PENGARUH TINGKAT PENDAPATAN, RELIGIUSITAS, AKUNTABILITAS DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP MINAT MUZAKKI MEMBAYAR ZAKAT DI BAITUL MAL KOTA BANDA ACEH

  

PENGARUH TINGKAT PENDAPATAN, RELIGIUSITAS, AKUNTABILITAS DAN

KUALITAS PELAYANAN TERHADAP MINAT MUZAKKI MEMBAYAR ZAKAT

  • 2 1,2

  Salmawati*

  1

  , Meutia Fitri

  Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala e-mail :

  • *1

  • 2

  , meutia.fitri@unsyiah.ac.id

  Abstrack This study attempts to examie the imfluance factors that the determine the muzakki intention to pay zakat in zakat institution. The factors are income, religiosity, accountability and service quality of muzakki intention to pay zakat in Baitul Mal, Banda Aceh. This research type used in this study is Quantitave, that use primary data. The collecting data through quisionaire directly to research object. Each variable is the point to arrange the question items are measured by likert scale. The Sample of this research is 99 muzakki that pay zakat. Data processing was done by using multiple regression analysis and are processed by IBM Statistical Package for Sosial Science (SPSS) 21th version. The result of the research indicated that 44,8% The dependent variable for which is Intention on paying zakat can be explained by four of independent variables. Simultaneously shows that variables are income, religiusity, accountability and quality service are influance on muzakki intention to pay zakat in baitul mal, Banda Aceh.

Keywords: income, religiosity, accountability, intention 1

  Pendahuluan Permasalahan ekonomi merupakan salah satu permasalahan yang sering muncul di negara-negara berkembang seperti yang dihadapi oleh negara indonesia. Beberapa bentuk masalahan ekonomi yang terjadi dapat menimbulkan efek negatif bagi kkeberlangsungan hidup masyarakat ialah, meningkatnya kesengsaraan karena adanya kemiskinan serta pengangguran yang dapat mengakibatkan tindakan-tindakan kriminal. Oleh karena itu, suatu kebijakan harus dibuat untuk mengatasi setiap masalah dalam hal ini yaitu menanggulangi masalah kemiskinan.

  Namun demikian, untuk menyelesaikan permasalahan kemiskinan ini tidak dapat dituntaskan dengan hanya membalikkan telapak tangan saja, karena Allah menjadikan kemiskinan ini menguji seberapa besar rasa kasih sayang dan kepedulian antar sesama manusia yang telah mempunyai kekayaan yang berkecupan dan lebih untuk dapat saling memberi dengan orang yang berkekurangan. Dalam hal ini ajaran Islam, hubungan saling tolong menolong sangat dianjurkan di dalam lingkungan sosial. Oleh karena itu, hendaknya zakat harus dibayar oleh semua masyarakat apabila harta yang telah diperoleh telah mencapai nisabnya, sehingga nilai-nilai agama dan sosial dapat tercerminkan dengan baik.

  Beberapa manfaat zakat dalam Islam yaitu terdapat dimensi kemaslahatan serta sumber daya ekonomi dalam masyarakat dapat terkelola dengan potensi yang sangat baik. Hal ini dapat diciptakan melalui peningkatan kesejahteraan masyarakat, yang bisa dilakukan melalui berbagai pengelolaan serta penyaluran zakat yang selektif kepada setiap orang yang berhak menerimanya. Maka dari itu, zakat dikumpulkan seta terdapat lembaga yang mengelola zakat tersebut, Agar maksud dan tujuan zakat untuk meningkatan kesejahteraan masyarakat dapat terlaksana. Menurut Qardhawi (2007:545) masalah yang berhubungan dengan zakat bukanlah suatu tugas yang hanya seseorang dapat menyelesaikannya, tetapi hal ini juga merupakan tugas suatu negara, sehingga zakat harus mempunyai pengurus yang dapt mengurus zakat dengan baik dan benar yang diangkat oleh negara.

  Pengelolaan zakat yang baik diharapkan mampu menjadi sumber-sumber dan yang potensial dalam mewujudkan kesejahteraan semua masyarakat. Oleh karena itu, lembaga mempunyai peran dan wewenang yang untuk meningkatkan penerimaan zakat. Setiap potensi zakat yang ada diharapkan mampu terealisas, sehingga pemerintah membentuk Undang-Undang Nomor 23 tahun 2011 tentang pengelolaan zakat.

  Ketetapan mengenai tentang pengurusan zakat telah diatur dan mampu menjadikan pelindung yang lebih kuat dalam hal pengurusan zakat di Indonesia, khususnya Provinsi Aceh yang merupakan Serambi Mekah. Berdasarkan hasil riset dari Pengembangan serta Pengabdian Masyarakat (LP2M) UIN Ar-Raniry, Banda Aceh dan Baitul Mal Aceh pada tahun 2014 mengungkapkan potensi zakat se-Aceh mencapai hampir Rp 1,4 triliun, sedangkan realisasi yang tercapai hanya sekitar Rp 350 miliar. Namun, tim peneliti dari kedua lembaga ini mengadakan focus group discussion (FGD) yang diikuti semua perwakilan lembaga terkait dari 23 kabupaten/kota di Aceh dengan mengambil enam sampel salah satunya yaitu Kota Banda Aceh yang memiliki potensi zakat sebesar Rp 63.223.377.450 pertahunnya, namun saat ini potensi tersebut belum dapat dicapai sepenuhnya.

  Potensi zakat yang ada tidak akan dapat terwujud apabila masyarakat belum mempunyai kesadaran untuk membayar zakat. Walaupun hasil penelitian LP2M UIN Ar-Raniry bekerja sama dengan Baitul Mal Aceh menyatakan bahwa Banda Aceh merupakan kota yang memiliki potensi penerimaan zakat terbesar setelah Baitul Mal Aceh. Akan tetapi dilihat dari realisasinya sangat jauh berbeda dengan potensi yang ada. Nurhayati et al., (2011), dalam penelitiannya masalah yang sekarang sering dihadapi adalah tingkat sumber penerimaan zakat saat ini bertolak belakang dengan kondisi penerimaan zakat yang sesungguhnya oleh suatu lembaga.

