Pengawasan Pengelolaan Tanah Wakaf
4. Pengawasan Pengelolaan Tanah Wakaf
Pengawasan dalam presektif Islam dilakukan untuk meluruskan yang tidak lurus, mengkoreksi yang salah, dan membenarkan yang hak. Pengawasan dalam ajaran Islam terbagi atas dual hal.
Pertama, kontrol yang berasal dari diri sendiri yang berasal dari tauhid dan keimanan keada Allah SWT. Seseorang yang yakin bahwa Allah pasti mengawasi hamba-Nya, maka ia akan bertindak hati-hati. Ketika sendiri, ia yakin bahwa Allah yang kedua dan ketika berdua, ia
yakin bahwa Allah yang ketiga. 156
156 Didin Hafidhuddin dan Hendri Tanjung, Manjemen Syari’ah dalam Praktek, Jakarta: Gema Insani Press, 2003, hl.156.
Artinya: ―Tidakkah kamu perhatikan, bahwa Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi?
tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah keempatnya. dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dia-lah keenamnya. dan tiada (pula) pembicaraan antara jumlah yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia berada bersama mereka di manapun mereka berada. kemudian Dia akan memberitahukan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu‖. (QS. Al-Mujadalah [58]: 157
7). Kedua, pengawasan yang dilakukan dari luar diri sendiri, yang
merupakan mekanisme pengawasan dari pemimpin yang berkaitan dengan penyelesaian tugas yang didelegasikan, kesesuaian antara
penyelesaian tugas dan perencanaan tugas, dan lain-lain. 158 Fungsi pengawasan pada pengelolaan tanah wakaf di wilayah
KUA Kecamatan jekan Raya, pengawasan yang dilaksanakan masih bersifat tradisional, tidak terstruktur, dan berjalan apa adanya. Menurut hasil dari pengawasan akan diungkapkan pada rapat bulanan. Pada fungsi pengawasan ini terjadinya keterlambatan pembuatan akta ikrar
157 Kementrian Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta: PT. Sinergi Pustaka Indonesia, 2012, h. 792.
158 Ibid., hl. 157.
wakaf yang dilakukan hampir oleh semua tanah wakaf yang berada di wilayah KUA Kecamatan Jekan Raya, dikarenakan oleh adanya perasaaan aman yang dimiliki para na ẓir, sehingga tidak adanya motivasi.dan juga dikarenakan tidak adannya waktu dari na ẓir. Sehingga pada fungsi pengawasan ini terjadinya kekurangan kontol langsung oleh na ẓir, dikarenakan naẓir memiliki kendala waktu. Naẓir telah memiliki pekerjaan utama disamping menjadi na ẓir dalam pengelolaan tanah wakaf. Hal ini dibenarkan oleh petugas yang bertanggung jawab di KUA Kecamatan Jekan Raya. Solusi dari kendala di atas yaitu dengan cara tetap menjalani komunikasi dengan pengelola lain yang berada di yayasan yang bertempat pada tanah wakaf yang dikelolanya. KUA Kecamatan Jekan Raya juga melakukan pengawasan pada tanah wakaf yang telah diaktakannya meskipun tidak secara rutin. Sedangkan BWI juga turut mengawasi meskipun hanya disaat ada tanah wakaf yang bermasalah.
Berdasarkan analisis penulis, dalam hal pengawasan yang dilakukan masih bersifat tradisional, dan banyak terjadinya kesibukan dari na ẓir yang mengakibatkan kurangnya kontrol pada pengelolaan tanah wakaf, terlambatnya pembuatan akta ikrar wakaf, dan pada akhirnya tidak adanya motivasi bagi para pengelola maupun na ẓir itu sendiri. Seharusnya KUA serta BWI dapat melakukan kerjasama untuk melakukan kontrol rutin terhadap tanah wakaf yang telah diaktakan dan juga melakukan kontrol pada tanah wakaf yang belum diaktakan, Berdasarkan analisis penulis, dalam hal pengawasan yang dilakukan masih bersifat tradisional, dan banyak terjadinya kesibukan dari na ẓir yang mengakibatkan kurangnya kontrol pada pengelolaan tanah wakaf, terlambatnya pembuatan akta ikrar wakaf, dan pada akhirnya tidak adanya motivasi bagi para pengelola maupun na ẓir itu sendiri. Seharusnya KUA serta BWI dapat melakukan kerjasama untuk melakukan kontrol rutin terhadap tanah wakaf yang telah diaktakan dan juga melakukan kontrol pada tanah wakaf yang belum diaktakan,