IMPLEMENTASI PROSEDUR PENCAIRAN DANA LANGSUNG (LS) PADA KANTOR PELAYANAN DAN PERBENDAHARAAN NEGARA YOGYAKARTA

(1)

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mengerjakan Tugas Akhir Pada Program Studi Akuntansi Terapan

Jenjang Diploma III

Oleh :

Singgih Dwi Wahyu Purnomo 20133030034

PROGRAM STUDI AKUNTANSI TERAPAN PROGRAM VOKASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(2)

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul

“Implementasi Prosedur Pencairan dana langsung (LS) pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Yogyakarta” untuk memenuhi syarat penyelesaian Program Studi D3 Akuntansi Terapan.

Penulis menyadari bahwa karya yang sederhana ini tidak mungkin dapat penulis selesaikan sendiri tanpa adanya bantuan dan peran dari berbagai pihak yang turut serta baik secara langsung maupun tidak langsung ikut berpartisipasi dalam penyelesaian Tugas Akhir ini. Dengan segenap kerendahan hati, melalui coretan tinta dalam lembaran ini tidak ada kata lain yang dapat penulis haturkan selain ucapan terima kasih yang tiada terhingga kepada:

1. Prof. Dr. Bambang Cipto, M.A., selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

2. Dr. Sukamta, ST., MT., selaku Dekan Fakultas Vokasi, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta .

3. Ibu Barbara Gunawan, SE., M.Si., Ak., CA., selaku Kepala Prodi (D3) Akuntansi Terapan Program Vokasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 4. Ibu Desi Susilawati. S.E., M.Sc., selaku Sekretaris Program Studi (D3)

Akuntansi Terapan. dan selaku Dosen Pembimbing yang selalu membimbing Penulis dari awal hingga akhir penulisan laporan


(3)

7. Seluruh dosen dan staf Program D3 Akuntansi Terapan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah memberikan ilmu yang berharga bagi Penulis dan membantu dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini.

8. Kedua orang tua, adik, kakek dan nenek serta paman yang senantiasa tulus memberikan dukungan, doa, kasih sayang, dan perhatian yang tak henti hentinya mengalir kepada penulis.

9. Teman-temanku dan semua pihak yang telah memberikan bantuan serta dukungan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.

10.Pihak-pihak terkait lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Semoga semua bantuan yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah SWT. Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi Penulis khususnya dan dapat digunakan serta dijadikan bahan referensi bagi semua pihak yang berkepentingan. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Yogyakarta, 28 Oktober 2016


(4)

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

INTISARI ... v

ABSTRACT ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan ... 5

D. Manfaat ... 5

E. Batasan Masalah... 6


(5)

(SAP)………...………...8

B. Pengertian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)………...8

C. Pengertian Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN)……...8

D. Pengertian Implementasi ... ..8

E. Pengertian Prosedur ... 9

F. Pengertian Sistem Pengendalian Intern ... 10

G. Pengertian Efektifitas ... 12

H. Pengertian Akuntabilitas ... 13

I. Pengertian Pencairan Dana Langsung ... 14

BAB III DATA PENELITIAN A. Latar Belakang Instansi ... 17

B. Profil Organisasi / Perusahaan ... 18

C. Kondisi Geografis ... 19

D. Wilayah Kerja ... 19

E. Visi, Misi, Motto dan Janji Layanan KPPN Yogyakarta ... 20

F. Struktur Organisasi dan Bidang Usaha ... 20


(6)

Perbendaharaan Negara (KPPN) Yogyakarta ... 28 B. Retur Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) ... 49 C. Efektifitas Implementasi Prosedur Pencairan Dana Langsung pada Kantor

Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Yogyakarta ... 50 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN ... 52 B. SARAN ... 52

DAFTAR PUSTAKA


(7)

Gambar 1.1 Struktur Organisasi KPPN Yogyakarta ... 5 Gambar 1.2 Bagan (flowchart) penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) Gaji induk pada KPPN ... 30 Gambar 1.3 Bagan (flowchart) penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) Non Gaji Kontraktual pada KPPN ... 40


(8)

Tabel 2.2 Nama Pegawai dan Tugas Seksi Pencairan Dana ... 7

Tabel 2.3 Nama Pegawai dan Tugas Seksi Verifikasi Dan Akuntansi ... 9

Tabel 2.4 Nama Pegawai dan Tugas Seksi Bank ... 10


(9)

Lampiran 2 : Daftar Surat Perintah Pencairan Dana Lampiran 3 : Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)

Lampiran 4 : Surat Persetujuan Pembayaran Tagihan (SPPT) Lampiran 5 : Informasi ADK SPM & Supplier Non Kontraktual Lampiran 6 : Laporan Cek Data Supplier

Lampiran 7 : Kartu Pengawasan Kontak Tahunan Lampiran 8 : Surat Perintah Membayar (SPM)

Lampiran 9 : Daftar Gaji Induk untuk Pegawai berdasarkan Golongan Lampiran 10 : Daftar Rekapitulasi Gaji Pegawai

Lampiran 11 : Daftar Detail Perubahan Sementara Lampiran 12 : Surat Setoran Pajak (SSP)

Lampiran 13 : Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP)

Lampiran 14 : Petunjuk Pengisian Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP) Lampiran 15 : Surat Setoran Pengembalian Belanja (SSPB)


(10)

menjalankan tugas & fungsi sebagai Tipe A, Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) memiliki peran penting dalam Proses Pencairan Dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), untuk mengelola pendapatan & tanggung jawab pelaksanaan anggaran negara.

Proses Pencairan Dana di KPPN Yogyakarta menggunakan dua sistem yaitu: Sistem Pencairan Dana Langsung dan Sistem Pencairan Dana Uang Persediaan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang prosedur yang terjadi selama Pencairan Dana Langsung dan untuk mengetahui efektivitas prosedurnya.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan memaparkan analisis yang diamati di lapangan melalui data sumber primer yaitu observasi dan wawancara langsung serta sumber sekunder melalui studi pustaka. Berdasarkan analisis yang dilakukan, KPPN Yogyakarta telah melakukan Prosedur Pencairan Dana sesuai dengan Standard Operating Procedure yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Perbendaharaan Negara.


(11)

republic running the task & function as the tipe A, Treasury service office (KPPN) has an important role in the Indonesian Budget (APBN) fund clearing process, to administering the state revenue & budget implementation responsibility.

The fund clearing process in KPPN Yogyakarta using two systems that is: Direct Fund Clearing System and Reserve Money Fund Clearing System.

This reseach aims to get a clear description on the procedure occurring during the direct fund clearing and to find out the effectiveness it procedure.

This reseach using descriptive qualitative method. Descriptive qualitative used to describe real condition of state revenues administration at KPPN Yogyakarta from processing primary data sources is observation and interview, processing secondary data sources is the literature study. Result of this final project indicate that the procedure of fund clearing at KPPN Yogyakarta according to Standart Operating Procedure (SOP) Directorate General Of State Treasury.


(12)

A. Latar belakang masalah

Sejalan dengan perkembangan kebutuhan pengelolaan keuangan negara dirasakan pula semakin pentingnya fungsi perbendaharaan dalam rangka pengelolaan sumber daya keuangan pemerintah secara efektif dan efisien. Fungsi tersebut meliputi perencanaan kas yang baik, pencegahan agar tidak terjadi kebocoran, penyimpangan pencairan sumber pembiayaan, serta pemanfaatan dana yang menganggur untuk meningkatkan nilai tambah sumber daya keuangan.

Peningkatan kinerja dan profesionalisme birokrasi menjadi suatu tuntutan yang tidak bisa ditunda. Disamping itu, peningkatan transparansi, akuntabilitas serta, clean government juga merupakan upaya penting yang perlu dilaksanakan segera. Reformasi tersebut harus dimaknai sebagai penyempurnaan yang dinamis ,terus menerus dalam jangka meningkatkan kinerja birokrasi sehingga pelayanan yang diberikan menjadi semakin baik. Reformasi birokrasi yang dilakukan Departemen Keuangan merupakan kelanjutan dari Reformasi Keuangan Negara yang diamanatkan dalam: Undang-undang nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan Negara, Undang-Undang-undang nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Undang-undang nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (www.dirjenperbendaharaan.go.id).


(13)

Perubahan fundamental yang dilaksanakan dalam reformasi birokrasi departemen keuangan adalah merubah sikap tertutup yang selama ini dipersepsikan masyarakat, menjadi suatu birokrasi yang terbuka dan transparan guna memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat.

Langkah tersebut dilakukan dengan:

1. Menciptakan aparatur yang bersih, bertanggungjawab dan professional. 2. Menciptakan birokrasi yang efisien dan efektif

3. Menciptakan pelayanan prima kepada masyarakat.

Berbagai langkah Reformasi Birokrasi yang telah dilaksanakan di Departemen Keuangan meliputi beberapa tahapan yaitu:

a. Melakukan identifikasi yang terjadi di KPPN atas kondisi pelayanan yang selama ini diberikan ,serta tuntutan pelayanan masyarakat.

b. Berdasarkan identifikasi selanjutnya dilakukan perubahan organisasi (organizational changes)

c. Penyempurnaan bussniness process, terutama atas berbagai pelayanan langsung kepada masyarakat.

d. Peningkatan pengelolaan sumber daya manusia dan

e. Perbaikan renumerasi dalam bentuk pemberian tunjangan pengelolaan negara Langkah awal reformasi dilakukan melalui perubahan organisasi yang

disesuaikan dengan tuntutan pelayanan masyarakat. Dikantor pusat telah dilakukan restrukturisasi terhadap kantor pusat dengan prinsip modernisasi kantor modern di DJP (Ditjen Pajak), DJBC (Ditjen Bea dan Cukai), dan DJPbn (Ditjen Perbendaharaan),


(14)

penggabungan fungsi (Bapepam dan Lembaga Keuangan), pemisahan dan penajaman fungsi yang spesifik atas urusan anggaran),pemisahan dan penajaman fungsi yang spesifik atas urusan tertentu seperti DJA (Ditjen Anggaran), DJPB (Ditjen Perbendaharaan), DJPU (Ditjen Pengelolaan Utang), dan DJKN (Ditjen Kekayaan Negara). Dibidang pelayanan perbendaharaan telah dibentuk Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN Prima) yang memberikan peningkatan pelayanan kepada pengguna dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) melalui pemberian pelayanan yang lebih cepat dengan memanfaatkan teknolongi informasi dan SDM yang professional, jumlah kantor perbendaharaan percontohan yang telah dibentuk adalah sebanyak 18 kantor pelayanan.

Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Yogyakarta selaku instansi vertikal dilingkungan Direktorat Jenderal Perbendaharaan Departemen Keuangan RI yang menjalankan tugas dan fungsi sebagai kantor perbendaharaan Negara tipe A mempunyai peran yang sangat penting dalam proses Pencairan Dana APBN, Penatausahaan Penerimaan Negara dan Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran. Proses Pencairan Dana di KPPN Yogyakarta sendiri menggunakan dua sistem yaitu Sistem Pencairan Dana Langsung (LS) dan Sistem Pencairan Dana Uang Persediaan (UP). Sistem Pencairan Dana Langsung hanya untuk Belanja Pegawai dan Belanja Non Pegawai . Pengertian Sistem Pencairan Dana Uang Persediaan digunakan untuk membiayai kegiatan sehari-hari atau dalam istilah akuntansi adalah kas kecil.

Prosedur Pencairan Dana Langsung dikatakan sudah efektif jika Pencairan Dana dapat dilakukan hanya dalam waktu satu hari, sesuai dengan peraturan Direktur


(15)

Jenderal Perbendaharaan No Per 287/PB/2015 yaitu pasal 13 butir 2 yang berbunyi Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana wajib diselesaikan KPPN dalam batas waktu paling lambat satu hari kerja setelah diterima SPM secara lengkap. Hal ini juga dikemukakan oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan Departemen Keuangan Herry Purnomo yang dikutip dalam republika.co.id yang menginstruksikan kepada seluruh Kantor Pelayananan Perbendaharaan Negara (KPPN) untuk mempercepat pelayanan Pencairan Dana sehingga penyerapan anggaran dana lebih besar pada saat ini ,tetapi hal ini bisa menjadi lambat karena kesalahan prosedur yang dilakukan oleh para satuan kerja yang kurang melengkapi dokumennya.

Selain itu disebutkan bahwa banyak satuan kerja yang kurang informasi tentang dokumen-dokumen apa saja yang digunakan untuk mencairkan dana sehingga memperlambat proses .banyak satuan kerja yang kurang memahami prosedur yang digunakan dalam penerbitan SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana), seperti kelengkapan dokumen untuk proses penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana ,sehingga proses Pencairan Dana yang sekiranya 1 hari dapat selesai, dapat terhambat karena kesalahan prosedur.

Berdasarkan uraian masalah diatas maka penulis mengambil judul tugas akhir

“IMPLEMENTASI PROSEDUR PENCAIRAN DANA LANGSUNG (LS) PADA KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA YOGYAKARTA”


(16)

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas penulis mencoba merumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah Implementasi Prosedur Pencairan Dana Langsung (LS), sesuai dengan prosedur yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Perbendaharaan? 2. Bagaimanakah efektifitas Implementasi Prosedur Pencairan Dana Langsung (LS)

di Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Yogyakarta? C. Tujuan

Adapun tujuan penulisan yang ingin dicapai dalam pembuatan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

1) Untuk mengetahui Prosedur Pencairan Dana Langsung (LS), Pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Yogyakarta

2) Mengevaluasi efektifitas Prosedur Pencairan Dana Langsung (LS), Pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Yogyakarta

D. Manfaat

Adapun manfaat yang diharapkan dapat dicapai berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1) Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru bagi peneliti tentang bagaimana Mekanisme Pencairan dana Langsung di Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Yogyakarta.


(17)

2) Manfaat Praktis

Berdasarkan dari Hasil penelitian yang saya lakukan di KPPN Yogyakarta. hal ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna sehingga digunakan sebagai dasar pertimbangan bagi instansi dalam pengelolaan Sistem Pencairan Dana agar sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

E. Batasan Masalah

Dalam penulisan tugas akhir ini penulis akan membahas Implementasi Prosedur Pencairan Dana Langsung di Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Yogyakarta serta memfokuskan permasalahan yang ada pada perusahaan sesuai dengan peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor Per-287/PB/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran Atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Dalam menilai dan Prosedur Pencairan Dana tersebut penulis akan membahas prosedur yang digunakan oleh KPPN dalam menerbitkan SP2D pada KPPN Yogyakarta.

F. Metodologi Penelitian a. Sumber Data 1) Data Primer

Menurut Umar (2003:56) yaitu data yang diperoleh langsung dilapangan oleh peneliti sebagai obyek penulisan. Metode wawancara mendalam atau in-dept interview dipergunakan untuk memperoleh data dengan metode wawancara dengan narasumber yang akan diwawancarai.Sehingga data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh langsung oleh penulis dari KPPN Yogyakarta.


(18)

2) Data Sekunder

Menurut Sugiono (2005) dalam Zaida (2016) data sekunder adalah data yang tidak langsung memberikan data ke peneliti. Data ini diperoleh dengan menggunakan studi literatur yang dilakukan pada banyak buku atau catatan yang berhubungan dengan penelitian.

3) Teknik Pengumpulan Data 1) Dokumentasi

Merupakan teknik pengumpulan data dengan membaca, mengamati dokumen atau catatan yang sudah ada, serta mengadopsi materi yang berasal dari website sesuai dengan topik yang dibutuhkan.

2) Observasi

Merupakan teknik pengumpulan data dengan mengamati dan meneliti pelaksanaan prosedur pencairan langsung pada KPPN Yogyakarta.

3) Wawancara

Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan secara langsung kepada staf pekerja yang ada, sesuai dengan penelitian yang dilakukan.

4) Studi Kepustakaan

Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mempelajari dan menganalisa beberapa referensi buku yang berkaitan dengan masalah-masalah yang ada dalam ruang lingkup penelitian ini.


(19)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Sistem Akuntansi Pemerintah (SAP)

Menurut PMK No 238/PMK.05/2011 pasal 1 Sistem Akuntansi Pemerintah adalah rangkaian sistematik dari prosedur, penyelenggara, peralatan dan elemen lain untuk mewujudkan fungsi akuntansi sejak analisis transaksi sampai dengan pelaporan keuangan di lingkungan organisasi pemerintah.

B. Pengertian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)

Menurut PMK No 154/PMK.05/2013 pasal 1 Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang selanjutnya disebut APBN adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat.

C. Pengertian Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN)

Menurut PMK No 154/PMK.05/2013 pasal 1 Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara yang selanjutnya disebut SPAN adalah sistem terintegrasi seluruh proses yang terkait dengan APBN yang meliputi modul penganggaran, modul komitmen, nmodul penerimaan,modul pembayaran, modul kas, modul akuntansi dan pelaporan

D. Pengertian Implementasi

Implementasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai pelaksanaan atau penerapan. artinya yang dilaksanakan dan diterapkan adalah kurikulum yang telah dirancang /didesain untuk kemudian dijalankan sepenuhnya .


(20)

kalau diibaratkan dalam sebuah rancangan bangunan yang dibuat oleh seorang insinyur bangunan tentang rancangan sebuah rumah pada kertas kalkirnya maka implementasi yang dilakukan oleh para tukang adalah rancangan yang telah dibuat tadi dan sangat tidak mungkin atau mustahil akan melenceng atau tidak sesuai dengan rancangan, apabila yang dilakukan oleh para tukang tidak sama dengan hasil rancangan akan terjadi masalah besar dengan bangunan yang telah dibuat karena rancangan adalah sebuah proses yang panjang, rumit, sulit dan telah sempurna dari sisi perancang dan rancangan itu.

Sedangkan pengertian Implementasi menurut para ahli yaitu menurut Mazmaniah dan Sabastiar (dalam wahab, 2008:68) Implementasi adalah pelaksanaan keputusan kebijakan dasar, biasanya dalam bentuk undang-undang, namun dapat pula berbentuk perintah perintah atau keputusan-keputusan eksekutif yang penting atau keputusan badan peradilan.

E. Pengertian Prosedur

Pengertian Prosedur menurut Mulyadi (2010), adalah suatu urutan kegiatan kretikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi secara berulang-ulang.

Pengertian Prosedur adalah serangkaian aksi yang spesifik, tindakan atau operasi yang harus dijalankan atau dieksekusi dengan cara yang sama agar selalu memperoleh hasil yang sama dari keadaan yang sama.


(21)

F. Pengertian Sistem Pengendalian Intern

Sistem Pengendalian Intern merupakan suatu perencanaan yang meliputi struktur organisasi dan semua metode dan alat-alat yang dikoordinasikan yang digunakan dalam perusahaan dengan tujuan untuk menjaga keamanan harta milik perusahaan, memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi, mendorong efisiensi, dan membantu mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen yang telah ditetapkan.

Sedangkan menurut Mulyadi (2016) Sistem Pengendalian Intern adalah struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi,mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen

Unsur-unsur pokok pengendalian intern

Unsur-unsur Sistem Pengendalian Intern menurut Mulyadi (2016) adalah:

a. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas. pembagian tanggung jawab fungsional dalam organisasi ini berdasarkan pada prinsip sebagai berikut:

1) Harus dipisahkan antara bagian/seksi yang satu dengan bagian yang lain. 2) Suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh untuk melaksanakan

suatu tahap transaksi.

b. sistem otorisasi dan prosedur pencatatan yang baik sehingga memungkinkan untuk memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, hutang, pendapatan dan biaya.


(22)

Dalam organisasi ,setiap transaksi terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut. Oleh karena itu, dalam organisasi harus dibuat sistem yang mengatur pembagian wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi

1) praktik kerja yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi

Cara-cara yang biasanya ditempuh oleh perusahaan dalam menciptakan praktik yang sehat adalah:

a. Penggunaan dokumen bernomor untuk tercetak yang pemakaiannya harus dipertanggungjawabkan oleh yang berwenang.

b. Pemeriksaann mendadak dilaksanakan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada pihak yang akan diperiksa dengan jadwal yang tidak teratur.

c. Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan oleh satu orang atau satu unit organisasi, tanpa ada campur tangan dari orang atau unit organisasi lain. d. Perputaran jabatan yang dilaksanakan secara rutin akan dapat menjaga

independensi pejabat dalam melaksanakan tugasnya, sehingga persekongkolann diantara mereka dapat dihindari. Dikantor Pelayanan Perbendaharaan sendiri perputaran jabatan dilaksanakan setiap lima tahun sekali. Hal ini dilakukan agar semua karyawan dapat mengetahui tugas masing- masing seksi.

e. Keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak. selama cuti, jabatan karyawan yang bersangkutan digantikan untuk sementara oleh


(23)

pejabat yang lain, sehingga apabila terjadi kecurangan dalam departemen yang bersangkutan, diharapkan dapat terungkap oleh pejabat yang menggantikan untuk sementara tersebut.