  Pengumpulan zakat yang dilaksanakan oleh lemabga dianggap belum optimal apabila dilihat dari potensi zakat yang ada. Hal ini disebabkan karena muzakki masih kurangnya kesadaran dan keinginan untuk membayar zakat. Beberapa hal yang menyebabkannya yaitu, antara lain harta dianggap sebagai jerih payah sendiri untuk mendapatkannya, sehingga tidak perlu untuk megeluarkan zakat. Padahal setiap orang yang memperoleh harta masih terdapat sebagian hak orang lain didalamnya. Oleh karena itu, setiap pendapatan yang diperoleh oleh muzakki wajib mengeluarkan zakatnya apabila telah mencapai nisab. Menurut Bakar dan Nur Barizah (2008) tingkat pendapatan yang diperoleh sangat utama bagi muzakki dalam mengeluarkan zakatnya.

  Kesadaran dalam menunaikan kewajiban tidak selaras dengan tingkat pemahaman yang memadai tentang kewajiban seseorang muslim tentang zakat. Hal ini sangat penting agar Pemahaman serta pengetahuan seseorang menyangkut tentang kaidah- kaidah dalam ajaran islam dapat dilaksanakan. Seperti halnya menyangkut kewajiban zakat, yang berdampak pada keinginan seseorang untuk mengeluarkan zakat kepada penerima zakat. Menurut Bakar dan Nur Barizah (2008) Faktor pengetahuan tentang islam ini berhubungan dengan kewajiban seseorang dalam melaksanakan hukum-hukumn syariat seperti halnya menunaikan zakat atas penghasilan.

  Disisi lain permasalahan yang sering mucul dalam menyalurkan zakat yaitu ketidakpercayaan masyarakat terhadap lembaga pengelola zakat. Ketidakpercayaan ini muncul karena masyarakat menganggap lembaga tidak amanah dan tidak bertanggungjawab dalam menerima, mengelola serta mendistribusikan zakat. Oleh karena itu, persepsi yang baik dari masyarakat terhadap akuntabilitas lembaga sangat diperlukan agar meningkatkan kepercayaan terhadap lembaga, maka lembaga harus menyediakan pertanggungjawaban atas setiap aktivitas dan usaha suatu lembaga yang dilaporkan dalam bentuk pelaporan keuangan agar tercapai tujuan organisasi dalam periode tertentu.

  Faktor lainnya yang menyebabkan masyarakat enggan untuk membayar zakat dikarenakan berbagai bentuk pelayanan yang diberikan oleh lembaga kurang memenuhi kebutuhan pelanggan serta tidak adanya umpan balik yang didapatkan oleh muzakki. Menurut Mufraini (2006:197 ) para amil zakat harus memiliki etika keislaman dalam setiap tindakan, kepada wajib zakat harus ramah dan santu.serta turut mendoakan mereka begitu juga terhadap para mustahiq, memberikan penjelasan mengenai permasalahan zakat dalam masyarakat islam, sehingga mereka menyalurkan zakat sesegera mungkin.

  2. Kajian Teoritis dan Pengembangan Hipotesis

  Zakat Menurut Qardawi (2007: 37) zakat merupakan suatu ibadah yang memiliki peran yang sangat utama, strategis, serta efektif untuk mewujudkan pembangunan serta ketenteraman manusia. Setiap harta kekayaan yang telah memenuhi syarat untuk menunaikan zakat maka wajib zakat (PSAK 101 lainnya, seperti gaji/upah, honorarium dan hasil-hasil paragraf 71). lain yang didapatkan dari berbagai pekerjaan yang halal dan dari hasil perdagangan. Menurut Karim

  Minat Muzakki Membayar Zakat (2015:161) Upaya dalam memaksimalkan setiap Minat ialah salah satu komponen yang keuntungan atau profit berarti pula meningkatkan mempunyai peran penting untuk menerima atau producer surplus, serta upaya untuk meningkatkan menolak melakukan perilaku tertentu (Muhammad dan pembayaran zakat. Jadi dengan adanya pengenaan Hanifa, 2014). Kondisi seseorang sangat zakat perniagaan perilaku memaksimalkan profit mempengaruhi dan dapat mengubah minat seseorang, berjalan sejalan dengan perilaku memaksimal zakat. sehingga dapat dikatakan minat mempunyai sifat yang Menurut penelitian yang dilakukan oleh Satrio (2015) tidak menentu. Secara ringkas minat dapat diartikan menyatakan bahwa variabel pendapatan/penghasilan sebagai kecenderungan dalam memberikan suatu dapat berpengaruh secara signifikan terhadap perhatian serta bertindak terhadap setiap aktivitas dan keinginan masyarakat untuk menunaikan zakat di objek yang disertai dengan perasaan senang (Shaleh, lembaga zakat. 2004:262).

  Setiap pengelolaan zakat yng dilakukan oleh H

  1 : Tingkat Pendapatan, Religiusitas, Akuntabilitas

  lemabga, harus berupaya meningkatkan serta dan Kualitas Pelayanan Secara Bersama-Sama memaksimalkan zakat yang diterima. Disisi lain Berpengaruh terhadap Minat Muzakki Membayar lembaga zakat juga harus dapat mengupayakan adanya Zakat minat (keinginan) membayar zakat oleh muzakki. Selain itu minimnya keterlibatan muzakki sebagai Religiusitas stakeholder merupakan suatui faktor penghambat Religiusitas berarti arahan atau pedoman kurangnya keinginan muzakki untuk membayar seseorang untuk melaksanakan setiap aktivitas yang zakatnya pada lembaga zakat. Oleh karenanya, baitul pada akhirnya untuk memaksimalkan kewajiban mal harus dapat meyakinkan muzakki atas dana zakat dalam melakukan pembayaran zakat (Kamil, Zainol, yang dikelolanya sehingga muzakki dengan dan al jaffri, 2012). Berdasarkan perspektif islam, berkesinambungan membayar zakatnya pada baitul religiusitas merupakan segala aktivitas yang mal. Menurut Muhammad (2015) moral sangat berhubungan sosial, politik serta ekonomi dan mempengaruhi minat untuk membayar zakat. berbagai aktivitas lainnya dalam rangka berserah diri Menurut Crow and Crow (1984) dalam Shaleh kepada Allah (Ancok dan Suroso, 2007:2). (2004:264) menyatakan terdapat tiga dimensi yang t Agama Islam telah menyatakan dengan tegas, mempengaruhi timbulnya minat, yaitu: bahwa setiap muslim wajib menunaikan zakatnya, a. Dorongan individu. apabila hartanya telah memenuhi kriteria dan syarat

  b. Motif sosial tertentu, karena zakat merupakan salah satu rukun

  c. Faktor emosional dan fardhu dalam kita melaksanakan ibadah kepada Allah SWT. Menurut penelitian Satrio (2015)

  Tingkat Pendapatan menyatakan bahwa variabel/konstruk religiusitas Sumarwan (2004:204) mengemukakan bahwa mempunyai pengaruh terhadap minat masyarakat pendapatan ialah suatu kompensasi yang diperoleh untuk mlaksanakan zakat di lembaga amil zakat. atau didapatkan melalui berbagai aktivitas pekerjaan Dimensi religius menurut Glock dan Stark yang sesuai syariah oleh seorang dalam memenuhi (1993) dalam Ancok dan Suroso (2001:77) terdapat kebutuhan hidup. Akan tetapi setiap kekayaan yang lima dimensi yaitu: didapatkan harus diketahui asal usul sumbernya dan a. Keyakinan, Salah satu hal yang paling penting bersifat tetap. Ajaran Islam telah mewajibkan setiap dalam keberagamaan seseorang adalah keyakinan. harta kekayaan yang telah didapatkan wajib untuk Setiapa manusia yang beragama hendak dizakatkan. Beberapa contohnya kewajiban zakat memberikan rasa kepercayaan dalam hal ini antara lain yaitu pendapatan hasil pertanian, hasil berhubungan dengan rukun. barang tambang, serta pendapatan dari hasil pekerjaan b. Praktik, bentuk kepatuhan manusia yaitu tunduk bukanlah hal akhir yang akan diorientasikan (Ahmad, dan patuh serta melakukan setiap perbuatan yang 2002:159). Penelitiana yang dilakukan oleh Safrizal diperintahkan dan meninggalkkan semua larangan (2015) tingkat kepercayaan muzakki memediasi secara dalam beragama. parsial pengaruh akuntabilitas terhadap keinginan c. Penghayatan, setiap aktivitas agama yang telah membayar zakat pada baitul mal. Wijaya (2011) dikerjakan maka hendaknya sebagai manusia akuntabilitas berpengaruh terhadap kepuasan muzakki, merasakan dan menghayati setiap perbuatan yang dimana dalam penelitiannya dikatakan bahwa telah dikerjakan dan selalu menyertakan Allah akuntabilitas tinggi pada pengelola keuangan dapat dalam segala urusan, agar kehidupan tentram damai meningkatkan kepuasan muzakki yang juga dan sejahtera. Rasa syukur tehadap nikmat yang meningkatkan kepercayaan muzakki terhadap lembaga telah diberikan Allah SWT dalam menjalani pengelola zakat sehingga dapat membentuk suatu kehidupan minat untuk menunaikan zakat pada lembaga zakat

  d. Pengetahuan, setiap manusia yang menajalankan perintah agama harus didahului dengan H : Akuntanbilitas Berpengaruh terhadap Minat

  4

  pengetahuan yang memadai agar iabadah yang Muzakki Membayar Zakat dilakukan menjadi sempurna dengan ilmu pengetahuan. Kualitas Pelayanan

  e. Konsekuensi, adanya sebab akibat yang akan Menurut Tjiptono (2014:268) kualitas pelayanan diterima seseoarang dari setiap perbuatan yang atau jasa merupakan suatu cara yang digunakan untuk telah dilakukan. memenuhi kebutuhan serta keinginan konsumen dan harapan konsumen dapat dipenuhi dengan ketepatan

  H

  

3 : Religiusitas Berpengaruh terhadap Minat Muzakki penyampaiannya. Beberapa jenis dari harapan

  Membayar Zakat. pelanggan yaitu: will expectation yang merupakan kemampuan staff yang diberikan serta yang akan Akuntabilitas diestimasikan pelanggan yang akan diterimanya. Hal

  Menurut Triwuyono dalam Kholmi (2012) ini dapat diwujudkan berdasarkan informasi yang mengemukakan konsep akuntabilitas merupakan telah diperoleh. Jenis ini dapat diartikan bahwa turunan dari trilogi yang berarti bahwa Allah ialah pelanggan mengharapkan ketika melakukan tujuan utama dalam melaksanakan penilaiaan maka keadaan telah diterima olehnya, pertanggungjawaban yang merupakan prinsipal dengan demikian dapat dijelaskankan bahwa tertinggi sebagai pemberi amanah, kemudian manusia pelanggan menginginkan tuntutannya lebih besar dari dan alam. Trilogi ini menjelaskan bahwa setiap pada keadaan yang telah diestimasikan. Ideal manusia mempunyai pertanggungjawaban terhadap expectation ialah pelanggan menginginkan kinerja manusia yang lain sebesar pertanggungjawabannya optimum yang akan diterima. Berdasarkan Penelitian terhadap alam atau lingkungan. Akuntabilitas juga oleh Saad dan Jaffri (2010) menyatakan bahwa berhubungan erat dengan kewajiban yang telah efisiensi dari kualitas pelayanan dalam mengelola diterima dan hak sesuai dengan amanah yang telah zakat mempengaruhi minat untuk membayar zakat. diberikan.

  Menurut Tjiptono (2014:282) kualitas pelayanan Dalam pelaksanaan akuntabilitas manajemen dapat diukur dari lima dimensi yaitu: dituntut memberikan informasi kepada publik.

  a. Keandalan, yaitu keterampilan dalam memberikan

  Informasi yang dibutuhkan yaitu berhubungan dengan setiap layanan yang dilaksanakan dengan cepat, akuntansi karena didalamnya terdapat laporan akurat, tepat dan memuaskan. keuangan yang menjadi acuan dalam pelaksanaan. Hal

  b. Daya tanggap, merupakan bentuk kinerja yang

  ini sangat penting, karena setiap keputusan yang diberikan oleh pihak staff dalam memberikan diambil dapat dipertimbangakan melalui informasi bantuan dengan tanggap kepada pelanggan keuangan. Informasi akuntansi merupakan suatu

Bukti fisik, hal- hal yang berkaitan dengan c

  perangkat untk menyelenggaran pertanggungjawaban memberikan pelayanan di tempat yang nyaman, atau akuntabilitas yang lebih tepat. Akan tetapi hal ini tampilan yang baik petugas/aparatur dalam melayani pelanggan serta memberikan kemudahan mudah dan tidak menyulitkan peneliti dengan kriteria dalam setiap pelayanan. muzakki yang telah menunaikan zakat di Baitul Mal Kota Banda. berdasarkan rumus Slovin berikut ini:

  d. Jaminan, hal ini berhubungan dengan keahlian,

  sopan santun, kompetensi serta harus membangun = rasa kepercayaan pelanggan terhadap pelayanan 1 + ( )

  Keterangan : yang diberikan. n = Jumlah sampel

  e. Empati, membangun rasa tanggungjawab serta

  N = Jumlah populasi perhatian, tolong menolong yang diberikan kepada 1 = Konstanta pelanggan demi memenuhi kebutuhan pelanggan. = Margin of error (kesalahan maksimum yang bisa ditolerir sebesar 10%)

  H

  5 : Kualitas Pelayanan Berpengaruh terhadap Minat Muzakki Membayar Zakat.

