sulit diterapkan.

Melihat fenomena tersebut, pada kenyataannya tabungan belum menjadi kebiasaan bagi masyarakat Indonesia. Padahal, tabungan mempunyai multimanfaat dimana dengan semakin tinggi tingkat tabungan, maka stok modal akan meningkat, dan akhirnya output perekonomian pun tumbuh pesat.

Fenomena tersebut juga terjadi pada sebagian kalangan mahasiswa di Kota Bandung khususnya mahasiswa FPEB UPI Bandung, dimana mereka berusaha menjadi trendsetter dalam berpakaian, gaya hidup, pergi ke tempat-tempat perbelanjaan, nonton dengan teman-teman sepergaulannya, dan lain-lain. Hal tersebut didukung oleh kondisi kota Bandung sebagai salah satu kota besar di Indonesia yang padat dengan pusat-pusat perbelanjaan, factory outlet, café, mall-mall yang berdiri dengan megah sebagai simbol pergaulan bagi remaja di kota Bandung (Iis Aisyah: 2010). Dari hal tersebut membuat sebagian kalangan mahasiswa tidak menyisihkan uang nya untuk menabung, melainkan lebih banyak mengeluarkan uang nya untuk berkonsumsi.


(14)

Menabung merupakan hal yang penting namun dalam kenyataannya kegiatan menabung masih terlihat kurang di kalangan mahasiswa, terlihat dari Tabel 1.3. Pada Tabel 1.3, dapat dilihat bahwa pengeluaran mahasiswa FPEB UPI untuk kebutuhan yang sifatnya kesenangan (membeli pulsa, nonton di bioskop, membeli baju/ shopping) lebih tinggi nilainya dibandingkan dengan pengeluaran mahasiswa untuk tabungan dan kebutuhan pendidikan (membeli buku, alat tulis, dll). Misalnya saja di program studi pendidikan ekonomi, rata-rata prosentase pengeluaran untuk kesenangan yaitu sebesar 35,94% (pulsa sebesar 6,48%, nonton di bioskop sebesar 4,92%, beli baju/ shopping sebesar 24,54%) sedangkan untuk kebutuhan pendidikan yaitu sebesar 12,33%, untuk kebutuhan kesehatan sebesar 2,60%. Begitu pula dengan tabungan yang rata-rata hanya 6,93%. Hal tersebut juga terjadi pada kalangan mahasiswa di program studi pendidikan manajemen bisnis, program studi pendidikan manajemen perkantoran, dan program studi pendidikan akuntansi.

Tabel 1.3

Alokasi Pengeluaran Mahasiswa FPEB UPI dalam Satu Bulan

ALOKASI PENGELUARAN BERDASARKAN JENIS KEBUTUHAN PENDIDIKAN EKONOMI PENDIDIKAN MANAJEMEN BISNIS PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN PENDIDIKAN AKUNTANSI KOS (%) TDK KOS (%) KOS (%) TDK KOS (%) KOS (%) TDK KOS (%) KOS (%) TDK KOS (%) KEBUTUHAN

PRIMER 53,98 30,41 53,45 46,27 55,13 35,20 51,28 56,63

KEBUTUHAN

KESENANGAN 30,83 41,05 35,94 24,72 31,39 28,06 19,36 30,40

Pulsa 7,04 5,91 7,24 7,00 9,11 7,20 5,25 6,86

Nonton di bioskop 2,74 7,09 0,78 1,25 1,14 3,20 7,33 6,71

Beli baju/ shoping 21,04 28,04 16,70 23,14 9,11 20,00 20,39 14,90

KEBUTUHAN

PENDIDIKAN 8,78 15,88 15,59 11,71 11,39 4,80 6,59 5,96

KEBUTUHAN

KESEHATAN 1,83 3,38 4,01 4,38 3,42 8,00 4,27 1,49

TABUNGAN 4,57 9,29 2,23 6,25 10,71 21,60 4,88 7,45


(15)

Sumber: Angket Pra Penelitian, data diolah

Tabungan pun dapat dilihat berdasarkan karakteristik mahasiswa yang kos atau tidak kos. Pada umumnya, mahasiswa yang tinggal dirumah orang tua ataupun yang berstatus anak kos dalam pengeluaran untuk kebutuhan yang sifatnya kesenangan lebih tinggi di bandingkan dengan tabungan ataupun kebutuhan pendidikan. Tetapi, disini terlihat ada hal yang menarik bahwa rata-rata pengeluaran untuk kesenangan dibandingkan dengan tabungan mahasiswa FPEB UPI yang kos lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa yang tinggal dirumah orang tuanya. Contohnya saja pada mahasiswa jurusan pendidikan manajemen perkantoran, bagi mahasiswa yang berstatus anak kos kebutuhan untuk kesenangannya yaitu sebesar 31,39% sedangkan bagi mahasiswa yang tidak kos yaitu hanya sebesar 28,06%. Dan tabungan pada mahasiswa jurusan pendidikan manajemen perkantoran yang berstatus anak kos hanya sebesar 10,71% sedangkan bagi mahasiswa yang tidak kos yaitu sebesar 21,60%. Hal ini pun terjadi pada mahasiswa jurusan pendidikan manajemen bisnis, dimana kebutuhan untuk kesenangan bagi mahasiswa yang berstatus anak kos yaitu sebesar 35,94% sedangkan bagi mahasiswa yang tidak kos hanya sebesar 24,72%. Dan tabungan pada mahasiswa jurusan pendidikan manajemen bisnis yang berstatus anak kos hanya sebesar 2,23% sedangkan pada mahasiswa yang tidak kos yaitu sebesar 6,25%. Namun, hal tersebut berbanding terbalik dengan jurusan lainnya, mahasiswa jurusan pendidikan ekonomi misalnya, kebutuhan untuk kesenangan bagi mahasiswa yang berstatus anak kos hanya sebesar 30,83% sedangkan bagi mahasiswa yang tidak kos yaitu sebesar 41,05%. Dan tabungan pada mahasiswa jurusan pendidikan ekonomi yang berstatus anak kos hanya sebesar 4,57% sedangkan pada mahasiswa yang tidak kos yaitu sebesar 9,29%. Pada mahasiswa jurusan pendidikan akuntansi pun terjadi seperti halnya pada mahasiswa jurusan pendidikan ekonomi.

Berdasarkan fakta dan argumen diatas, penulis tertarik untuk meneliti masalah yang terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku


(16)

menabung, mengingat menabung itu sangatlah penting namun bermasalah khususnya ditataran mahasiswa.

Judul penelitian yang akan penulis angkat adalah “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MENABUNG” (Studi pada Kalangan Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia).”

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh sikap perilaku menabung terhadap niat perilaku menabung?

2. Bagaimana pengaruh norma subjektif terhadap niat perilaku menabung? 3. Bagaimana pengaruh sikap perilaku menabung terhadap perilaku

menabung?

4. Bagaimana pengaruh norma subjektif terhadap perilaku menabung?

5. Bagaimana pengaruh niat perilaku menabung terhadap perilaku menabung?

1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1.3.1. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh sikap perilaku menabung terhadap niat perilaku menabung.

2. Untuk mengetahui pengaruh norma subjektif terhadap niat perilaku menabung.

3. Untuk mengetahui pengaruh sikap perilaku menabung terhadap perilaku menabung.

4. Untuk mengetahui pengaruh norma subjektif terhadap perilaku menabung.

5. Untuk mengetahui pengaruh niat perilaku menabung terhadap perilaku menabung.


(17)

1.3.2. Kegunaan Penelitian 1.3.2.1.Kegunaan Teoritis

1. Untuk memberikan informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku menaung mahasiswa berdasarkan Theory of Reasoned Action(TRA).

