Analisis peubah konsumsi pangan dan sosial ekonomi rumah tangga untuk menentukan determian dan indikator kelaparan

ANALISIS PEUBAH KONSUMSI PANGAN DAN
SOSIAL EKONOMI RUMAHTANGGA UNTUK
MENENTUKAN DETERMINAN DAN INDIKATOR
KELAPARAN

Oleh
IKEU TANZIHA

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANlAN BOGOR
BOGOR
2005

PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN
SUMBER INFORMAS1
Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi yang berjudd "Analisis
Peubah Konsumsi P m p dan Sosial Ekonomi Rumahtangga Untuk Menentukan

Determinan dan Indikator Kelapm" merupakan hasil karya saya sendiri, dengan

arahan dari Komisi Pembimbing, clan belum diajukan ddam bentuk apapun

kepada Perguruan Tinggi manapun. Sumber Infomasi yang berasal atau dikmp

dari kmya yang dii&itkan maupun ti&

diterbitkan dari Penulis lain telah

disebutkan dalam teks, dm dicantumkm ddam daftar pustaka dibagian akhir

Disertasi hi.

Bogor, Mei 2005

Ikeu Tanziha
GMK 985 107

ABSTRACT
TKEU TANZIHA. AnaIysis of Food Consumption and Socioeconomic Variables
to Determine Hunger Determinants and Indicators. Supervised by HIDAYAT
SYARIEF, CLARA M KUSHARTO, HARDINSYAH and DADANG
SUKANDAR


The objective of the study was to analyse indicators and determinants of
hunger. The study design was a crosectional study. Research conducted in four
a r m (Bogor Municipality, and Garut, Karawang, and Pandeglang Districts) in
July-October 2003. A systematic stratified random sampling were applied to
select 400 households consist of 1351 individuals. The data collected include
socio economic and demographic data, percepon on hunger, food expenditure
and faad intake. An Individual energy adequacy level was calculated by
comparing actual intake to RDA (Recommedd Dietary Allowances). Tndividd
hunger was determined based on quantitative and qualitative measures.
Quantitatively, a person was categorized as hunger if energy adequacy level <
70% along with body weight loss. Qualitatively, a person is categorized as hunger,
if hidher daily meal portion andor meal frequency decrease, along with M y
weight loss. The t-test and Mann-Whitney test were applied to analyse mean
difference of socimonomic, demographic and food intake variables between
hunger and not hunger groups. The qualitative measure was validated by
quantitative measure through applying sensitivity (Se) and spesificity (Sp)
analysis. Logistic regression was applied to analyze determinants of hunger, and
discriminant analysis was used to analyse indicators of hunger. The results
showed that there are mean difference of household head's education and

mother's education, mother's nutrition knowledge, household expenditure
percapita, and individual's food intake between hunger and non hunger groups. Se
and Sp values of hunger qualitative measure is 86.9, and 98.4 respectively. Main
determinant of hunger is expenditure percapita. Based on the discriminant
analysis, main indicators of hunger in this study area are rice consumption
frequency and staple food expenditure rati0.A Person was categorized as hunger if
his or her rice consumpbon frequency < 14.76 times/ week or expenditure for
staple food >23.15%

IKEU TANZIHG Analisis Peubah Komumsi Pangan dan Sosial Ekonomi
R d t a n g g a untuk Menentukan Determinan dan Indikator Kelaparan.
Dibimbing oleh HIDAYAT SYARIEF, CLARA M. KUSHARTO,
RARDINSYAH dan DADANG SUKANDAR

Salah satu komitmen pemerintah Indonesia &lam World F d Stmunit
Five Years Later (WFS: fyl) tahun 2001 adalah menunrnkan setengah jumlah
penderita kelapwan sampai tahun 2015. Sementara untuk pemantauan dm
penanggulangan kelapm diperlukan indikator dan i n f o m i mengenai
determinan kelaparan yang sampai saat ini belum a& penelltian yang spesifik
dilakukan di Indonesia.

Penelitian ini secara umum bertujuan menganalisis pubah konsumsi
pangan individu dan sosial ekonomi nrmahtrtngga untuk menentukan determinan
dan indikator Icelaparan. Secara khusus penelitian ini bertujuan: 1) rnelakukan
validasi ukuran kelaparan kualitatif, 2) menentukan prevalensi kelaparan, 3)
menganali sis sosial ekonomi mahtangga untuk rnenentukan determinan
kelaparan dm 4) men&sis
peubah konsumsi p & a n individu dan sosid
ekonomi mmahtangga untuk menentukan indikator kelapmn.
Desain penelitian adalah crossectiond. Penelitian dilaksanakan p d a bulan
Juli-Oktober 2003 di empat KabupatenlKota yaitu Kota Bogor, Kabupaten Garut,
Kabupaten Karawang dan Kabupaten Pmdeglang, yang dipilih secara purpsif
berdasarkan tip daearah tertenhr, yaitu daerah perkotaan, daersrh hortikultw;
daerah pertanian pa& clan daerah pantai serta berdasarkan kriteria proporsi
underweight bdita tergolong sedang (20-29.9%), persen keluarga miskin
tergolong sedang (20-39.9%) atau tinggi (>40%). Dari 40 blok sensus Susenas
(Survei Sosial Ekonimi Nasional) di tiap kabupatenlkota, dipilih 10 blok sensus
secara a&,
kemudian dan tiap blok sensus dipilih 10 mmahtangga secara acak
sistimatik dan stratifikasi berdasarh kategori pengeluaran nunahtangga (tinggi,
sedang dan rendah), sehingga total contoh adalah 400 mmahtangga yang

mencakup 135 1 individu.
Data primer yang dikumpulkan meliputi data sosial ekonomi clan
demografi (jumlah anggota rurnahtangga, pendidikan, pendapatan, j enis
pekerjaan, umur, jenis kelamin), pengetahuan gizi, strategi coping, persepsi
kelaptuan (kelaparan kualitatif), dan konsumsi pangan individu. Komumsi pangan
individu diarnbil tujuh hari berhmt-twut dengan metoda food r e d mehlui 4
kali kunjungan. Tingkat kecukupan pangan individu dihitung dengan
rnembandingkan konsumsi pangan aktual dengan kecukupan yang dianjurkan,
serta dikoteksi dengan berat badan individu yang kmgkutan. Penentuan
kelaparan individu berdasarkan ukuran kuantitatif dm Mitatif. Secara kuantitatif
seseorang dikategorikan lapar apabila tingkat kecukupan enerp (70% disertai
penurunan berat badan (benchmark). Secara kualitatif seseorang dikategorikan
l a p apabila dalarn dua bulan terakhir terjadi penurunan fkkuensi atau porsi
makan h a disertai penurunan h t badan, karem alasan rendahnya
pendapatan atau rendahnya ketersediaan pangan..
Uji t dan Uji Mann-Whitney dilakukan untuk menganalisis perbedaan
rataan dan median peubah sosial-ekonomi dm demografi serta konsumsi pangan

antara mmahtangga l a p dan tidak lapar sebagai awal identifikasi peubah yang
akan digudan dalam analisis determinan kelapam dan analisis diskriminan.

Validasi standar dari ukuran k e l a p m kualitatif diaraalisis dengan menggunakan
d i s i s sensitifitas (Se) dan spesifisitas (Sp) d e n p menbenchmark
ukuran kelaparan kuantitatif. Regresi Logistik hgunakan untuk menganalisis
determinan kelaparan, dan a d i s i s Islaminan digunakan untuk menganalisis
indikator kelaparan dengan menggunakan calon iodikator dari peubah konsumsi
pangan, peubah sosial ekonomi dan gabungan peubah konsurnsi pngan dan sosial
ekonomi..
h i 1 penelitian menunjukkan bahwa rataan tingkat pendidikan KK dm
ibu, tingkrtt pengetahuan g~zi ibu, pengeluaran perkapita, dan luas nrangan
perkapita pztda
rumahtan=
lapar lebih rendah dibandingkan dengan
rumahtangga tidak lapar. Sedangkan jumIah anggota rumahtangga, persen
pengeluaran untuk pangan dm persen pengeluaran untuk pangan pokok pa&
d t a n g g a lapar lebih besar daripada rumahtangga ti& lapar. Demikian pula
rata-rata konsumsi pangan terutarna beras, W n g sapi, daging ayam, telur, ikan
segar, dan susu pada individu lapar lebih kecil dibandingkan p d a individu tidak
lapar.

Rata-rata tingkat kecukup gizi baik k e c u k u p energi, protein, kalsium,

h i , vitamin A dm vitamin C pada individu lapar lebih rendah dari pada
individu tidak lapar, bahkan pada indvidu lapar lebih rendah d m standar
minimum Depkes.
Hail analisis validasi standar menunjukkan bahwa nilai Se ukurztn
kelaparan Mitatif dengan benchmark tingkat kecukupan energi clan penurunan
berat badan adalah 86.9, dm Sp = 98.4. NiIai tersebut menunjukkan bahwa ukuran
kelaparan kditatif sensitif dan sfesifik dalam m e n g e l o m p ~individu pada
kelompok lapar dan tidak lapar. Prevalensi kejadian lapar berdasarkan ukuran
kuantitatif (tingkat kecukupan energi dan penurunan berat badan) adalah sebesar
9.6%. Sedangkan prevdensi berdasarkan ukuran kualitatif sebesar 9.8%.
Determinan utama kelaparan adalah pengelwan rurnahtangga perkapita.
Risiko rumhtangga miskin (pengeluaran perkapita dihwah garis kemiskinan)
untuk mengalami kejadian lapar (OR) 13.4 kali dibanding mahtangga tidak
miskin (pengeluaran perkapita diatas @s
kemiskinan). Sedangkan -inan
utama kelaparan pada kelompk nunahtangga miskin adsllah jumIah anggota
rumahtangga.
Berdasarkan analisis diskriminan, alternatif indikator kelaparan yang
direkomenhikan dmi peubah konsumsi pangan, peubah sosial ekonomi dan
gabungan kedua peubah tersebut adalah: a) Frekuensi konsumsi nasi dengan

tingkat klasifkasi sebesar 72.3%. Dikatakan l a p apabila frekuemi konsumsi nasi
< 14.8 kali /minggu. b) Frekuensi konsumsi nasi dan ikan dengan tingkat
klasifikasi 74.5%, dikategorikan lapar apabila frehensi konsumsi nasi dan ikan
dimasukkan kedalam persamaan disknminan Y = -5.925 +0.321 Frekuensi
konsumsi nasi + 0.144 Frekuensi konsumsi ikan menghasilkan nilai Y 1,576.
Berda~~fkan
analisis disknminan pada kelompok rumahtangga miskin,
maka peubah yang dapat digunakan sebagai indikator kelaparan h y a dan
peubah konsumsi, yaitu frekuensi konsumsi nasi dengan kemampuan klasifikasi
sebesar 84.2%. Berdasarkan peubah tersebut seorang individu dikatakan lapar
apbila frekwnsi konsumsi nasinya < 14.47 kalilminggu.
Berdasarkan tingkat kemudahan pengumpulan data dilapang, maka
frekuensi konsumsi nasi merupakan indikator yang dapat dijgmkan s e m alat
pemantauan dm evaluasi program penanggulangan kelaparan, d m &an lebih baik
lagi bila ditambah pertanyaan p n w m berat badan karena alasm ekonomi,
dengan kernampuan klasifikasi 98.1%. Dkmping itu juga diperlukan pengamatan
penampilan fisik, temtama menghadapai keadaan kelaparan kronik yang
memunglunkan berat badannya tidak turun lagi.
Penelitim yang sempa d i b p k m dilakukan di kawwan Indonesia Bagian
Tengah dan Timur, yang munglun indikator kelaparan berbeda ketrena perbedm

pola konsumsi pangan dan keadaan susial ekonomi.

ANALISIS PEUBAH KONSUMSI PANGAN DAN
SOSLAL EKONOMI RUMAHTANGGA UNTUK
MENENTUKAN DETERMINAN DAN INDIKATOR
KELAPARAN

Oleh
IKEU TANZIHA

Disertasi
sebagai salah satu syarat untuk Memperoleb m a r
Doktor pada
Program Studi Gizi Masyaralutt dan Sumberdaya Keluarga

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTZTUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2005


Jud uI D isertasi

:Analisis Peubah Koasumsi Paugan dan Sosiat

Ekonomi Rnmahtangga Untuk Menentuba
Determinan dan Indikator Kelaparan
Nama

:Ikeu Tanziha

NIM

:985107

Disetujui

Komisi Fern bimbing

Prof. Bidavat Svarief, Pb.D
Ketua


Anggota

Anggota

Ketua Program Studi
Gizi %yam kat dan
Sum berdaya Keluarga

ana

Prof. Ali Khornsan,Ph.D

Tanggal Lulus :

1 0 JUN 20%

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadapan Allah Subhanafiuwata'da

karena berkat karunia-Nya jualah penulis &pat menyelesaikan disertasi yang
berjudul "Andisis Peubah Komumsi Pangan dan Sosioekonomi Rumahtangga
untuk menentukan Determinan clan Indi kator Kelaparan". Penulisan disertasi ini

merupakm alah satu syarat ddam menyelesaikan studi program Doktor pa&
program studi Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Sekolah Pascasarjana,
Institut Pertanian Bogor.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakaslh yang tak
terhingga kepada Prof. Dr. Ir. Hidayat Syarief, MS se1aku ketua komisi

pembimbing, juga k e r n Dr. Clara M Kusharto, MSc, Dr. Ir. Hardinsyah, MS

dm Dr. Ir. Dadang Sukandar, MSc selaku anggota komisi pembimbing yang telah
banyak memberikan bimbingan dm pengarah dengan sabar dan penuh
penman sejak dari penyusunan rencana penelitian, pelaksanaan sampai dengan

penyusunan dan penyelesaian disertasi ini.
Pendis mengucapkan terirnakasih kq&

penguji Iuar komisi yaiiu Dr. Ir.

Drajat Martianto, MS, Dr. Ir. Budi Setiawan, MS dan Dr. Ir. Karnan Nainggolan,

MS yang telah bersedia menguji dm rnembetikan masukan yang krarti bagi
penyempumaan disertasi ini . Ucapan terimakasih juga penulis sarnpaikan kepada

Dekan Sekolah Pascasarjana Prof. Dr. Ir. Syafida Manuwoto, Ketua Program
Studi GMK Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, MS dan Ketua Departemen Gizi
Masyarakat dan Sumkrdaya Keluarga (GMSK) Dr. Ir. Drajat Martianto,MS,

Faperta IPB, yang telah memberikan kesemptan clan memunglunkrtn penulis
mengihti pendidikan jenjang S3.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Dr. Ir. Hardinsyah, MS

selaku anggota tim pengarah penelitian Uji Cobs lnstrmm Kelaparan atas
ajakannya untuk menggunakan data penelitian tersebut serta saran-saran

sehubungan dengan kegiatan penelitian yang dilakukan penulis untuk studi
jenjang S3, juga kepada Ir. Fadjar Sulistyo, Ir. Ali M. , Ir Siti Fatimah, MM selaku

tim pelaksana penelitian Uji Coba lnstnrmen Kelaparan, atas izin yang diberikan

untuk rnenggunakan data sebagai W a n disertasi. Kepada anggota tim peneliti
lainnya Ir. Munawar Asikin yang telah memberikan pinjaman beberap program

komputer yang diperlukm untuk pengolahan data, Ir . Dodik Briawm, MCN, yang

mengizinkan menggunakan komputer untuk pengolahan data serta dukungamya

p d a penelitian ini. Kepada Ir. Aven staf BPS yang memberikan data-data Susenas
yang diperlukan, pendis ucapkan terimakasih.

Demikian pula kepada Ir. Asep Rusyana atas berbagai pandangan dalam
p e n g o b dan anaIisis data, penulis mengucapkan krimakasih. Ucapan
terimakasih juga penulis sampajkan kepada Puti Puwati, SP dan Ymti
Kamayanti, SP serta rekan-rekan lainnya yang telah banyak membantu khususnya

dalarn pengambilan data.
Kepada yang sangat penulis kasihi suami, Arifin Umar serta anak-anak
Ahmada, Saki& dan Jamilslh, penulis rnenyampaikan terimakasih tak terhingga
atas dm, kasih sayang, kesabarm, dorongan semangat

senanti-

dan bantuan yang

dihrikan.

Terakhir penulis ucapkan terimakasih pada berbagai pihak yang telah
memkikan kemudahan pada proses penyelesaian studi ini. Semoga Allah

Subhamhuwata'ala memberikan balasan yang lebih baik. Akhir kata penulis
menghrapkan semoga tulisan ini dapt bermanfhai.

Bogor, Mei 2005

Penulis dilahirkan di Garut, pada tanggal 10 Desernber 1961 sehgai anak

ke enam dari sepuluh bersaudara dari ayah Kholil Rachman Ismail dan ibu Tioh
Rornlah. Menikah dengan Arifin Umar p d a tahun 1988, dan dikruunia mrang
putra Q Ahmada Arifin serta dua orang putri Sakinah Arifin dan Jamilah Arifin.
Pendidikan Sekolah Dasar ditempuh di SD Haruman lulus tahun 1973.

Sekolah Menengah Pertama ditempuh di SMPN 2 lulus tahun 1976, dan Sekolah
Menengah Atas d~ SMAN 1 lulus tahun 1980, rnasing-masing ditamatkan d~
Garut.

Pada tahun akademik 1980/ 1981 penulis diterima sebagai mahasiswa
Gizi
htitut Pertanian Bogor (PB), pada Fakultas Pertanian, -en
Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga metalui jdur Proyek Perintis 11. Lulus

sebagai SarJana Pertanian tahun 1985. Pada tahun 1986 penulis diterima menjadi
staf pengajar IPB.
Pa& tahun 1988 penulis mendapat kesempatan m e l a n j u h pendidikan
52 pada program studi Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga

(GMK)

Sekolah Pascasqana (SPs) IPB, dan Iulus tahun 1992. PenuIis memperoleh

kesempatan kembaIi uniuk rnelanjutkam pendidikan S3 pada tahun akademik
1 998/ 1 999 pada program studi yang sama di SPs-IPB, dengan beasiswa dari BPPS

Direktorat Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikam Nasional Republik

Indonesia.

DAFTAR IS1
Halaman
...

DAFTAR TABEL ......................................................................................

xl11

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................
xv
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xvi

Latar BelakEulg ..................................................................................... 1
Tujuan ..................................................................................................4
Manfaat ............................................................................................... 4
TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 5

I)efinisi/Konsep Kelaparan .................................................................. 5
Pengukuran Kelaparan .........................................................................
10
Pengukuran Kelaparan Kuantitatif ............................................... 16
Pengukuran Kelaparan Kwlitatif .............................................17
Faktor-faktor y ang Berhubungan Dengan Kelaparan .......................... 23
Berbaga~Indikator Kelaparan .............................................................. 34

Surnber Data .......................................................................................
Disain, Waktu dan Tempat ................................................................
Teknik Penarikan Contoh ....................................................................
Jenis dan Cara Pengumpdan Data .......................................................
Pengelohan dan Pengendalian kualitrts Data .......................................
Pengolahan clan Analisis Data ..............................................................
Defini si Operasional ........................ .
.
...............................................

40
40
41
42
44

45
53

HASlL DAN P E M B N S A N ................................................................... 57

Keadaan Umum Lokasi ........................................................................ 57
Kelaparan ............................................................................................ 60
KeIaparan Kuantitatif ..................................................................... 60
Kelaparan Kual itatif ...................................................................... 62
Kemampuan Klasifikasi (Validasi) Ukmm Kualitati f.................... 66
kirakteristik Individu Lapar dan Tidak Lapar ................................ 67
Karakterisbk Rumahtangga Lapar dan Tidak Lapar ...................... 69
Karakteristik sosial dernografi (Besar d m Komposisi Anggota
nunahtangga, urnur KK. Pendidikan KK dan Ibu.
Pengetahuan Gki. PengambiIan Keputusan ) ..................... 69
Karakteristik Ekonomi (Keadaan Rumah. Jenis Pekerjaan.
Pengel uaran Rurnahhngga, Strategi Coping Dalam
Pemenuhan Pangan) ........................................................... 77
Konsumsi Pangan clan Zat a z i ............................................................. 89
Konsumsi Pangan ............................................................................ 89
Tingkat Konsurnsi Zat Gizi ....................................................... 96

Determinan Kelaparan .....................................
................................ 98
D e k n n h Kelaparan Pada Seluruh Tingkatan Ekonomi ............. 98
Determinan Kelaparan Pa& Kelompok Rumahtangga Wskin ..... 99
Indikator Kelaparan............................................................................... 100
Indikator Kelaparm pada Seluruh Tingkatan Ekonomi ................. 100
Identifikasi Calon Indikator Kelaparan dari feubah Konsumsi
Pangan serta Peubah Sosial Ekonomi ........................................ 100
Peubah Frekuensi Konsumsi Pangan sebagai Indi kator
Kelaparan.................................................................................... 102
Peubah Sosial Ekonomi sebagai Indilator Kelaparan ............... I06
Gabungan Peubah Konsumsi Pangan dan Peubah Sosial
Ekonomi s e m Indikator Kelapamn ...................................... 107
Indikator KeIaparan pada Kelornpok Rumahtangga Miskin .......... 108
Identifikasi Calon Indikator K e l a p m dari Peubah Konsurnsi
P a n p serh Peubah Sosial Ekonorni ........................................ 109
Peubah Frekuensi Konsmsi Pangan sebagai Indikator
Kelaparan.................................................................................... 110
Peubah Sosial Ekonomi sebagai Indikator Kelaparan ............... 113
Gabungan Peubah Konsurnsi Pangan dan Peubah Sosial
Ekonomi sebagai hdikator Kelaparan ..................................... 114
KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 117

Kesimpulan .......................................................................................... 117
Saran.................................................................................................... 119
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 121

DAFTAR TABEL

2. Jenis Data dan Cara Pengumpulannya ......................................................44
3 . Sensitivitas dan Spesifisitas Ukuran KeIapslran Kualitatif........................ 48
4 . Produksi Pangan dan Ikan (Tawar dan Laut) di Kota Bogor. Kabupaten

Gamt, Karawang dan Pandeglang Tslhun 200 1 ........................................

59

5 . Sebaran serta Rataan dm Standar Deviasi Konsumsi Energi Contoh
.

.

menurut Kelaparan Kuanhtabf .................................................................

62

6. Sebaran Individu menurut Kelaparm Kualitatif ....................................... 65
7. Kemampuan Klasi fikasi Ukuran Kualitatif dengan B e n c h r k

Tingkat Konsumsi Energi ...........................................................................
66
8 . Kemampuan Klasifikasi Ukuran Kualitatif dengan Benchmark
Gabungan Tingkat Konsumsi Energi dan P e n m a n Berat Badan ........... 66

............... 68
9. Karakteristik Individu Lapar dan Tidak Lapar .....................
.
I0. Sebaran
-R

............ 70
I 1. Sebaran Rumahtangga menwut Komposisi Anggota Rumahtangga ...... 70
12. Sebaran Rumahtangga menurut Kelompok Umur KK ........................,... 71
13. Sebaran Rurnahtangga menurut Tingkat Pendidikan KK dan Ibu .......... 72
menurut Jumlah Anggota R~~

1 4 . SebEuan Rumahtangga menunrt Kategori Pengetahuan
Pangan dan Gizi...................................................................................... 73

I 5 . Sebaran Rumahngga menunrt Jawaban Bemr Pengetahuan
................................................... 74
Pangan dan Gizi Ibu ..........................
.
1 6 . Sebaran Rumahtangga menurut Pengambilan Keputusan....................... 76
1 7 . Persentase Pengambil Keputusm menurut Jenis Keputusan

yang Diambil ........................................................................................
18. S e b Rumahtangga menurut Keadam Rumah ...................................

76
78

19 . Jenis Pekerjaan KK pads Rumahtangga Lapar dan Tidak Lapar ............ 79

20. Sebaran Rumahtmgga rnenunrt Garis Kerniskinan.................................

2 I . PengeIuaran Rataan (Rp) Per Kapita Per Bulan rnenunrt Jenis

80

22. Ratam Persentase PengeIuaran dan Standar Deviasi menurut jenis
pengeluaran ...........................................................................................

83

23. Sebaran Rumahtangga Menmt Upaya dalm Mengatasi Kekurangan

Pangan .................................................................................................... 86
24.Alasandari Upaya yangDilahkan .........................................................
88
25. Rataan Frekuensi Konsumsi Pangan (Kali/Minggu) pada lndividu Lapar

clan Tidak Lapar ....................................................................................... 90
26. Rataan Berat Pangan (gram) per Hari pada Individu Lapar dan Tidak
Lapar........................................................................................................

93

27. Rataan dan Simpangan Baku Tingkat Kecukup Gizi dm SSR
96
Individu Lapar dan Tidak Lapar...............................................................
28. Hasil Uji-T Peubah Frekuensi Konsumsi Pangan pada

Rurnahtangga Lapar dan Tidak Lapar ...................................................... 10 1
29. Hasil Uji-T Peubah Sosial Ekonomi pada Rumah-

Lapar dan

Tidak Lapar ........................................................................................... 102
30. Titik Ambang Batas dan Kemampuan Klasi fikasi dari Peubah

Frekuensi Konsumsi Pangan sebagai Indi kator Kelaparan ...................... 1 03

3 1. Gabungm Nilai Frekuensi Komumsi Nasi dm Frekuensi Konsumsi

Ikan, sebagai Indikator Kelaparan............................................................1 05
32. Nilai Sensitifitas dan Spesifisitas Indikator Frekuensi Konsumsi Nasi

dengan Benchmark Tingkat kecukupan Energi dan Turun Berat Badan. 106
33. Nilai Sensitifitas dan Spesifisitas Indi kator fiehemi Konsumsi Nasi

dengan Penurunan Berat Badan .............................................................. 105
34. Nilai Ambang Batas dan Kemampuan Klasifikasi dari Peubah

Sosial Ekonomi sebagai Indikator Kelaparan ..........................................107
35. Nilai Ambang Batas dan Kemampuan Klasi fikasi dari Gabungan

Peubah Konsumsi Pangan dan Sosial Ekonomi sebagai Indikator
Kelapan................................................................................................ 108
36. Hasil Uji-t Peubah Frekuensi Konsumsi Pangan pada Rmhtangga

Miskin Lapar dan Tidak Lapar ................................................................

1 10

37. Hasil Uji-t Peubah Sosid Ekonomi pada Rumahtangga Mishn Lapar

dan Tidak Lapar ..........................
....

..................................................... 1 10

38. Titik Ambang Batas dm Kemampuan KIasifikasi dari Peubah

Frekuensi Konsumsi Pangan Sebagai Indikator Kelaparan ....................

1 11

39. Titik Ambang Batas dan Kernampurn Klasifi kasi dari Peubah
Sosial Ekonomi Sebaga~Indikator Kelaparan ........................................ 1 13
40. Titik Ambang Batas dan Kemampuan Klasifikasi dari Gabungm Peubah

Frekuensi Konsumsi Pangan dm Sosial Ekonomi S e b Indikator
Kelapeuan ..............................................................................................

1 15

DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Tahapan Permusan Ukuran Kclaparan ...................................................

11

2 . Penentuan Skor Ketahanan. Kerawanan Pangan clan Kelaparan .............. 24

3. Kerangka Adisis Kel-

dan Kurang Gizi ........................................ 26

4 . Kerangka Pernibran Determinan Kelapran........................................ 37

5 . Tahapan Pemilihan Sampel ....................................................................... 42

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman

I . Kwioner dan Insinmen Kelaparatl Kualitatif........................................ 1 32
2. Hasi 1 Analisis Regresi Logistik &lam Penentuan Deteminan Kelaparan 141
3. Hasil Annalisis Korelasi Frekuensi Konsumsi Pangin dengan Berat

Pangan yang Di konsumsi .........................................................................
142
4. Hasi Analisis Regresi Logistik Dalam Menentukan Determinan

Kelaparan pada Kelompok Rumahtangga ................................................ 1 44
5. Hasil Analisis Korelasi Frekuensi Konsumsi Pangan dengan Berat

PanganyangDikonsurnsi padaKelompokRumahatanggaMiskin ......... 145
6. Contoh Hasil Andisis1 Peubah Frekuensi Konsumsi Nasi s e w

Indikator Kelaparan ................................................................................. 147

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kelaparan didefinisikan sebagai kondisi hasil dari kurangnya konsumsi

pangan kronik ( L e a 1989; Ngongi 1999). Di dunk terdapat sekitar 1 miliar
j i wa menderita kelaparan, dan setiap harinya selutar 24 ribu j i wa meninggal akibat

kelaparan (Hunger Site 2003). K e m i s k ketidakstabilan sistim pemerintafian,
penggunaan Iingkungm yang meIebihi kapasitas, diskrhinasi dm ketidak

berdayam seperti pada an&-anak, wanita dm lamia, merupakan pnyebab
tejadinya kelaparan di dunia (FA0 2003). Demikian juga terbatasnya subsidi
pangan, meningkatnya harga-hwga pangan, menunmya -patan

ril drtn

tingginya tingkat penganggmm merupakan f&or utama penyebab tejadinya

kelapamn (Baer and Maloney dalam Rose 1999).
Dalam jangka panjang, kelaparan kronis berakibat bur& pada derajat
kesehatan masyarakat dan menyebabkan tinmnya pengelwan masymht untuk
kesehatan. Kelapam kroni s &pat menyebabkan: 1 ) Tingginya tingkat kernatian

bayi. Wanita yang kurang gizi a h melahirkan bayi dengan berat badan lahir
rendah (BBLR), dan biasanya akan meninggal pada usia dirzi. T a t kematian
bayi tinggi, pada umumnya menyebabkan tingkat kelahiran tinggi, karena ada

pemwm takut kehilangan anak. Tingginya kelahiran @a masyarakat golongan
pendapatan r e n d a h rnelahirkan bayi kurang g zi yang berakhir pa& kematian

dini, fial ini rnempakan Iingkaran kurang gizi ; 2, Rentan terhadap penyakit. Lebi h

dari dua juta anak meninggal tiap tahun karena dehdrasi yang lsebabkan oIeh
d i m (Cook et a1 2004); 3, Gangguan pertumbuhan dan kepdaim. Kelaparan
kronis menyebabkan an& k e h g a n protein dm zat gizi mikro yang mereka

butuhkan untuk pertumbuhan ymg optimal. Di dunia diperkirahn 226 juta an&
turnbuh t ebih pendek dm yang seharusnya. Konsekwensinya, anak stunted

berhubungan positif dengan rendahnya IQ (Olson 1W9); dan 4, Menghambat
pertumbuhan ekonomi. Hampir 67 juta anak kurang gizi dlsebabkan oleh
kelaparan kronis dan ti&

&pat menyelesaikan sekolahnya dengan baik. Hal ini

akm rnenyebabkan kurangnya keterampilan clan produktifitas yang pada akhimya

menghambat pertumbuhan ekonomi suatu negara (FA0 2004).

Senada dengan ha1 tersebut, Ngongi (1999) mengemukakan, W w a

kelaparan dan kerniskinan haga~suatu lingkaran, &am

-

menyebabkan mdahnya produktifitas

hl ini kelaparan

rendahnya pendapatan

-

rendahnya

konsumsi - rendahnya produktifitas, dan lingkam ini tidak akan berujung bila

tidak

tersedia

program

penanggulangannya.

pembangman tidak hanya saat ini -pi

Kelapm

mengharnbat

juga pada masrt yang akan datang.

Mempertirnbangkan konsekwensi dari keiaparan dan rnenindak lanjuti
komitmen pemerintah pada dunia pada saat World Food Summit (WFS) j d a
tahun 1996 dm World Food Summit Five Years Later (WFS: Fyl) pada tahun

200 1, yaitu akan menurunkan separuh jurnlah kelaparan di Indonesia sarnpai

dengan tahun 2015, maka pemerintah Indonesia berupaya melslkukm

penanggulangan kela-.

Tapi sayangnya belurn ada infomasi yang dapat

dipakai pemerintah &lam penanggulmgan kelaparan tersebut, karena belum
krsedhya informasi mengenai judah kelaparan, siapa yang mengalami

kelaparan, dan d i m m kelapamn banyak tejadi.
Saat ini pemerintah sedang mengembangkan konsep dan ukuran kelapm.

Konsep kelaparan yang dikembangkan adalah "kondisi seseorang yang tidak

mampu memenuhi kebutuhan pangan dalam jztngka waktu tertentu karena

ketersediaan pangan dan ekonomi". Konsep tersebut oleh para pakar kemudian
dipejelas kunm waktunm sehmgga konsep kelaparan menjadi "ketidak

msmpuan seseorang memenuhi kebutuhan parigan minimal untuk hidup sehat,
cerdas dan produktif, se1ama dua bulan berturut-turut karena rendahnya daya k l i
dadatau rendahnya ketersediaan p g a n " .

Kelaparan dapat diukur seem kwtitatif rnaupun Mitatif. Seam
kuantitatif, kclaparan &pat diukur melalui tingkat kecukupan energi (< 70%
AKG), sedangkan secara Mitatif, kelaparan &ukur melalui persepsi seseorang

akan kelaparan yang dialaminya.
Ukuran kuantitatif mwupakan ukuran yang banyak digunakan &am
memprediksi kelapam, namun &lam pe1daamamya membutuhkan waktu yang

relatif lama d m biaya yang besar, sehingga beberap negara saat ini lebih memilih
untuk menggunrrkan ukuran kualitatif. Ukuran kelapmn Mitatif dibuat dengan

maksud menyederhadcm proses pengukuran kelaparan, sehingga pelaksmaan

penyaringan (screening) dan pemantauan kelapam dapat d

Iebih mudah, q

i dmgan ~

t dan murah.

Ukuran kualitatif yang hkernbangkm di Indonesia disesuaikan dengan

kondisi dan kebiasaan setempat, dm sampai saat ini mas& terus diujicobakan di
berbagai tempat dengan budaya yang berbeda. Dalam ha1 ini, kelapam diukur

melalui 7 ptanyaan mengenai persepsi individu mengenai keadaan frekuensi dan
porsi konsumsi serta berat badztn seseorang selama setahun dan dua bulan

terakhir. Backarkan ukuran kualitatif, seorang individu dikatakm lapar apabih
terjadi penunman frekuensi atau porsi konsumsi disertai penusunan berat badan
karena masalah daya beIi dan atau terbatasnya ketersediaan pangan pada dua

bulan terakhir.
Dalam memantau dm melakukan program panggulangan ketapmm,
selain ukuran kelapran diperlukan juga indikator dan determinan kelaparan y m g

m p a i saat ini belum ad. penelitian yang s p i f i k dilakukan di Indonesia.

Berdasarkan latar bel-

hilah maka penelitian ini dilakukan

Kelaparan sangat terkait dengan konsumsi pangan dan kemampuan
penyediaan pangan atau daya beli, oleh karena itu peubah yang akan digunakafi
sebaga~dtematif indikator kelaparan yang akan dikembangkm adalah pubah

konsumsi pangan dan peubah sosial ekonomi. Dengan demihan pertanyam
pelitiannya addah.
1. Peubah konsumsi pangan apa saja yang dapat direkomendasikan sebagai

altenatif indikator kelaparan?
2. Peubah sosial ekonorni apa saja yang dapat direkomendasikm sebagai

altermiif indikator kelaparan?
3. Gabungan peubah konsumsi pangan clan peubah sosial ekonomi apa saja
yang dapat hrekornendasikan sebagai altematif indikator kelaparan?

Sebagim data dari penelitian ini merupda data penelitiam Uji Coba
Instrument Kelaparan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Uji Coba

Instrument Kelaparan adalah cakupan data diperluas dengan sosioekonomi

rumahtangga dan coping mechanism rumah-

pada saat rumahtangga

mengalami kekurangan uang atau pangan dalam pemenuhan pangan rumahtangga,
serta ada pendalaman andisis konswnsi pangan dm sosioekonomi.

~

Tujpan Umum
Mengadisis peubah konsumsi pangan individu dan peubah sosial

ekonomi rumahtangga untuk menentukan determinan dan indikator kelapam
Tnjuan Khusus
1. Melakukan didztsi ukuran kelaparan kualitatif dengan menggunakan ukuran

kelaparan kuantitatif.
2. Menentukan prevalensi kelaparan berdasarkan ukurm k e l a p m kualimf d m
kuantitatif
3. Mengadisis peubah sosial ekonomi mahtangga untuk menentukan

determinan kelaparan.
4. Menganalisis peubah konsumsi p g a n individu dm sosial ekonomi

rumahtangga wit& menentukan indikator kelaparan

Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah.terumuskannya determirum keIaparan
yang clapat digunakan sebagai pertimbangan intervensi penanggulmgan
kelaparan, serta indikator kelaparan yang dam digunakan oleh pemerintah atau
yang berkepentingan sebagai alat monitoring dm evaluasi program penurunan
penderita kelaparan.

TINJAUAN fUSTAKA
Mnisihhnsep &laparan
Meningkatnya perhatian terhadap kelaparan dimulai pada tahun 1960-an,

ketika salah satu stasiun televisi rnenayangh "Hunger in America", yang
memberi gambaran kernwanan pangan dan kelaparan merupakan problem yang
sedang dialami di Amenka, dan rnenyimpulkan bahwa kerawanan pangan dan

kelaparm dapat terjd di negara-negm dengan ketersehaan p g a n berlimpah.
Pada tahun 1969 diadakan White Home Conference on Fbod, Nutrition and
Health yang diikuti oleh berbagai kalangan baik itu ilmuan maupun pembuat

kebijakan, maghasilkan rekomendasi bahwa kernwanan pangan dan kelaparan
harus dihapuskan.
Pada tahun 1977 pertma kdi pertanyaan ketahanan p g a n dimasukkan
dalarn Food Consumption Sumq yang diadakan oleh the United State
Departement of Agriczrlterre (USDA). Kemuhan pa& t&un 1980 pertanyam

ketahanan pangan diikutkan juga preda survei the National health and Nutrition
Examination yang diadakan oleh Departement of Health and Human Services

(DHHS).
Pa& tahun 1984 the President's Task Force on F d Assistence

mengatakan hhwa kelaparan tidak dam diterirna di Amerika Serikat clan harm
segera Ihapuskan, hanya saat itu belum tersedla informasi mengenai besaran dm

kelaparan di negara tersebut. Se-

timbul saat itu k e b u h h membuat ukuran

ketaparan clan ketahanan pangan.
Pada tahun 19% pemimpin-pemimpin dunia membuat deklarasi dalam
rnenangani m d a h kelaparan pada saat woldfood Summit pada tahun 1996, yang

lebih dikenal dengan sebutan Rum Declaration s e w berikut: "we pledge

our

political will and our common and national commitment to achieving food
semriv for all and to an ongoing efort to eradicate hunger in all cotmtries, with

an immediate view to reducing the number of undernourishedpeople to haytheir

present level no later than 2015' (FA0 2002).

Namun k a n a kurangnya kemauan politik dari berbagai negara, maka
setelah dievalusi &lam Iirna tahun, penunrnan jumlah penderita kelaparan tidak
sesuai yang ditargetkan yaitu hanya 6 juta pertahun dari 20 sampai 23 juta orang

pertahun agar tervapai p e n m a n setengah jumlah penderita kelapam sampai

& n p tahun 20 15 (Windf'uhr 200 1, W i l d 2001). Oleh karena itu diadakan
kembali World Food Summit: fwe year lder (WFS:fyl) pada tsthun 200 1 dengan

maksud mempertegas komitmen d i a dalam menurunkan kehparan.
Pemerintah Indonesia sendiri, rnulai menaruh perhatian khusus terhadap

kclaparan pada awd tahun 2000-an, setelab mengrkuti United

pe-

Nations Millenium Summit pada bdan September 2000 dan memberih kembali

komitmennya terhadap dunia pada World F d Summit: frve year later (WFS:fyI)

tahun 2001 yaitu akan menurunkan separuh jumlah penderita kelaparan di
Indonesia sampai dengan tahun 20 15. Sejak saat itu pernerintah Indonesia mulai

memperdebatkan konsep dm ukuran atau batasan yang tegas tenterng kelaparan,
serta mulai mengadakm pertemuan-pertemuan dm 10a-

daIam rangka

mengembmgkan konsep dan ukuran kelaparan yang akan digunakan &lam
perenamam, implementasi, monitoring d m e d u s i program penanggubgan

kelaparan.
Sementara ini pemerintah Indonesia masih rnempertimbangkam indikator

yang digunakan dalam eight Milleniaun Development Goals (MDGs), yang secara
komprehensip ingin rnem-ki

kondisi manusia sarnpai dengan tahun 20 1 5.

Delapan tujm yang tercantum ddam MDGs mengarah pada pencapaim target
penurunan kemiskinan, kelaparan, penyakit, buta hump, perusakan lingkungan,

kematian anak dm diskriminasi terhadap wanita serta perbaikm kesehatan ibu
. - (

Adapun salah satu tujuan dm kedelapan tujuan

MDGs yang berhubungan dengan kelaparan adalah tujuan pertama yaitu
memberantas kemiskinan clan kelaparan dengan target yang harus dicapai samperi

dengan 2015 ada1ah: menurunnya setengah jumlah penduduk miskin dengan
penclaptan dibawah satu dolar per hari, dan menurunnya setengah jumlah

penderita kelaparan. Namun sayangnya dalam artikel MDGs yang a h , tidak
dicantumkan mengenai definisi kelaparan yang digunakan, hanya ada indikator-

indikator yang digunakan sebagai ukuran penurunan kelaparan yaitu prevalensi
underweight anak Wita dan propmi penduduk dengan konsumsi energi dibawah

level minimum (