  353 = 1 + 353(0.1)

Metode Penelitian 3

  Desain Penelitian 353

  Sasaran dalam penelitian yaitu pengujian =

  4,53 hipotesis dengan melihat variabel dependen yang dipengaruhi oleh variable independen (Sekaran dan

  = 78 Bougie, 2013:96).). Adapun variabelnya adalah tingkat pendapatan, religiusitas, akuntabilitas, dan

  Dari hasil perhiungan rumus yang telah kualitas pelayanan terhadapa minat muzakki dilakukan bahwa jumlah sampel berdasarkan populasi membayar zakat. Penelitian ini dilakukan melalui studi sebanyak 78 muzakki kausalitas, yaitu studi yang dilaksanakan agar dapat menemukan beberapa penyebab yang ditimbulkan dari

  Sumber dan Teknik Pengumpulan Data suatu permasalahan (Sekaran & Bougie, 2013:98).

  Sumber data mengunakan data primer, hal ini Pada penelitian ini tingkat intervensi yang digunakan dilakukan dengan menyebarkan kuisioner, sehingga adalah minimal, sedangkan situasi dalam penelitian ini peneliti mendapatkan informasi yang dibutuhkan yaitu tidak dimanipulasi dan tidak diatur dengan untuk kepentingan penelitian. Setiap informasi yang sasaran untuk mengetahui serta mnguji faktor yang telah didapatkan dari responden serta memberikan dapat mempengaruh minat muzakki dalam batasan pada jawaban alternatif yang telah disediakan. menunaikan zakat di Baitul Mal Kota Banda Aceh.

  Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan skala Komponen unit analisis dalam penelitian adalah likert tingkat individu yaitu setiap orang yang menunaikan zakatnya di Baitul Mal Kota Banda Aceh. Waktu

  Operasionalisasi Variabel pengumpulan data dalam penelitian ini adalah cross

  1. Pendapatan ialah setiap adanya penambahan sectional studies, yaitu mengumpulkan data dalam dalam harta kekayaan yang diperoleh seseorang waktu hanya sekali dikumpulkan, selama dari berbagai sumber yang baik serta tetap yang harian,seminggu, atau sebulanan, hal ini dilakukan menjadi sifat dari pendaptan tersebut. Hal ini untuk mendapatkan jawaban mengenai penelitian dapat dilihat dari pendapatan yang terdiri dari

  (Sekaran dan Bougie, 2013:106) tanah yang disebut dengan material dan non material seperti pekerjaan paruh waktu yang

  Populasi dan Sampel Penelitian imabalannya berupa upah. Disisi lain setiap balas Populasi pada penelitian ini adalah semua jasa yang diterima oleh pemilik faktor produksi muzakki yang melaksanakan zakatnya di Baitul Mal yang telah dikorbankan untuk kegiatan produksi Kota Banda Aceh. Maka, banyaknya populasi yang (Sumarwan 2004:204). digunakan penelitian ini yaitu sebanyak 353 pembayar

  2. Religiusitas merupakan segala tindakan yang zakat. teknik pengambilan sampel berupa convenience dilakukan berhubungan dengan sosial,politik, sampling karena sifatnya pengambilan sampel yang ekonomi serta aktivitas lainnyayang bertujuan

Hasil dan Pembahasan 4

  untuk mengharap keridhaan Allah (Ancok dan Karakteristik Responden Suroso, 2007:72).

  Beberapa bentuk karakter responden yang

  3. Akuntabilitas adalah segala upaya atau aktivitas digunakan sebagai acuan untuk memperoleh data yang yang dilakukan untuk Allah, melalui berhubungan serta sesuai dengan para responden yang pengungkapan dan pertanggungjawaban yang berada di Baitul Mal Kota Banda Aceh dan telah sesuai dengan syariah. Ada dua bentuk menunaikan zakatnya. Data spesifik yang diperoleh

  Pertanggungjawaban yang disertai dari responden yaitu meliputi usia, jenis kelamin, pengungkapannya yaitu pertama dilakukan untuk jenjang pendidikan, pekerjaan dan penghasilan. Allah. Kedua bentuk pertanggungjawaban yang karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, diberikan untuk sesama manusia, dimana akuntan laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan yaitu berperan penting dalam proses pengungkapan 40 orang, sedangkan perempuan berjumlah 38 orang. laporan keuangan sebagai bentuk

  Usia responden didominasi oleh kisaran umur 36 s/d akuntabilitasnya.(Tapanjeh, 2009:257) 50 tahun yang berjumlah 27 orang, sedangkan yang

  4. Menurut Tjiptono (20014:268) kualitas pelayanan berumur 31 s/d 35 tahun berjumlah 22 orang, umur 26 atau jasa merupakan setiap cara yang dilakukan s/d 30 tahun berjumlah 13 orang , untuk umur diatas untuk berusaha memaksimalkan kepentingan 50 tahun yaitu berjumlah 11 orang, dan usia 20 s/d 25 setiap pelanggan dengan cara menyampaikan tahun hanya berjumlah 5 orang. Berdasarkan jenjang setiap informasi dengan tepat sehingga dapat pendidikan jumlah terbanyak merupakan lulusan menyeimbangakn harapan pelanggan. sarjana (S1) sebanyak 52 orang, SMA/Sederajat berjumlah 4 orang, D3 berjumlah 9 orang, Master/Pascasarjana (S2) berjumlah 13 orang. Metode Analisis dan Pengujian Hipotesis

  Karakteristik responden juga terlihat dari jenis Metode Analisis pekerjaan dimana pegawai negeri sipil paling

  Untuk menganalisis data pada penelitian ini mendominasi yaitu sebanyak 30 orang, wiraswasta yaitu dengan menggunakan metode analisis regresi berjumlah 26 orang dan pegawai swasta berjumlah 22 linear berganda yang menjadi teknik statistik untuk orang. Rata-rata pendapatan responden yang berkisar dapat menguji sebab akibat yang dapat ditimbulkan antara Rp 1.500.000 - Rp 5.000.000 sebanyak 46 dari suatu kondisi. Oleh karena itu dapat dibentuk muzakki, sedangkan pendapatan Rp 5.000.000 - Rp suatu rumus matematis dari analisis regresi linear

