melalui pengamatan. Wawancara tidak terstruktur dilakukan secara insidental, yaitu saat ada temuan yang dipandang perlu segera dikonfirmasikan pada subjek
penelitian. Dalam penelitian ini digunakan wawancara tidak terstruktur.
F. Validitas Data
Validitas data merupakan hal yang penting untuk menentukan keabsahan penelitian. Agar data yang terkumpul benar-benar merupakan data yang baik,
diperlukan pemeriksaan keabsahan data, khususnya kepercayaan. Oleh karena itu, data yang disediakan harus data yang sahih valid dan sekaligus tepercaya
realible. Untuk memperoleh data yang tepercaya, peneliti memilih empat cara, yaitu keikutsertaan dalam berperan serta, ketekunan pengamatan, triangulasi, dan
pengecekan teman sejawat. Keikutsertaan dalam berperan serta dilakukan oleh peneliti dalam rangka
penciptaan rapport hubungan yang memadai. Dengan rapport yang memadai tersebut, diharapkan peneliti dapat memperoleh kepercayaan dari subjek
penelitian. Dengan demikian, subjek penelitian dapat berperilaku yang benar- benar alamiah meski peneliti berada di lingkungannya. Dengan begitu, data yang
terkumpul merupakan data yang akurat dan dapat dipercaya; tidak ada data yang diragukan, kurang alamiah, dan terkontaminasi oleh gangguan tertentu, misalnya
subjek berpura-pura. Ketekunan yang dilakukan oleh peneliti diharapkan mendapatkan
kedalaman data. Oleh karena itu, peneliti berusaha melakukan pengamatan berperan serta secara teliti dan dilakukan beberapa kali. Dengan cara tersebut,
peneliti dapat memperoleh temuan yang relevan dengan permasalahan yang 61
sedang dikaji. Selanjutnya peneliti melakukan pemusatan dan pendalaman pengamatan sehingga memperoleh data yang benar-benar rinci.
Peneliti menggunakan triangulasi sebagai teknik untuk mengecek keabsahan data. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain dalam membandingkan hasil wawancara terhadap objek penelitian Moleong, 2004:330. Triangulasi ini selain digunakan
untuk mengecek kebenaran data juga dilakukan untuk memperkaya data. Selain itu, triangulasi juga dapat berguna untuk menyelidiki validitas tafsiran peneliti
terhadap data sehingga triangulasi bersifat reflektif. Denzin dalam Moleong, 2004, membedakan empat macam triangulasi,
yaitu dengan memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori. Pada penelitian ini, dari keempat macam triangulasi tersebut, peneliti hanya
menggunakan teknik pemeriksaan dengan metode. Seperti telah disebutkan di atas, metode wawancara digunakan untuk melengkapi keabsahan data, yang
dikenal dengan triangulasi metode. Data yang ditemukan melalui observasi ditriangulasi dengan metode wawancara guna memperoleh keabsahan data
trustworthiness, khususnya validitas atau kepercayaan data. Selain itu, metode wawancara digunakan untuk mengungkap latar belakang subjek penelitian yang
belum terungkap melalui pengamatan dokumen.
G. Satuan Analisis Data