Metode Pengumpulan Data METODE PENELITIAN

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh tuturan penjual dan pembeli dalam interaksi transaksi jual beli di Pasar Winong, Kabupaten Pati.

2. Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tuturan yang digunakan penjual dan pembeli dalam berbagai situasi dalam transaksi jual beli di Pasar Winong. Teknik yang digunakan dalam penyampelan adalah teknik purposive sampling karena tuturan penjual dan pembeli yang diamati tersebut dianggap cukup mampu membedakan karakteristik bahasa yang digunakan.

E. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode pengamatan observasi berperan serta, rekaman, dan wawancara. Observasi dilakukan di Pasar Winong. Peneliti terlibat langsung dengan cara mengikuti aktivitas jual beli dalam interaksi transaksi jual beli di pasar tradisional tersebut. Selain itu, peneliti juga menggunakan observasi tak berperan. Berikut ini dijelaskan secara singkat bagaimana pemanfaatan metode pengumpulan data tersebut dalam penelitian ini. Metode observasi berpartisipasi digunakan untuk mengumpulkan data pertama dan data kedua. Dengan metode observasi berpartisipasi ini peneliti dalam mengumpulkan data langsung ikut berpartisipasi dalam transaksi jual beli. Peneliti dalam hal ini berfungsi sebagai instrumen penelitian. Partisipasi peneliti dalam memperoleh data tuturan lisan dapat bersifat aktif, yaitu dengan melakukan 59 percakapan secara langsung, dan dapat bersifat pasif, yaitu dengan menyimak percakapan yang terjadi antara penjual dan pembeli. Peneliti pada waktu melakukan observasi melengkapi diri dengan alat tulis-menulis dan alat rekam berupa tape recorder dan video recorder dengan telepon genggamhandphone. Alat tulis-menulis digunakan untuk mencatat hal-hal penting yang dijumpai di lapangan. Alat rekam dimanfaatkan untuk mengabadikan perilaku partisipan, baik verbal, nonverbal, maupun latar atau konteks, dalam berinteraksi antara penjual dan pembeli. Kartomihardjo 1988 menyatakan bahwa dalam ilmu sosial, termasuk penelitian bahasa, metode observasi merupakan metode yang sangat vital. Demikian juga, dalam penelitian ini metode observasi berpartisipasi dijadikan metode pengumpulan data yang dominan dan utama. Sudaryanto 1993 menyatakan bahwa metode observasi ini dapat disejajarkan dengan metode simak yang memiliki lima teknik, yakni teknik sadap, teknik simak libat cakap SLC, teknik simak bebas libat cakap SBLC , teknik rekam, dan teknik catat. Metode wawancara digunakan untuk melengkapi keabsahan data, yang dikenal dengan metode triangulasi. Data yang ditemukan melalui observasi ditriangulasi dengan metode wawancara guna memperoleh keabsahan data trustworthiness, khususnya validitas atau kepercayaan data. Selain itu, metode wawancara digunakan untuk mengungkap latar belakang subjek penelitian yang belum terungkap melalui pengamatan dokumen. Wawancara dapat dilakukan dalam dua cara, yaitu wawancara terstruktur dan tidak terstruktur. Wawancara terstruktur dilakukan secara terencana dan berdasarkan temuan yang diperoleh 60 melalui pengamatan. Wawancara tidak terstruktur dilakukan secara insidental, yaitu saat ada temuan yang dipandang perlu segera dikonfirmasikan pada subjek penelitian. Dalam penelitian ini digunakan wawancara tidak terstruktur.

F. Validitas Data