  10.000.000 sebanyak 30 orang dan pendapatan diatas berganda untuk menilai serta menganalisis pengaruh Rp 10.000.000 hanya 2 orang. variabel X1, X2, X3 dan X4 terhadap Y dapat diformulasikan sebagai berikut :

  Hasil Pengujian Asumsi Klasik Uji Normalitas

  Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4+ ε Mengetahui kenormalan setiap data yang telah digunakan dalam penelitian merupakan suatu tujuan

  Keterangan: yang sangat penting agar data dapat terdistribusi secara

  Y = minat muzakki membayar zakat normal. Agar terpenuhi bentuk model regresi yang a = Konstanta baik maka uji normalitas harus dilakukan dengan b1b2 b3 b4 = Koefesien regresi analisis Kolmogorov-Smirnov yang didapatkan diatas

  X1 = Tingkat pendapatan 5%, maka data akan terdistribusi dengan normal. X2 = Religius X3 = Akuntabilitas X4 = Kualitas pelayanan ε = error term

Tabel 4.1 sehingga dapat ditetapkan bahwa tidak terjadi gejala Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov- multikolinearitas antar variabel tersebut.

  Smirnov Test

  One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

  Uji Heterokedasitas

  Unstandardized Untuk melihat apakah varians residual yang Residual

  didapatkan terjadi ketidaksamaan dalam suatu

  N

  78

  pengamatan ke pengamatan yang lainnya. Apabila a,b Mean ,0000000 variansi yang didapatkan bersifat tetap maka hal ini

  Normal Parameters Std. Deviation ,39785251

  menggambarkan bentuk homoskesdatisitas. Hal ini

  Absolute ,099

  dapat dideskripsikan bahwa bentuk model regresi yang

  Most Extreme Differences Positive ,045

  baik dapat dilihat dari bentuk varian yang

  Negative -,099

  homoskesdatisitas atau tidak terjadi heteroskesdatisitas

  Kolmogorov-Smirnov Z ,879

  (Ghozali, 2011:105). Proses pengujian

  Asymp. Sig. (2-tailed) ,423

  heteroskedastisitas dapat dilihat dalam bentuk grafik a. Test distribution is Normal. plot berdasarkan nilai prediksi variabel terikat yaitu b. Calculated from data. ZPRED dengan nilai residualnya yaitu SRESID.

  Dari keterangan tabel 4.1 menunjukkan bahwa

Gambar 4.1 nilai Kolmogorov-Smirnov Z yaitu sebesar 0,423,

  Hasil Uji Heterokedasitas dengan demikian nilai ini dapat dijadikan acuan bahwa data telah terdistribusi secara normal.

  Uji Multikolinearitas Mengetahui suatu keaadaan yang menunjukkan apakah terdapat hubungan yang kuat antar variabel bebas. Apabila variabel bebas tersebut mempunyai pengaruh yang kuat antar sesama maka dapat disimpulkan bahwa variabel tersebut tidak stabi atau handal. Oleh karena itu pengujian multikolinearitas sangat berperan penting agar tidak terjadi multikolinearitas, hal ini dapat dilihat dari nilai tolerance VIF.

  Tabel 4.2 Hasil Uji Multikolinearitas Berdasarkan analisis pada gambar 4.1 dapat diartikan bahwa titik-titik tersebar secara merata dan

  Model Collinearity Statistics acak baik ke arah atas maupun mengikuti sumbu Y Tolerance VIF serta tidak menggambarkan suatu struktur tertentu,

  (Constant) sehingga variabel bebas tidak mengalami Tingkat Pendapatan ,884 1,131 heteroskedastisitas. Religius ,951 1,052 Akuntabilitas ,699 1,431

  Model Persamaan Regresi Linear Berganda Kualitas Pelayanan ,700 1,28 Model persamaan yang digunakan yaitu regresi linear berganda yang berfungsi untuk menguji suatu sebab akibat dari beberapa variabel bebas terhadap

  Dari keterangan yang terdapat pada tabel 4.2 variabel terikat, dari persamaan ini juga akan terlihat mendeskripsikan nilai tolerance pada setiap variabel pengaruhnya secara bersama-sama. bebas bernilai sebesar 0,10. Nilai VIF (Variance Inflation Factor) variabel bebas berada dibawah 10,

Tabel 4.3 peningkatan satu satuan pada variabel religiusitas

  Hasil regresi linear berganda maka akan meningkatkan minat muzakki Variable B membayar zakat pada Baitul Mal Kota Banda

  Aceh sebesar 27,2%. Artinya setiap ada (Constant) -1,317 penambahan pengetahuan dan pengalaman dalam Pendapatan ,268 beribadah maka akan meningkatkan minat Religiusitas ,272 muzakki utnuk membayar zakat.

  Akuntabilitas ,567

  4. Koefisien regresi untuk variabel akuntabilitas Kualitas Pelayanan ,242 sebesar 0,567. Setiap ada peningkatan pada variabel akuntabilitas maka akan meningkatkan

  Berdasarkan hasil dari output di atas diperoleh minat muzakki membayar zakat pada Baitul Mal persamaan regresi berganda berikut ini:

  Kota Banda Aceh sebesar 56,7%. Artinya setiap Y= -1,317+ 0,268 X1 + 0,272 X2 + 0,567 X3 + 0,242 ada peningkatan akuntabilitas oleh lembaga X4 + e baitul mal, maka akan meningkatkan minat

  1. Dari persamaan regresi di atas dapat diketahui muzakki untuk membayar zakat. nilai konstanta sebesar -1,317. Hasil nilai ini

  5. Koefisien regresi untuk variabel kualitas menyatakan bahwa apabila faktor-faktor seperti pelayanan adalah sebesar 0,242. Setiap ada tingkat pendapatan, religiusitas, akuntabilitas, peningkatan pada variabel kualitas dan kualitas pelayanan menurun, maka besar pelayanandengan demikian akan meningkatkan minat membayar zakat di Baitul Mal Kota Banda minat muzakki membayar zakat pada Baitul Mal Aceh bernilai sebesar -1,317. Kota Banda Aceh sebesar 24,2%. Artinya setiap

  2. Koefisien regresi untuk variabel tingkat peningkatan kualitas pelayanan dari lembaga, pendapatan adalah sebesar 0,268. Artinya setiap maka akan meningkatkan minat muzakki untuk ada peningkatan sebesar satu variabel tingkat membayar zakat. pendapatan secara relatif akan meningkatkan minat menunaikan zakat pada Baitul Mal Kota