2. Penelitian ini dikaji berdasarkan teori perilaku yaitu Theory of Reasoned Action (TRA) untuk memahami fenomena perilaku menabung. Dengan demikian, penelitian ini berimplikasi pada teori yang mendukung daya prediksi teori tersebut dalam menjelaskan fenomena perilaku menabung.

1.3.2.2.Kegunaan Praktis

1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan bagi pihak-pihak yang berkepentingan di dunia pendidikan dan ekonomi Negara dalam rangka meningkatkan perilaku menabung.

2. hasil penelitian ini juga dapat dijadikan dasar bagi para ahli untuk menggunakan Theory of Reasoned Action (TRA) untuk suatu penelitian dalam memahami pengaruh sikap, norma subjektif dan niat terhadap fenomena perilaku tertentu.


(18)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Objek dan Subjek Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 161), “variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian”. Dalam penelitian ini

terdiri dari variabel endogen, variabel eksogen dan variabel antara (intervening). Dimana perilaku menabung sebagai variabel endogen, sedangkan sikapdan norma subjektifsebagai variabel eksogen serta niat merupakan variabel antara (intervening). Keempat variabel tersebut merupakan objek dari penelitian ini. Adapaun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa FPEB UPI Bandung.

3.2 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode verifikasi (analisis), yaitu untuk menguji seberapa jauh tujuan yang sudah digariskan itu tercapai atau sesuai atau cocok dengan harapan atau teori yang sudah baku (Sudjana, 2005: 16). Tujuan dari penelitian verifikasi adalah untuk menguji teori-teori yang sudah ada guna menciptakan pengetahuan-pengetahuan baru atau bahkan menyusun teori baru.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi menurut Riduwan (2010: 38) adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian atau populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa FPEB UPI Bandung. Populasi dalam penelitian ini adalah terdiri dari 6 prodi (program studi) yang terdiri dari 4 program studi pendidikan dan 2 program studi non-pendidikan.


(19)

Dalam penelitian ini yang menjadi sub sampel yaitu mahasiswa FPEB UPI Bandung yang terdiri dari 4 program studi pendidikan, diantaranya; Program Studi Pendidikan Ekonomi, Program Studi Pendidikan Akuntansi, Program Studi Pendidikan Manajemen Bisnis, dan Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran.Jumlah mahasiswa yang terdaftar di masing-masing program studi ditunjukkan pada Tabel 3.1

Tabel 3.1

Jumlah Mahasiswa yang Terdaftar di Masing-masing Program Studi

PROGRAM STUDI JUMLAH MAHASISWA

Pendidikan Ekonomi 549 Orang

Pendidikan Akuntansi 542 Orang

Pendidikan Manajemen Bisnis 492 Orang

Pendidikan Manajemen Perkantoran 537 Orang

JUMLAH 2120 Orang

Sumber:Bagian Akademik FPEB UPI; SIAK UPI.

3.3.2 Sampel

Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 131), “sampel adalah sebagian atau

wakil populasi yang diteliti”.Berkaitan dengan teknik pengambilan sampel, Suharsimi Arikunto (Riduwan, 2010: 64) mengemukakan bahwa untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjek kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subjeknya besar, dapat diambil antara 10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih.

Memperhatikan pernyataan di atas, karena jumlah populasi lebih dari 100 orang, maka penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel acak (random sampling). Sedangkan teknik pengambilan sampel menggunakan rumus dari Taro Yamane (Riduwan, 2010: 65) sebagai berikut:


(20)

N = Jumlah populasi

d2= Presisi yang ditetapkan (0,01)

Dengan menggunakan rumus tersebut, didapat sampel mahasiswa sebagai berikut:

Dari perhitungan tersebut, maka ukuran sampel penelitian minimal dalam penelitian ini adalah 96 orang. Dengan beberapa pertimbangan peneliti mengambil sampel sebanyak 100 orang.

Selanjutnya sampel tersebut dibagi secara proporsional random sampling untuk setiap Program Studi di FPEB UPI Bandung dengan menggunakan rumusan alokasi proporsional dari Sugiyono (Riduwan, 2010: 66).

(Riduwan, 2010: 66) Dimana:

N = Jumlah populasi seluruhnya. Ni = Jumlah populasi menurut stratum. ni= Jumlah sampel menurut stratum. n = Jumlah sampel seluruhnya.

Dalam penarikan sampel mahasiswa dilakukan secara proporsional, yang dapat dilihat pada Tabel 3.2.


(21)

Tabel 3.2

Sampel Mahasiswa FPEB UPI Bandung

No. Program Studi Jumlah

Mahasiswa Sampel Mahasiswa

1. Pendidikan Ekonomi 549

= 26

2. Pendidikan Akuntansi 542

= 26

3. Pendidikan Manajemen Bisnis 492

= 23

4. Pendidikan Manajemen Perkantoran

537

= 25

Jumlah 2120 100

Sumber: Bagian Akademik FPEB UPI; SIAK UPI; data diolah

3.4 Operasional Variabel

Untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini terlebih dahulu setiap variabel didefinisikan, kemudian dijabarkan melalui operasional variabel. Hal ini dilakukan agar setiap variabel dan indikator penelitian dapat diketahui skala pengukurannya secara jelas. Operasional variabel merupakan penjabaran konsep-konsep yang akan diteliti, sehingga dapat dijadikan pedoman guna menghindari kesalahpahaman dalam menginterpretasikan permasalahan yang diajukan dalam penelitian. Operasional variabel pada penelitian ini dijelaskan pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3

Operasionalisasi Variabel

Konsep Variabel Definisi Operasional Variabel/ Indikator

Skala Sumber Data

Kecenderungan untuk

mengevaluasi dengan beberapa derajat suka (favor) atau tidak suka (disfavor), yang ditunjukkan dalam respon kognitif, afektif dan tingkah laku

Sikap (X1) Sikap terhadap perilaku menabung: a. Komponen Kognitif: - Pengetahuan tentang tabungan/ menabung. - Keyakinan manfaat menabung.

Interval 1. Pengetahuan responden tentang tujuan menabung. 2. Pengetahuan responden tentang manfaat menabung. 3. Keyakinan


(22)

terhadap suatu objek, situasi, institusi, konsep atau orang/ sekelompok orang.(Saifuddin Azwar: 1995)

b. Komponen afektif: - Perasaan pada

saat menabung. c. Komponen

konatif:

- Kesediaan untuk bertindak/ menabung. responden bahwa menabung itu bermanfaat. 4. Ketertarikan responden untuk menabung. 5. Perasaan responden pada saat menabung. 6. Kesediaan responden untuk menabung. Persepsi seseorang atas tekanan sosial yang diletakkan padanya untuk berperilaku atau tidak berperilaku. (Helmi Yosepa: 2008) Norma Subjektif (X2) Kekuatan dari kepercayaan normatif: a. Keyakinan normatif: - Keyakinan terhadap perilaku menabung terhadap opini yang relevan. - Pengaruh teman

sejawat - Pengaruh keluarga. b. Motivasi - Motivasi menabung mengikuti opini yang diyakini. - Pengaruh teman

sejawat. - Pengaruh

keluarga.

