Pemberdayaan Petani Sayuran Kasus Petani Sayuran di Sulawesi Selatan

PEMBERDAYAAN PETANI SAYURAN:
KASUS PETANI SAYURAN
DI SULAWESI SELATAN

LUKMAN HAKIM

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2007

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi saya dengan judul: ” Pemberdayaan
Petani Sayuran: Kasus Petani Sayuran di Sulawesi Selatan,” adalah karya sendiri
dengan arahan komisi pebimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun pada
perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tulisan ini

Bogor, November 2007


Lukman Hakim
P. 061040021

ABSTRACT
LUKMAN HAKIM, 2007. Empowerment of the vegetable farmers: Case study of the
vegetable farmers in South Sulawesi. Supervised by BASITA GINTING SUGIHEN,
PRABOWO TJITROPRANOTO, PANG S. ASNGARI
One of important problem faced by national agriculture is lack of quality of
farmers. Farmers have inability to utilize the farming resourcess effeciently. So it is
important to improve the empowerment of farmers in order to develop their manegement
of farming. The objectives of this study are: (1) to understand the nature of
empowerment for vegetable farmers within their group; (2) to measure correlation
between empowerment pattern, personality, social envioriment, informational access and
farmers group dynamic and the level of productivity; (3) to measure correlation between
group dynamics and productivity and, (3) to formulate empowerment strategy through
group approach.
This study was conducted at two district areas Gowa and Enrekang at South
Sulawesi Province. Primary data were obtained from 240 respondents from members of
group farmer who their business mostly cultivate vegetable. Variabels used in this

research are individual characteristics (X1), empowerment pattern (X2), personality (X3),
social envioriment (X4), informational access (X5), farmers group dynamic (Y1), and the
level of produtivity (Y2). Quantitative analysis and qualitative-descriptive analysis are
employed to explain the results of the research. The measurement of variables in this
research use ordinal scale
The level of farmer empowerment within group is low, that means farmers have
lack capability to develop team work and task cordination. The main aspects contribute
to the deficiency of group dynamic are lack of initiative and participation of members.
Factors such as empowerment pattern, personality, social envioriment, access to
information and the level of productivity are still low and they influence the level of
farmers empowerment within group.. The correlation analysis of variables show that
individual characteristics of farmers such as formal education,and empowerment pattern
variables, personality, social envioriment and access to information significantly and
positively related to farmers group dynamic. There are four variabels which positively
influence group dynamics. These are: empowerment pattern; level of farmers’
personality; social environment; and access to informations. It is concluded that four
variables can be developed to improve the level of farmers empowerment within group.
The level of farmers productivity is still low. It is implied that the capability of
farmers in cultivating vegetable is underdeveloped. The analysis of the relationship
between variabels in the model of farmer development toward farmer’s productivity,

shows that variabels of working network, self confident, cultural norms, accurate
information, group function and group development, affect significantly to farmers’
productivity. This means these variabels have significant play role toward farmers’
productivity. Farmers’ productivity is still low and it should be developed through more
dynamic extension education activities. This means that these variables have significant
role to improve farmers productivity.
Key words : vegetable farmers, empowerment, group dynamic, and work productivity

ABSTRAK
LUKMAN HAKIM, 2007: Pemberdayaan Petani Sayuran: Kasus Petani Sayuran di
Sulawesi Selatan. Dibimbing oleh BASITA GINTING SUGIHEN (Ketua Komisi
Pembimbing) , PRABOWO TJITROPRANOTO dan PANG S. ASNGARI (Anggota
Komisi Pembimbing).
Salah satu masalah pertanian nasional secara umum adalah rendahnya kualitas
sumber daya manusia petani Indonesia. Petani masih dihadapkan pada keterbatasan
kemampuan memanfaatkan potensi sumber daya tani yang tersedia. Oleh karena itu, perlu
meningkatkan keberdayaan petani dalam mengembangkan usahanya. Tujuan penelitian
adalah: (1) mengetahui tingkat keberdayaan petani dalam kelompok tani; (2) mengukur
hubungan pola pemberdayaan, ciri kepribadian, lingkungan sosial dan akses informasi
dengan dinamika kelompok; (3) mengukur hubungan antara dinamika kelompok tani

dengan tingkat produktivitas kerja, dan (4) perumusan strategi pemberdayaan petani
sayuran melalui kelompok.
Penelitian dilakukan pada dua wilayah kabupaten yakni Kabupaten Gowa dan
Kabupaten Enrekang di Sulawesi Selatan. Data primer diperoleh dari 240 orang
responden dari jumlah populasi sebanyak 2.200 orang anggota kelompok tani yang
sebagian besar kegiatan usahataninya adalah budi daya tanaman sayuran. Peubah
penelitian adalah karakteristik individu (X1), pola pemberdayaan (X2), ciri kepribadian
(X3), lingkungan sosial (X4), akses pada informasi (X5), dinamika kelompok tani (Y1),
dan tingkat produktivitas kerja (Y2). Analisis kuantitatif dan deskriptif kualitatif
digunakan untuk menjelaskan hasil penelitian.
. Keberdayaan petani dalam kelompok adalah tergolong rendah, yang berarti
kemampuan petani mengembangkan kerjasama dan kordinasi tugas dalam kelompok
masih rendah. Kelemahan utama dalam mengembangkan dinamika kelompok adalah
kurangnya inisiatif dan partisipasi anggota dalam kegiatan kelompok. Faktor-faktor yang
mempengaruhi keberdayaan petani dalam kelompok juga berada pada kategori rendah,
seperti faktor pola pemberdayaan, ciri kepribadian, lingkungan sosial, akses pada
informasi dan tingkat produktivitas kerja petani. Hasil analisis hubungan antar peubah
menunjukkan bahwa karakteristik individu petani yakni tingkat pendidikan formal, dan
peubah pola pemberdayaan, kepribadian petani, lingkungan sosial dan akses pada
informasi menunjukkan hubungan yang positif dan nyata dengan dinamika kelompok

tani. Terdapat empat peubah bebas yang berpengaruh positif terhadap dinamika
kelompok yakni pola pemberdayaan, kepribadian petani, lingkungan sosial, dan akses
pada informasi, artinya keempat peubah tersebut dapat dikembangkan dan dimanfaatkan
untuk meningkatkan keberdayaan petani dalam kelompok.
Tingkat produktivitas kerja petani masih rendah, yang berarti kemampuan petani
meningkatkan kinerjanya dalam kegiatan produksi dan budidaya tanaman sayuran kurang
dikembangkan Analisis hubungan antar peubah dalam model pengembangan tingkat
produktivitas kerja petani menunjukkan bahwa peubah jaringan kerja, percaya diri,
norma budaya, akurasi informasi, fungsi kelompok, dan pembinaan kelompok merupakan
faktor yang paling berpengaruh terhadap tingkat produktivitas kerja petani. Hal ini berarti
bahwa peubah tersebut memiliki peran yang sangat menentukan terhadap peningkatan
produktivitas kerja petani.
Kata kunci: petani sayuran, keberdayaan, dinamika kelompok dan produktivitas kerja