2) karyawan yang berkualitas sesuai dengan tanggungjawab .untuk mendapatkan karyawan yang kompeten dan dapat dipercaya ada beberapa cara yang dapat ditempuh yaitu:

1. calon karyawan dipilih dan diseleksi berdasarkan yang dituntut oleh pekerjaannya.

2. Pengembangan pendidikan karyawan selama menjadi karyawan perusahaan, sesuai dengan tuntutan pengembangan pekerjaannya.

G. Pengertian Efektifitas

Efektifitas yaitu suatu perbandingan antara input dan output didalam berbagai aktifitas suatu kegiatan hingga dengan pencapaian suatu tujuan tertentu dapat dipenuhi dari banyaknya beberapa kualitas dan kuantitas hasil kerja serta batas waktu yang telah ditetapkan. sedangkan Menurut Sondang dalam Othenk (2008: 4), Efektifitas adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atas jasa kegiatan yang dijalankannya. Efektifitas menunjukkan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran yang telah ditetapkan. Jika hasil kegiatan semakin mendekati sasaran, berarti makin tinggi efektifitasnya


(24)

H. Pengertian Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah sebuah konsep etika yang dekat dengan Administrasi Publik Pemerintahan (Lembaga Eksekutif Pemerintah, Lembaga Legislatif Parlemen dan Lembaga Yudikatif Kehakiman) yang mempunyai beberapa arti antara lain, hal ini sering digunakan secara sinonim dengan konsep-konsep seperti yang dapat dipertanggungjawabkan (responsibility), kemampuan memberikan jawaban (answerability), yang dapat dipersalahkan (blameworthiness) dan yang mempunyai ketidakbebasan (liability) termasuk istilah lain yang mempunyai keterkaitan dengan harapan dapat menerangkannya salah satu aspek dari administrasi publik atau pemerintahan, hal ini sebenarnya telah menjadi pusat-pusat diskusi yang terkait dengan tingkat problembilitas di sektor publik, perusahaan nirlaba, yayasan dan perusahaan-perusahaan.

Dalam bidang Ilmu Akuntansi, Akuntabilitas diartikan sebagai pertanggungjelasan. Suatu organisasi dikatakan akuntabel jika memiliki kemampuan untuk menjelaskan kondisi yang dialami termasuk didalamnya keputusan yang diambil dan berbagai aktivitas yang dilakukan. istilah akuntabilitas dalam bidang ilmu akuntansi dipisahkan dengan istilah responsibilitas atau diartikan sebagai pertanggungjawaban.

Sedangkan Menurut Mardiasmo (2015), Pengertian Akuntabilitas adalah sebuah kewajiban melaporkan dan bertanggung jawab atas keberhasilan atau pun kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai hasil yang telah ditetapkan sebelumnya, melalui media pertanggungjawaban yang dikerjakan secara berkala.


(25)

I. Pengertian Pencairan Dana Langsung

Sebelum membahas pengertian Pencairan Dana Langsung ,sebaiknya mengetahui pengertian tentang dana. dimana dana merupakan kesatuan fiskal (fiscal entity) dan akuntansi (accounting entity), yang terpisah antara satu sama lain.dana disebut kesatuan fiskal karena dana memiliki sumber keuangan dan penggunaannya yang telah ditentukan dalam anggaran, dan dana disebut sebagai kesatuan akuntansi karena memiliki persamaan akuntansi.

Dalam bukunya Nordiawan tahun 2007, kesatuan dana-dana yang dimiliki organisasi sector publik, dapat digologkan menjadi 2 yaitu:

1. Dana yang bisa dibelanjakan (expendable fund)

Adalah dana yang disediakan untuk membiayai aktifitas-aktifitas yang bersifat non business yang menjadi bagian dari tujuan organisasi sektor publik.

2. Dana yang tidak bisa dibelanjakan (non expendable fund)

Adalah dana yang dipisahkan untuk aktifitas-aktifitas yang bersifat bisnis dan digunakan sebagai pendukung dari expendable funds

Pencairan Dana Langsung adalah: Proses Pencairan Dana yang dilakukan oleh KPPN kepada pihak yang berhak atau rekanan berdasarkan SPM-LS yang diterbitkan oleh PA/ kuasa PA atas nama yang berhak sesuai bukti Pengeluaran yang sah.

Yang termasuk dalam pembayaran /pencairan langsung : 1. Belanja Pegawai


(26)

2. Belanja Non Pegawai

Yang termasuk belanja non pegawai :pengadaan barang dan jasa, pembayaran biaya tagihan langganan daya dan jasa ( listrik , telepon,dan air).

Istilah-istilah

Beberapa pengertian-pengertian menurut peraturan Direktur Perbendaharaan Nomor Per 287/PB/2015:

a. Bendahara Pengeluaran

Bendahara Pengeluaran adalah orang yang dituju untuk menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan dan mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan Belanja Negara dalam rangka pelaksanaan APBN pada kantor satker Kementrian Negara /lembaga.

b. Satuan Kerja

Satuan Kerja (satker) adalah instansi atau dinas / badan yang ditetapkan untuk melaksanakan kegiatan kementerian Negara / lembaga terkait.

c. Pengguna Anggaran

Pengguna Anggaran adalah menteri /pimpinan lembaga atau kuasanya yang bertanggungjawab atas pengelolaan anggaran pada kementerian Negara / lembaga yang bersangkutan.

d. Surat Perintah Membayar (SPM)

Surat Perintah Membayar (SPM) adalah dokumen yang diterbitkan oleh Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran atau pejabat lain yang ditunjuk


(27)

untuk mencairkan dana yang bersumber dari DIPA atau dokumen lain yang dipersamakan.

e. Surat Permintaan Pembayaran (SPP)

Surat permintaan pembayaran (SPP) adalah suatu dokumen yang dibuat/diterbitkan oleh pejabat yang bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiaatan dan disampaikan kepada Pengguna Anggaran /Kuasa Pengguna Anggaran atau pejabat lain yang ditunjuk selaku pemberi kerja yang selanjutnya diteruskan kepada penerbit SPM berkenaan.

f. DIPA

DIPA adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang dibuat oleh menteri /pimpinan lembaga atau satker serta disahkan oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan atau kepala kantor wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan atas nama Menteri Keuangan dan berfungsi sebagai dasar untuk melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran dana atas beban APBN serta dokumen pendukung kegiatan akuntansi pemerintah.

g. Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)

Surat Perintah Pencairan Dana adalah surat perintah yang diterbitkan oleh KPPN selaku kuasa bendahara umum negara untuk melaksanakan pengeluaran atas beban APBN berdasarkan SPM.


(28)

(29)

A. Latar belakang institusi

KPPN Yogyakarta pada awalnya dibentuk dengan nama Kantor Bendahara Negara (KBN). Setelah itu berganti nama menjadi Kantor Perbendaharaan Negara (KPN) dan Kantor Kas Negara (KKN) pada tahun 1982. Selanjutnya pada tahun 1990 satuan kerja tersebut diintegrasikan menjadi Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara (KPKN). Berdasarkan surat keputusan menteri keuangan tanggal 12 juni 1989 No. 645/KMK.01/1989.

Seiring dengan reorganisasi Departemen Keuangan yang ditandai dengan penetapan undang-undang Nomor 17 tahun 2003 dan Undang-undang No 1 tahun 2004, maka Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara (KPKN) berubah menjadi Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) yang merupakan instansi vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan. Berdasarkan keputusan Menteri Keuangan RI Nomor : Kep-303/KMK.01/2004.

Selanjutnya berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor: Kep-172/PB/2007 tanggal 26 Juli 2007 tentang Penetapan KPPN Percontohan terhitung mulai tanggal 30 Juli 2007, Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Yogyakarta, resmi beroperasi menjadi Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Percontohan dan soft launching dilakukan oleh Bapak Minto Widodo selaku Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Daerah Istimewa Yogyakarta yang menjabat pada periode tahun tersebut dan


(30)

dilaksanakan bersama 17 (tujuh belas) KPPN Percontohan lainnya. Sedangkan pada tahun 2013, seluruh KPPN di Indonesia merupakan KPPN Percontohan. Dan Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Daerah Istimewa Yogyakarta pada periode tahun sekarang dijabat oleh Bapak Hendro Baskoro. B. Profil Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Yogyakarta

Tujuan dibentuknya KPPN Percontohan Yogyakarta yang merupakan

bagian dari pelaksanaan reformasi birokrasi dan ujung tombak pelayanan publik yang dimiliki oleh Direktorat Jenderal Perbendaharaan adalah untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) dan peningkatan pelayanan kepada masyarakat khususnya terkait dengan pencairan dana APBN.

Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, KPPN Yogyakarta mengedepankan pelayanan prima kepada seluruh mitra kerja dengan tetap berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku dan berorientasi pada visi dan misi yang telah ditetapkan.

Pelayanan prima yang diberikan oleh KPPN Yogyakarta kepada seluruh mitra kerja sebagai implementasi reformasi birokrasi yang digulirkan oleh Menteri Keuangan khususnya berupa pelayanan prima dalam hal proses pencairan dana APBN secara cepat, tepat, akurat, transparan dan tanpa biaya.