Interval 1. Keyakinan responden untuk menabung yang di dukung dari peran keluarga. 2. Keyakinan responden untuk menabung yang di dukung dari teman. 3. Keyakinan responden untuk menabung yang di dukung dari dosen. 4. Keyakinan responden untuk menabung yang di dukung dari orang-orang


(23)

yang dianggap penting. Besarnya keinginan seseorang untuk mencoba, besarnya usaha mereka untuk merencanakan, sehingga dapat menampilkan suatu tingkah laku. (Helmi Yosepa: 2008) Niat (Y1) Niat/ keinginan terhadap perilaku menabung

Interval Sejauh mana responden berniat atau berkeinginan untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku menabung. Perilaku menabung yang merupakan tindakan nyata yang dipengaruhi faktor-faktor kejiwaan dan faktor lain yang mengarahkan mereka untuk menyisihkan pendapatannya untuk menabung.(Aisya Wardani: 2013) Perilaku Menabung (Y2) Frekuensi menabung: a. Sering menabung. b.Jarang menabung.

Interval 1. Jawaban responden dinyatakan sering menabung apabila menabung lebih dari 2 (dua) kali dalam sebulan. 2. Jawaban responden dinyatakan jarang menabung apabila menabung kurang dari 2 (dua) kali dalam sebulan.

3.5 Jenis dan Sumber Data

3.5.1 Jenis Data

Pada suatu penelitian, jenis data akan sangat menentukan penelitian teknik analisis data yang digunakan. Hal tersebut dimaksudkan supaya penelitian yang


(24)

dilakukan memperoleh hasil yang tepat. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Data primer yang diperoleh dari mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi, Program Studi Pendidikan Akuntansi, Program Studi Pendidikan Manajemen Bisnis, dan Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran. 2. Data sekunder diperoleh dari kantor Akademik FPEB UPI Bandung, Badan

Pusat Statistik (BPS) dan internet.

3.5.2 Sumber Data

Sumber data dalam suatu penelitian merupakan subjek dari mana data tersebut diperoleh (Suharsimi Arikunto, 1996: 114). Adapun sumber data dalam penelitian ini yaitu sumber data primer yang diperoleh melalui penyebaran angket kepada mahasiswaFPEB UPI Bandung, dan yang menjadi sampel dalam penelitian dengan alat pengumpulan data berupa kuesioner. Menurut Suharsimi

“kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan pribadinya atau hal-hal

yang ia ketahui”. Sedangkan sumber data sekunder diperoleh dari dokumen lain seperti data dari BPS (Badan Pusat Statistik), Kantor Akademik FPEB UPI Bandung, referensi studi pustaka, artikel, jurnal, dan internet.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dengan teknik tertentu sangat diperlukan dalam analisis anggapan dasar dan hipotesis karena teknik-teknik tersebut dapat menentukan lancar tidaknya suatu proses penelitian. Pengumpulan data diperlukan untuk menguji anggapan dasar dan hipotesis. untuk mendapatkan data yang diperlukan maka teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah:

1) Angket, yaitu pengumpulan data melalui penyebaran seperangkat pertanyaan maupun pernyataan tertulis kepada responden yang menjadi anggota sampel dalam penelitian. Angket yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala likert. Skala likert yaitu suatu skala yang terdiri dari sejumlah


(25)

pertanyaan atau pernyataan yang semuanya menunjukkan sikap terhadap objek yang akan diukur.

2) Studi dokumentasi, yaitu studi yang digunakan untuk mencari dan memperoleh hal-hal yang berupa catatan-catatan, laporan-laporan serta dokumen-dokumen yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

3) Studi literature, yaitu teknik pengumpulan data dengan memperoleh data dari buku, laporan ilmiah, media cetak dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

3.7 Instrumen Penelitian

Dalam suatu penelitian alat pengumpul data atau instrument penelitian akan menentukan data yang dikumpulkan dan menentukan kualitas penelitian. Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tentang sikap, norma subjektif, niat dan perilaku menabung.

Skala yang digunakan dalam instrument penelitian ini adalah skala likert. Dengan menggunakan skala likert, setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk pernyataan positif dan negatif. Namun, karena dalam penelitian ini meneliti tentang masalah perilaku menabung yang berarti perilaku yang positif maka dibuat pernytaan-pernyataan positif dengan ketentuan skala jawaban sebagai berikut:

Sangat Setuju : 4

Setuju : 3

Entahlah : 2

Tidak Setuju : 1

Sangat Tidak Setuju : 0

Dikarenakan dalam penelitian ini peneliti membuat juga pernyataan-pernyataan negatif, maka ketentuan skala jawaban sebagai berikut:


(26)

Tidak Setuju : 3

Entahlah : 2

Setuju : 1

Sangat Setuju : 0

Adapun langkah-langkah penyusunan angket adalah sebagai berikut:

1) Menentukan tujuan pembuatan angket yaitu untuk mengetahui pengaruh sikap, norma subjektif dan niat masyarakat terhadap perilaku menabung.

2) Menjadikan objek yang menjadi responden yaitu para mahasiswa FPEB UPI Bandung.

3) Menyusun pertanyaan dan pernyataan yang harus dijawab oleh responden. 4) Memperbanyak angket.

5) Menyebarkan angket.

6) Mengelola dan menganalisis hasil angket.

3.7.1 Analisis Instrumen Penelitian

Analisis instrumen penelitian digunakan untuk menguji apakah instrumen penelitian ini memenuhi syarat-syarat alat ukur yang baik atau tidak sesuai dengan standar metode penelitian.

Oleh karena pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen yang berupa kuesioner, maka dilakukan uji validitas dan reliabilitas atas instrumen penelitian ini.

3.7.1.1 Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur (Riduwan, 2008: 216). Alat ukur yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Untuk menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari harga korelasi antara bagian-bagian antara alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir. Untuk menghitung validitas alat ukur digunakan rumusProduct Moment.


(27)

∑ ∑ ∑

√{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ }

(Riduwan, 2010: 110) Dimana:

r hitung = koefisien korelasi n = jumlah responden

∑ X = jumlah skor tiap item

∑ Y = jumlah skor total (seluruh item)

Selanjutnya dihitung dengan Uji-t dengan rumus:

(Riduwan, 2008: 217) Dimana:

t = nilai t hitung

r = koefisien korelasi hasil r hitung n = jumlah responden

Dengan menggunakan taraf signifikan α = 0,05 koefisien korelasi yang

diperoleh dari hasil perhitungan dibandingkan dengan nilai dari tabel korelasi nilai r dengan derajat kebebasan (n-2), dimana n menyatakan jumlah banyaknya responden.

Jika r hitung> r 0,05 dikatakan valid, sebaliknya jika r hitung≤ r 0,05 tidak valid. 3.7.1.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan (keterandalan atau keajegan) alat pengumpul data (instrumen) yang digunakan (Riduwan, 2008: 220). Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan rumus alpha.

Langkah-langkah mencari nilai reliabilitas dengan metode Alpha adalah sebagai berikut (Riduwan, 2008: 221).


(28)

Dimana:

Si = varians skor tiap-tiap item

∑Xi2 = jumlah kuadrat item Xi

(∑Xi)2 = jumlah item Xi dikuadratkan N = jumlah responden

2) Menjumlahkan varians semua item dengan rumus:

Dimana:

∑Si = jumlah varians semua item S1, S2, S3…Sn = varians item ke 1,2,3….n 3) Mencari varians total dengan rumus:

∑ ∑

Dimana:

St = varians total

∑Xt2 = jumlah kuadrat X total

(∑Xt)2 = jumlah X total dikuadratkan N = jumlah responden

4) Masukan nilai alpha dengan rumus

[ ] [ ∑ ]

Dimana:

r11 = nilai reliabilitas

k = jumlah item

∑Si = jumlah variansskor tiap-tiap item St = varians total


(29)

Kriteria pengujiannya adalah jika r hitung lebih besar dari r tabel dengan taraf signifikansi pada α = 0,05, maka instrumen tersebut adalah reliabel, sebaliknya jika r hitung lebih kecil dari r tabel maka instrumen tidak reliabel.

