O
4
USITTA DWIYANA, FKIP GEOGRAFI UMS TAHUN 2013
Keterangan: L = Kehilangan produksi
Loss
Ye = Estimasi produksi pada tahunkondisi normal
Yield expected
Ya = Hasil panen pada pascabencana
Yield actual
Kharisma Nugroho, Hening Purwati, Jenik Andreas, Surya Rahman, dan M.Barry Aditya, “PASTI Perangkat Diagnosa Kesiapsiagaan Bencana
Indonesia”, 2009. Mengukur kesiapsiagaan adalah mengukur kapasitas
dalam hal pencegahan, mitigasi, tingkat bertahan hidup dan kesiapan. Kesiapsiagaan mempunyai 10 sepuluh standart yaitu :
1. Pembentukan dan pembangunan kapasitas organisasi untuk mengawasi
dan menjalankan sistem peringatan. 2.
Evakuasi. 3.
Penyelamatan dan bantuan. 4.
Pembuatan rencana pelaksanaan menangani bencana atau rencana penanganan bencana.
5. Mobilisasi langsung.
6. Pengaturan stok persediaan.
7. Komunikasi bahaya.
8. Pelatihan relawan.
9. Latihan dan simulasi masyarakat.
10. Pendidikan dan kesadaran masyarakat.
Dalam buku Pemetaan Risiko Bencana Gunung Api Merapi, kerentanan adalah kondisi atau karakteristik biologis, geografis, sosial,
ekonomi, politik, budaya dan teknologi suatu masyarakat di suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuan masyarakat
tersebut untuk mencegah, meredam, mencapai kesiapan dan menanggapi dampak bahaya tertentu. Penentuan tingkat ancaman dilakukan dengan
L = Ye -Ya
O
5
USITTA DWIYANA, FKIP GEOGRAFI UMS TAHUN 2013
menggunakan skor, dimana semakin besar nilai scoring maka semakin tinggi ancamannya.
3. Metode Penelitian
a.
Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif untuk mengetahui
tingkat kesiapsiagaan warga dalam menghadapi banjir dan kerugian pertanian yang mengakibatkan kerusakan dan kehilangan.
b.
Tempat Penelitian Tempat penelitian dilaksanakan di Desa Tegalmade, Kecamatan
Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo.
c.
Populasi, Sampel, dan Sampling Penelitian Populasi yang digunaan pada penelitian ini adalah Masyarakat
daerah rawan bencana di Desa Tegalmade, Kecamatan Mojolaban. Pengumpulan
data menggunakan
teknik
stratified proposional.
Pengambilan sampel melalui digitasi pada citra mendapat 81 responden permukiman dekat sungai 0-100m dan jauh sungai 100m-250m 68
responden.
d.
Variabel Penelitian Menurut Sugiyono 2008 variabel penelitian adalah segala sesuatu
yang berbentuk apa saja yang di tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga di peroleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya. Variabel dalam penelitian ini adalah Kesiapsiagaan :
Preparedness : the totality of measures undertaken in anticipation of imminent disaster
e.g hazard analysis, surveillnce, warning, rehearsals,
logistics, O’leary, Margaret. M
easuring isater Preparesness. e.
Teknik dan Alat Pengumpulan Data Adapun Teknik Pengumpulan data Yang digunakan dalam penelitian
ini sebagai berikut:
O
6
USITTA DWIYANA, FKIP GEOGRAFI UMS TAHUN 2013
a. Tinjauan Pustaka.
Data diperoleh dari membaca buku, jurnal, surat kabar, artikel atau bentuk tulisan lainnya yang secara dengan topik penelitian
mitigasi bencana. b.
Observasi survey Observasi survey dilakukan untuk mengamati seberapa dekat
daerah pemukiman terhadap sungai kondisi geografis sehingga dapat menjadi suatu kerentanan dan kondisi bangunan pemukiman.
c. Kuesioner Angket
Kuesioner angket diberikan kepada masyarakat Desa Tegalmade untuk mengetahui seberapa kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi
bencana banjir. d.
Dokumentasi Dokumentasi Pengambilan gambar maupun data secara berkala
yang digunakan untuk memperkuat hasil dari observasi dan kuesioner. e.
Wawancara Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang
kesiapsiagaan menghadapi banjir, dan dampak banjir terhadap pertanian.
4. Pembahasan dan Hasil
a. Kerentanan
Kerentanan tingkat sosial di Kecamatan Mojolaban masuk kategori sedang, kerentanan ekonomi masuk kategori sedang, dan
kerentanan lingkungan masuk kategori rendah. Kerentanan sosial, ekonomi, dan lingkungan digunakan untuk mengetahui kondisi wilayah
yang rentan terhadap banjir. Jika, kerentanan tinggi maka dampak risiko bencana banjir juga tinggi apabila kapasitas masyarakat dalam
menghadapi bencana rendah. Kerentanan rendah jika, risiko bencana banjir tinggi dan kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana banjir
tinggi.