Hal ini didukung oleh berbagai faktor antara lain recruitment sumber daya

manusia pada KPPN Yogyakarta yang dilakukan melalui seleksi pegawai secara ketat dengan mempertimbangkan kualitas dan integritas, selain itu aspek tata laksana berupa prosedur kerja yang jelas, sederhana dan dapat dipertanggung jawabkan yang dipergunakan sebagai pedoman bagi setiap pegawai KPPN


(31)

Yogyakarta untuk melaksanakan tugasnya serta yang tidak kalah penting adalah dukungan teknologi informasi dalam setiap proses penyelesaian pekerjaan di KPPN Yogyakarta

C. Kondisi Geografis

Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara menempati Gedung D di Gedung Keuangan Negara, yang beralamat di jalan Kusumanegara 11 Yogyakarta. Di sebelah selatan, berhadapan langsung dengan Taman Makam Pahlawan Kusumanegara, sebelah utara berdekatan dengan Stadion Mandala Krida, sebelah timur merupakan pertokoan, sedangkan sebelah baratnya merupakan Gedung perkantoran.

Letak Kota Yogyakarta terbentang antara 110o 24’19’’sampai 110o 28’53’’

Bujur Timur dan 7o 49’ 26’’ Lintang Selatan dan secara garis besar merupakan

dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 114 m diatas permukaan laut dimana dari barat ketimur relatif datar dan dari utara ke selatan memiliki kemiringan kurang lebih 1 derajat.

D. Wilayah Kerja

Wilayah Kerja KPPN Yogyakarta meliputi instansi pemerintah seluruh Kementerian Lembaga Departemen/Non Departemen yang terletak di kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul dengan melayani sebanyak 331 satuan kerja


(32)

E. Visi, misi, motto dan janji layanan KPPN Yogyakarta

Sejalan dengan tugas KPPN Yogyakarta yaitu memberikan pelayanan dan pembinaan teknis serta administratif kepada semua unsur instansi/satker di wilayah Yogyakarta, maka KPPN Yogyakarta menetapkan visi, misi, motto, dan janji layanan.

Visi KPPN Yogyakarta

“Menjadi pengelola perbendaharaan Negara di daerah yang professional, modern,

transparan dan akuntabel” Misi KPPN Yogyakarta

1. Mewujudkan pengelolaan kas yang efisien dan optimal

2. Mendukung kinerja pelaksanaan anggaran yang tepat waktu, efektif dan akuntabel.

3. Mewujudkan akuntansi dan pelaporan keuangan Negara yang akuntabel,

transparan, dan tepat waktu. Motto KPPN Yogyakarta

“kepuasan mitra ,komitmen kami”

F. Struktur organisasi dan bidang usaha

Dalam Menjalankan tugas pokok dan fungsinya, Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Yogyakarta memiliki struktur organisasi sebagai berikut:


(33)

Gambar 1.1 Struktur organisasi KPPN Yogyakarta

Struktur organisasi vertikal Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Yogyakarta dipimpin oleh Ibu Ruth Ida Lestari, S.H., selaku kepala kantor yang membawahi Sub Bagian Umum yang dipimpin oleh Bapak Murtadji, S.E., selaku Kepala Sub Bagian Umum dan Membawahi empat seksi, yaitu Seksi Pencairan Dana. Seksi bank, Seksi Vera, dan Seksi MSKI. Keempat seksi tersebut masing-masing dipimpin oleh kepala seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada kepala kantor, di antaranya :

1. Kepala Seksi Pencairan Dana : Nurhadi, S.H., M.M. 2. Kepala Seksi Bank : Puji Hartanto, S.Sos. 3. Kepala Seksi Verifikasi dan Akuntansi : Dra. Sri Suprihariani 4. Kepala Seksi MSKI : Sumarno, S.H. 5. Kepala Sub Bagian Umum : Murtadji, S.E.

Kepala Kantor Ruth Ida Lestari, S.H.

Kepala Seksi PD Nurhadi, S.H., M.M Kepala Seksi MSKI Sumarmo, S.H., M.M Kepala Seksi Bank Puji Hartanto, S.Sos Kepala Seksi Vera Drs. Sri Suprihariani Kepala Sub Bag

Umum Murtadji, S.E.


(34)

G. Tugas dan uraian pekerjaan

Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Yogyakarta dipimpin oleh seorang kepala kantor dengan membawahi 5 seksi bagian yang membantu dalam pelaksanaan tugas di KPPN Yogyakarta. lima seksi bagian tersebut memiliki tugas berbeda tetapi saling berkaitan satu sama lain. Tugas dari masing-masing seksi tersebut antara lain :

1. Sub Bagian Umum

Adapun nama pegawai berserta tugas terdapat dalam tabel berikut: Tabel 2.1

Nama Pegawai dan Tugas Sub Bagian Umum

Nama Tugas /wewenang

Murtadji Kepala subbag umum

Ernawati Back office

Heri prasetyo Back office

Jiarto Front office

Susilo haryanto Front office

Slamet prasetyo Back office

Maryati Sekretaris

Supardjono Skretaris

Nur mila eka sari Back office

Nor khasanah Back office

Tukijan Back office

Kepala Sub Bagian Umum mempunyai tugas melaksanakan urusan kepegawaian, keuangan, tata usaha dan rumah tangga serta penyelesaian temuan hasil pemeriksaan. Dalam melaksanakan tugas pokok Sub Bagian Umum mempunyai tugas sebagai berikut :


(35)

a. Melaksanakan urusan kepegawaian. b. Melaksanakan urusan keuangan.

c. Melaksanakan urusan tata usaha dan rumah tangga.

d. Melaksanakan penyusunan rencana kerja dan laporan kegiatan. e. Melaksanakan penyelesaian temuan hasil pemeriksaan.

Untuk melaksanakan fungsi tersebut, Sub Bagian Umum terdiri dari : a. Sub Bagian Kepegawaian

b. Sub Bagian Keuangan

c. Sub Bagian Tata Usaha dan Rumah Tangga

2. Seksi Pencairan Dana

Adapun nama pegawai berserta tugas terdapat dalam tabel berikut: Tabel 2.2

Nama Pegawai dan Tugas Seksi Pencairan Dana

Nama Tugas /wewenang

Nurhadi Kepala pencairan dana

Bernadetta dewi ratnasari Front office konversi

Amalia pratiwi Front office konversi

Fitriana nugraeni Front office konversi Mizwarni rusliza Front office konversi

Nadhiroh yumna Front office validasi

Sri hardini Front office validasi

Rahadjeng kusumaningrum Front office validasi

Ngatini Front office validasi

Muhammad nur fahrudin Middle office Wiji asih setiawati Middle office Marcus aryanto purwatmoko Middle office

Dwi lestrari Back office

Sulistyo joni ilham Back office


(36)

Seksi Pencairan Dana mempunyai tugas melakukan pengelolaan basis data Pelaksanaan Anggaran, Pengujian terhadap dokumen Surat Perintah Membayar (SPM), Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) atas nama Menteri Keuangan (Bendahara Umum Negara), Pengelolaan basis data pembayaran gaji, Pengesahan Surat Pengesahan Penghentian Pembayaran (SKPP) dan Penyusunan laporan realisasi pencairan anggaran. Sesuai dengan peraturan Menteri keuangan Nomor PMK 169/PMK.01/2012 Tanggal 6 November 2012,

Seksi Pencairan Dana mempunyai tugas :

a. Melakukan pengujian resume tagihan dan SPM. b. Penerbitan SP2D.

c. Penerbitan Surat Pengesahan Pendapatan (SPP) dan belanja Badan Layanan Umum (BLU)

d. Penerbitan surat pengesahan atas ralat SPM dari satuan kerja dan nota dinas. 3. Seksi Verifikasi dan Akuntansi (Vera)

Tabel 2.3

Nama Pegawai dan Tugas Seksi Verifikasi dan Akuntansi

Nama Tugas/wewenang

Sri suprihartini Kepala Verifikasi Akuntansi Mardina Tri Cahyati R Middle office

R R Elly Setyawati Front office

Sudarmi Front office

Taufik perdana Front office

Sri pamungkas Front office

Nama Tugas/wewenang

Ponidjo Front office


(37)

Pegawai Seksi Verifikasi Akuntansi bertugas untuk membuat jenis laporan berikut :

a. LKPP (periode bulanan)

b. BAR Rekonsiliasi (periode bulanan) c. SKTB (periode bulanan)

d. SKP4 (periode bulanan)

e. Laporan Rekapitulasi LPJ Bendahara (periode bulanan) f. Laporan Analisa saldo BLU

Pegawai Seksi Verifikasi Akuntansi bertugas untuk membuat jenis laporan berikut :

Seksi Verifikasi dan Akuntansi mempunyai tugas :

a. Melakukan verifikasi pembayaran b. Rekonsiliasi laporan akuntansi

c. Penyusunan laporan keuangan tingkat kuasa BUN

d. Pelaporan dan analisis kinerja anggaran serta analisis data statistik laporan keuangan.

4. Seksi Bank:

Adapun nama pegawai berserta tugas terdapat dalam tabel berikut:

Tabel 2.4 Nama Pegawai dan Tugas Seksi Bank

Nama Tugas/Wewenang

Puji hartanto Kepala seksi bank

Lukman Setiawan Back office


(38)

Stepanus dewanto Back office Zahara nely rosada Back office

Heni purwandari Back office

Rima afintania K.D front office

Seksi Bank Mempunyai Tugas :

a. Melakukan pencairan dana dan penatausahaannya.

b. Penelitian dan penatausahaan penerimaan dan pengeluaran anggaran melalui dan dari kas negara.

c. Pengiriman dan penerimaan kiriman uang.

d. Pembukuan bendahara umum dan penyusunan Laporan Kas Posisi (LKP)

5. Seksi Manajemen Satker dan Kepatuhan Internal (MSKI)

Adapun nama pegawai berserta tugas terdapat dalam tabel berikut: Tabel 2.5

Nama Pegawai dan Tugas MSKI

Nama Tugas/Wewenang

Sumarmo Kepala MSKI

Ria Nurmawati Back office

Sri Haryati Back office

Kurniawan andri wibowo Back office

Hermanto Back office

Ria yoanita Front office

Mardiyah Front office

Noviati Front office

Sri sumarni Front office


(39)

Seksi MSKI mempunyai tugas sebagai berikut : 1. Tugas di bidang manajemen satker

a. Melakukan kegiatan pembinaan dan bimbingan teknis pengelolaan perbendaharaan

b. Supervisi teknis SPAN

c. Pemantauan standar kualitas layanan KPPN dan penyediaan layanan perbendaharaan.

2. Tugas di bidang kepatuhan Internal

a. Pemantauan pengendalian intern, pengelolaan risiko, kepatuhan terhadap kode etik dan disiplin, dan tindak lanjut hasil pengawasan.