Untuk mengetahui koefisien korelasinya signifikan atau tidak digunakan

distribusi (tabel r) untuk α = 0,05 atauα = 0,01 dengan derajat kebebasan (dk = n-2). Kemudian membuat keputusan membandingkan r11 dengan r tabel. Adapun kaidah keputusan: jika r11> r tabel berarti reliable dan r11< r tabel berarti tidak reliable.

3.8 Rancangan Analisis Data

Langkah selanjutnya dalam penelitian ini adalah menganalisis data dan melakukan anlisis hipotesis. Semua data yang terkumpul dianalisis dengan prosedur analisis data yang terdapat pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1

Prosedur Analisis Data Penelitian Perilaku Menabung

Uji Validitas

Uji Reliabilitas

Uji Persyaratan Analysis Path

Pengujian Hipotesis

Uji Kesesuaian Model


(30)

3.9 Rancangan Uji Hipotesis

Karena masalah yang diuji dalam penelitian ini merupakan jaringan variabel yang mempunyai hubungan antar variabel dan tujuan utama dalam penelitian ini adalah eksplanasi hubungan kausal antar variabel (struktural theory), maka analisis jalur (analysis path) tepat digunakan dalam penelitian ini.

Analisis jalur (analysis path) atau sering juga disebut the causal models for directly observed variabels (Kusnendi, 2008: 146) diperkenalkan pertama kali oleh Sewall Wright pada tahun 1920-an (Kusnendi, 2008: 146). Meskipun analisis jalur telah cukup lama dikembangkan, tetapi baru dikenal secara luas dalam penelitian ilmu-ilmu sosial dan perilaku terutama setelah sosiolog Otis. D Duncan pada tahun 1966 memperkenalkannya ke dalam literature sosiologi lewat

tulisannya “Analisis Jalur: Sosiological Examples” yang dimuat dalam American Journal of Sosiology.

Berikut dikemukakan pendapat para pakar statistik dan peneliti sebagai berikut:

Pola hubungan yang bagaimana yang ingin kita ungkapkan, apabila pola hubungan yang bias digunakan untuk meramalkan/ menduga nilai sebuah variabel respon Y atas dasar nilai tertentu beberapa variabel prediktor X1, X2,…., Xk atau pola hubungan yang mengisyaratkan besarnya pengaruh variabel penyebab X1, X2,…., Xk pola hubungan yang sesuai adalah pola hubungan yang mengikuti model regresi, sedangkan untuk tujuan sebab akibat pola yang tepat adalah model struktural. Secara matematik analisis jalur mengikuti pola model struktural. (Kusnendi: 2008, 146).

Joreskog dan Sorbom (Kusnendi, 2008: 147) mengemukakan bahwa:

Path Analysis, due to Wright (1934), is a technique to assess the direct causal contribution of one variable ti another in a nonexperimental situation. The problem in general, is that of estimating the coefficientsof a set of linear struktural equations representing the causes and effect relationship hypothesized by investigator.

Meskipun model regresi dan model analisis jalur sama-sama merupakan analisis regresi, tetapi penggunaan kedua model tersebut berbeda. Model regresi digunakan untuk memprediksi, baik secara individual maupun rata-rata nilai variabel dependen Y atas dasar nilai tertentu dari variabel independen Xk. Model


(31)

analisis jalur seperti dijelaskan para pakar di atas, model analis jalur yang dianalisis adalah hubungan sebab akibat dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung (direct effect), dan tidak langsung (indirect effect) seperangkat variabel penyebab terhadap variabel akibat.

Tabel 3.4

Karakteristik Analisis Jalur

Peninjauan Deskripsi

 Tujuan Menganalisis hubungan kausal antarvariabel

dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung.

 Terminologi untuk variabel yang dimiliki

Variabel penyebab disebut variabel eksogen dan variabel akibat disebut variabel endogen.

 Masalah penelitian 1. Bagaimana pengaruh variabel penyebab X1,

X2, …, Xk terhadap variabel akibat Y1? 2. Berapa besar pengaruh langsung, tidak

langsung, total maupun pengaruh besaran variabel penyebab X1, X2, …., Xk terhadap variabel akibat Y1?

 Skala pengukuran variabel utama

Sekurang-kurangnya interval  Persamaan yang dianalisis Persamaan regresi multiple:

Y1 = F (X1, X2,…., Xk, e1) Yi = F (X1, X2,…., Xk, e1)

 Asumsi 1. Hubungan antar variabel linier.

2. Antarvariabel penyebab tidak dapat problem multikolinieritas. Artinya, matriks kovariansi/ korelasi yang dihasilkan data sampel adalah matriks positive definite. 3. Model yang hendak diuji dibangun atas

dasar teori yang kuat dan hasil penelitian yang relevan, sehingga secara teoritis model yang diuji tidak diperdebatkan lagi. 4. Variabel yang diteliti diasumsikan dapat

diobservasi langsung, karena itu model pengukuran variabel dapat memenuhi kriteria congenric measurement model.

Sumber: Kusnendi, (2008: 148)

Memperhatikan karakteristik yang dimiliki analisis jalur pada Tabel 3.4, dapat disimpulkan bahwa analisis jalur adalah metode analisis data multivariat


(32)

dependensi yang digunakan untuk menguji hipotesis hubungan asimetris yang dibangun atas dasar kajian teori tertentu, dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung seperangkat variabel penyebab terhadap variabel akibat yang dapat diobservasi secara langsung.

Bentuk umum yang digunakan untuk menyatakan pengaruh langsung dan tidak langsung antara variabel dalam penelitian ini adalah dapat dilihat pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5

Dekomposisi Pengaruh Antarvariabel Model Analisis Jalur

Pengaruh Antar Variabel

Langsung (DE)

Pengaruh

Tidak langsung (IE) Melalui

Total (TE) = (DE +

IE) Y1 Y2 Y1 dan Y2

Y1← X1 ρ11 - - - ρ11

Y1← X2 ρ12 - - - ρ12

Y2← X1 ρ21 (ρ11) (ρ21y) - - ρ21 + (ρ11) (ρ21y)

Y2← X2 ρ22 (ρ12) (ρ21y) - - ρ22+ (ρ12) (ρ21y)

Y2← Y1 ρ21y - - - ρ21y

Sumber: Kusnendi, (2008: 150)

3.9.1Analisis Persyaratan Analisis Jalur

3.9.1.1Uji Normalitas

Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan One-Sample Kolmogorov-Smirnov melalui software SPSS 21. Apabila nilai signifikansi lebih besar dari nilai 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Sebaliknya, jika signifikansi lebih kecil dari nilai 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data tidak berdistribusi normal. Untuk menguji distribusi normalitas data, selain diuji denganKolmogorov Smirnov, penulis juga menggunakan analisa kurva dengan kriteria, jika plot titik-titik pengamatan berada pada sekitar garis lurus maka kecenderungan data berdistribusi normal.


(33)

3.9.1.2 Uji Linieritas

Untuk mengujinya dapat dilihat pada gambar diagram pencar (scatter diagram) dengan kriteria bahwa apabila plot titik-titik mengikuti pola tertentu berarti linier dan sebaliknya.

3.9.1.3 Uji Multikolinieritas

Dari asumsi yang disyaratkan dalam analisis jalur, satu asumsi yang secara empiris tidak dapat dilanggar, yaitu asumsi multikolinieritas. Multikolinieritas

menunjukkan: “the existence of perfect or exact, linier relationship among some or explanatory variabels of a regression model” (Kusnendi, 2008: 51). Jadi, multikolinieritas menunjukkan kondisi dimana antar variabel penyebab terdapat hubungan linier yang sempurna, eksak, perfectly predicted atau singularity(Kusnendi, 2008: 51).