@Hak Cipta milik IPB, tahun 2007
Hak Cipta dilindungi Undang-undang
1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa
mencantumkan atau menyebutkan sumber
a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan
karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu

masalah
b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB
2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya
tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB

PEMBERDAYAAN PETANI SAYURAN
KASUS PETANI SAYURAN
DI SULAWESI SELATAN

LUKMAN HAKIM

Disertasi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Doktor pada
Departemen Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2007


Penguji pada Ujian Tertutup : Prof. (Ris). Dr. Ign.Djoko Susanto, SKM, APU
Penguji pada Ujian Terbuka : 1. Dr. Ir. Ninuk Purnaningsih, M.Si
2. Dr. Ir. Muh. Nasir Nane, MP

Judul Disertasi

: Pemberdayaan Petani Sayuran:
Kasus Petani Sayuran di Sulawesi Selatan

Nama

: LUKMAN HAKIM

NIM

: P.061040021

Disetujui
Komisi Pembimbing


Dr.Ir.Basita Ginting Sugihen, MA
Ketua

Dr. H. Prabowo Tjitropranoto, MSc
Anggota

Prof. Dr. H.Pang S Asngari
Anggota

Diketahui

Ketua Departemen Komunikasi
dan Pengembangan Masyarakat

Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr. Ir. Lala M.Kolopaking, MS

Prof. Dr. Ir. H. Khairil Anwar Notodiputro,MS


Tanggal Ujian : 19 November 2007

Tanggal Lulus: 18 Desember 2007

PRAKATA

Syukur Alhamdulillah Penelitian “Pemberdayaan Petani Sayuran: Kasus
Petani Sayuran di Sulawesi Selatan“ telah penulis rampungkan berdasarkan hasil
penelitian lapang dari Desember 2006 sampai April 2007.
Penelitian ini

sebagai bahan disertasi penulis sebagai mahasiswa S3

Program Studi Ilmu Penyuluhan Pembangunan Angkatan 2004, yang dibimbing
oleh Dr.Ir. Basita Ginting Sugihen, MA, Dr. H. Prabowo Tjitropranoto, MSc dan
Prof. Dr. H. Pang S. Asngari. Penelitian terhadap petani sayuran berawal dari
keprihatinan peneliti terhadap kehidupan petani secara keseluruhan yang tak
kunjung dapat menikmati tingkat kehidupan yang lebih baik. Berdasarkan kajian
informasi dan pustaka, nasib petani sebagian besar masih memprihatinkan dan

kurang mendapat perhatian besar dalam kebijakan pembangunan di Indonesia.
Oleh sebab itu, penelitian ini berfokus pada upaya pemberdayaan petani agar
mereka dapat dibantu kemampuannya agar mereka mampu membantu diri dan
keluarga mereka sendiri dimasa yang akan datang.
Terima kasih kepada petani dan penyuluh yang telah membantu memberi
data tentang kehidupan mereka sendiri dan menemani peneliti di bawah hujan
lebat dan terik matahari menyusuri kampung dan kebun di daerah ketinggian
Kabupaten Enrekang dan Kabupaten Gowa. Terima kasih pula kepada dosen
komisi pembimbing disertasi

yang telah membimbing penulis dan memberi

masukan dalam penelitian disertasi ini. Petani, penyuluh dan dosen pembimbing
adalah guru yang telah membantu membelajarkan penulis dari sesuatu yang
kurang penulis ketahui hingga menemukan banyak pengetahuan. Setelah selesai
penyusunan draft penelitian ini banyak substansi dan isi draft yang memerlukan
perbaikan,

bahkan


sesudahnyapun

masih

perlu

disempurnakan

untuk

pemantapannya. Segala koreksi dan perbaikan demi kesempurnaan penelitian
disertasi ini, peneliti ucapkan terima kasih dan semoga Allah SWT senantiasa
membalas kebaikan dan amal jariyah hambanya yang berbuat baik sesamanya.
Bogor,

November 2007
Peneliti
Lukman Hakim

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Makassar pada tanggal 19 Agustus 1961 sebagai
putera kelima keluarga Bapak Muhammad Syafei (Almarhum), dan Ibu St.Sariyu
(Almarhumah). Pada tahun 1979, penulis di terima di Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Program Studi Ilmu Administrasi Negara. Saat menempuh program
sarjana, penulis aktif sebagai Ketua I Badan Perwakilan Mahasiswa FISIP UVRI
dan Ketua Lembaga Pendidikan dan Ketua Lembaga Pers Mahasiswa Islam
Makassar. Penulis lulus sebagai sarjana tahun 1986 dengan judul skripsi
”Pembangunan Perumahan Perum Perumnas Wilayah VII Sulawesi, di
Kotamadya Ujung Pandang.”
Sejak tahun 1987, penulis bertugas sebagai dosen Kopertis Wilayah IX
Dpk Universitas Muhammadiyah Makassar. Mata kuliah yang diasuh antara lain:
Sistem Informasi Managemen, Administrasi Pembangunan, Perilaku Organisasi,
Metode