  Pengujian Secara Parsial (Uji T ) Banda Aceh sebesar 26,8%. Oleh karena itu

  Untuk mengetahui adanya pengaruh masing- semakin bertambah pendapatan seseorang maka masing suatu variabel bebas terhadap variabel terikat, akan meningkatkan minat muzakki untuk maka secara parsial (uji t) antar variabel terikat dan membayar zakat di Baitul Mal Kota Banda Aceh. setiap variabel bebas harus dilakukan pengujiannya

  3. Koefisien regresi untuk variabel religiusitas sebesar 0,272 yang berarti bahwa setiap Tabel 4.4

  Hasil uji t Model Unstandardized Coefficients Standardized T sig

  Coefficients B Std. Error Beta 1 (Constant) -1,317 ,753 -1,748 ,085

  Pendapatan ,268 ,096 ,257 2,784 ,007 Religiusitas ,272 ,110 ,221 2,480 ,015 Akuntabilitas ,567 ,193 ,306 2,942 ,004 Kualitas Pelayanan ,242 ,119 ,211 2,032 ,046

  1. Hasil nilai t-hitung yang diperoleh dari faktor terhadap minat muzakki membayar zakat di tingkat pendapatan adalah sebesar 2,784 dan nilai Baitul Mal Kota Banda Aceh t-tabel adalah 1,990, dengan demikan dapat

  2. Deskripsi nilai t-hitung yang telah diperoleh dari disimpulkan yaitu (2,784>1,990) serta nilai faktor religiusitas adalah sebesar 2,480 dan nilai t- signifikansi berada dibawah 5% maka H ditolak. tabel adalah 1,990, sehingga hasil nilai tersebut Oleh karena itu tingkat pendapatan berpengaruh yaitu (2,480>1,990) serta nilai signifikansi berada dibawah 5% maka H ditolak. Oleh karena itu (2,032>1,990) serta nilai signifikansi berada religiusitas berpengaruh terhadap minat muzakki dibawah 5% maka H ditolak. Oleh karena itu melaksanakan kewajiban zakat di Baitul Mal Kota kualitas pelayanan berpengaruh terhadap minat Banda Aceh. muzakki menunaikan kewajiban zakat di Baitul 3. Pengujian nilai t-hitung yang diperoleh untuk Mal Kota Banda Aceh. variabel akuntabilitas adalah sebesar 2,942 dan nilai t-tabel adalah 1,990, dengan demikan dapat disimpulkan (2,942>1,990) serta nilai signifikansi Pengujian Secara Simultan (Uji F) berada dibawah 5% maka H ditolak. Oleh karena Setiapa variabel bebas dalam suatu penelitian itu akuntabilitas berpengaruh terhadap minat akan diuji tingkat pengaruhnya terhadap variabel terikat, maka pengujian simultan ini untuk melihat muzakki melaksanakan kewajiban zakat di Baitul Mal Kota Banda Aceh. bahwa adanya pengaruh secara bersama-sama setiap 4. Hasil nilai t-hitung untuk variabel kualitas variabel yang mempunyai pengaruh sebab akibat. pelayanan adalah sebesar 2,032dan nilai t-tabel (Sugiyono, 2012). adalah 1,990, sehingga hasil nilai tersebut yaitu

  Tabel 4.5 Hasil Pengujian Simultan

  a

  ANOVA Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

  b

  Regression 9,909 4 2,477 14,837 ,000

  1 Residual 12,188 73 ,167 Total 22,097

  77

  a. Dependent Variable: minat

  b. Predictors: (Constant), kualitas pelayanan, religiusitas, tingkat pendapatan, akuntabilitas Dari tabel diatas, nilai F-hitung untuk variabel dan religiusitas muzakki, peran lembaga dalam tingkat pendapatan, religiusitas, akuntabilitas dan meningkatkan pertanggungjawaban serta kualitas kualitas pelayanan sebesar 14,837 lebih besar dari F- pelayanan yang baik sangat penting untuk menunjang tabel sebesar 2,49 (14,837>2,49), dengan nilai minat muzakki menyalurkan zakat di Baitul Mal Kota signifikansi yaitu 0,000 ( 0,000<0,05). Oleh karena itu Banda Aceh. secara simultan variabel tingkat pendapatan, . religiusitas, akuntabilitas, dan kualitas pelayanan Pengaruh Tingkat Pendapatan terhadap Minat secara simultan berpengaruh terhadap minat muzakki Muzakki Membayar Zakat di Baitul Mal Kota membayar zakat di Baitul Mal Kota Banda Aceh. Banda Aceh

  Berdasarkan hasil yang telah didapatkan dari Pembahasan analisis regresi berganda yang telah dilakukan, maka Pengaruh Secara Bersama-Sama Tingkat nilai koefisien regresi menunjukkan bahwa tingkat Pendapatan, Religiusitas, Akuntabilitas, dan pendapatan mempunyai pengaruh pada minat untuk Kualitas Pelayanan terhadap Minat Muzakki muzakki membayar zakat di Baitul Mal Kota Banda Membayar Zakat di Baitul Mal Kota Banda Aceh Aceh. oleh karena itu hasil penelitian ini sejalan

  Berdasarkan hasil pengujian secara simultan dengan beberapa penelitian sebelumnya yang yang telah dilakukan diketahui nilai F-hitung (14,837) dijadikan referensi. Dalam penelitiannya Satrio (2015) lebih besar dari F-tabel (2,49 ). Oleh karena itu tingkat menyatakan bahwa variabel/konstruk pendapatan pendapatan, religiusitas, akuntabilitas, dan kualitas seseorang mempunyai pengaruh terhadap minat pelayanan secara simultan berpengaruh terhadap minat masyarakat membayar zakat di lembaga amil zakat muzakki dalam membayar zakat di Baitul Mal Kota secara signifikannya. Maka dari itu masyarakat dalam Banda Aceh. Dengan demikian selain dari pendapatan membayar zakat sangat mempertimbagkan besar kecilnya pendapatan/penghasilan yang mereka dapatkan untuk membayar zakat ke baitul mal. Semakin bertambahnya penghasilan maka mereka akan mengeluarkan zakat lebih dengan adanya tambahan penghasilan tersebut. Penelitian lain juga menyatakan bahwa pendapatan berpengaruh terhadap kepercayaan muzakki pada lembaga zakat, sehingga dengan adanya rasa kepercayaan maka muzakki akan berkeinginan untuk membayar zakat pada lembaga amil zakat (Yuningsih, 2015).