Dalam pnelitian ini, untuk mengetahui ada atau tidaknya masalah multikolinieritas digunakan bantuan SPSS 21 dengan ketentuan apabila diperoleh nilai variance inflation factor (VIF) ketiga variabel independen lebih kecil dari 10. Sehingga hal tersebut mengeindikasi dalam data sampel tidak terdapat masalah multikolinieritas dan dapat disimpulkan dari data sampel layak digunakan dalam analisis data selanjutnya.

3.9.2 Tahap Analisis Jalur dan Uji Hipotesis

Secara manual, statistik analisis jalur dihitung dengan basis data matriks korelasi. Prosedurnya dijelaskan sebagai berikut (Kusnendi, 2008: 154):

1. Rumuskan model yang akan diuji dalam sebuah diagram jalur lengkap sehingga jelas variabel eksogen dan endogennya, baik sebagai variabel antara dan atau sebagai variabel dependen.


(34)

Gambar 3.2

Diagram Jalur Lengkap Penelitian Perilaku Menabung Dimana:

X1 = sikap

X2 = norma subjektif Y1 = niat

Y2 = perilaku menabung

e = error variabel (kesalahan penafsiran variabel)

Berdasarkan diagram jalur lengkap dapat diidentifikasi dua model yang akan dikonfirmasikan dengan data sebagai berikut:

Model niat (Y1) : ρy1x1X1+ ρy1x2X2 + e1

Model perilaku menabung (Y2) : ρy2x1X1+ ρy2x2X2 + ρy2y1Y1 + e2 Berdasarkan model hipotesis yang diajukan, maka dibuatlah sub struktur yang tujuannya untuk menjelaskan dan mempermudah perhitungan sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 3.3 dan Gambar 3.4.

X1

X2 Y1

Y2

rx1x2

ρy1x2

ρy2x2

ρy2y1

ρy1x1

ρy2x1

ɛ1


(35)

Sub Struktur – 1 (Model Niat Perilaku Menabung)

Gambar 3.3

Sub Struktur – 1 Hubungan Kausal X1 dan X2 terhadap Y1 Keterangan:

Variabel endogen (Y1) Variabel eksogen (X1dan X2)

Persamaan struktur Y1 = ρy1x1X1+ ρy1x2X2 + e1

Sub Struktur – 2

Gambar 3.4

Sub Struktur – 2 Hubungan Kausal X1, X2 dan Y1 terhadap Y2 Keterangan:

Variabel endogen (Y2)

Variabel eksogen (X , X dan Y )

X1

X2

Y1

Y2 ρ1Y1X1

e1 r12

ρ1X2

X1

X2

Y1

Y2 ρY2X1

e2

r12 ρY2X2


(36)

Persamaan struktur Y2= ρy2x1X1+ ρy2x2X2 + ρy2y1Y1 + e2 2. Hitung koefisien korelasi antarvariabel penelitian dengan rumus:

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

Nyatakan koefisien korelasi antarvariabel penelitian tersebut dalam sebuah matriks korelasi (R) sebagai berikut:

[

]

3. Hitung determinan matriks korelasi R antarvariabel penyebab untuk menentukan ada tidaknya masalah multikolinieritas dalam data sampel. 4. Identifikasi model atau substruktur yang akan dihitung koefisien jalurnya

dan rumuskan persamaan strukturalnya sehingga jelas variabel apa yang diberlakukan sebagai variabel penyebab dan variabel apa yang dilakukan sebagai variabel akibat.

5. Identifikasi matriks korelasi antarvariabel penyebab yang sesuai dengan sub-sub struktur atau model yang akan diuji.

6. Hitung matriks invers korelasi antarvariabel penyebab untuk setiap model yang akan diuji dengan rumus:

| |

7. Hitung semua koefisien jalur yang ada dalam model yang akan diuji dengan rumus:

dimana ρYiXkmenunjukkan koefisien jalur, Ri-1 adalah matriks invers korelasi antarvariabel eksogen dalam model yang dianalisis, rYiXk adalah


(37)

koefisien korelasi antara variabel eksogen dan endogen dalam model yang dianalisis.

8. Hitung koefisien determinan R2YiXi dan koefisien jalur error variabels

(ρei) melalui rumus:

∑ dan

Rumus diatas menunjukkan besarnya pengaruh bersama atau serempak seperangkat variabel penyebab terhadap satu variabel akibat yang terdapat dalam model struktural yang dianalisis. Koefisien R2 berkisar antara 0 sampai 1.

Berdasarkan koefisien determinasi selanjutnya dapat diidentifikasi besaran koefisien jalur ei (ρei) sebagaimana dinyatakan dalam rumus diatas. Koefisien jalur tersebut mewakili estimasi atau taksiran pengaruh variabel lain (error variabels) yang tidak diobservasi atau tidak dijelaskan model. Semakin tinggi koefisien R2, semakin rendah error variabels dan karena itu dikatakan semakin efektif model dalam menjelaskan fenomena yang diteliti.

9. Uji kebermaknaan koefisien determinasi dengan statistik uji F sebagai berikut:

Dimana k menunjukkan banyak variabel penyebab dalam model yang dianalisis, dan n menunjukkan ukuran sampel. Hipotesis statistikanya dirumuskan sebagai berikut:

H0: ρyix1= ρyix2= … = ρyixk = 0 : Yi tidak dipengaruhi X1, X2,…, Xk H1: ρyix1= ρyix2= … = ρyixk≠ 0 : sekurang-kurangnyaYidipengaruhi oleh

salah satu variabel X1, X2,…, Xk Kriteria pengujian adalah, hipotesis nol ditolak jika statistik F – hitung mampu memberikan nilai P (probabilitas) lebih besar atau sama dengan


(38)

biasa menetapkan α sebesar 0,05) atau jika statistik F – hitung lebih besar atau sama dengan F-tabel pada tingkat kesalahan (α) dan derajat kebebasan (k dan n-k-1). Dalam hal lainnya, hipotesis nol tidak dapat ditolak adalah variasi yang terjadi pada variabel akibat Yi sekurang-kurangnya dipengaruhi salah satu penyebab X1, X2,…, Xj, untuk mengetahui variabel penyebab Xj apa yang mempengaruhi Yi? Jawabannya diperoleh dari hasil pengujian individual.

10.Lakukan pengujian individual terhadap koefisien jalur yang diperoleh dengan statistik uji t sebagai berikut:

Dimana ρYiXk menunjukkan koefisien jalur antara variabel eksogen terhadap variabel endogen yang terdapat dalam model yang dianalisis, SE menunjukkan standard error koefisien jalur yang diperoleh untuk model yang dianalisis, n adalah ukuran sampel, k adalah banyak variabel penyebab dalam model yang dianalisis, dan Ckkmenunjukkan elemen matriks invers korelasi variabel penyebab untuk model yang dianalisis. Hipotesis statistik pengujian individual dirumuskan sebagai berikut:

H0: ρyixk = 0 : Secara individual xk tidak berpengaruh terhadap yi. H1: ρyix1 > 0 : Secara individual xk berpengaruh positif terhadap yi.

Kriteria pengujian adalah hipotesis nol ditolak jika statistik t lebih besar

atau sama dengan statistik tabel pada tingkat kesalahan (α) dan derajat

kebebasan tertentu. Dengan kata lain hipotesis nol ditolak jika statistik t mampu memberikan nilai P-hitung lebih kecil atau sama dengan tingkat

kesalahan (α) yang dapat ditolerir. Dan lainnya, hipotesis nol tidak dapat ditolak. Jika dari hasil pengujian individual diperoleh informasi ada koefisien jalur tidak signifikan maka model perlu diperbaiki. Perbaikan model dilakukan melalui trimming. Menurut Heise, 1969 (Kusnendi, 2008:


(39)

156), ada dua cara yang dapat ditempuh dalam melakukan trimming, yaitu sebagai berikut:

1. Melepaskan atau mendrop jalur yang secara statistik tidak signifikan. Cara ini ditempuh jika ukuran sampel penelitian relatif kecil.