Penelitian

Administrasi,

Kebijaksanaan

Pembangunan

Regional,

Pengantar Statistik, Ilmu Budaya Dasar, dan Pendidikan Pancasila. Pada semester
ganjil Tahun 2005 penulis menjadi Asisten Mata Kuliah Metode Penelitian pada
Jurusan Sosial Ekonomi Fakultas Peternakan IPB. Selama bertugas sebagai
tenaga pengajar di Unismuh Makassar, penulis diamanahi pula tugas struktural
sebagai ketua jurusan Ilmu Administrasi Negara tahun 1991-1997, Pembantu
Dekan I tahun 1997-2000, Kepala Biro Administrasi Akademik tahun 2000-2001,
Sekretaris Lembaga Penelitian, Pengembangan dan Pengabdian Masyarakat
(LP3M) Unismuh Makassar tahun 2001-2004, dan Sekretaris Pimpinan Redaksi
Jurnal Ilmiah Perspektif Unismuh hingga tahun 2005.
Penulis menempuh program Magister tahun 1993 pada Program Studi
Adminsitrasi Pembangunan di Universitas Hasanuddin, dengan bea siswa TMPD
Diknas Dikti dan lulus tahun 1996 dengan tesis berjudul ”Implementasi
Kebijaksanaan Pengembangan Sumber Daya Tenaga Pengajar Perguruan Tinggi
Swasta Kopertis Wilayah IX.” Dengan minat yang tinggi pada studi-studi
pembangunan, maka pada tahun 2004 penulis mulai menempuh Program Doktor
pada Program Studi Ilmu Penyuluhan Pembangunan, Sekolah Pascasarjana,
Institut Pertanian Bogor (IPB).

Tulisan ilmiah yang dipublikasikan dalam lima tahun terakhir antara lain
adalah Sasaran dan Strategi Pembangunan Pedesaan (Jurnal Ilmiah Perspektif,
2002), Komunikasi Persuasi dalam Penyuluhan Pembangunan, Kajian Teoritis
dalam Masyarakat Pedesaan (Jurnal Ilmiah Perspektif, 2003), Perubahan Sosial
pada Masyarakat di Sekitar Penambangan Emas Pongkor Kecamatan Nanggung
Kabupaten Bogor (Jurnal Ilmiah Perspektif, 2005). Artikel yang diteliti berjudul
”Pemberdayaan Petani Sayuran: Kasus Petani Sayuran di Sulawesi Selatan”
Bagian dari disertasi ini, diterbitkan oleh Jurnal PS-Program Studi Ilmu
Penyuluhan Pembangunan IPB berdasarkan Surat Persetujuan Penanggung Jawab
Penyunting tgl. 2 Juli 2007.

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL...................................................................................... ........ xiv
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................xvi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................xvii
PENDAHULUAN ................................................................................................1
Latar Belakang .........................................................................................1
Masalah Penelitian ............................................................................... 5
Tujuan Penelitian .................................................................................. 7
Kegunaan Penelitian .............................................................................. 7
Definisi Istilah ....................................................................................... ..8
TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................... 11
Pemberdayaan Petani ............................................................................. 11
Kelembagaan Petani ............................................................................... 14
Konsep Kelompok .................................................................................. 17
Kelompok Tani ................................................................................. 20
Dinamika Kelompok ......................................................................... 21
Interaksi Sosial dalam Kelompok ..................................................... 22
Kelompok Sebagai Media Pembelajaran .......................................... 24
Pengembangan Usaha Kelompok ..................................................... 25
Pengembangan Jaringan Kerja.......................................................... 26
Manfaat Kerjasama ........................................................................... 28
Pelatihan Kelompok .......................................................................... 28
Penyuluhan.............................................................................................. 30
Pengembangan Kepribadian ................................................................... 34
Lingkungan Sosial .................................................................................. 39
Norma dan Nilai Budaya................................................................... 39
Peran Pemimpin Informal ................................................................. 42
Dukungan Sumber Daya Alam ............................................................... 44
Usahatani Terpadu .................................................................................. 45
Konsep Produktivitas ............................................................................. 46
Produktivitas Pertanian .................................................................... 46
Produktivitas Kerja .......................................................................... 47
Luas Lahan ............................................................................................. 48
Akses Permodalan .................................................................................. 49
Pemasaran Hasil Produksi ...................................................................... 51
Akses Pada Informasi............................................................................. 52
KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS ....................................................55
Kerangka Berpikir ................................................................................. 55
Hipotesis Penelitian ............................................................................... 56
METODE PENELITIAN .................................................................................. 58
Rancangan Penelitian ............................................................................. 58
Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................. 59
Populasi dan Sampel................................................................................ 59
Data Penelitian dan Instrumentasi ..........................................................61

Halaman
Data Penelitian......................................................................................... 61
Instrumentasi .......................................................................................... 70
Validitas ........................................................................................... 70
Reliabilitas ........................................................................................ 72
Pengumpulan Data ................................................................................ 73
Analisis Data ......................................................................................... 76
HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 78
Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...................................................... 78
Deskripsi Kabupaten Gowa ............................................................ 80
Deskripsi Kabupaten Enrekang ....................................................... 84
Deskripsi Kelompok Tani ............................................................... 87
Gambaran Umum Responden Penelitian ............................................... 90
Karakteristik Responden Petani Sayuran ........................................ 90
Luas Lahan yang Dimiliki Petani Sayuran ...................................... 91
Jenis Tanaman Sayuran yang Diusahakan Petani Sayuran .............. 93
Kegiatan di luar Usaha tani Sayuran ............................................... 95
Dinamika Kelompok Tani ...................................................................... 97
Tujuan Kelompok ............................................................................ 99
Fungsi dan Tugas ............................................................................ 102
Pembinaan dan Pengembangan Kelompok ..................................... 104
Kekompakan Kelompok ................................................................. 107
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Dinamika Kelompok ........... 109
Pola Pemberdayaan ......................................................................... 110
Pengembangan Kepribadian ............................................................ 118
Lingkungan Sosial ........................................................................... 128
Akses pada Informasi ...................................................................... 134
Hubungan antara Dinamika Kelompok dengan Produktivitas Kerja ..... 140
Produktivitas Kerja Petani ............................................................ 142
Hubungan antara Peubah Bebas ............................................................. 149
Hubungan antara Peubah Bebas dengan Dinamika Kelompok dan
Produktivitas Kerja Petani ..................................................................... 151
Pengembangan Dinamika Kelompok ..................................................... 154
Hubungan antar Berbagai Peubah Bebas dengan
Dinamika Kelompok .............................................................................. 159
Keterkaitan antara Dinamika Kelompok dengan
Tingkat Produktivitas Kerja Petani ........................................................ 167
Hubungan antara Berbagai Peubah Bebas dan Dinamika
Kelompok dengan Tingkat Produktivitas Kerja Petani .......................... 172
Hubungan antar Berbagai Peubah Bebas dengan
Tingkat Produktivitas Kerja Petani Kabupaten Gowa ............................ 180
Hubungan antar Berbagai Peubah Bebas dengan
Tingkat Produktivitas Kerja Petani Kabupaten Enrekang ..................... 183
Strategi Pemberdayaan ........................................................................... 187
KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................... 194
Kesimpulan ............................................................................................ 194
Saran........................................................................................................ 196

Halaman
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 198
LAMPIRAN ....................................................................................................... 206

DAFTAR TABEL
Halaman
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Penentuan Jumlah Sampel Penelitian ..............................................................60
Peubah, Indikator dan Cara Pengukuran ..........................................................62
Koefisien Validitas dan Reliabilitas Kusioner Penelitian ................................73
Koefisien Korelasi Kendall Tau antar Peubah Penelitian ................................74
Sebaran dan Peran Informan Penelitian ...........................................................75
Produksi Sayuran menurut Komoditas Di Sulawesi Selatan
Tahun 2004 ......................................................................................................79
7. Produksi Sayuran yang Menonjol menurut Jenisnya
Di Kabupaten Gowa Tahun 2003- 2005...........................................................81
8. Produksi Sayuran yang Menonjol menurut Jenisnya
Di Kabupaten Enrekang Thn 2003-2005..........................................................85
9. Jumlah Kelompok Tani menurut Tingkat Kemampuan (Kelas)
Di Kabupaten Gowa dan Enrekang Tahun 2005 ..............................................88
10. Jumlah Kelompok tani menurut Komoditi Usaha tani Sayuran ................... ..88
11. Karakteristik Responden Petani Sayuran ..................................................... ..91
12. Persentase Responden menurut Luas lahan yang Dimiliki .......................... ..92
13. Rata-Rata Pendapatan Responden menurut Jenis Tanaman, Produksi,
Nilai Produksi dan Ongkos Produksi Satu Tahun Terakhir 2006 ................. 95
14. Persentase Responden menurut Pekerjaan di luar Usaha tani Sayuran ........ ..96
15. Persentase Responden menurut Jumlah Pendapatan
Di luar Usaha tani Sayuran .......................................................................... ..97
16. Sebaran Responden menurut Dinamika Kelompok ..................................... ..98
17. Sebaran Responden menurut Persepsi Tentang Pengembangan
Tujuan Kelompok.......................................................................................... 101
18. Sebaran Responden menurut Persepsi Tentang Pengembangan
Fungsi dan Tugas Kelompok ...................................................................... 103
19. Sebaran Responden menurut Persepsi Tentang Pembinaan
dan Pengembangan Kelompok ..................................................................... 105
20. Sebaran Responden menurut Persepsi Tentang Usaha Membina
Kekompakan Kelompok .............................................................................. 107
21. Hubungan antara Dinamika Kelompok dengan Berbagai
Peubah Bebas ............................................................................................... 110
22. Sebaran Responden menurut Pola Pemberdayaan ....................................... 111
23. Persentase Responden dalam Pelatihan
menurut Materi Pelatihan yang Telah diikuti ............................................... 116
24. Persentase Responden menurut Lamanya Pelatihan yang Diikuti................ 118
25. Sebaran Responden menurut Ciri Kepribadian ............................................ 120
26. Sebaran Responden menurut Kedinamisan Lingkungan Sosial ................... 128
27. Sebaran Responden menurut Akses pada Informasi..................................... 135
28. Sebaran Responden menurut Produktivitas Kerja Petani ............................. 143
29. Koefisien Korelasi Rank Spearman untuk Hubungan
antar Peubah Bebas ...................................................................................... 150

Halaman
30. Hubungan antara Berbagai Indikator Peubah Bebas
dengan Dinamika Kelompok dan Produktivitas Kerja Petani ...................... 153
31. Nilai Koefisien Regresi dan Korelasi Peubah Bebas
terhadap Dinamika Kelompok. ..................................................................... 154
32. Indikator Peubah Bebas yang Berpengaruh Maupun yang
Tidak Berpengaruh terhadap Dinamika Kelompok ...................................... 158
33. Tingkat Hubungan Langsung dan Tidak langsung
antar Peubah Bebas terhadap Dinamika Kelompok ..................................... 161
34. Nilai Koefisien Regresi dan Korelasi antar Peubah Dinamika
Kelompok dengan Tingkat Produktivitas Kerja Petani ................................ 168
35. Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Berbagai Peubah Dinamika
Kelompok terhadap Tingkat Produktivitas Kerja Petani ............................. 171
36. Nilai Koefisien Regresi dan Korelasi Peubah Bebas
dan Dinamika Kelompok terhadap Tingkat Produktivitas Kerja Petani....... 173
37. Tingkat Hubungan Langsung dan Tidak Langsung
antar Peubah Bebas terhadap Tingkat Produktivitas Kerja Petani .............. 175
38. Tingkat Hubungan Langsung dan Tidak Langsung
antar Peubah Bebas terhadap Tingkat Produktivitas Kerja Petani
Kabupaten Gowa........................................................................................... 182
39. Tingkat Hubungan Langsung dan Tidak Langsung
antar Peubah Bebas terhadap Tingkat Produktivitas Kerja Petani
Kabupaten Enrekang ..................................................................................... 184

DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Skema Kerangka Berpikir Pemberdayaan Petani Sayuran...............................57
2. Hubungan antar Peubah yang Berkaitan dengan Dinamika kelompok...........165
3. Koefisien Jalur Pengaruh Dinamika Kelompok terhadap Tingkat
Produktivitas Kerja Petani ..............................................................................172
4. Jalur Hubungan antar Peubah Bebas terhadap
Tingkat Produktivitas Kerja Petani ................................................................177
5. Jalur Hubungan antar Peubah Bebas terhadap
Tingkat Produktivitas Kerja Petani Kabupaten Gowa....................................182
6. Jalur Hubungan antar Peubah Bebas terhadap
Tingkat Produktivitas Kerja Petani Kabupaten Enrekang..............................186