  Pengaruh Religiusitas terhadap Minat Muzakki Membayar Zakat di Baitul Mal Kota Banda Aceh

  Berdasarkan hasil yang didapatkan dari analisis regresi berganda, maka nilai koefisien regresi menunjukkan bahwa religiusitas mempunyai pengaruh pada minat muzakki dalam menunaikan zakatnya di Baitul Mal Kota Banda Aceh. hal ini menunjukkan bahwa hasil penelitian ini searah dengan penelitian sebelumnya yang dijadikan referensi dalam penelitian ini. Menurut Azman dan Zainol (2015) religiusitas mempunyai pengaruhi yang positif dan signifikan terhadap minatuntuk muzakki membayar zakat pada lembaga zakat. Penelitian yang juga dilakukan oleh Satrio (2015) yang menyatakan bahwa variabel/konstruk religiusitas mempunyai pengaruh terhadap minat masyarakat membayar zakat di lembaga zakat secara signifikan. Oleh karena itu, pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya merupakan salah satu rukun islam yang wajib dilaksanakan, sehingga hal ini sangat berhubungan dengan religiusitas masyarakat itu sendiri Pengaruh Akuntabilitas Terhadap Minat Muzakki Membayar Zakat di Baitul Mal Kota Banda Aceh

  Berdasarkan pengujian didapatkan dari hasil analisis regresi berganda, maka nilai koefisien regresi tersebut menunjukkan bahwa akuntabilitas mempunyai pengaruh pada minat untuk muzakki menunaikan zakat di Baitul Mal Kota Banda Aceh. Maka dari itu, hasil penelitian ini searah dengan beberapa penelitian yang sebelumnya diteliti dan menjadi referensi bagi penulis. Menurut Safrizal (2015) tingkat kepercayaan muzakki memediasi secara parsial pengaruh akuntabilitas terhadap keinginan membayar zakat pada baitul mal. Oleh karena itu lembaga yang akuntabel sangat berperan penting dalam menarik minat muzakki untuk melaksanakan zakat. Hal ini dapat dilihat dari realisasi zakat yang mengalami peningkatan pada setiap tahunnya.

  Oleh karena itu, lembaga zakat harus mampu mengelola dana zakat dengan preofesional dan amanah, serta mempersiapkan pertanggungjawaban berupa bentuk pelaporan atas aktivitas yang dilakukan terutama mengenai laporan keuangan zakat atau aliran dana zakat. Hal ini akan menjadikan baitul mal tersebut sebagai pilhan utama masyarakat dalam menyalurakan zakat, sehingga penerimaan dana zakat meningkat. Sejalan dengan penelitian Nurhayati (2014) akuntabilitas berpengaruh terhadap tingkat penerimaan dana zakat disebabkan adanya keinginan dari muzakki untuk menunaikan serta membayar zakat pada lembaga karena dipengaruhi dengan adanya akuntabilitas pelaporan yang sesuai dengan ketentuan syariah yang ada.

  Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Minat Muzakki Membayar Zakat di Baitul Mal Kota Banda Aceh

  Berdasarkan hasil pengujian didapatkan dari analisis regresi berganda, maka nilai koefisien regresi dapat menunjukkan bahwa kualitas pelayanan mempunyai pengaruh terhadap minat untuk muzakki menunaikan zakat di Baitul Mal Kota Banda Aceh. Oleh karena itu, hasil dalam penelitian ini dapat dilihat kesamaan dengan penelitian sebelumnya yang dijadikan referensi dalam penelitian. Adanya Kualitas pelayanan akan mempengaruhi minat muzakki membayar zakat dapat dilihat dari realisasi zakat yang diterima mengalami peningkatan pada setiap tahunnya

  Adanya peningkatan kualitas pelayanan maka akan menarik minat masayarakat dalam membayar zakat kepada lembaga, hal ini dapat ditanda dengan peningkatan dana zakat yang diterima oleh suatu lembaga zakat (Muhammad dan Jaffri, 2016). Pendapat lain juga dikemukan oleh Saad dan Jaffri (2010) yang menyatakan bahwa efisiensi dari kualitas pelayanan dalam mengelola zakat mempengaruhi minat untuk membayar zakat.

  5. Kesimpulan, Implikasi, dan Keterbatasan

  Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang telah dijelaskan mengenai data yang telah diolah serta dapat diperoleh hasil penelitian sebagai berikut: 1. bersama-sama variabel tingkat pendapatan, religiusitas, akuntabilitas serta kualitas pelayanan mempunyai pengaruh pada minat Beberapa saran yang akan dideskripsikan baik untuk muzakki menunaikan zakat di Baitul Mal bagi peneliti selanjutnya yang akan meneliti Kota Banda Aceh. penelitian serupa maupun bagi pihak yang

  2. Variabel tingkat pendapatan juga mempunyai berkepentingan dalam hal ini yaitu lembaga zakat pengaruh terhadap minat muzakki untuk yaitu: membayar zakat di Baitul Mal Kota Banda

  1. Bagi Baitul Mal Kota Banda Aceh, untuk dapat Aceh. Jadi setiap ada kenaikan pada tingkat meningkatkan akuntabilitas dan kualitas pendapatan maka dapat meningkatkan minat pelayanan agar tercapainya visi dan misi lembaga muzakki untuk melaksanakan zakat. sehingga menarik masyarakat untuk membayar 3. Variabel religiusitas juga mempunyai pengaruh zakat di Baitul Mal Kota Banda Aceh. terhadap minat muzakki membayar zakat di

  2. Bagi peneliti yang akan melanjutkan penelitian Baitul Mal Kota Banda Aceh. Jadi setiap ada yang serupa, selanjutnya dapat menggunakan kenaikan pada variabel religiusitas maka dapat tambahan beberapa variabel yang dapat meningkatkan minat muzakki untuk memperkuat hasil penelitian yang akan dilakukan menunaikan zakat. terhadap minat untuk menunaikan zakat.