2. Melepaskan atau mendrop jalur yang secara statistik signifikan. Tetapi menurut para peneliti pengaruhnya dipandang sangat lemah.

Cara kedua ini ditempuh jika ukuran sampel penelitian relatif besar. Apabila terjadi trimming maka estimasi atau perhitungan parameter model diulang. Untuk mengetahui apakah hasil estimasi model yang telah teruji secara individual dapat diberlakukan terhadap populasi atau tidak, jawabannya diperoleh dari hasil uji kesesuaian model (overall model fit). 11.Lakukan pengujian overall model fit dengan statistik Q dan atau W dengan

rumus (Schumacker & Lomax, 1996 dalam Kusnendi, 2008: 156) sebagai berikut:

Dimana menunjukkan koefisien variansi terjelaskan seluruh model, dan M menunjukkan koefisien variansi terjelaskan setelah koefisien jalur yang tidak signifikan dikeluarkan dari model yang diuji. Koefisien dan M dihitung dengan rumus sebagai berikut:

( )( )

Statistik Q berkisar antara 0 dan 1. Jika Q = 1 menunjukkan model yang diuji fit dengan data. Dan jika Q < 1, maka untuk menentukan fit tidaknya model statistik Q perlu diuji dengan statistik W yang dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Dimana n adalah ukuran sampel dan d adalah derajat kebebsan (df) yang ditunjukkan oleh jumlah koefisien jalur yang tidak signifikan.


(40)

12.Menghitung dekomposisi pengaruh antar variabel seperti Tabel 3.5.

13.Lakukan diskusi statistik untuk menjawab masalah penelitian yang diajukan, atau pada tahap ini melakukan interpretasi hasil.


(41)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dari hasil pembahasan tentang pengaruh sikap, norma subjektif terhadap niat perilaku menabung dan pengaruh sikap, norma subjektif dan niat perilaku menabung terhadap perilaku menabung mahasiswa dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Sikap berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat perilaku menabung mahasiswa. Artinya, semakin positif sikap terhadap perilaku menabung yang dimiliki, maka semakin tinggi niat perilaku menabung mahasiswa.

2. Norma subjektif berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat perilaku menabung mahasiswa. Artinya, semakin tinggi norma subjektif, maka semakin tinggi niat perilaku menabung mahasiswa.

3. Sikap berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku menabung. Artinya, semakin positif sikap terhadap perilaku menabung yang dimiliki, maka semakin tinggi perilaku menabung mahasiswa.

4. Norma subjektif berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap perilaku menabung. Artinya, semakin tinggi norma subjektif terhadap perilaku menabung yang dimiliki, maka tidak berpengaruh terhadap perilaku menabung mahasiswa.

5. Niat berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku menabung. Artinya, semakin tinggi niat perilaku menabung yang dimiliki, maka semakin tinggi perilaku menabung mahasiswa.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dan kesimpulan yang diperoleh maka ada beberapa saran yang bisa dilakukan untuk menambah kecenderungan perilaku menabung mahasiswa yaitu:


(42)

1. Memperbaiki sikap untuk berniat menabungdengan memulai membiasakan hidup hemat dengan menyisihkan sebagian uang saku yang dimiliki.

2. Tidak mudah terpengaruh oleh lingkungan sekitar sehingga tidak memiliki niat berkonsumtif namun menabung dengan bergaul dengan orang-orang yang pernah melakukan aktivitas menabung dan mempunyai pengalaman menabung.

3. Memperbaiki sikap dan mulai menanamkan nilai-nilai ekonomi sehingga berperilaku menabung. Hal ini dapat dilakukan dengan membiasakan diri untuk hidup hemat dan sederhana seperti dengan tidak memaksakan diri untuk selalu membeli barang-barang yang bermerek dan sedang trend apabila uang yang dimiliki cukup untuk membeli, menyisihkan penerimaan dari setiap uang saku yang diterima.

4. Memulai untuk percaya diri apapun kondisinya dan mulai untuk bergaul dengan orang-orang yang mempunyai aktivitas positif dan mempunyai pengalaman dalam kegiatan positif seperti misalnya kegiatan menabung, menyisihkan uang saku, hidup hemat dan tidak boros.

5. Mampu mengeksplor diri untuk mempunyai niat perilaku menabung atau hidup hemat dan tidak berlebihan dengan cara membiasakan diri bersikap rasional, tidak mudah terpengaruh saran teman atau orang lain yang ada di lingkungan sekitar serta mampu mengontrol diri untuk hidup hemat. Selain itu memulai untuk mempunyai niat perilaku menabung selalu menyisihkan uang saku yang diterima.


(43)

DAFTAR PUSTAKA

1. Sumber Buku

Ahman, Eeng dan Yana R. (2007). Pengantar Teori Ekonomi Mikro.Bandung:

Laboratorium EKOP UPI.

Arikunto, Suharsimi. (1996). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

__________________. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

edisi revisi. Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar, Saifuddin. (2010). Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya.

Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Gerungan, W.A. (2004). Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama.

Gibson, James L. (1989). Perilaku Organisasi dan Manajemen. Jakarta: Erlangga.

Gunarsa, Singgih. (2009). Psikologi Remaja. Jakarta: Gunung Mulia.

Hamalik, Oemar. (2003). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Kusnendi. (2008). Model-model Persamaan Struktural: Satu dan Multigroup

Sampel dengan Lisrel. Bandung: Alfabeta.

Koswara, E. (1986). Teori-teori Kepribadian. Bandung: Perpustakaan UPI.

Kotler, Philip. (2002). Manajemen Pemasaran di Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Kotler, Philip & Kevin L. Keller. (2007). Manajemen Pemasaran. Jakarta

Indonesia: Indeks.

Krech, D., & Crutchfield, R.S. (1948). Theory and Problems of Social


(44)

Makmun, Abin Syamsuddin, Prof. DR. H, M.A. (2007). Psikologi Kependidikan

Perangkat Suatu Pengajaran Modul Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mankiw, N Gregory. (2003). Teori Makroekonomi Edisi Kelima. Jakarta:

Erlangga.

_________________. (2007). Teori Makroekonomi Edisi Keenam. Jakarta:

Erlangga.

Mangkunegara, Anwar Prabu. (2002). Perilaku Konsumen edisi revisi. Bandung:

Refika.

Mar’at. (1982). Sikap Manusia Perubahan dan Pengukurannya. Indonesia: Ghalia.

Maslow, Abraham H. (1994). Motivasi dan Kepribadian 1 (teori motivasi dengan

pendekatan hierarki kebutuhan manusia). Jakarta: Pustaka Binaman Pressiondo.

Moekijat. (1990). Kamus Manajemen. Bandung: Mandar Maju.

Mowen, John C dan Michael Minor. (2002). Perilaku Konsumen. Jakarta:

Erlangga.

Nazir, Moh. (2000). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Riduwan. (2010). Metode & Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.

Ritongga, MT dan Yoga Firdaus. (2007). Ekonomi untuk SMA kelas X. Jakarta:

Phibeta.

Salim & Salim. (1991). Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta:


(45)

Sarwono, Jonathan. (2007). Analisis Jalur Untuk Riset Bisnis dengan SPSS.