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Strategi Pengembangan Usaha, Jaringan Kerja dan Pelatihan........................206
2. Strategi Pengembangan Kepribadian Petani yang meliputi:
Peningkatan Semangat Kerja, Menumbuhkan Rasa Percaya Diri,
Meningkatkan Keuletan dan Mengembangkan Kreativitas ...........................207
3. Strategi Pengembangan Norma dan Nilai Budaya yang Dinamis,
Akses Informasi Akurat dan Pembinaan Kelompok ......................................208
4. Gambar Lokasi Penelitian ............................................................................209

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Salah satu masalah pertanian nasional secara umum adalah rendahnya
kualitas SDM petani Indonesia. Jika dilihat dari tingkat pendidikan petani
Indonesia yang tidak tamat dan tamat SD sebanyak 81,25 persen, tamat SMP
sebanyak 13,08 persen, tamat SMA 9,5 persen dan tamat perguruan tinggi
sebanyak 0,30 persen (Institut Pertanian Bogor 2003). Oleh sebab itu
pembangunan pertanian dimasa datang sebaiknya meletakkan manusia petani,
pertanian dan pedesaan sebagai landasan strategis pembangunan nasional yang
dinamis, jika ingin mewujudkan pembangunan yang berkeadilan, bertanggung
jawab dan berkelanjutan (Agusssabti,2002).
Sumber daya pertanian yang beraneka ragam, kurang dapat terkelola dan
dimanfaatkan secara optimal oleh sebagian besar petani karena kurang
mempunyai kemampuan pengetahuan dan keterampilan yang cukup memadai
dalam mengembangkan usahatani, walaupun sebagian diantara mereka telah turut
memberi andil dalam menyelamatkan krisis ekonomi Indonesia beberapa tahun
lalu. Pada umumnya masyarakat petani memiliki pengetahuan dan keterampilan
berusahatani secara tradisional, dan oleh karena itu maka salah

satu misi

pembangunan pertanian sebagai program pertanian 2004-2009 yang terumuskan
dalam program Departemen Pertanian adalah meningkatkan kualitas sumberdaya
manusia aparat pemerintah maupun pelaku agribisnis, khususnya petani.
Salah satu potensi

tanaman pertanian yang perlu diperhatikan dan

ditingkatkan pengelolaannya adalah tanaman sayuran. Produksi sayuran di
Indonesia sejak tahun 2004 hingga tahun 2005 sedikit mengalami peningkatan
dari 9.096,76 ton pada tahun 2004 hingga mencapai 9.106,96 ton pada tahun 2005
(BPS, 2005). Hal ini sejalan dengan pertambahan luas panen sayuran dari 977 ribu
Ha tahun 2004 menjadi 1.004 Ha pada tahun 2005 (Statistik Pertanian, 2005).
Namun peningkatan produksi sayuran belum sepenuhnya di dukung oleh
kemampuan petani mengembangkan usahanya, dan hal ini berkaitan dengan
rendahnya potensi pengetahuan serta keterampilan yang dimiliki.

2

Kehidupan

petani

sekarang

termasuk

petani

sayuran

masih

memprihatinkan, dan kurang berdaya. Ada banyak hal yang menyebabkan kondisi
ini terus berlangsung, namun yang paling utama adalah masalah yang berkaitan
dengan kualitas SDM dari petani itu sendiri, pola pikir petani perlu perubahan dari
hanya sekedar untuk kebutuhan sendiri (subsisten) menjadi pola pikir agribisnis,
yang menuntut kualitas produk yang tinggi, atau dengan kata lain dari pola pikir
tradisional primitif ke arah pola pikir industri/manufaktur (Widyatmoko, 2006).
Kondisi yang lebih memprihatinkan lagi adalah menurunnya kuantitas tenaga
kerja sektor pertanian yang beralih kesektor lain diluar sektor pertanian yang
tentunya akan berpengaruh terhadap menurunnya kuantitas dan kualitas produksi
pertanian (BPS, 2005)
Persaingan yang ketat antar negara produsen komoditas komersial akan
semakin terjadi dan dikhawatirkan produsen komoditas pertanian Indonesia hanya
akan menjadi penonton dirumah sendiri menyaksikan pergulatan para produsen
agribisnis dari negara lain untuk merebut pasar dalam negeri yang sangat
potensial. Tanda-tanda kearah itu telah ada dan sebagian menjadi nyata seperti
membanjirnya buah impor serta melemahnya permintaan produk pertanian ekspor
konvensional Indonesia di pasar luar negeri. Kondisi tersebut akan menjadikan
nasib petani semakin terpuruk yang akan berakibat menurunnya semangat dan
gairah berusahatani dan berdampak menurunnya tingkat produktivitas dan
pendapatan petani. Keadaan tersebut cenderung membuat sebagian besar petani
tidak mempunyai bargaining power untuk memperoleh dan mempertahankan hakhaknya dalam berbangsa dan bernegara, seperti memperoleh harga jual yang wajar
dari produk usaha taninya. Oleh sebab itu petani perlu diberdayakan dan aneka
ragam tanaman usahatani yang dikelola perlu mendapat perhatian yang memadai
dalam pembangunan pertanian.
Provinsi Sulawesi Selatan yang cukup potensial di bidang pertanian
khususnya pertanian tanaman pangan dan hortikultura, memberikan sumbangan
yang tidak kecil bagi perkembangan perekonomian nasional di bidang pertanian.
Namun dari aspek peningkatan kesejahteraan petani belum menunjukkan
peningkatan secara signifikan. Salah satu kegiatan usahatani yang cukup potensil
adalah peningkatan produksi sayuran yang merupakan salah satu upaya untuk