  4. Variabel kualitas pelayanan berpengaruh Contohnya seperti aspek regulasi pemerintah dan Variabel akuntabilitas juga mempunyai aspek lainnya. Selain itu perlu juga dilakukan hal- pengaruh terhadap minat muzakki membayar hal seperti berikut ini: zakat di Baitul Mal Kota Banda Aceh. Artinya,

  a. Sebaiknya memperbaiki terlebih dahulu setiap ada peningkatan pada akuntabilitas kuisioner yang dipakai dalam penelitian ini berupa pertaggungjawaban lembaga maka akan sebelum dipakai untuk mendukung penelitian meningkatka. selanjutnya atau menggunakan kuisioner

  5. Variabel kualitas pelayanan berpengaruh secara yang memiliki tingkat validitas dan reabilitas signifikan terhadap minat muzakki membayar yang lebih tinggi. zakat di Baitul Mal Kota Banda Aceh. Oleh

  b. Menjadikan kelemahan-kelemahan dalam karenaitu setiap ada peningkatan pada kualitas penelitian ini sebagai pembanding, sehingga pelayanan di lembaga maka akan meningkatkan penelitian selanjutnya yang dilakukan dengan minat muzakki untuk membayar zakat.. variabel yang sama dapat menghasilkan Setiap penelitian mempunyai keterbatasan yang kesimpulaan yang lebih baik. membatasi kesempurnaannya seperti penelitian- penelian lainnya, penelitian ini juga tidak sempurna. Oleh karena itu masih ada beberapa keterbatasan- Daftar Pustaka keterbatasan yang terdapat di dalam penelitian ini.

  Ancok, D dan Suroso, F. 2001. Psikologi Islami : Adapun beberapa keterbatasan-keterbatasan tersebut

  Solusi Islam Atas Problem-Problem sebagai berikut: Psikologi. Yogyakrta: Pustaka Pelajar

  1. Kesimpulan dalam penelitian ini diambil hanya Anugerah berdasarkan data yang dikumpulkan melalui

  Azman, Noor Farah Mastura. 2015. Factors kuisioner, sehingga rentan terhadap biasnya influencing zakat compliance behavior on jawaban responden. Jika jawaban responden saving. International Journal of Business tersebut berbeda dengan keadaan yang and Social Research, Volume 05, Issue 01, sesungguhnya, dimana hal ini tidak dapat 119-128 dikendalikan karena diluar kemampuan peneliti. Crow, Lester D. dan Alice D. Crow. 1984.

  2. Daftar pertanyaan dalam kuisioner yang digunakan Psikologi Pendidikan. (Alih bahasa: dalam penelitian ini sebagian dikembangkan oleh Meitasari Tjandrasa). Surabaya: PT. Bina penulis, dan sebagian lainnya diadopsi dari Ilmu Empat. penelitian terdahulu yang memilki kesamaan

  Hafidhuddin, Didin. 2002. Zakat dalam variabel, namun penulis melakukan modifikasi perekonomian Modern. Jakarta: Gema terhadap pertanyaan sesuai dengan kebutuhannya, Insani sehingga masih terdapat banyak kelemahan. Hasan, M Ali.2006. Zakat dan Infak (Salah Satu

  3. Variabel penelitian yang digunakan hanya dapat Solusi Mengatasi Problema Sosial di menjelaskan 44,8% minat muzakki membayar Indonesia). Jakarata: Kencana. zakat, sedangkan 55,2% lagi ditentukan oleh Hurlock, Elizabet B. (1999). Perkembangan Anak. faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam (Alih bahasa: Meitasari Tjandrasa). penelitian ini Jakarta: Erlangga.

  Jaffri, Al Ram dan Noraliza. 2014. Islamic Accountability Framwork in the Zakat Funds Management. Procedia-social behavioral sciences 164, 508-515.

  Nurkholis. 2001. Akuntabilitas Publik dan Peran Akuntansi Pemerintahan Menyongsong Otonomi Daerah diperoleh dari www.Publicsector.com atau otonomi Daerah. www.oloda.or.id Diakses l0 Januai 2007 Jam 09.15 WIB.

  TJiptono, Fandy. 2014. Kualitas Jasa. Jakarta: Andy offset... Warisno. 2008. Faktor-Faktor yang

  Governancefrom Islamic Perspective : A Comperative Analysis with OECD Principles, Critical Perspectives on Accounting Paper, 20:556-557

  Penerapannya dalam Pemasaran. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia. Tapanjeh, A. M. A (2009) Corporate

  Keberagamaan (Sociology of Religion) terj. Achmad Fedyani Saifuddin, Agama: dalam Analisa dan Interpretasi Sosiologis, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sumarwan, U. 2004. Prilaku Konsumen Teori dan

  Pengantar dalam Perspektif Islam, Jakarta: Kencana. Stark, R. dan C.Y. Glock, 1993. Dimensi-Dimensi

  Wiley. Shaleh, Abdul Rahman. (2004). Psikologi Suatu

  Sekaran, Uma & Roger Bogie. 2013. Research Methods for Business. Sixth Edition.

  Satrio, Eko. 2015. Analisis Faktor Pendapatan, Kepercayaan, Religiusitas dalam Mempengaruhi Minat Muzakki Membayar Zakat Penghasilan Melalui Lembaga Amil Zakat. Jurnal SNA, 1-22

  Sarjono, Hadi dan Winda Julianta. 2011. SPSS vs LISREL: Sebuah Pengantar, Aplikasi untuk Riset. Jakarta: salemba empat

  Sardiman A. M. 2000. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

  Transparansi Lembaga Zakat terhadap Tingkat Kepercayaan Muzakki dan Dampaknya pada Keinginan Membayar Zakat di Baitul Mal Kabupaten Aceh Timur. Thesis.

  Qardawi, Y. (2007). Hukum Zakat diterjemahkan oleh (Salman Harun, Didin Hafidhuddin & Hasanuddin, Terjemahan edisi ke10). Jakarta: PT. Mitra Kerjaya Indonesia. safrizal. 2015. Pengaruh Akuntabilitas dan

  Informasi, Akuntabilitas dan Transparansi Pelaporan Keuangan terhadap Tingkat Penerimaan Dana Zakat di Jawa Barat, prosiding 4(1),557-584.

  Kahmad, Dadang. 2009. Sosiologi Agama.

  Akuntansi Syari’ah. Yogyakarta: Kreasi Wacana. Nurhayati, N et al. 2014. Pengaruh Kualitas

  Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Mulawarman, Aji Dedi. 2011. Menyibak

  46. Muhammad, Sani Adamu dan Ram Al jaffri. 2016. The Impact of Public Governance Quality, Accountability and Effectiveness on Intention to Pay Zakat: Moderating Effect of Trust on Zakat Institution. IJMR vol 6, No.1. pages 1-8. Mufraini, Arif. Akuntansi dan Manajemen Zakat.

  2016. Determinants of Trust on Zakat Institutions and its Dimensions on Intention to Pay Zakat: A Pilot Study. journal of advanced in business and management studies vol 3, No.1. pages 40-

  2015. Moderating Effect of Attitude toward Zakat Payment on the Relationship between Moral Reasoning and Intention to Pay Zakat. Procedia-social behavioral sciences 219, 520-527. Muhammad, Sani Adamu dan Ram Al jaffri..