METODE PENELITIAN

2. Pemberian Pakan

Pemberian komposisi pakan campuran dilakukan 2 kali sehari (pagi dan sore) seperti terlihat pada Gambar 5 yaitu pada fase D-veliger diberikan pakan campuran Isochrysis galbana dan Pavlova lutheri dengan jumlah total 2000 sel/larva; fase Umbo-Veliger diberikan pakan campuran

I. galbana dan P. lutheri dengan jumlah total 3000 sel/larva; fase Eyespot diberikan pakan campuran I. galbana dan P. lutheri dengan jumlah total 3500 sel/larva; fase Pediveliger diberi pakan campuran Chaetoceros sp.,

I. galbana dan P. lutheri dengan jumlah total 4000 sel/larva; fase Plantigrade diberi pakan campuran Chaetoceros sp., I. galbana dan P. lutheri dengan jumlah total 4500 sel/larva. Fase Spat diberi pakan campuran Chaetoceros sp.,

I. galbana dan P. lutheri dengan jumlah total 5000

Pemberian dosis pakan didasarkan pada pemeriksaan isi lambung larva. Indikator warna yang menunjukkan keadaan lambung larva yaitu jika berwarna kuning muda, maka kondisi larva kurang makan dan dosis pakan ditambah 50% dari jumlah dosis awal, selanjutnya bila lambung berwana coklat tua menggambarkan bahwa lambung berisi makanan dan tidak perlu ditambah pakan.

Gambar 5. Persentase Dosis Campuran Pakan Berdasarkan Fase Perkembangan Larva Hingga Menempel pada Kolektor (Sumber: SOP UPT. LPBIL- LIPI Mataram dan PT. Autore Pearl Oyster)

3. Pergantian Air

Pergantian air dilakukan setiap 2 hari sekali, jika larva dalam keadaan sehat dilakukan pergantian air 50% kemudian melakukan pergantian air 100% setiap 4 hari. Jika larva tenggelam ke dasar bak atau menyebar tidak merata (berkelompok) dilakukan pergantian air total (100%). Pergantian air dilakukan dengan menyaring larva terlebih dahulu dengan menggunakan screen net Pergantian air dilakukan setiap 2 hari sekali, jika larva dalam keadaan sehat dilakukan pergantian air 50% kemudian melakukan pergantian air 100% setiap 4 hari. Jika larva tenggelam ke dasar bak atau menyebar tidak merata (berkelompok) dilakukan pergantian air total (100%). Pergantian air dilakukan dengan menyaring larva terlebih dahulu dengan menggunakan screen net

D. Parameter Yang Diamati

1. Kelangsungan Hidup

Kelangsungan hidup larva atau anakan kerang dihitung dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Winanto (2009) yaitu :

Keterangan : SR = kelangsungan hidup (%) N 1 = jumlah larva akhir pengamatan (individu) N 0 = jumlah larva awal pengamatan (individu)

2. Pertumbuhan Mutlak

Pertumbuhan mutlak larva atau anakan kerang dihitung dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Bhujel (2008) yaitu : PM = L 1 - L 0 ..............................................................................

Keterangan : PM = pertumbuhan mutlak (µm) L 1 = panjang larva pada akhir pengamatan (µm) L 0 = panjang larva pada awal pengamatan (µm)

3. Laju Pertumbuhan Spesifik

Laju pertumbuhan spesifik larva atau anakan kerang dihitung dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Bhujel (2008) yaitu : SGR = 100(Ln L 1 – Ln L 0 )/ T ..........................................................

Keterangan :

L 0 = panjang rerata pada awal pengamatan (µm) T

= waktu pengamatan (hari)

Ln

= logaritma natural

4. Perkembangan Stadia

Pengamatan perkembangan stadia larva pada setiap perlakuan digunakan mikroskop yang dilengkapi dengan kamera digital dan bisa diakses dalam bentuk gambar (foto larva). Perkembangan stadia larva didokumetasi dengan kamera. Kemudian mencatat ukuran AP x DV dan tingkat perkembangan stadia.

5. Panjang dan Tinggi Cangkang

Pengukuran larva meliputi pengukuran panjang dan tinggi cangkang berdasarkan metode yang digunakan oleh Winanto (2009) dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Pengukuran Panjang dan Tinggi Larva Kerang Mutiara ( P. maxima ) (Keterangan: AP. panjang cangkang bagian anterior-posterior dan DV. tinggi cangkang bagian dorso-ventral)

6. Kualitas Air

Pengamatan kualitas air yang meliputi salinitas, pH dan suhu dilakukan pada setiap unit satuan media organisme uji dengan menggunakan alat termometer batang, hand refraktometer dan pH meter digital . Pengamatan kualitas air pada Pengamatan kualitas air yang meliputi salinitas, pH dan suhu dilakukan pada setiap unit satuan media organisme uji dengan menggunakan alat termometer batang, hand refraktometer dan pH meter digital . Pengamatan kualitas air pada

Untuk mendapatkan nilai suhu rendah sesuai dengan nilai perlakuan, maka wadah percobaan dimasukan es dengan dilengkapi oleh pipa paralon yang dimodifikasi agar tidak terkontaminasi langsung dengan air media uji serta dipasang Heater untuk mengatur suhu, sehingga suhunya secara otomatis sesuai dengan kisaran nilai perlakuan. Sistem kerja alat pemanas otomatis ( heater ) yaitu dengan memutar tombol secara otomatis, sehingga kualitas suhu air media pengamatan tetap berada pada kisaran suhu perlakuan yang telah ditetapkan. Tabel 3. Kualitas Air dan Peralatan yang Digunakan dalam Pengukuran

No. Kualitas Air

Hand refraktometer

2. pH

pH meter digital

3. 0 Suhu C Termometer

E. Analisis Data

Data hasil penelitian di laboraorium yang merupakan metoda eksperimen dengan lima perlakuan suhu yang berbeda diulang 3 kali (sebagai ulangan perlakuan) yaitu digunakan rancangan acak lengkap (Hanafiah, 2014). Selanjutnya bila perlakuan suhu memberikan respons yang berpengaruh nyata, maka dilanjutkan uji Duncan. Data pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva kerang mutiara ( P. maxima ) dianalisis dengan menggunakan analisis ragam (ANOVA). Data perkembangan larva dan kualitas air dianalisis secara deskriptif. Analisis data penelitian dibantu dengan menggunakan program IBM SPSS Statistics Version 23.

Model matematika dari rancangan percobaan dan Uji Duncan adalah terlihat sebagai berikut: Y ij =µ+ƒ i +ϵ ij

(6) Keterangan :

...............................................................................

Y ij = variabel yang akan dianalisis, dimisalkan berdistribusi

normal

µ = rata-rata umum atau rata-rata sebenarnya ƒ i = efek perlakuan ke- i

€ ij = kekeliruan, berupa efek acak yang berasal dari unit eksperimen ke j karena dikenai perlakuan ke i

� ������ ∶ =� ′ . � ......................................................... (7)

Keterangan : Rp = wilayah nyata terkecil Duncan qα’ = sebaran wilayah di-student-kan untuk uji Duncan pada

α, p dan dbf

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN