Hipotesis Statistik Teknik Analisis Data

83 Untuk menghitung nilai statistik uji Mann-Whitney, rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: Dimana: U = Nilai uji Mann-Whitney N 1 = sampel 1 N 2 = sampel 2 R i = Ranking ukuran sampel

3. Hipotesis Statistik

Hipotesis Statistik adalah pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi. Benar atau salah suatu hipotesis tidak pernah diketahui dengan pasti, kecuali jika seluruh populasi diperiksa. hipotesis yang paling sering kita dengar adalah “menerima” dan “menolak”. Kalimat menolak dalam hipotesis dapat bermakna bahwa hipotesis yang diberikan adalah salah, sebaliknya kalimat menerima hanya semata-mata mengimplikasikan bahwa kita tidak mempercayai penolakan hipotesis tanpa ada bukti-bukti lebih lanjut. Oleh karena itu beberapa statistikawan maupun peneliti memilih menggunakan kata- kata “belum dapat diterima”, “tidak lebih baik daripada”, “tidak ada perbedaan antara”, dan lain-lain daripada harus menggunakan kata “menerima” atau “menolak”. Baru setelah ia melakukan pengujian, hipotesis tersebut akan ditolak. Untuk hipotesis statistik pada penelitian ini dapat digambarkan dengan pernyataan dibawah ini: H : tidak terdapat perbedaan perilaku berbudi pekerti luhur 84 H a : terdapat perbedaan perilaku berbudi pekerti luhur atau H : µ Tanding = µ TGR H a : µ Tanding ≠ µ TGR Kriteria pengujian 1. Jika signifikan 0.05 maka H ditolak danH a diterima 2. Jika signifikan 0.05 maka H diterima dan H a ditolak Dedi Dasmon, 2014 Kecenderungan Perilaku Berbudi Pekerti Luhur Atlet Pencak Silat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan uji hipotesis diperoleh kesimpulan bahwa: Tidak terdapat perbedaan kecenderungan perilaku berbudi pekerti luhur atlet pencak silat yang signifikan terhadap kategori pertandingan antara pesilat Tanding putra dengan TGR putra, dan pesilat Tanding putri dengan TGR putri. Data analisa dari hasil angket perilaku berbudi pekerti luhur terhadap kelompok pesilat tanding putra, TGR Tunggal, Ganda, Beregu putra dan TGR Tunggal, Ganda, Beregu putri. Ternyata dari keempat kelompok tersebut masing-masing memberikan pengaruh yang tidak berbeda secara signifikan terhadap perilaku berbudi pekerti luhur. Pembahasan hasil dan diskusi penemuan penelitian menunjukkan bahwa terdapat peluang yang sangat terbuka untuk mengembangkan ajaran budi pekerti luhur, merupakan salah satu jati diri pencak silat sebagai jiwa dan sumber motivasi. Pencak silat dilaksanakan dan digunakan secara bertanggungjawab sesuai dengan falsafahnya yang mengandung keluhuran sikap, perilaku dan perbuatan manusia yang diperlukan untuk mewujudkan cita-cita agama dan moral masyarakat. Budi terkait dengan aspek kejiwaan yang mempunyai unsur cipta, rasa dan karsa. Pekerti artinya watak atau akhlak, sedangkan luhur artinya mulia atau terpuji. Jadi falsafah budi pekerti luhur adalah falsafah yang menentukan ukuran kebenaran, keharusan dan kebaikan bagi manusia atau orang yang mempelajari, melaksanakan