Analisis Data METODELOGI PENELITIAN

Dea Hikmah Ayuningtyas, 2014 PEMBELAJARAN SENI GRAFIS TEKNIK SABLON UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB ASYIFA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Bagan 3. 2 Trian gulasi “teknik” pengumpulan data bermacam-macam cara pada sumber yang sama sumber: Sugiyono, 2010:84

F. Analisis Data

Teknik analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain Sugiyono, 2010, hlm: 89 Teknik ini merupakan tahap dimana semua data berupa informasi yang diperoleh dan yang telah dikumpulkan. Dimulai dengan mengumpulkan dan menghimpun data, mereduksi data, mengklasifikasikan data, menelaah data dan mengolahnya sehingga sampai pada penarikan kesimpulan dari hasil penelitian. Data yang diperoleh adalah data yang dihasilkan dari tahap pengumpulan data berupa wawancara, observasi serta studi kepustakaan dan dokumentasi. Dalam penelitian ini data yang diperoleh adalah deskripsi perencanaan, pelaksanaan, dan hasil karya anak tunagrahita ringan. Instrumennya adalah peneliti sendiri dan teknik yang akan digunakan untuk memperoleh data adalah: observasi, wawancara, triangulasigabungan, dan studi dokumentasi. Karenanya langkah-langkah yang akan ditempuh penulis sebagai berikut. a. Mencari dan mengumpulkan data melalui penelusuran literatur berupa dokumen dan semua media yang dapat menjelaskan karakteristik tunagrahita ringan, teknik sablon, dan pembelajaran seni rupa bagi siswa berkebutuhan khusus terutama siswa tunagrahita ringan. b. Mencari dan mengumpulkan data dari penelusuran empirik observasi lapangan melalui wawancara langsung dengan sumber utama siswa dan para guru Dea Hikmah Ayuningtyas, 2014 PEMBELAJARAN SENI GRAFIS TEKNIK SABLON UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB ASYIFA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu c. Mencari dan mengumpulkan data dari penelusuran empirik verifikasi, investigasi, observasi melalui wawancara dengan tokoh tokoh representative, baik dalam lingkungan sekolah maupun luar sekolah yang dianggap dapat menunjang kelengkapan data yang diperlukan dalam penelitian ini. d. Melakukan sejumlah langkah metodelogis terhadap data yang telah dihimpun, antara lain analisis, komposisi, klasifikasi, dan deskripsi masalah dalam kerangka pembahasan yang telah ditetapkan. e. Melengkapinya dengan teori-teori yang relevan dan koheren dengan pokok pembahasan. f. Menyiapkan perencanaan pembelajaran seperti skenario pembelajaran dan RPP. g. Mengamati respon dan tanggapan siswa tunagrahita saat berlangsungnya pembelajaran seni grafis dengan menggunakan teknik sablon. h. Mengamati hasil karya sablon siswa tunagrahita ringan untuk kemudian menjadi bahan perbandingan. i. Mengamati proses pembuatan seni grafis dengan teknik sablon yang dilakukan oleh siswa tunagrahita ringan di SLB Asyifa. Dea Hikmah Ayuningtyas, 2014 PEMBELAJARAN SENI GRAFIS TEKNIK SABLON UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB ASYIFA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Bagan 3. 3 Alur Penelitian Sumber: Dokumentasi Pribadi Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran Evaluasi Refleksi RPP Observasi Proses Pembelajaran Karya inti pembuka penutup warna bentuk garis komposisi Dea Hikmah Ayuningtyas, 2014 PEMBELAJARAN SENI GRAFIS TEKNIK SABLON UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB ASYIFA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data serta pengalaman dan pengamatan yang telah dilakukan oleh peneliti selama melakukan proses penelitian di SLB ABCD Asyifa, maka dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Metode yang digunakan untuk pembelajaran kepada anak tunagrahita dapat menggunakan strategi direct introduction, yaitu pembelajaran yang menggunakan pendekatan yang terstuktur dalam memberikan instruksi atau perintah. Strategi yang kedua adalah cooperative learning, metode ini siswa diminta untuk duduk berkelompok dan saling berinteraksi serta saling membantu temannya dalam menyelesaikan proses berkarya. Strategi yang lain adalah peer tutorial, dalam metode ini siswa yang sudah bisa atau mengerti membatu temannya yang mengalami kesulitan. 2. Respon dan minat siswa pada saat pembelajaran pertemuan pertama pada media kertas dapat dikatakan baik dan mereka tertarik kepada pembelajaran dikarenakan pembelajaran yang diajarkan adalah hal baru bagi mereka. Siswa memperhatikan ketika guru mulai menjelaskan tujuan pembelajaran, dan mengeluarkan alat dan bahan yang akan digunakan. Ketika screen mulai dibagikan dan ditugaskan untuk menggambar pada screen semangat siswa mulai berkurang dikarenakan mereka kebingungan untuk menemukan ide yang akan mereka gambar. Respon mulai kembali baik ketika praktek proses cetak saring dimulai, bahkan salah seorang siswa tertarik untuk terus mencoba mencetak sablon sampai cetakan ke-11. Pada pertemuan pembelajaran kedua para siswa merespon baik pembelajaran dikarenakan media yang akan