3

meningkatkan diversifikasi pangan. Berdasarkan data, diperoleh gambaran bahwa
secara keseluruhan produksi sayur-sayuran di Sulawesi Selatan pada tahun 2005
adalah 260.965 ton, menurun sebesar 1.810 ton atau 0,69 persen dibandingkan
dengan produksi tahun 2004 yang besarnya 262.775 ton. Penurunan tersebut
terjadi sejak tahun 2004 jika dibandingkan dengan produksi tahun 2003 sebesar
327.032 ton (Dinas Pertanian Tanaman Pangan Sulawesi Selatan, 2006)
Sebagian besar petani sayuran adalah rumah tangga petani yang tinggal di
desa tertinggal. Dari jumlah 630 desa di Sulawesi Selatan sebagian diantaranya
adalah desa-desa tertinggal, dan petani yang berada di desa tertinggal tersebut
tergolong miskin dan perlu diberdayakan agar tingkat kesejahteraannya terus
meningkat. Oleh sebab itu, penelitian terhadap upaya pemberdayaan petani
menjadi penting dengan beberapa alasan antara lain: (1) petani masih dihadapkan
pada keterbatasan kemampuan memanfaatkan potensi sumber daya tani yang
tersedia, (2) keterbatasan kemampuan mengembangkan usaha pemasaran yakni
ketika menghadapi musim panen, produksi meningkat dan harga hasil produksi
pun anjlok, dan (3) kemampuan menjalin kerjasama dan kemitraan agribisnis serta
kemampuan mengakses modal, akses pasar yang tidak menentu ditambah akses
teknologi dan kapasitas manajemen dalam memanfaatkan tenaga kerja yang
rendah

serta

tatanan

kelembagaan

yang

belum

sepenuhnya

mencapai

keseimbangan ideal dalam mengatur interaksi dan pertukaran kepentingan antara
stakeholder (Balitbangda Sul-Sel dan Institute For Social and Political Economic
Issues, 2004 ). Dengan kata lain meskipun

pembangunan pertanian terus

ditingkatkan tetapi kenyataannya keadaan petani sebagian masih tetap miskin.
Salah satu penyebab utamanya adalah karena petani kurang berdaya. Menurut
Sudiyanto (2005), orang miskin akan tetap miskin selama dia tidak berdaya untuk
dapat mendayagunakan kapasitas produktifnya. Dengan pemberdayaan akan
terjadi pendayagunaan semua potensi yang dimiliki seseorang untuk dapat
memperbaiki nasibnya.
Berdasarkan

pemikiran

tersebut

maka

salah

satu

upaya

untuk

memberdayakan kehidupan petani adalah dengan mengembangkan usaha tani
baik on-farm maupun off-farm, mengembangkan jaringan kerja, mengembangkan
permodalan usaha, dan memantapkan kelembagaan penyuluhan melalui kelompok

4

tani agar petani

memiliki wadah untuk memperjuangkan kepentingan dan

kebutuhan dari kelompok tersebut. Petani yang tergabung dalam kelompok dapat
memiliki sejumlah kekuasaan sehingga dapat mengatasi masalah yang dihadapi
(van den Ban dan Hawkins, 1999) .
Pentingnya upaya pemberdayaan petani melalui pengembangan kelompok
tani yang ada di pedesaan di dasarkan pada suatu kenyataan bahwa pembangunan
pertanian dalam dua dasawarsa terakhir telah menimbulkan permasalahan
mendasar karena paradigma pembangunan pertanian selama ini

bersifat

sentralistik dan instruktif (BPSDMP Departemen Pertanian, 2000). Dominasi
pemerintah yang begitu kuat mengakibatkan keberhasilan pembangunan yang
dicapai kurang mengakar pada kekuatan masyarakat tani sebagai basis
berkembangnya ekonomi pedesaan. Pendekatan pembangunan yang terpusat telah
mempersempit ruang gerak dan kreatifitas

bagi tumbuh dan berkembangnya

keswadayaan masyarakat tani (BPSDMP Departemen Pertanian, 2000).
Pembangunan pertanian yang bersifat top-down dan one way traffic yang
seringkali tidak di dasarkan atas kebutuhan nyata dan pemecahan riil yang
dihadapi oleh petani. Kelompok tani lebih banyak dibutuhkan oleh pemerintah
untuk mendukung keberhasilan program dan proyek yang dirancang (BPSDMPP
Departemen Pertanian, 2000). Pendekatan seperti ini telah mengakibatkan
kelompok tani sebagai suatu organisasi petani tidak mampu memenuhi fungsinya
secara penuh, sebagai kelas belajar, wadah kerjasama dan wadah partisipasi bagi
anggotanya dan memiliki posisi tawar yang lemah. Banyak kelompok tani yang
tidak mampu berkembang memenuhi kepentingan anggotanya karena sangat
tergantung dari pihak luar.
Berdasarkan kenyataan dan pengalaman tersebut maka di dalam
pemberdayaan petani melalui kelompok tani diperlukan reorientasi pendekatan
pembangunan pertanian melalui perubahan paradigma dari yang sentralistik dan
instruktif menjadi desentralistik dan persuasif edukatif. Inti pokok dari paradigma
ini adalah pembangunan pertanian dirancang dan dilaksanakan oleh dan bertumpu
pada kekuatan masyarakat tani. Pengembangan usahatani (on farm dan off farm)
nampaknya kurang dilakukan melalui pendekatan pembangunan yang berbasis
pedesaan dan berlandaskan kemampuan sumber daya pedesaan. Oleh sebab itu

5

salah satu pendekatan adalah pengembangan kelompok tani di desa agar petani
mampu menjadi pelaku agribisnis yang berdaya dan memiliki posisi tawar yang
kuat.
Pemerintah seringkali berharap agar kelembagaan kelompok tani dapat
mewadahi kepentingan dan kebutuhan petani secara efektif. Hasil penelitian
Sumardjo (Slamet, 2003) menemukan adanya kecenderungan perilaku kelompok
tani menjadi kurang efektif, apabila keberadaannya cenderung artifisial dan
formalitas, dan kurang efektif mengembangkan SDM sehingga SDM anggota
cenderung lokalit serta kurang memiliki kompetensi berorganisasi. Disamping itu
ditemukan pula kelompok tani

menjadi kurang efektif memenuhi kebutuhan

anggotanya dan adanya keragaman anggota yang rendah seperti pendidikan
rendah, kurang percaya diri, nepotisme dalam rekruitmen keanggotaan sehingga
masyarakat diluar menjadi kurang simpati.
Berdasarkan kondisi objektif dari kekurang berdayaan petani sebagaimana
yang dijelaskan sebelumnya, maka penelitian ini diharapkan pula dapat
mengungkap faktor-faktor yang paling mendasar dan berpengaruh terhadap
pemberdayaan

petani dalam kelompok agar kelompok dapat menjadi pelaku

utama dalam pembangunan pertanian.