(40)

A. Implementasi Prosedur Pencairan Dana Langsung pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Yogyakarta

Implementasi Prosedur Pencairan Dana Langsung sesuai dengan peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor Per 287/PB/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaan atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara .

a. Fungsi yang terkait 1) Subbagian Umum

Pada bagian ini bertanggungjawab menerima SPM dan dokumen pendukung dari satuan kerja yang akan mencairkan dana serta mencatat SPM di DPP (daftar pengawasan penyelesaian) serta meneliti kelengkapan dokumen.

2) Seksi Pencairan Dana

Bagian ini bertanggungjawab melakukan pengujian SPM apakah sesuai dengan daftar isian pelaksanaan anggaran (DIPA) dan maksimum pencairan (MP). pada bagian ini juga bertanggungjawab menerbitkan SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana).


(41)

3) Seksi Bank /giro pos

Bagian ini bertanggungjawab memberi tanda tangan atau otorisasi surat pencairan dana serta tugas lain yaitu melakukan konversi arsip data Komputer (ADK)

4) Seksi Verifikasi dan Akuntansi

Bagian ini bertanggungjawab mengarsipkan SP2D serta merekonsiliasi laporan keuangan.

b. Dokumen yang terkait

1) SPM (surat perintah membayar) 2) Dokumen pendukung

a) Untuk keperluan pembayaran langsung (LS) belanja pegawai .

(i) Daftar gaji/gaji susulan/kekurangan gaji/lembur honor dan vakasi yang ditandatangani oleh Pengguna Anggaran (PA) atau pejabat yang ditunjuk dan bendahara pengeluaran.

(ii) Surat-surat keputusan kepegawaian dalam hal terjadi perubahan dalam daftar gaji

(iii) Surat keputusan pemberian honor /vakasi dan SPK lembur (iv) Surat setoran pajak (SSP)

b) Untuk keperluan pembayaran langsung (LS) Non belanja pegawai . (i) Resume kontrak /SPK atau daftar normatif perjalanan dinas (ii) SPTB (surat pernyataan tanggungjawab belanja)


(42)

c. Catatan akuntansi yang digunakan 1) Daftar pengawasan penyelesaian SPM

Untuk mencatat jumlah SPM yang masuk dan yang dapat diselesaikan. 2) Cek list

Untuk mencatat kelengkapan dokumen pendukung dari satuan kerja .

d. Prosedur penerbitan SP2D LS Gaji Induk Pada KPPN

No Uraian kegiatan Kep

kantor

Seksi PD Seksi Bank

Sub Umum

Satker Pelaksana seksi pencairan dana/pencairan

dana dan manajemen satker (petugas validasi tagihan)

a.menerima SPM dari petugas pengatur dokumen yang terlampiri:

1) tanda terima konversi ADK SPM 2) dokumen pendukung SPM, yaitu:

-laporan pendaftaran/perubahan/informasi supplier,

- daftar nominative untuk penerima yang lebih satu rekening

SSP PPh pasal 21 , SSBP dan / atau SSPB b. mengunggah adk resume tagihan dari FTP(file transfer protocol),melakukan proses simpan dan ekstrak ADK dalam folder yang telah ditentukan berdasarkan tanda terima konversi ADK SPM

c. mengunggah ADK resume tagihan ke dalam aplikasi SPAN

d. menyampaikan SPM dan dokumen pendukung beserta tanda terima konversi ADK kepada petugas pengatur dokumen sesuai dengan SOP gagal unggah ADK resume tagihan, apabila

sop gagal unggah

ADK T


(43)

e. Menentukan nomer register supplier (NRS) pada aplikasi SPAN, berdasarkan laporan pendaftaran /perubahan/informasi supplier.

f. Menentukan kelompok bayar pada aplikasi SPAN berdasarkan informasi bank / pos penerima pembayaran pada SPM

g. Menyimpan resume tagihan pada aplikasi SPAN

h. Melakukan penolakan SPM sesuai dengan SOP penolakan SPM oleh petugas validasi tagihan apabila resume tagihan tidak berhasil disimpan.

i. Menayangkan resume tagihan pada aplikasi SPAN dan melakukan pengujian validasi secara manual dengan menguji kesesuaian SPM dengan tayangan resume tagihan j. Melakukan penolakan SPM sesuai

dengan SOP penolakan SPM oleh petugas validasi tagihan apabila SPM dan tayangan resume tagihan tidak sesuai

k. Melakukan pengujian/validasi secara sistem pada aplikasi SPAN

l. Melakukan penolakan SPM sesuai dengan SOP penolakan SPM oleh petugas validasi tagihan apabila resume tagihan tidak berhasil lolos pengujian /validasi secara sistem pada aplikasi SPAN

m. Mengunggah resume tagihan ke dalam table utama SPAN sekaligus melakukan pengujian /validasi ketersediaan dana DIPA dan pencadangan kontrak secara sistem pada aplikasi SPAN

n. Melakukan penolakan SPM sesuai dengan SOP penolakan SPM oleh petugas validasi tagihan apabila tidak

SOP pengembalia n SPM SOP penolakan SPM SOP penolakan SPM SOP penolakan SPM T Y T Y T Y T Y


(44)

berhasil lolos pengujian / validasi ketersediaan dana DIPA dan pencadangan kontrak secara sistem pada aplikasi SPAN

o. Membubuhkan nama petugas validasi tagihan pada tanda terima konversi ADK SPM dan menyampaikan kepada petugas pengatur dokumen

2 Pelaksana seksi pencairan dana/pencairan dana dan manajemen satker (petugas pengatur dokumen / PPD)

a. Menerima tanda terima konversi ADK SPM (lembar ke -1 dan ke-2)dan SPM berikut dokumen pendukungnya dari petugas validasi tagihan

b. Menyampaikan lembar ke-1 tanda terima konversi ADK SPM kepda sub umum untuk selanjutnya disamoaikan kepada petugas satker

c. Menyamoaikan lembar ke-2 tanda terima konversi ADK SPM beserta SPM dan dokumen pendukungnya kepada petugas review

3 Pelaksana subbag umum (front office) Menerima lembar ke -1 tanda terima konversi ADK SPM yang telah dibubuhi nama petugas vakidasi tagihan beserta jam selesai validasi untuk disampaikan kepada petugas satker.

4 Pelaksana seksi pencairan dana/pencairan dana dan manajemen satker (petugas review) a. Menerima lembar ke-2 tanda terima koversi ADK SPM dan SPM berikut dokumen pendukungnya dari petugas pengatur dokumen

b. Memilih tagihan dari daftar kerja pada aplikasi SPAN sesuai dengan SPM yang diterima

c. Melakukan review terhadap kesesuaian deskripsi pembayaran dengan jenis dokumen / sifat pembayaran dan jenis belanja pada SPM dan resume tagihan


(45)

d. Menambahkan catatan pada aplikasi SPAN apabila berdasarkan hasil review terdapat ketidaksesuian sebagai pertimbangan bagi kepala seksi PD/PDMS dalam penolakan tagihan e. Meneruskan tagihan pada aplikasi SPAN

kepada kepala seksi PD/PDMS

f. Menyampaikan lembar ke-2 tanda terima konversi ADK SPM dan SPM berikut dokumen pendukungnya kepada petugas pengatur dokumen

5 Pelaksana seksi pencairan dana/ pencairan dana dan manajemen satker (petugas pengatur dokumen/PPD)

a. Menerima lembar ke-2 tanda terima konversi ADK SPM dan SPM berikut dokumen pendukungnya dari petugas review

b. Menyampaikan lembar ke 2 tanda terima konversi ADK SPM dan SPM berikut dokumen pendukungnya kepada kepala seksi PD/PDMS

6 Kepala seksi pencairan dana/ pencairan dana dan manajemen satker

a. Menerima lembar ke-2 tanda terima konversi ADK SPM dan SPM berikut dokumen pendukungnya dari petugas pengatur dokumen

b. Memilih resume tagihan dari daftar kerja pada aplikasi SPAN sesuai dengan SPM yang diterima

c. Melakukan review terhadap

1) Catatan yang ditambahkan oleh petugas review

2) Kesesuaian deskripsi pembayaran dengan jenis dokumen /sifat pembayaran dan jenis belanja

3) Kesesuaian resume tagihan dengan peraturan yang berlaku

d. Melakukan penolakan SPM sesuai dengan penolakan SPM oleh kepala seksi pencairan dana/pencairan dana dan

SOP penolakan

SPM T


(46)

manajemen satker apabila hasil review tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku

e. Memberikan persetujuan tagihan apabila hasil review resume tagihan telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku

f. Mencetak SPPT atas resume tagihan yang disetujui

g. Menyampaikan SPPT, lembar ke-2 tanda terima konversi ADK SPM dan SPM berikut dokumen pendukungnya kepada perugas pengatur dokumen

7 Pelaksana seksi pencairan dana/pencairan dana dan manajemen satker (petugas pengatur dokumen /PPD)

a. Menerima SPPT, lembar ke-2 tanda terima konversi ADK SPM dan SPM berikut dokumen pendukungnya dari kepala seksi pencairan dana/pencairan dana dan manajemen satker

b. Melakukan pemilahan bukti potongan (SSP/SSBP/SSPB)sebagai berikut: 1) Lembar ke-1 dan ke-3 digabung

dengan lembar ke-2 SPM

2) Lembar ke-4 digabung dengan dengan lembar ke-1 SPM

3) Lembar ke-2 disampaikan kepada subbag umum

c. Menyampaikan:

1) SPPT kepada pelaksana seksi bank

2) SPM berikut dokumen

pendukungnya ,dan lembar ke 2 tanda terima konversi ADK SPM kepada subbag umum

8 Pelaksana seksi bank

a. Menerima SPPT dari petugas pengatur dokumen seksi pencairan dana

b. Melakukan penayangan daftar tagihan disetujui pertanggal jatuh tempo pada aplikasi SPAN

c. Mencetak daftar tagihan disetujui pertanggal jatuh tempo per bank pada


(47)

aplikasi SPAN sesuai data kelompok bayar pada daftar tagihan disetujui pertanggal jatuh tempo

d. Melakukan review terhadap kesesuaian kelompok bayar. Apabila kelompok bayar tidak sesuai maka dilakukan perubahan kelompok bayar dan mencetak ulang daftar tagihan disetujui pertaggal jatuh tempo perbank

e. Melakukan pemilahan SPPT dan melampirkannya berdasarkan daftar tagihan disetujui pertanggal jatuh tempo per bank

f. Membuat permintaan proses pembayaran (paymen process request/PPR) pada aplikasi SPAN sesuai kelompok bayar pada daftra tagihan disetujui pertanggal jatuh tempo perbank

g. Melakukan review tagihan pada PPR berdasarkan SPPT

h. Memberikan catatan atas hasil review resume tagihan yang belum ada SPPT i. Mengirimkan PPR pada aplikasi SPAN

kepada kepala seksi bank

j. Menyampaikan daftar tagihan disetujui pertanggal jatuh tempo perbank berikut SPPT kepada kepala seksi bank

9a Bank operasional yang terkoneksi dengan SPAN

Kepala seksi bank

a. Menerima daftar tagihan disetujui pertanggal jatuh tempo perbank berikut SPPT dari pelaksana seksi bank

b. Memilih PPR yang akan diproses dari daftar kerja pada aplikasi SPAN

c. Melakukan review PPR pada aplikasi SPAN berdasarkan SPPT, antara lain meliputi :

1) Kebenaran tanggal SP2D 2) Kebenaran bank pembayar

d. Menghentikan / terminate PPR dan memerintahkan pelaksana seksi bank


(48)

untuk melaksanakan PPR ulang apabila tanggal SP2D dan bank pembayar tidak sesuai

e. Menghapus resume tagihan dari PPR apabila daftar tagihan disetujui pertanggal jatuh tempo perbank tidak dilampiri dengan SPPT

f. Menerbitkan SP2D dengan melakukan persetujuan PPR pada aplikasi SPAN g. Menyampaikan daftar tagihan disetujui

pertanggal jatuh tempo perbank berikut SPPT kepada pelaksana seksi bank 10a Pelaksana seksi bank

a. Menerima daftar tagihan disetujui pertanggal jatuh tempo perbank berikut SPPT dari kepala seksi bank

b. Menatausahakan daftar tagihan disetujui pertanggal jatuh tempo perbank berikut SPPT sebagai pertinggal seksi bank 11a Pelaksana subbag umum (banck office)

a. Menerima lembar ke-2 tanda terima konversi ADK SPM dan SPM berikut dokumen pendukungnya dari petugas pengatur dokumen

b. Menyerahkan:

1) Lembar ke-2 SPM berikut satu rangkap dokumen pendukungnya

serta bukti potongan

(SSP/SSBP/SSPB) lembar ke-1 dan lembar ke-3 ,kepada petugas front office KPPN

2) Lembar ke-2 tanda terima konversi ADK SPM ,lembar ke-1 SPM berikut

satu rangkap dokumen

pendukungnya, dan bukti potongan (SSP/SSBP/SSPB) lembar ke-4,kepada seksi verifikasi dan akuntansi (untuk ditatausahakan dan diarsipkan)

c. Mengirimkan lembar ke-2 SPM berikut

satu rangkap dokumen


(49)

(SSP/SSBP/SSPB) lembar ke-1 dan lembar ke-3 melalui jasa pengiriman surat apabila satker dalam jangka waktu 3 hari tidak mengambil dokumen-dokumen tersebut

12a Pelaksana subbag umum (front office) Menyerahkan lembar ke-2 SPM, berikut satu rangkap dokumen pendukungnya, serta bukti potongan (SSP/SSBP/SSPB) lembar ke-1 dan lembar ke-3 kepada petugas satker 9b Bank operasional yang tidak terkoneksi

dengan SPAN Kepala seksi bank

a. Menerima daftar tagihan disetujui pertanggal jatuh tempo per bank berikut SPPT dari pelaksana seksi bank

b. Memilih PPR yang akan diproses dari daftar kerja pada aplikasi SPAN

c. Melakukan review PPR pada aplikasi SPAN berdasarkan SPPT, antara lain meliputi:

1) Kebenaran tanggal SP2D 2) Kebenaran bank pembayar

d. Menghentikan /terminate PPR dan memerintahkan pelaksana seksi bank untuk melaksanakan PPR ulang apabila tanggal SP2D dan bank pembayar tidak sesuai

e. Menghapus resume tagihan dari PPR apabila daftar tagihan disetujui pertanggal jatuh tempo perbank tidak dilampiri dengan SPPT

f. Menerbitkan SP2D dengan melakukakan persetujuan PPR pada aplikasi SPAN g. Mencetak dan menandatangani SP2D

berikut daftar SP2D per bank operasional h. Mengunduh dan menyimoan file kirim manual (excel) SP2D kedalam lokasi penyimpanan data yang telah ditentukan i. Menyampaikan:


(50)

1) SP2D dan daftar SP2D perbank operasional kepada pelaksana seksi bank

2) SPPT dan daftar tagihan disetujui pertanggal jatuh tempo perbank kepada pelaksana seksi bank

10b Pelaksana seksi bank

a. Menerima SP2D dan daftar SP2D perbank operasional , SPPT serta daftar tagihan disetujui pertanggal jatuh tempo perbank dari kepala seksi bank

b. Mengunduh file kirim manual (excel) SP2D dari lokasi penyimpanan data yang telah ditentukan kedalam media penyimpanan data

c. Menyampaikan:

1) SP2D dan daftar SP2D per bank operasional kepada kepada kepala seksi PD/PDMS

2) File kirim manual( excel) SP2D kepada subbag umum

d. Menatausahakan SPPT dan daftar tagihan disetujui pertanggal jatuh tempo sebagi pertinggal seksi bank

11b Kepala seksi pencairan dana ?pencairan dana dan manajemen saker

a. Menerima SP2D dan daftar SP2D perbank operasional dari palaksana seksi bank

b. Menandatangani SP2D

c. Menyampaikan SP2D yang telah ditandatangani berikut daftar SP2D perbank operasional kepada petugas pengatur dokumen

12b Pelaksana seksi pencairan dana pencairan dana dan manajemen satker (petugas pengatur dokumen)

a. Menerima SP2D yang telah ditandatangani berikut daftar SP2D per bank operasional dari kepala seksi PD/PDMS


(51)

b. Menyampaikan SP2D dan daftar SP2D perbank operasional kepada kepala kantor

13b Kepala kantor

a. Menerima SP2D dan daftar SP2D per bank operasional dari petugas pengatur dokumen seksi pencairan dana

b. Meneliti kesesuaian SP2D dengan daftar SP2D per bank operasional

c. Menandatangani daftar SP2D per bank operasional

d. Menyampaikan SP2D dan daftar SP2D per bank operasional yang telah ditandatangani kepada subbag umum 14b Pelaksana subbag umum (back office)

a. Menerima:

1) SPM berikut dokumen

pendukungnya dan lembar ke-2 tanda terima konversi ADK dari petugas pengatur dokumen seksi pencairan dana

2) File kirim manual (excel) SP2D per bank operasional dari kepala kantor 3) SP2D dan daftar SP2D per bank

operasional dari kepala kantor 4) Membubuhkan stempel timbul pada

lembar ke-1 SP2D dan daftar SP2D per bank operasional

b. Memilah dan menyampaikan:

1) Lembar ke-1 SP2D , daftar SP2D per bank operasional dan file kirim manual (excel) SP2D ke bank operasional / giro pos melalui petugas yang ditunjuk

2) Lembar ke-2 SP2D,lembar ke-2 SPM, berikut satu rangkap dokumen pendukungnya serta bukti potongan ( SSP/SSBP/SSPB) lembar ke-1 dan lembar ke-3 kepada petugas front office KPPN untuk disampaikan kepada petugas satker


(52)

3) Lembar ke-3 SP2D, daftar SP2D perbank operasional , lembar ke-2 tanda terima konversi ADK, lembar ke-1 SPM berikut satu rangkap dokumen pendukungnya serta bukti potongan (SSP/SSBP/SSPB) lembar ke-4 kepada seksi verifikasi dan akuntansi (untuk ditatausahakan dan diarsipkan)

c. Mengirimkan lembar ke-2 SP2D, lembar ke-2 SPM, berikut satu rangkap dokumen pendukungnya serta bukti potongan (SSP/SSBP/SSPB) lembar ke-1 dan lembar ke-3, melalui jasa pengiriman surat apabila satker dalam jangka waktu 3 hari tidak mengambil dokumen-dokumen tersebut

15b Pelaksana subbag umum (front office): Menyerahkan lembar 2 SP2D , lembar ke-2 SPM, berikut satu rangkap dokumen pendukung SPM serta bukti potongan (SSP/SSBP/SSPB) lembar ke-1 dan lembar ke-3 kepada petugas satker

Gambar 1.2

e. Prosedur Penerbitan SP2D LS Non Gaji Kontraktual Pada KPPN

No Uraian kegiatan Seksi PD Seksi

Bank

Sub Umum

Satker 1 Pelaksana seksi pencairan dana / pencairan dana dan

manajemen satker (petugas validasi tagihan)

a. Menerima SPM dari petugas pengatur dokumen yang dilampiri:

1) Tanda terima konversi ADK SPM 2) Dokumen pendukung SPM yaitu:

- Laporan pendaftaran / perubahan /informasi supplier

- Informasi kontrak yang diterima satker dari SPAN melalui email bersangkutan


(53)

- Daftar perhitungan jumlah maksimum pencairan (MP) berikut bukti setor PNBP yang telah dikonfirmasi KPPN untuk SPM sumber dana PNBP tidak terpusat

- Faktur pajak untuk SPM-LS non gaji kontraktual sumber dana PHLN

b. Khusus untuk SPM-LS non gaji kontraktual dalam rangka pembayaran uang muka atas perjanjian kontrak dilampiri:

1) Asli surat jaminan uang muka

2) Asli surat kuasa bermaterai cukup dari PPK kepada kepala KPPN untuk pencairan jaminan uang muka 3) Asli konfirmasi tertulis dari pimpinan penerbit

jaminan uang muka sesuai dengan peraturan perundang-undangan mengenai pengadaan barang/jasa pemerintah

c. Meneliti kesesuaian data SPAN no supplier dan nama site pada laporan pendaftaran/perubahan/informasi supplier dengan informasi kontrak

d. Melakukan percetakan karvas kontrak pada SPAN berdasarkan informasi kontrak dan melampirkan dalam dokumen SPM

e. Mengunduh ADK resume tagihan dari file transfer protocol (FTP), melakukan proses simpan dan ekstak ADK dalam folder yang telah ditentukan berdasarkan tanda terima konversi ADK SPM

f. Mengunggah ADK resume tagihan kedalam aplikasi SPAN

g. Menyampaikan SPM dan dokumen pendukungnya beserta tanda terima konversi ADK kepada petugas pengatur dokumen sesuai dengan SOP gagal unggah ADK resume tagihan, apabila resume tagihan gagal diunggah kedalam aplikasi SPAN

h. Menentukan nomor register supplier (NRS) pada aplikasi SPAN, berdasarkan laporan pendaftaran/perubahan/informasi supplier

i. Menentukan kelompok bayar pada aplikasi SPAN berdasarkan informasi bank/pos penerima pembayaran pada SPM

j. Menentukan nomor CAN dalam SPAN berdasarkan kanwas kontrak

k. Menyimpan resume tagihan pada aplikasi SPAN

SOP gagal unggah ADK SOP penolakan SPM T Y T T Y


(54)

l. Melakukan penolakan SPM sesuai dengan SOP penolakan SPM oleh petugas validasi tagihan apabila resume tagihan tidak berhasil disimpan

m. Menayangkan resume tagihan pada aplikasi SPAN dan melakukan pengujian / validasi secara manual dengan menguji:

1) Kesesuaian SPM dengan tayangan resume tagihan pada SPAN

2) Kesesuaian jumlah tagihan pada SPM,dengan maksimum pencairan (MP) dana yang disampaikan satker khusus untuk yang bersumber dari PNBP n. Melakukan penolakan SPM sesuai dengan SOP

penolakan SPM oleh petugas validasi tagihan apabila SPM dan tayangan resume tagihan tidak sesuai

o. Melakukan pengujian/validasi secara sistem pada aplikasi SPAN

p. Melakukan penolakan SPM sesuai dengan SOP penolakan SPM oleh petugas validasi tagihan apabila resume tagihan tidak berhasil lolos pengujian/validasi secara sistem pada aplikasi SPAN

q. Mengunggah resume tagihan kedalam table utama SPAN sekaligus melakukan pengujian / validasi ketersediaan dana DIPA dan pencadangan kontrak secara sistem pada aplikasi SPAN

r. Melakukan penolakan SPM sesuai dengan SOP penolakan SPM oleh petugas validasi tagihan apabila tidak berhasil lolos pengujian /validasi ketersediaan dana DIPA dan pencadangan kontrak secara sistem pada aplikasi SPAN

s. Membubuhkan nama petugas validasi tagihan beserta jam selesai validasi pada tanda terima konversi ADK SPM dan menyampaikan kepada petugas pengatur dokumen

2 Pelaksana seksi pencairan dana/pencairan dana dan manajemen satker (petugas pengatur dokumen(PPD) a. Menerima tanda terima konversi ADK SPM (lembar

ke- danke-2) dan SPM berikut dokumen pendukungnya dari petugas validasi tagihan

b. Menyampaikan lembar ke-1 tanda terima konversi ADK SPM kepada subbag umum untuk selanjutnya disampaikan kepada petugas satker

SOP penolakan SPM SOP penolakan SPM SOP penolakan SPM SOP penolakan SPM T Y T Y T T Y T


(55)

c. Menyampaikan lembar ke-2 tanda terima konversi ADK SPM beserta SPM dan dokumen pendukung kepada petugas review

3 Pelaksana sub bagian umum(front office)

Menerima lembar ke-1 tanda terima konversi ADK SPM yang telah dibubuhi nama petugas validasi tagihan beserta jam selesai validasi untuk disampaikan kepada petugas satker

4 Pelaksana seksi pencairan dana/pencairan dana dan manajemen satker(petugas review)

a. Menerima lembar ke-2 tanda terima konversi ADK SPM dan SPM berikut dokumen pendukungnya dari petugas pengatur dokumen

b. Memilih tagihan dari daftar kerja pada aplikasi SPAN sesuai dengan SPM yang diterima

c. Melakukan review terhadap kesesuaian deskripsi pembayaran dengan jenis dokumen / sifat pembayaran dan jenis belanja pada SPM dan resume tagihan

d. Melakukan review terhadap kesesuaian: 1) Nomor dan nilai kontrak

2) Nilai dan jadwal pembayaran

Antara resume tagihan dn karwas kontrak sesuai ketentuan yang berlaku

e. Menambahkan catatan pada aplikasi SPAN apabila berdasarkan hasil review terdapat ketidaksesuaian sebagai pertimbangan bagi kepala seksi PD /PDMS dalam penolakan tagihan

f. Meneruskan tagihan pada aplikasi SPAN kepada kepala seksi PD/PDMS

g. Menyampaikan lembar ke-2 tanda terima konversi ADK SPM dan SPM berikut dokumen pendukungnya kepada petugas pengatur dokumen

5 Pelaksana seksi pencairan dana/pencairan dana dan manajemen satker (petugas pengatur dokumen (PPD) a. Menerima lembar ke-2 tanda terima konversi ADK

SPM dan SPM berikut dokumen pendukungnya dari petugas review

b. Menyampaikan lembar ke-2 tanda terima konversi ADK SPM dan SPM berikut dokumen pendukungnya kepada seksi PD/PDMS

6 Kepala seksi pelaksana pencairan dana/pencairan dana dan manajemen satker


(56)

a. Menerima lembar ke-2 tanda terima konversi ADK SPM dan SPM berikut dokumen pendukungnya dari petugas pengatur dokumen

b. Memilih resume tagihan dari daftar kerja dari aplikasi SPAN sesuai dengan SPM yang diterima

c. Melakukan review terhadap:

1) Catatan yang ditambahkan oleh petugas review 2) Kesesuaian deskripsi pembayaran dengan jenis

dokumen /sifat pembayarn dan jenis belanja

3) Kesesuaian nomor dan nilai kontrak serta nilai dan jadwal pembayaran antara resume tagihan dan karwas kontrak sesuai ketentuan yang berlaku 4) Kesesuaian resume tagihan dengan peraturan yang

berlaku

d. Melakukan penolakan SPM sesuai dengan SOP penolakan SPM oleh kepala seksi pencairan dana /pencairan dana dan manajemen satker apabila hasil review tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku e. Memberikan persetujuan tagihan apabila hasil review

resume tagihan telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku

f. Mencetak SPPT atas resume tagihan yang telah disetujui

g. Menyampaikan SPPT, lembar ke-2 tanda terima konversi ADK SPM dan SPM berikut dokumen pendukungnya kepada petugas pengatur dokumen 7 Pelaksana seksi pencairan dana/pencairan dana dan

manajemen satker(petugas pengatur dokumen /PPD) a. Menerima SPPT, lembar ke-2 tanda terima konversi

ADK SPM dan SPM berikut dokumen pendukungnya dari kepala seksi pencairan dana / pencairan dana dan manajemen satker

b. Melakukan pemilahan bukti potongan (SSP/SSBP/SSPB) sebagai berikut:

1) Lembar 1 dan 3 digabung dengan lembar ke-2 SPM

2) Lembar ke-4 digabung dengan lmbar ke-1 SPM 3) Lembar ke-2 disampaikan kepada subbag umum c. Menyampaikan:

1) SPPT kepada pelaksana seksi bank

SOP penolakan

SPM T


(57)

2) SPM berikut dokumen pendukungnya, dan lembar ke-2 tanda terima konversi ADK SPM kepada subbag umum

d. Menatausahakan:

1) Asli surat jaminan uang muka

2) Asli surat kuasa bermaterai cukup dari PPK kepada kepala KPPN untuk pencairan jaminan uang muka 3) Asli konfirmasi tertulis dari pimpinan penerbit

jaminan uang muka sesuai dengan peraturan perundang-undangan mengenai pengadaan barang/jasa pemerintah

8 Pelaksana seksi bank

a. Menerima SPPT dari petugas pengatur dokumen b. Melakukan penayangan daftar tagihan disetujui

pertanggal jatuh tempo pada aplikasi SPAN

c. Mencetak daftar tagihan disetujui pertanggal jatuh tempo per bank pada aplikasi SPAN sesuai data kelompok bayar pada daftar tagihan disetujui pertanggal jatuh tempo

d. Melakukan review terhadap kesesuaian kelompok bayar. Apabila kelompok bayar tidak sesuai maka dilakukan perubahan kelompok bayar dan mencetak ulang daftar tagihan disetujui pertanggal jatuh tempo per bank

e. Melakukan pemilahan SPPT dan melampirkannya berdasarkan daftar tagihan disetujui pertanggal jatuh tempo per bank

f. Membuat permintaan proses pembayaran (payment process request/PPR) pada aplikasi SPAN sesuai kelompok bayar pada daftar tagihan disetujui per tanggal jatuh tempo per bank

g. Melakukan review tagihan pada PPR berdasarkan SPPT

h. Memberikan catatan atas hasil review resume tagihan yang belum ada SPPT

i. Mengirimkan PPR pada aplikasi SPAN kepada kepala seksi bank

j. Menyampaikan daftar tagihan disetujui per tanggal jatuh tempo per bank berikut SPPT kepada kepala seksi bank


(58)

a. Menerima daftar tagihan disetujui per tanggal jatuh tempo per bank berikut SPPT dari pelaksana seksi bank b. Memilih PPR yang akan diproses dari daftar kerja pada

aplikasi SPAN

c. Melakukan review PPR pada aplikasi SPAN berdasarkan SPPT, antara lain meliputi:

1) Kebenaran tanggal SP2D 2) Kebenaran bank pembayar

d. Menghentikan/terminate PPR dan memerintahkan pelaksana seksi bank untuk melaksanakan PPR ulang apabila tanggal SP2D dan bank pembayar tidak sesuai e. Menghapus resume tagihan dari PPR apabila daftar

tagihan disetujui per tanggal jatuh tempo per bank tidak dilampiri dengan SPPT

f. Menerbitkan SP2D dengan melakukan persetujuan PPR pada aplikasi SPAN

g. Menyampaikan daftar tagihan disetujui per tanggal jatuh tempo per bank berikut SPPT kepada pelaksana seksi bank