Yogyakarta: C.V Andi Offset.

Sarlito Sarwono &Wirawan. (2002). Teori-teori Psikologi Sosial. Jakarta: Raja

Grafindo Persada.

_______________________. (2002). Psikologi Sosial Individu dan Teori-teori

Psikologi Sosial. Jakarta: Balai Pustaka.

Singarimbun, M. dan Sofyan, E. (1995). Metode Penelitian Survei Edisi Revisi.

Yogyakarta: LP3ES.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta.

Sudjana. (1996). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

_______. (2005). Metode Statistika. Yogyakarta: Tarsito.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian KuantitatifKualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sukima, Iwa. (1981). Dasar-dasar Umum Manajemen Pendidikan. Bandung:

Tarsoto.

Sukirno, Sadono. (2006). Makroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada.

Suryana. (2010). Metodologi Penelitian Model Praktis Penelitian Kuantitatif dan

Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Suryani, Tatik. (2008). Perilaku Konsumen Implikasi Pada Strategi Pemasaran.


(46)

Syam, Nina W. Prof. Dr, M.S. (2011). Psikologi Sebagai Akar Ilmu Komunikasi.

Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Thoha, Miftah. (2012). Perilaku Organisasi: Konsep Dasar dan Aplikasinya.

Jakarta: Rajawali Pers.

Walgito, B. (1982). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Fak Psikologi

UGM.

Widarjono, Agus. (2005). Ekonometrika Teori dan Aplikasi untuk Ekonomi dan

Bisnis. Yogyakarta: EKONISIA FE UII.

Winarno, Wing Wahyu. (2009). Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan

Eviews. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

2. Sumber Jurnal

Ajzen, I. (1991). “The Theory of Planned Behavior. Organizational Behavior and

Human Decision Processes”, 50,179-211.

______, Davis, L. E., Saunders, J., & Williams, T. (2002). “The Decision of African American Students to Complete High School: An Application of The Theory of Planned Behavior. Journal of Educational Psychology”,

94,810-819.

Ju Chen. (2007). “Using The Theory of Planned Behavior to Understand Inservice Kindergarten”. Journal of CollegeTeaching & Learning. 11, (4), 1-6. Siahainenia, Ashwin. (2009). “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku


(47)

Yohanes, Kunto S & Peter Remy P. (2006). “Segmentasi Gaya Hidup pada Mahasiswa Program Studi Pemasaran Universitas Kristen Petra”. 1, (1), 13-21.

3. Sumber Selain Jurnal dan Buku

a. Skripsi, tesis, atau disertasi

Aisyah, Iis. (2010). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Preferensi Konsumen.

Skripsi FPEB UPI: Tidak diterbitkan.

Aromasari, T. (1991). Hubungan Antara Sikap terhadap Tabungan Berhadiah

dengan Minat Menabung Mahasiswa pada Bank di Beberapa Universitas di Yogyakarta. Skripsi Fakultas Psikologi universitas Gajah Mada: Tidak diterbitkan.

Kurniati, Nia. (2008). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Menabung

Seorang Muslim. Tesis FE UI: Tidak diterbitkan.

Muhlis. (2011). Perilaku Menabung di Perbankan Syariah Jawa Tengah.

Disertasi Ilmu Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang: Tidak

diterbitkan.

Nurasyiah, Aas. (2011). Analisis Pengaruh Lingkungan Sosial Ekonomi Terhadap

Perilaku Konsumtif Siswa. Skripsi FPEB UPI: Tidak diterbitkan.

Nuraeni, Erni. (2010). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumtif

Mahasiswa (Dikaji Berdasarkan Teori Perilaku yang Direncanakan dari Icek Ajzen pada Mahasiswa Program Pendidikan Ekonomi dan Koperasi


(48)

Universitas Pendidikan Indonesia). Skripsi Pendidikan Ekonomi dan Koperasi UPI Bandung : Tidak diterbitkan.

Oktoria, Sabrina. (2004). Hubungan Sikap dan Perilaku Memilih Satu Merek:

Komparasi antara Tehory of Planed Behavior dan Theory of Trying. Disertasi Doktor pada Ps UGM Yogyakarta. Tidak diterbitkan.

Rendra, Rissa. (2012). Dinamika Pengambilan Keputusan Menabung pada

Pedagang Kecil di Pasar Gede Surakarta. Tesis Magister pada Ps UGM Yogyakarta: Tidak diterbitkan.

Rismawati, Etri. (2011). Pengaruh Pengetahuan Perkoperasian, Persepsi dan

Motivasi Terhadap Perilaku Berkoperasi Siswa. Skripsi FPEB UPI: Tidak diterbitkan.

Widyan Priaji, Vita. (2011). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Intensi Menabung

di Bank Syariah. Skripsi Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Tidak diterbitkan.

Yosepa, Helmi. (2008). Perbedaan Intensi Melakukan Kecurangan dalam Ujian

Nasional (UN) antara Guru SMA Unggulan dan Non Unggulan. Disertasi Doktor pada FPSI UPI Depok: Tidak diterbitkan.

b. Makalah

Endah, Devi. 2008. Pengaruh Faktor Eksternal Terhadap Keputusan Menabung

pada Bank Central Asia. Malang: Tidak diterbitkan.

Khillah, Fina F & Dr. Zaki B. 2012. Determinat Minat Individu dan Pengaruhnya

Terhadap Perilaku Penggunaan Sistem Informasi Berbasis Teknologi Bank Syariah. Malang: Tidak diterbitkan.


(49)

Permata Sari, Vivi. 2005. Hubungan Kecerdasan Ruhaniah dengan Minat

Menabung di Bank Syariah. Yogyakarta: Tidak diterbitkan.

Wardani, Aisya. 2013. Pengaruh Kepercayaan, Pelayanan, dan Fasilitas Bank

Terhadap Perilaku Menabung. Purworejo: Tidak diterbitkan.

4. Sumber dari internet

Budi. (2012, 11 Desember). Pasca Lebaran Tabungan Masyarakat di Bank Turun.

Okezone [Online]. Tersedia: http://www.economy.okezone.com. [4 Februari 2013]

Angga. (2011, 03 Juli). Tabungan Masyarakat Turun Rp.1724 Triliun Selama

Februari. Tempo [Online]. Tersedia: http://www.tempo.co. [4 Februari

2013]

Saputro. (2013, 01 Januari). Pengaruh Kepribadian Nilai dan Gaya. [Online].


(1)

Makmun, Abin Syamsuddin, Prof. DR. H, M.A. (2007). Psikologi Kependidikan Perangkat Suatu Pengajaran Modul Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mankiw, N Gregory. (2003). Teori Makroekonomi Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.

_________________. (2007). Teori Makroekonomi Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.

Mangkunegara, Anwar Prabu. (2002). Perilaku Konsumen edisi revisi. Bandung: Refika.

Mar’at. (1982). Sikap Manusia Perubahan dan Pengukurannya. Indonesia: Ghalia.

Maslow, Abraham H. (1994). Motivasi dan Kepribadian 1 (teori motivasi dengan pendekatan hierarki kebutuhan manusia). Jakarta: Pustaka Binaman Pressiondo.

Moekijat. (1990). Kamus Manajemen. Bandung: Mandar Maju.

Mowen, John C dan Michael Minor. (2002). Perilaku Konsumen. Jakarta: Erlangga.

Nazir, Moh. (2000). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Riduwan. (2010). Metode & Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.

Ritongga, MT dan Yoga Firdaus. (2007). Ekonomi untuk SMA kelas X. Jakarta: Phibeta.


(2)

Sarwono, Jonathan. (2007). Analisis Jalur Untuk Riset Bisnis dengan SPSS. Yogyakarta: C.V Andi Offset.