Masalah Penelitian
Sebagaimana yang telah dikemukakan pada latar belakang bahwa
peningkatan

produksi

sayuran

belum

signifikan

dengan

peningkatan

kesejahtreraan petani. Hal ini berkaitan dengan area pemasaran yang kurang, dan
harga jual yang rendah dibandingkan dengan meningkatnya biaya produksi selama
masa penanaman serta akses modal yang rumit (Perterson, 2006).
Nasib sebagian petani sayuran

masih memprihatinkan, dan kurang

berdaya. Ada banyak hal yang menyebabkan kondisi ini terus berlangsung, namun
yang paling utama adalah masalah yang berkaitan dengan kualitas SDM dari
petani itu sendiri, pola pikir petani perlu perubahan dari hanya sekedar untuk
kebutuhan sendiri (subsistem) menjadi pola pikir agribisnis, yang menuntut
kualitas produk yang tinggi, atau dengan kata lain dari pola pikir tradisional ke
arah pola pikir industri/manufaktur (Widyatmoko, 2006). Sebagian besar

6

penduduk miskin di Indonesia adalah petani yang hidup di pedesaan. Rendahnya
penghasilan dan tingkat pendidikan petani serta kondisi sektor pertanian dimasa
mendatang yang masih akan menghadapi tantangan yang besar, terutama pada
subsektor non pangan utama seperti hortikultura akan membuat kehidupan petani
semakin kurang berdaya dan hidup dalam kemiskinan sepanjang masa. Salah satu
upaya dalam pembangunan pertanian untuk membantu peningkatan taraf
kehidupan petani adalah dengan bantuan permodalan, teknologi produksi dan
memantapkan kelembagaan penyuluhan melalui kelompok tani agar petani
memiliki wadah untuk memperjuangkan kepentingan dan kebutuhan melalui
kelembagaan tersebut. Pada umumnya, kecenderungan petani belum dapat
mengembangkan usaha secara optimal melalui kelompok tani. Oleh sebab itu
salah satu upaya yang perlu terpecahkan adalah meningkatkan kesadaran dan
keinginan petani agar mau dan mampu mengembangkan kelompok tani
Melalui kelompok tani, maka petani

akan dapat mengembangkan

usahanya secara terorganisir, meningkatkan kualitas kepribadiannya serta
meningkatkan produktivitas kerjanya. Hal tersebut dimaksudkan agar petani dapat
meningkatkan kemampuan memanfaatkan potensi sumber daya tani yang tersedia,
serta kemampuan mengembangkan usaha lainnya, seperti usaha pemasaran hasil
produk dan mengembangkan jaringan kerjasama dengan kelompok dan lembaga
lainnya.

Pengembangan usaha, dan peningkatan kualitas kepribadian serta

peningkatan produktivitas kerja petani akan kurang mampu dilakukan secara
optimal jika petani bekerja tanpa dukungan kelompok tani. Oleh sebab itu petani
tidak boleh dibiarkan berjalan sendiri, melainkan perlu berkelompok agar petani
dapat lebih berdaya dan menjadi manusia yang pintar, jujur, berkemampuan
kreatif, produktif, dinamis, terbuka serta bertanggung jawab dalam mengatasi
masalah yang dihadapi. Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor-faktor yang
saling terkait yang mempengaruhi keberdayaan petani melalui kelompok dalam
mengembangkan usahataninya.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka rumusan pertanyaan penelitian
ini adalah sebagai berikut :
(1)

Bagaimana tingkat keberdayaan petani dalam kelompok tani ?

7

(2)

Bagaimana hubungan pola pemberdayaan, ciri kepribadian,

lingkungan

sosial dan akses pada informasi dengan dinamika kelompok ?
(3)

Bagaimana hubungan dinamika kelompok dengan produktivitas kerja petani

(4)

Bagaimana mengembangkan kehidupan kelompok tani agar lebih dinamik ?

Tujuan Penelitian
Berdasarkan

rumusan

pertanyaan

penelitian

yang

dikemukakan

sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk :
(1)

Mengukur tingkat keberdayaan petani dan kelompok tani

(2)

Mengukur

hubungan

antara

pola

pemberdayaan,

ciri

kepribadian,

lingkungan sosial dan akses pada informasi dengan dinamika kelompok
(3)

Mengukur keeratan hubungan dinamika kelompok dengan produktivitas
kerja petani

(4)

Merumuskan strategi pemberdayaan melalui kelompok

Kegunaan Penelitian
Penelitian

ini

diharapkan

berguna

bagi

pengembangan

ilmu

pengetahuan dan bagi pengambil kebijakan khususnya kebijakan dalam
pembangunan pertanian. Secara terperinci kegunaan penelitian ini adalah sebagai
berikut :
(1) Secara teoritis hasil penelitian ini akan berguna sebagai

konsep

pengembangan petani dan pengembangan kelompok tani yang bertujuan
meningkatkan produktifitas dan pendapatan petani untuk taraf kehidupan yang
lebih baik.
(2) Secara realistik penelitian ini akan berguna mengkritisi atau memberi bahan
sumbangan terhadap pembangunan pertanian khususnya di daerah Sulawesi
Selatan yang perlu dibangun berdasarkan potensi dan kebutuhan komunitas di
wilayah tersebut.
(3) Secara akademik penelitian ini diharapkan memberi kontribusi

terhadap

pengembangan ilmu pengetahuan baik secara teoritis maupun praktis agar

8

lebih memperkaya khasanah keilmuan serta dapat diaplikasikan untuk
memperbaiki kegiatan penyuluhan sebagai media pembelajaran petani.
(4) Hasil penelitian ini diharapkan melahirkan suatu strategi pemberdayaan petani
melalui pengembangan kelompok tani partisipatif sebagai bahan Implementasi
dalam pengembangan sumberdaya manusia dalam pembangunan pertanian.

Definisi Istilah
Definisi istilah merupakan batasan konsep dari lingkup variabel yang akan
diteliti. Beberapa konsep dari lingkup variabel tersebut adalah sebagai berikut :
(1) Pemberdayaan petani adalah upaya meningkatkan kualitas diri petani agar
mampu menumbuhkan kemampuan diri dalam pengembangan usaha dan
memiliki kehidupan dan penghidupan yang layak.
(2) Pengembangan kelompok tani adalah meningkatkan kemampuan kelompok
tani sayuran termasuk kemampuan anggota dalam mengembangkan usahatani.
(3) Kelompok tani adalah kelompok tani sayuran yang tumbuh dan berkembang
atas dasar dan untuk kepentingan anggotanya
(4) Dinamika kelompok adalah unsur-unsur kekuatan yang terdapat dalam situasi
kelompok yang meliputi: tujuan kelompok, fungsi dan tugas, pembinaan dan
pengembangan kelompok, serta kekompakan kelompok


Tujuan kelompok adalah hal-hal yang ingin dicapai oleh kelompok tani
sayuran yang merupakan tujuan bersama.



