Tanaman Benalu Teh Scurrula atropurpurea [BL]. Dans. Ekstrak

3 pengisi ini diharapkan menghasilkan tablet kunyah yang baik dan dapat memenuhi persyaratan. Berdasarkan ulasan diatas, maka perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh penggunaan kombinasi bahan pengisi sorbitol-laktosa terhadap sifat fisik dan tanggapan rasa dari tablet kunyah ekstrak benalu teh Scurulla atropurpurea [BL] Dans. yang dihasilkan.

B. Perumusan Masalah

Bagaimanakah pengaruh kombinasi bahan pengisi sorbitol-laktosa pada pembuatan tablet kunyah ekstrak benalu teh Scurulla atropurpurea [BL] Dans. terhadap sifat fisik dan tanggapan rasa dari tablet kunyah tersebut ?

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pengaruh kombinasi bahan pengisi sorbitol-laktosa pada pembuatan tablet kunyah ekstrak benalu teh Scurulla atropurpurea [BL] Dans. terhadap sifat fisik dan tanggapan rasa dari tablet kunyah tersebut.

D. Tinjauan Pustaka

1. Tanaman Benalu Teh Scurrula atropurpurea [BL]. Dans. a. Nama Tanaman Nama umumdagang : Kemladean 4 Nama daerah : Pasilan Melayu, Mangandeuh Sunda, Kemladean Jawa dan Benalu Indonesia b. Sistematika Tanaman Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae Bangsa : Santalales Suku : Loranthaceae Marga : Scurrula Jenis : Scurrula artopurpurea BL. Dans. Anonim, 1997 c. Deskripsi Tanaman Tanaman benalu teh merupakan tanaman parasit obligat dengan batang menggantung, berkayu, silindris, berbintik-bintik, coklat. Memiliki daun tunggal, berhadapan, berbentuk lonjong, ujung agak meruncing, pangkal membulat, tepi rata, panjang 5-9 cm, lebar 2-4 cm, dengan permukaan atas daun berwarna hijau sedangkan permukaan bawah berwarna coklat. Bunganya tergolong bunga majemuk, berbentuk payung, terdiri dari 4-6 bunga, terdapat di ketiak daun atau di ruas batang, tangkai pendek, kelopak berbentuk kerucut terbalik dengan panjang ± 3 mm, bergigi empat, panjang benang sari 2-3 mm, kepala putik berbentuk tombol, dengan panjang tabung mahkota 1-2 cm, taju mahkota melengkung ke dalam dan berwarna merah. 5 Buah berbentuk kerucut terbalik, dengan panjang ± 8 mm, berwarna coklat. Akarnya menempel pada pohon inang, berwarna kuning kecoklatan dan berfungsi sebagai penghisap Anonim, 1997. d. Kandungan Kimia Daun dan batang mengandung saponin, tannin, alkaloid, flavonoid, glikosida, dan triterpen Anonim, 1997; Winarno et al., 2000. e. Khasiat Benalu teh berkhasiat sebagai obat sakit kuning Anonim, 1997, antikanker Nugroho et al., 2000, mengobati tumor, amandel dan campak Thomas, 1989, dan dapat meningkatkan sistem imun Winarno, et al., 2000; Gusviani et al., 2002.

2. Ekstrak

Ekstrak merupakan sediaan sari pekat tumbuh-tumbuhan atau hewan yang diperoleh dengan cara melepaskan zat aktif dari masing-masing bahan obat menggunakan pelarut yang cocok, uapkan semua atau hampir semua dari pelarutnya dan sisa endapan atau serbuk diatur untuk ditetapkan standarnya Ansel, 1995. Atas dasar sifatnya, ekstrak dapat dikelompokkan menjadi : a. Ekstrak encer Extractum tenue Memiliki konsistensi seperti madu dan dapat dituang. b. Ekstrak kental Extractum spissum Dalam keadaan dingin liat dan tidak dapat dituang. Kandungan airnya mencapai 30. c. Ekstrak kering Extractum siccum 6 Memiliki konsistensi kering dan dapat digosokkan. Kandungan airnya tidak lebih dari 5. d. Ekstrak cair Extractum liquidum Dalam hal ini diartikan sebagai ekstrak cair yang dibuat sedemikian rupa sehingga satu bagian simplisia sesuai dengan dua bagian kadang-kadang satu bagian ekstrak cair Voigt, 1984 Metode ektraksi dipilih berdasarkan beberapa faktor, seperti sifat dari bahan mentah dan daya penyesuaiannya dengan tiap macam metode ekstraksi serta kepentingan dalam memperoleh ekstrak yang sempurna atau mendekati sempurna dari obat. Sifat dari bahan mentah obat merupakan factor utama yang harus dipertimbangkan dalam memilih metode ekstraksi Ansel, 1989. Cara penyarian dapat dibedakan menjadi infundasi, maserasi, perkolasi, dan penyarian berkesinambungan Anonim, 1986. a. Infundasi Infus adalah sediaan cair yang dibuat dengan menyari simplisia dengan air pada suhu 90 C selama 15 menit Anonim, 1986. Infundasi adalah proses penyarian yang umumnya digunakan untuk menyari kandungan aktif yang larut dalam air dari bahan-bahan nabati. Penyarian dengan cara ini menghasilkan sari yang tidak stabil dan mudah tercemar oleh kuman dan kapang. Oleh sebab itu sari yang diperoleh dengan cara ini tidak boleh disimpan lebih dari 24 jam Anonim, 1986 7 b. Maserasi Maserasi dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari. Cairan penyari akan menembus dinding sel atau masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif tersebut akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel dengan yang di luar sel. Larutan yang lebih pekat di dalam sel didesak keluar sel, masuk ke dalam larutan di luar sel. Peristiwa tersebut berulang sehingga terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel. Keuntungan cara penyarian dengan maserasi adalah cara pengerjaan dan peralatan yang digunakan sederhana dan mudah diusahakan. Sedangkan kerugiannya adalah pengerjaannya lama dan penyarian kurang sempurna Anonim, 1986. c. Perkolasi Prinsip perkolasi adalah serbuk simplisia ditempatkan dalam suatu bejana silinder yang bagian bawah diberi sekat berpori. Cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui serbuk tersebut, kemudian melarutkan zat aktif dari sel-sel yang dilalui sampai mencapai keadaan jenuh Anonim, 1986. d. Penyarian berkesinambungan Penyarian berkesinambungan menggabungkan proses untuk menghasilkan ekstrak cair dan proses penguapan Anonim, 1986. Penyarian ini dilakukan untuk meningkatkan efisiensi jumlah pelarut dan dirancang untuk bahan dalam jumlah besar yang terbagi dalam beberapa bejana ekstraksi Anonim, 2000. 8 Penyarian adalah kegiatan penarikan zat yang dapat larut dengan pelarut yang sesuai. Kriteria cairan penyari yang baik antara lain murah, mudah didapat, stabil secara kimia dan fisika, bereaksi netral, tidak mudah menguap, tidak mudah terbakar, selektif yaitu hanya menarik zat berkhasiat yang dikehendaki dan tidak mempengaruhi zat berkhasiat Anonim, 1986. Cairan penyari yang dapat digunakan adalah air, etanol, etanol-air atau eter Anonim, 1979.

3. Tablet