10 Pelaksana seksi bank

a. Menerima daftar tagihan disetujui per tanggal jatuh tempo per bank berikut SPPT dari kepala seksi bank b. Menatausahakan daftar tagihan disetujui per tanggal

jatuh tempo per bank berikut SPPT sebagai pertinggal seksi bank

11 Pelaksana subbagian umu (back office)

a. Menerima lembar ke-2 tanda terima konversi ADK SPM dan SPM berikut dokumen pendukungnya dari petugas pengatur dokumen

b. Menyerahkan:

1) Lembar ke-2 SPM berikut satu rangkap dokumen pendukungnya (SSBP/SSPB) lembar ke-1 dan lembar ke-3, kepada petugas front office KPPN 2) Lembar ke-2 tanda terima konversi ADK SPM,

lembar ke-1 SPM berikut satu rangkap dokumen pendukungnya, dan bukti potongan (SSBP/SSPB) lembar ke-4, kepada seksi verifikasi dan akuntansi (untuk ditatausahakan dan diarsipkan)

c. Mengirimkan lembar ke-2 SPM berikut satu rangkap dokumen pendukungnya, dan bukti potongan (SSBP/SSPB)lembar ke-1 dan lembar ke-3 melalui jasa


(59)

pengiriman surat apabila satker dalam jangka waktu 3 hari tidak mengambil dokumen-dokumen tersebut 12 Pelaksana subbagian umum (front office)

Menyerahkan lembar ke-2 SPM, berikut satu rangkap dokumen pendukungnya, dan bukti potongan (SSBP/SSPB) lembar ke-1 dan lembar ke-3 kepada petugas satker

Gambar 1.3

SPM yang diajukan ke KPPN digunakan sebagai dasar penerbitan SP2D

A. Pengujian SPM dilaksanakan oleh KPPN mencakup pengujian yang bersifat substansif dan formal.

1. Pengujian substantif dilakukan untuk:

a) menguji kebenaran perhitungan tagihan yang tercantum dalam SPM

b) menguji ketersediaan dana pada kegiatan/sub kegiatan/MAK dalam DIPA yang ditunjuk dalam SPM tersebut

c) menguji dokumen sebagai dasar penagihan (Ringkasan Kontrak/SPK, Surat Keputusan, Daftar Nominatif Perjalanan Dinas)

d) menguji surat pernyataan tanggung jawab (SPTB) dari kepala kantor/satker atau pejabat lain yang ditunjuk mengenai tanggung jawab terhadap kebenaran pelaksanaan pembayaran

e) menguji faktur pajak beserta SSP-nya 2. Pengujian formal dilakukan untuk:

a) mencocokkan tanda tangan pejabat penandatangan SPM dengan spesimen tandatangan.


(60)

b) memeriksa cara penulisan/pengisian jumlah uang dalam angka dan huruf.

c) memeriksa kebenaran dalam penulisan, termasuk tidak boleh terdapat cacat dalam penulisan.

Keputusan hasil pengujian ditindak lanjuti dengan Penerbitan SP2D bilamana SPM yang diajukan memenuhi syarat yang ditentukan

3. Penerbitan SP2D wajib diselesaikan oleh KPPN dalam batas waktu sebagai berikut: a) SP2D Gaji Induk diterbitkan paling lambat lima hari kerja sebelum awal bulan

pembayaran gaji.

b) SP2D Non Gaji Induk diterbitkan paling lambat lima hari kerja setelah diterima SPM secara lengkap.

c) SP2D UP/TUP/GUP dan LS paling lambat satu hari kerja setelah diterima SPM secara lengkap.

4. Pengembalian SPM kepada penerbit SPM, apabila tidak memenuhi syarat untuk diterbitkan SP2D.

Pengembalian SPM sebagaimana dimaksud diatur sebagai berikut:

a) SPM Belanja Pegawai Non Gaji Induk dikembalikan paling lambat tiga hari kerja setelah SPM diterima.

b) SPM UP/TUP/GUP dan LS dikembalikan paling lambat satu hari kerja setelah SPM diterima.


(61)

B. Retur Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)

Pengembalian Retur SP2D adalah penolakan atau pengembalian pemindahbukuan dan / atau transfer Pencairan Dana APBN dari bank / kantor pos penerima kepada bank operasional I/II/III mitra kerja KPPN Yogyakarta pada dasarnya, pengembalian SP2D karena bank / kantor pos penerima tidak mengenali nomor dan / atau nama rekening pihak penerima yang tercantum atau terlampir pada SP2D.

Dari evaluasi retur SP2D selama ini, dapat diidentifikasikan beberapa penyebab terjadinya retur SP2D adalah sebagai berikut:

1. Nama, alamat, nomor rekening, nama bank atau kantor pos beda antara Surat Perintah Membayar (SPM) dengan referensi bank / pos

2. Nama / nomor rekening salah 3. Nomor rekening pasif atau tutup 4. Referensi bank tidak ada

5. ADK tidak ada

6. Referensi bank tidak ada didaftar kliring BI

Untuk menampung dana Retur SP2D tersebut, KPPN membuka rekening retur (rekening RR) ditiap bank operasional. Pembayaran kembali dana retur kepada pihak yang berhak menggunakan surat ralat SP2D dan merupakan transaksi non anggaran, artinya tidak lagi membebani DIPA.


(62)

a. Mekanisme Penyelesaian Retur SP2D:

1. KPPN menerima Surat Pemberitahuan Retur SP2D dari Bank Operasional I/II/ III/Pos Pengeluaran.

2. Berdasarkan Surat Pemberitahuan Retur SP2D, Seksi Bank KPPN membukukan transaksi penerimaan dana retur SP2D melalui SPAN.

3. Berdasarkan pembukuan transaksi penerimaan dana retur SP2D, KPPN menyampaikan Surat Pemberitahuan Retur SP2D ke Kuasa PA/Satker dengan dilampiri Daftar Retur SP2D.

4. Berdasarkan Surat Pemberitahuan Retur SP2D, Kuasa PA/Satker melakukan perbaikan data supplier dan/atau data kontrak pada Aplikasi SAS/GPP Satker.

5. Berdasarkan perbaikan data supplier dan/atau data kontrak, Satker menyampaikan Surat Ralat/Perbaikan Rekening ke KPPN paling lambat 7 hari setelah Surat Pemberitahuan Retur SP2D diterima sesuai format dalam Lampiran III PER-287/PB/2015, dengan dilampiri:

1. Surat Pernyataan Tanggungjawab Mutlak

2. ADK untuk pendaftaran supplier apabila: Supplier belum pernah didaftarkan ke SPAN dan/atau Data supplier yang telah didaftarkan memerlukan perubahan pada nama bank dan/atau nomor rekening.

3. Surat Permintaan Perubahan Data Supplier.

4. ADK perubahan data kontrak apabila perubahan data supplier mengakibatkan perubahan data kontrak yang telah didaftarkan di SPAN.


(63)

C. Efektifitas Implementasi dan Prosedur Pencairan Dana Langsung pada Kantor Pelayanan dan Perbendaharaan Negara Yogyakarta

Suatu prosedur dikatakan efektif jika suatu target (kualitas, kuantitas ,dan waktu) dapat tercapai. Implementasi Prosedur Pencairan Dana Langsung pada KPPN dikatakan efektif jika pencairan dana dapat dilakukan 1 (satu) hari berdasarkan pada peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Negara Nomor Per-287/PB/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran Atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan, penulis menemukan bahwa:

a. Standar efektifitas Implementasi Prosedur Pencairan Dana Langsung pada KPPN adalah waktu, bukan dilihat dari kuantitas (jumlah) Surat Perintah Membayar (SPM) yang dapat diselesaikan atau tidak, karena berapapun jumlah yang masuk di KPPN sebelum jam 11.00 wib dapat diselesaikan dalam waktu satu hari kerja atau dapat dikatakan sudah efektif.

b. Prosedur Pencairan Dana Langsung di KPPN dikatakan sudah efektif. hal ini berdasarkan dari penyelesaian SPM di KPPN dapat dilakukan dalam jangka waktu 1 hari kerja.


(64)

(65)

A. KESIMPULAN

Kesimpulan pada penelitian yang dilakukan di Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Yogyakarta adalah:

1. Implementasi Prosedur Pencairan Dana Langsung (LS) yang digunakan sudah sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Perbendaharaan Nomor Per-287/PB/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran Atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

2. Implementasi Prosedur Pencairan Dana Langsung di KPPN Yogyakarta sudah efektif. Karena sesuai dengan peraturan Dirjen Perbendaharaan Nomor Per-287/PB/2015. dimana hal ini dapat dilihat dari proses penyelesaian Surat Perintah Membayar (SPM) yang masuk dapat dilaksanakan dalam jangka waktu satu hari kerja.

B. SARAN

Saran pada penelitian ini adalah adanya himbauan untuk setiap Satuan Kerja/Satker hendaknya mengajukan Surat Perintah Membayar (SPM) antara jam 07.30- 11.00 WIB agar proses penyelesaian Surat Perintah Membayar (SPM) dapat diselesaikan dalam jangka waktu satu hari kerja.


(66)

Agustus 2016

Mulyadi. 2010. sistem akuntansi. Jakarta: salemba empat.

Mulyadi. 2010. pengertian prosedur .http//Wikipedia.org. 11 september 2016 Mardiasmo, 2015. Pengertian akuntabilitas. http//densite.wordpress.com. 5 oktober

2016

Peraturan direktur jenderal perbendaharaan nomor 287/PB/2015. Mekanisme dan Pelaksanaan Pembayaran Atas Beban Anggaran Pendapatan Belanja Negara.

Paryati, Beta. 2008. Analisis Laporan Keuangan untuk menilai kinerja keuangan di Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Surakarta. Skripsi. Prodi S1 Manajemen. Universitas Slamet Riyadi. (Tidak dipublikasikan)

Republika. Newsroom. 2015 KPPN diinstruksikan percepat pencairan dana. http// republika.com 12 oktober 2016

Siagian,Sondang P. 2008 pengertian efektifitas. http//densite.wordpress.com. 28 September 2016


(67)

(68)

(69)

(70)

(71)

(72)

(73)

(74)

(75)

(76)

(77)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)