Uji hipotesis penelitian
3. Uji hipotesis penelitian
a. Analisis perbedaan hasil belajar kognitif, psikomotorik dan keterampilan proses sains peserta didik
Uji hipotesis pada penelitian ini digunakan untuk membandingkan hasil belajar kognitif, psikomotorik dan keterampilan proses sains peserta didik yang dilihat dari pretest dan posttest. Riduwan dkk (2004:227) menyatakan Apabila data berdistribusi normal dan varian data homogen maka uji beda yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah uji-t (t-test) pada taraf signifikasi 5 % ( 0,05 )
dengan n 1 ≠n 2 , yaitu :
t hitung = (3.11)
Keterangan : ̅
= nilai rata-rata tiap kelompok
= banyaknya subjek tiap kelompok = varian tiap kelompok
Uji hipotesis terdapat atau tidaknya perbedaan hasil belajar kognitif, psikomotorik dan keterampilan proses sains peserta didik Uji hipotesis terdapat atau tidaknya perbedaan hasil belajar kognitif, psikomotorik dan keterampilan proses sains peserta didik
Namun, jika data tidak berdistribusi normal dan varian data nilai tidak homogen maka uji hipotesis yang digunakan adalah uji beda statistik non-parametrik, salah satunya adalah mann-whitney U-test yaitu: (Susetyo, 2010:236)
U 1 =n 1 n 2 +
–R 1
Ekivalen dengan (3.12)
U 1 = jumlah peringkat 1 U 2 = jumlah peringkat 2 n 1 = jumlah sampel 1 n 2 = jumlah sampel 2
R 1 = jumlah rangking pada sampel n 1 R 2 = jumlah rangking pada sampel n 2
Uji hipotesis terdapat atau tidaknya perbedaan hasil belajar kognitif peserta didik dan keterampilan proses sains antara pretest Uji hipotesis terdapat atau tidaknya perbedaan hasil belajar kognitif peserta didik dan keterampilan proses sains antara pretest
Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan hasil pretest dan posttest .
1) Pretest Pretest adalah suatu pertanyaan yang diberikan sebelum pemberian materi yang telah disampaikan. Pretest dilakukan sebelum diberi perlakuan dengan model pembelajaran discovery learning menggunakan metode one minute paper, yang bertujuan untuk mengetahui pengetahuan awal hasil belajar dan keterampilan proses sains sebelum proses belajar mengajar di mulai.
2) Posttest Post-test adalah suatu pertanyaan yang diberikan setelah pemberian materi yang telah disampaikan. Post-test dilakukan setelah diberi perlakuan dengan model pembelajaran discovery learning menggunakan metode one minute paper, yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar dan keterampilan proses sains setelah diberi perlakuan.
3) Gain Gain merupakan selisih antara nilai Post-test dan pretest, yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh model pembelajaran terhadap hasil belajar peserta didik setelah dilaksanakan pembelajaran.
4) N-gain N-gain digunakan untuk menghitung peningkatan hasil belajar kognitif peserta didik dan keterampilan proses sains sebelum dan sesudah pembelajaran mengunakan model pembelajaran Guided Inquiiry dengan metode Prediction, Observation and Explanaition (POE) dan model pembelajaran Guided Inquiry Rumus N-gain yang digunakan yaitu:
(g) (3.13) Keterangan:
g = gain score ternormalisasi
x pretest
= skor tes awal
x postest
= skor tes akhir
x max
= skor maksimum Kriteria indeks gain menurut Hake dalam Rostina Sundayana yang kemudian penulis modifikasi dapat dilihat pada tabel 3.20
Tabel 3.20 Kriteria Indek Gain Indeks gain
0,31 <N- g ≤ 0,70
Sedang
N- g ≤ 0,30
Rendah
b. Analisis Terdapat Tidaknya Hubungan Keterampilan Proses Sains Terhadap Hasil Belajar Kognitif
Analisis terdapat tidaknya hubungan yang signifikan antara Hasil belajar kognitif dan keterampilan proses sains menggunakan rumus korelasi product moment. Sebelum dilakukan uji hipotesis, maka perlu dilakukan uji prasyarat analisis yaitu dengan uji normalitas dan homogenitas.
Uji hipotesis untuk menganalisis hubungan antara keterampilan proses sains terhadap hasil belajar kognitif masalah menggunakan rumus korelasi product moment yaitu:
r xy =
Tabel 3.21 Koefisien Korelasi product moment
Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,800 ≤r xy < 1,000
Sangat tinggi
0,600 ≤r xy < 0,800
Tinggi
0,400 ≤r xy < 0,600
Cukup
0,200 ≤r xy < 0,400
Rendah
0,000 ≤r xy < 0,200
Sangat rendah
Sumber : (Sugiyono, 2009:184)
Ketentuan: Ho : = 0, 0 berarti tidak ada hubungan
Ha : ≠ 0 , “tidak sama dengan 0” berarti lebih besar atau kurang dari 0 berarti ada hubungan.
= nilai korelasi dalam formulasi yang dihipotesiskan.
c. Analisis Hasil Belajar Afektif
Analisis hasil belajar afektif selama kegiatan belajar mengajar menggunakan analisis deskriptif dimana digunakan presentase(%), yakni banyaknya jumlah skor yang diperoleh dibagi dengan jumlah skor maksimal dikali 100%.
presentase x 100 % (3.15)
Keterangan: A = Jumlah skor yang diperoleh
B = Jumlah skor maksimal (Trianto, 241)
Kriteria hasil belajar afektif peserta didik dapat dilihat pada tabel
Tabel 3.22
Kriteria Presentase Hasil Belajar Afektif
Sangat Baik
Cukup Baik
Kurang Sekali
Sumber: Purwanto (2000:103) Sumber: Purwanto (2000:103)
Untuk mendukung data hasil belajar peserta didik maka perlu adanya pengelolaan pembelajaran. Analisis data pengelolaan pembelajaran fisika menggunakan statisitik deskriptif rata-rata yakni berdasarkan nilai yang diberikan oleh pengamat pada lembar pengamatan, Menurut Arikunto (2007:264) menggunakan rumus:
X=
Keterangan:
Rerata nilai
Jumlah skor keseluruhan
Jumlah kategori yang ada
Keterangan rentang skor pengelolaan pembelajaran dapat dilihat pada tabel 3.23 berikut ini:
Tabel 3.23
Rentang Skor Pengelolaan Pembelajaran
Cukup Baik
1,50 ≤ X ≤ 2,49
Kurang Baik
1,00 < X ≤ 1,49
Tidak Baik