Fungsi tugas adalah hal-hal yang harus dilakukan dalam kelompok agar
dapat mencapai tujuan seperti memfasilitasi dan mengkoordinasi
pemecahan masalah



Pembinaan dan pengembangan kelompok adalah mengembangkan
kelompok agar kelompok tetap hidup seperti adanya partisipasi, fasilitas,
aktifitas, koordinasi, komunikasi, sosialisasi, dan mendapatkan anggota
baru.



Kekompakan kelompok adalah kesatuan dan persatuan anggota kelompok
agar kelompok dapat bertahan hidup.

9

(5) Petani sayuran adalah petani yang mengusahakan lahan untuk budidaya
tanaman sayuran sebagai kegiatan utama usahataninya
(6) Karakteristik individu petani adalah ciri-ciri yang melekat pada diri petani
dibatasi pada : umur, tingkat pendidikan, dan pengalaman berusahatani


Umur adalah usia petani yang dihitung sejak lahir sampai ketahun terdekat
pada waktu penelitian dilakukan



Tingkat Pendidikan adalah jumlah tahun mengikuti pendidikan formal



Pengalaman berusahatani adalah lamanya petani berusahatani sayuran
sejak mulai hingga menjadi responden

(7) Pola

pemberdayaan

adalah

upaya

yang

dilakukan

dalam

bentuk

pengembangan kemampuan anggota dalam usahatani melalui kelompok, dan
jaringan kerja serta kegiatan pelatihan


Pengembangan kemampuan anggota dalam usahatani melalui kelompok
adalah kegiatan mengembangkan kemampuan usaha yang dikelola baik
usaha produksi (budidaya) sayuran maupun kegiatan pemasaran produksi
sayuran



Pengembangan kemampuan membentuk dan membina jaringan kerja
kelompok adalah kegiatan mengembangkan kemampuan kerjasama antara
kelompok tani dengan pihak-pihak lain diluar kelompok tani.



Pelatihan adalah kegiatan pengembangan keterampilan yang diikuti petani
yang mendukung kegiatan usahatani

(8) Pengembangan kepribadian petani adalah mengembangkan sikap dan tingkah
laku petani yang meliputi : semangat kerja keras, percaya diri, keuletan, dan
kreatifitas melalui pertemuan kelompok secara informal.


Semangat kerja keras adalah usaha kerja keras yang dilakukan oleh petani
dengan penuh perhatian untuk berhasil



Percaya diri adalah kemampuan mengembangkan, memutuskan dan
memecahkan masalah usahatani sendiri secara mandiri



Keuletan adalah kesungguhan dan ketekunan petani serta merasa tidak
puas dengan keberhasilan yang telah dicapai bserta tidak takut mengalami
resiko dalam berusahatani.

10



Kreatifitas adalah sikap selalu menemukan cara baru, informasi dan ideide baru serta peluang-peluang baru dalam mengembangkan usaha tani.

(9) Lingkungan sosial adalah norma dan nilai budaya lokal serta peran tokoh
informal terhadap pembentukan dan kinerja kelompok


Norma dan nilai budaya adalah norma dan nilai berdasarkan kearifan lokal



Peran tokoh informal adalah keterlibatan tokoh informal yang memiliki
kharisma

dalam

memelihara

terbentuknya

kelompok

serta

mengembangkan kinerja kelompok.
(10) Akses pada informasi adalah aktivitas memperoleh jenis informasi yang
relevan, akurat dan tepat waktu yang mendukung peningkatan produktivitas
kerja petani.
• Relevansi informasi adalah jenis informasi yang sesuai antara yang
dibutuhkan dengan yang diperoleh
• Akurasi informasi adalah jenis informasi yang terpercaya yang dibutuhkan
• Tepat waktu adalah jenis informasi yang dapat diperoleh tepat waktu saat
dibutuhkan
(11) Produktivitas kerja petani adalah kinerja petani dalam kegiatan budidaya
tanaman sayuran, kegiatan pasca panen dan pemasaran yang meliputi :
pernyiapan lahan, penyemaian benih, penanaman, pemupukan, pengendalian
hama, penanganan hasil panen dan pemasaran hasil produksi.

TINJAUAN PUSTAKA
Pemberdayaan Petani Sayuran
Pemberdayaan atau empowerment berasal dari kata empower yang makna
sebenarnya adalah ” to give official authority or legal power, capacity, to make
one able to do something ” (Sudiyanto, 2005). Dengan demikian pemberdayaan
dapat diartikan sebagai suatu proses kapasitasi atau pengembangan kapasitas
sumberdaya manusia. Dengan kapasitasi maka seseorang akan memiliki kekuatan
(daya) atau kewenangan yang diakui secara official atau legal sehingga orang
tersebut tidak termarginalisasi lagi melainkan sadar akan harga dirinya, harkatnya,
dan martabatnya. Dengan kapasitasi seseorang akan memiliki kemandirian, tahan
uji, pintar, jujur, berkemampuan kreatif, produktif, emansipatif, tidak tergantung,
proaktif, dinamis, terbuka dan bertanggung jawab dalam mengatasi semua
masalah

dan

menjawab

tantangan

untuk

mencapai

kemajuan.

Tujuan

pemberdayaan adalah mengembangkan individu, keluarga, kelompok ataupun
komunitas dari keadaan tidak atau kurang berdaya menjadi mempunyai daya guna
mencapai kehidupan yang lebih baik.
Pemberdayaan petani sayuran merupakan hal yang harus dilakukan untuk
meningkatkan kemampuan mengembangkan usaha dan pengambilan keputusan. .
Pengambilan keputusan merupakan suatu hal yang sangat penting oleh petani
sayuran terutama dalam memasarkan hasil pertaniannnya, apakah akan membawa
keuntungan atau kerugian (Purnaningsih, 2006). Oleh karena itu dalam proses
pengambilan keputusan, petani harus dapat berpikir secara cepat dan tepat, antara
lain dalam menentukan komoditas yang akan ditanam, penggunaan pestisida, dan
tujuan memas