Sarlito Sarwono &Wirawan. (2002). Teori-teori Psikologi Sosial. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

_______________________. (2002). Psikologi Sosial Individu dan Teori-teori Psikologi Sosial. Jakarta: Balai Pustaka.

Singarimbun, M. dan Sofyan, E. (1995). Metode Penelitian Survei Edisi Revisi. Yogyakarta: LP3ES.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana. (1996). Metode Statistika. Bandung: Tarsito. _______. (2005). Metode Statistika. Yogyakarta: Tarsito.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian KuantitatifKualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukima, Iwa. (1981). Dasar-dasar Umum Manajemen Pendidikan. Bandung: Tarsoto.

Sukirno, Sadono. (2006). Makroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Suryana. (2010). Metodologi Penelitian Model Praktis Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Suryani, Tatik. (2008). Perilaku Konsumen Implikasi Pada Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Graha Ilmu.


(3)

Syam, Nina W. Prof. Dr, M.S. (2011). Psikologi Sebagai Akar Ilmu Komunikasi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Thoha, Miftah. (2012). Perilaku Organisasi: Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Rajawali Pers.

Walgito, B. (1982). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Fak Psikologi UGM.

Widarjono, Agus. (2005). Ekonometrika Teori dan Aplikasi untuk Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: EKONISIA FE UII.

Winarno, Wing Wahyu. (2009). Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

2. Sumber Jurnal

Ajzen, I. (1991). “The Theory of Planned Behavior. Organizational Behavior and Human Decision Processes”, 50,179-211.

______, Davis, L. E., Saunders, J., & Williams, T. (2002). “The Decision of African American Students to Complete High School: An Application of The Theory of Planned Behavior. Journal of Educational Psychology”,

94,810-819.

Ju Chen. (2007). “Using The Theory of Planned Behavior to Understand Inservice Kindergarten”. Journal of CollegeTeaching & Learning. 11, (4), 1-6. Siahainenia, Ashwin. (2009). “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku


(4)

Yohanes, Kunto S & Peter Remy P. (2006). “Segmentasi Gaya Hidup pada Mahasiswa Program Studi Pemasaran Universitas Kristen Petra”. 1, (1), 13-21.

3. Sumber Selain Jurnal dan Buku a. Skripsi, tesis, atau disertasi

Aisyah, Iis. (2010). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Preferensi Konsumen. Skripsi FPEB UPI: Tidak diterbitkan.

Aromasari, T. (1991). Hubungan Antara Sikap terhadap Tabungan Berhadiah dengan Minat Menabung Mahasiswa pada Bank di Beberapa Universitas di Yogyakarta. Skripsi Fakultas Psikologi universitas Gajah Mada: Tidak diterbitkan.

Kurniati, Nia. (2008). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Menabung Seorang Muslim. Tesis FE UI: Tidak diterbitkan.

Muhlis. (2011). Perilaku Menabung di Perbankan Syariah Jawa Tengah. Disertasi Ilmu Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang: Tidak diterbitkan.

Nurasyiah, Aas. (2011). Analisis Pengaruh Lingkungan Sosial Ekonomi Terhadap Perilaku Konsumtif Siswa. Skripsi FPEB UPI: Tidak diterbitkan.

Nuraeni, Erni. (2010). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumtif Mahasiswa (Dikaji Berdasarkan Teori Perilaku yang Direncanakan dari Icek Ajzen pada Mahasiswa Program Pendidikan Ekonomi dan Koperasi


(5)

Universitas Pendidikan Indonesia). Skripsi Pendidikan Ekonomi dan Koperasi UPI Bandung : Tidak diterbitkan.

Oktoria, Sabrina. (2004). Hubungan Sikap dan Perilaku Memilih Satu Merek: Komparasi antara Tehory of Planed Behavior dan Theory of Trying. Disertasi Doktor pada Ps UGM Yogyakarta. Tidak diterbitkan.

Rendra, Rissa. (2012). Dinamika Pengambilan Keputusan Menabung pada Pedagang Kecil di Pasar Gede Surakarta. Tesis Magister pada Ps UGM Yogyakarta: Tidak diterbitkan.

Rismawati, Etri. (2011). Pengaruh Pengetahuan Perkoperasian, Persepsi dan Motivasi Terhadap Perilaku Berkoperasi Siswa. Skripsi FPEB UPI: Tidak diterbitkan.

Widyan Priaji, Vita. (2011). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Intensi Menabung di Bank Syariah. Skripsi Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Tidak diterbitkan.

Yosepa, Helmi. (2008). Perbedaan Intensi Melakukan Kecurangan dalam Ujian Nasional (UN) antara Guru SMA Unggulan dan Non Unggulan. Disertasi Doktor pada FPSI UPI Depok: Tidak diterbitkan.

b. Makalah

Endah, Devi. 2008. Pengaruh Faktor Eksternal Terhadap Keputusan Menabung pada Bank Central Asia. Malang: Tidak diterbitkan.

Khillah, Fina F & Dr. Zaki B. 2012. Determinat Minat Individu dan Pengaruhnya Terhadap Perilaku Penggunaan Sistem Informasi Berbasis Teknologi Bank


(6)

Permata Sari, Vivi. 2005. Hubungan Kecerdasan Ruhaniah dengan Minat Menabung di Bank Syariah. Yogyakarta: Tidak diterbitkan.

Wardani, Aisya. 2013. Pengaruh Kepercayaan, Pelayanan, dan Fasilitas Bank Terhadap Perilaku Menabung. Purworejo: Tidak diterbitkan.

4. Sumber dari internet

Budi. (2012, 11 Desember). Pasca Lebaran Tabungan Masyarakat di Bank Turun. Okezone [Online]. Tersedia: http://www.economy.okezone.com. [4 Februari 2013]

Angga. (2011, 03 Juli). Tabungan Masyarakat Turun Rp.1724 Triliun Selama Februari. Tempo [Online]. Tersedia: http://www.tempo.co. [4 Februari 2013]

Saputro. (2013, 01 Januari). Pengaruh Kepribadian Nilai dan Gaya. [Online]. Tersedia: http://www.saputro64.blogspot.com. [7 Maret 2013]


Dokumen yang terkait

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemenuhan Kebutuhan Gizi pada Mahasiswi yang Tinggal Mandiri di Asrama Putri Universitas Sumatera Utara

3 24 95

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Wirausaha di Kalangan Mahasiswa Studi Kasus: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta

1 5 9

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN MAHASISWA KULIAH DI FAKULTAS EKONOMI Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Mahasiswa Kuliah Di Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Di Ums.

0 2 14

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN MAHASISWA KULIAH DI FAKULTAS EKONOMI Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Mahasiswa Kuliah Di Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Di Ums.

0 1 15

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT MAHASISWA UNTUK MENGIKUTI PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT MAHASISWA UNTUK MENGIKUTI PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI (Survei Pada Mahasiswa Peserta PPA Fakultas Ekonomi Universitas Sebe

0 0 11

PERILAKU KEWIRAUSAHAAN MAHASISWA : Studi Deskriptif pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia.

0 2 32

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT MAHASISWA MENJADI GURU (Survey Pada Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Fakutas Pendidikan Ekonomi Dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia).

0 2 16

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDIDIKAN ANAK NELAYAN

0 1 2

URGENSI MEMPELAJARI EKONOMI ISLAM ( Studi Motivasi Belajar Ekonomi Islam Pada Anggota Kelompok Studi Ekonomi Islam Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Dipo

0 0 15

UNIVERSITAS NEGERI MANADO FAKULTAS TEKNIK P T I K 2010 KATA PENGANTAR - MAKALAH Faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan anak

0 1 10