Latar Belakang Penerapan Metode Theory Of Constraint untuk Mengoptimalkan Stasiun Kerja Bottleneck di PT Asahan Crumb Rubber

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perencanaan produksi sangat menentukan ukuran kemampuan perusahaan dalam penyediaan produk. Jika perencanaan produksi tidak dapat diatur dengan baik, maka dapat menyebabkan terjadinya bottleneck. Bottleneck merupakan stasiun kerja yang memiliki kapasitas lebih kecil dari kebutuhan produksi. Masalah bottleneck juga terjadi di PT. Asahan Crumb Rubber yang bergerak di bidang pengolahan bahan baku karet menjadi produk setengah jadi. Produk yang dihasilkan berjenis Standar Indonesian Rubber 20 SIR 20. Proses produksi dilakukan berdasarkan make to Order. PT. Asahan Crumb Rubber memiliki tujuh stasiun kerja dengan kapasitas sebagai berikut: Tabel 1.1. Data Kapasitas Stasiun Kerja No Stasiun Kerja Kapasitas TonJam 1 Pencucian 6,0 2 Pencacahan 5,5 3 Penggilingan 5,5 4 Penjemuran 7,0 5 Pengeringan 7,0 6 Penimbangan 7,0 7 Pengepakan 7,8 Sumber : PT Asahan Crumb Rubber Kendala yang dihadapi perusahaan adalah adanya perbedaan kapasitas pada stasiun kerja pencucian dan pencacahan. Stasiun kerja pencucian memiliki kapasitas 6 tonjam, sedangkan stasiun kerja pencucian memiliki kapasitas 5,5 tonjam. Perbedaan kapasitas ini dapat menyebabkan terjadinya penumpukan pada stasiun kerja pencacahan. Berdasarkan penelitian pendahuluan diperoleh data penumpukan yang terjadi di stasiun pencacahan untuk periode 8 Desember 2014 – 12 Desember 2014 dapat dilihat pada Tabel 1.2. Tabel 1.2. Data Penumpukan Periode 5 Desember 2014 - 12 Desember 2014 Tanggal Rencana Produksi Jumlah Penumpukan Kg 8 desember 68000 2040 9 desember 68200 2046 10 desember 70400 2124 11 desember 65500 1965 12 desember 67500 2025 Total 339600 10200 Rata-rata 67920 2040 Sumber : PT Asahan Crumb Rubber Berdasarkan data pada Tabel 1.2. diketahui bahwa rata-rata penumpukan selama lima hari pengamatan adalah 2040 kilogram. Angka ini menunjukkan bahwa tidak semua rencana produksi dapat direalisasikan. Oleh karena itu, kendala ini harus dapat diselesaikan agar dapat dilakukan optimalisasi stasiun kerja sehingga tidak terjadi bottleneck. Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Kurnia dan Rochman 2010 pada industri tekstil yang menghasilkan produk kaos kaki dengan mengaplikasikan TOC untuk mengurangi bottleneck yang terjadi pada stasiun kerja obras, obras lipat, hand- tag, dan packing dengan memperhatikan waktu proses dan kapasitas produksi dari stasiun kerja. Penerapan TOC dalam penelitian tersebut dapat mengurangi bottleneck dengan melakukan assessment pada stasiun kerja manual corak, komputer, dan manual polos, serta menambah kapasitas pada stasiun kerja obras lipat, pairing, hand- tag, dan packing. Dengan demikian stasiun kerja yang mengalami bottleneck dapat diatasi sehingga dapat meningkatkan throughput perusahaan. Solusi yang digunakan untuk menyelesaikan masalah bottleneck adalah dengan menerapkan langkah theory of constraints TOC. Penerapan Theory of constraint ini diharapkan dapat memecahkan permasalahan yang ada.

1.2. Perumusan Masalah