c. Jumlah jabatan fungsional tersebut ditentukan berdasarkan kebutuhan
daerah. d.
Jenis dan jenjang jabatan fungsional tersebut ditentukan sesuai dengan peraturn perundang-undangan yang berlaku pasal 43.
D. Gambaran Jumlah Pegawai Dispenda Kota Medan
Tabel 1 Gambaran Jumlah Pegawai Dispenda Kota Medan
Tahun 2008 No
Bagian Subdis Bendahara Swakeola Jumlah
1 Kepala Dinas
1 orang
2
Bagian Tata Usaha 19 orang
3 Subdis Program
11 orang
4 Subdis Datap
52 orang
5 Subdis Penagihan
30 orang
6 Subdis Retribusi Dan Pendapatan Lain-lain
20 orang
7 Subdis Bagi Hasil Pendapatan
62 orang
8
Bendahara Penerimaan Pengeluaran 23 orang
9 Pemegang Barang
7 orang
10 Pemegang Barang Berharga
5 orang
11 Swakelola
84 orang
Jumlah PNS Pegawai Swakelola
314 orang Sumber : DISPENDA Kota Medan, 2008
Keterangan :
Universitas Sumatera Utara
Pegawai Negeri Sipil : 230 Orang
Pegawai Swakelola : 84 Orang
TNI tang dikaryakan : 1 Orang
Jumlah Pegawai Dispenda : 315 Orang KETRANGAN :
a. Golongan IIa
: 1 Orang b.
Golongan IIb : 4 Orang
c. Golongan IIc
: 17 Orang d.
Golongan IId :22 Orang
e. Golongan IIIa
: 43 Orang f.
Golongan IIIb : 78 Orang
g. Golongan IIIc
: 24 Orang h.
Golongan IIId : 34 Orang
i. Golongan IVa
: 2 Orang j.
Golongan IVb : 5 Orang
Universitas Sumatera Utara
BAB III GAMBARAN DATA PAJAK PARKIR
A. Ketentuan Pajak Parkir
Berdasarkan Undang-undang Dasar yang menetapkan pajak sebagai salah satu perwujudan kewajiban kenegaraan, di tegaskan bahwa penempatan wajib pajak harus
ditetapkan dengan Undang-undang maka ketentuan tentang pajak parkir yang digunakan penulis untuk menggambarkan pajak parkir adalah adalah sebagai berikut :
1. Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah
Pajak Parkir adalah salah satu dari pajak daerah yang diatur oleh kabupaten kota yang dipungut atas penyelenggaraan tempat parkir. Menurut Undang-undang ini,
pengertian pajak daerah adalah “iuran wajib yang dilaksanakan oleh objek pajak atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang yang dapat dipaksakan
berdasarkan peraturan Undang-undang yang berlaku dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan Pemerintah dan Pembangunan Daerah. Berdasarkan Undang-
undang ini juga, tarif pajak parkir ditetapkan paling tinggi sebesar 20 dua puluh persen, untuk pengaturannya ditetapkan dalam Peraturan Daerah yang menjadi dasar
hukum pelaksanaan pajak parkir ini adalah : a.
Perda No.26 Tahun 2002 tentang Pajak Parkir b.
SK Walikota Medan No.188.342072K2002 Tahun 2002 tentang Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Medan yang memuat :
1. Bersifat pajak dan bukan retribusi.
Universitas Sumatera Utara
2. Mengatur dan menetapkan tentang Subjek dan Objek Pajak, Cara
pemungutan, perhitungan dan penyetoran pajak serta lain-lain. 3.
Menetapkan Harga Tanda Parkir HTP dan petunjuk tekhnis pengelolaan perparkiran diluar badan jalan dan tempat khusus
parkir di Kota Medan.
2. Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2002 tentang Pajak Daerah Kota Medan
Dalam Peraturan Daerah ini yang di maksud dengan Pajak Parkir adalah Pajak yang dipungut atas penyelenggaraan tempat parkir. Parkir adalah keadaan tidak
bergerak atas suatu kendaraan bermotor yang tidak bersifat sementara. Tempat parkir adalah tempat parkir diluar badan jalan oleh orang pribadi atau badan, baik yang
disediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun yang disediakan sebagai suatu usaha, termasuk tempat penyediaan penetipan kendaraan bermotor dan garasi
kendaraan bermotor yang memungut bayaran. Peyelenggaraan parkir ini adalah setiap penyelenggaran parkir tempat parkir harus mandapat izin dari Kepala Daerah. Harga
Tanda Parkir HTP adalah harga atau nilai nominal yang digunakan atau yang seharusnya dibayar untuk pemakaian tempat parkir. Masa pajak parkir adalah jangka
waktu yang lamanya sama dengan satu bulan takwim. Pajak Parkir terutang dalam masa pajak terjadi atau timbul pada saat kegiatan pembayaran penggunaan tempat
parkir dilakukan.
B. Subjek, Wajib Pajak dan Objek Pajak Parkir
1. Subjek Pajak Parkir
Yang merupakan subjek pajak parkir adalah orang pribadi atau badan yang dapat dikenakan pajak daerah. Berdasarkan Paraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun
Universitas Sumatera Utara
2001, yang menjadi subjek pajak parkir adalah orang pribadi atau badan yang melakukan pembayaran atas tempat parkir.
2. Wajib Pajak Parkir
Yang menjadi wajib pajak parkir adalah orang pribadi atau badan yang dapat dikenakan pajak daerah. Berdasarkan Peraturan Pemerintah daerah yang
menyelenggarakan tempat parkir. 3.
Objek Pajak Parkir Yang merupakan objek pajak parkir adalah setiap penyelenggara tempat parkir
diluar badan jalan dan tempat khusus parkir oleh orang pribadi atau badan, baik yang disediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun yang disediakan sebagai
suatu usaha, termasuk penyediaan tempat penitipan kendaraan bermotor dan garasi kendaraan bermotor yang memungut bayaran.
Pengecualiaan terhadap objek pajak parkir adalah : a
Penyelenggaraan Tempat Parkir oleh Pemerintah Pusat dan Daerah. b
Penyelenggaraan parkir oleh kedutaan, konsulat, perwakilan warga Negara asing dan lembaga-lembaga internasional dengan azas
timbal balik sebagaimana berlaku untuk Pajak Negara.
C. Tata cara Perizinan, Penyetoran, dan Pemungutan