VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

4.1 Visi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bandung

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) sebagai bagian integral dari Pemerintah Kota Bandung, yang memiliki tugas pokok dan fungsi dalam perencanaan pembangunan memiliki peran dan posisi strategis dalam kerangka pencapaian visi pembangunan jangka menengah Kota Bandung yaitu: Terwujudnya Kota Bandung yang Unggul, Nyaman dan Sejahtera sebagaimana tertuang dalam RPJMD Kota bandung Tahun 2014-2018.

Dalam kerangka tersebut, keberadaan Bappeda menjadi penentu dan pengendali dari pencapaian visi kota, sehingga dalam perumusan visinya harus mencerminkan upaya pencapaian visi dan misi pemerintah kota. Untuk menjadikan Bappeda yang visioner tentu banyak aspek yang harus menjadi perhatian, karena hal ini berkaitan dengan keberadaannya sebagai lembaga teknis yang bergerak di bidang perencanaan pembangunan dan menjadi lokomotif pembangunan di kota Bandung.

Hal-hal yang menjadi perhatian, harapan, keadaan atau kondisi serta lingkungan strategis yang terjadi saat ini serta yang diinginkan pada masa yang akan datang yang akan berpengaruh langsung dan melandasi perumusan visi Bappeda adalah sebagai berikut : • Terwujudnya Kota Bandung yang Unggul, Nyaman dan Sejahtera, sebagai visi

Kota Bandung harus menjadi acuan dan pedoman tidak saja bagi pemerintah dalam menjalankan pemerintahannya akan tetapi menjadi spirit seluruh warga kota dalam membangun kotanya;

• Pemenuhan janji walikota dan wakil walikota terpilih, yaitu: (1) Bandung

sehat, (2) Bandung Resik, (3) Bandung Nyaman, dan (4) Bandung Sejahtera. • Pencapaian 100 gagasan Walikota untuk Bandung.

• Bappeda sebagai institusi yang menjalankan urusan perencanaan pembangunan dengan kewenangan yang dicantumkan dalam 13 pasal Undang-undang nomor

25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, serta beberapa Peraturan Pemerintah yang menjadi turunannya, menjadikan Bappeda lembaga strategis yang keberadaannya menjadi lokomotif dan agen utama perencanaan pembangunan daerah;

• Besarnya kewenangan yang dimiliki Bappeda, ternyata belum diimbangi dengan tingkat aplikasi dokumen perencanaan ataupun kajian yang dihasilkan,

hal ini ditandai dengan masih banyaknya produk-produk yang dihasilkan Bappeda yang belum dijadikan acuan/pedoman bagi SKPD-SKPD terkait dan dalam proses pengambilan kebijakan Pemerintah Kota;

• Tingginya Kapasitas warga Kota Bandung belum dapat dimanfaatkan secara optimal dalam perumusan perencanaan pembangunan, keterlibatan warga kota dalam forum konsultasi publik masih didominasi oleh warga yang secara formal merupakan kepanjangan tangan dari pemerintah.

Berdasarkan uraian di atas, sesuai dengan sasaran yang tertuang dalam Misi

1 (satu) dan 2 (dua) yang diamanatkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandung 2014-2018 maka rumusan visi yang ingin dicapai Bappeda pada masa mendatang adalah ”LEMBAGA PERENCANA

PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS, ASPIRATIF DAN APLIKATIF GUNA MEWUJUDKAN KOTA BANDUNG UNGGUL, NYAMAN DAN SEJAHTERA”.

Dalam pengertian Visi Bappeda tersebut maka sebagai lembaga teknis di lingkungan Permerintah Kota Bandung yang memiliki kewenangan dalam perencanaan pembangunan dan pengendalian, Bappeda secara kelembagaan harus berkualitas, sehingga segala rumusan kebijakan perencanaan pembangunan yang akan ditetapkan dan dilaksanakan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan prosedural.

Dalam kaitannya dengan kredibilitas Bappeda sebagai lembaga perencana, harus memenuhi beberapa syarat yaitu: (1) Aspiratif artinya dalam penyusunannya keterlibatan para pemangku

kepentingan (stakeholders) secara aktif pada setiap tahapan perencanaan pembangunan menjadi suatu keniscayaan.

(2) Aplikatif artinya produk perencanaan dengan mudah dapat dijadikan sebagai bahan acuan dan pedoman bagi SKPD maupun pemangku kepentingan lainnya.

Penetapan Visi tersebut juga didukung oleh fakta dan data bahwa fungsi perencanaan di masa mendatang sangat strategis dan menentukan kemajuan suatu daerah. Berdasarkan pemahaman tersebut, sangatlah rasional pada masa mendatang diperlukan langkah dan tindakan pemantapan lembaga perencanaan pembangunan sebagai lembaga mandiri, profesional, berkualitas, akuntabel dan transparan. Pemantapan fungsi dan peran perencanaan pembangunan ke depan harus melalui upaya-upaya yang lebih cerdas dan terarah namun tetap ramah dalam meningkatkan akselerasi pembangunan guna tercapainya kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.

4.2 Misi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bandung

Misi merupakan pernyataan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai, yang harus dilaksanakan agar tujuan dapat berhasil dengan baik. Dengan pernyataan misi diharapkan semua pihak dapat mengetahui dan melaksanakan perannya secara optimal sehingga setiap program dapat berhasil sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Pernyataan misi yang jelas akan memberikan arahan kepada setiap stakeholder untuk mengambil bagian dalam pembangunan.

Untuk merealisasikan visi yang telah ditetapkan tersebut dengan bertumpu kepada potensi sumber daya dan kemampuan yang dimiliki serta ditunjang dengan Untuk merealisasikan visi yang telah ditetapkan tersebut dengan bertumpu kepada potensi sumber daya dan kemampuan yang dimiliki serta ditunjang dengan

1. Mewujudkan perencanaan pembangunan yang aspiratif dan aplikatif;

2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sistem layanan perencanaan pembangunan yang memadai;

3. Meningkatkan iklim investasi dan kerjasama dalam bidang penanaman modal; dan

4. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik

4.3 Tujuan Dan Sasaran Jangka Menengah SKPD

Sesuai dengan visi dan misi Bappeda Kota Bandung tersebut di atas, maka tujuan dan sasaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Bappeda dalam jangka menengah diuraikan sebagai berikut:

Tabel 4.1 TUJUAN, SASARAN JANGKA MENENGAH PELAYANAN SKPD BESERTA INDIKATOR KINERJA DAN TARGET TAHUNANNYA

Kondis i Kinerja

pada

TARGET KINERJA SASARAN

ARAH No MISI

Strategi KEBIJAKAN

SASARAN

Target Kinerja pada

akhir periode RPJMD

1 Mewujudk Meningkatnya

Peningkatan Meningkatkan an

Tingkat

partisipasi aksesibilitas perencanaa perencanaan

mutu

aspirasi

masyarakat masyarakat n

Terakomoda

masyarakat

terhadap pembangu

perencanaan pelaksanaan nan yang

yang aspiratif

aspirasi

musrenbang

≥ 30% pembanguna musrenbang; aspiratif

dan aplikatif

Meningkatkan dan

dalam

terakomodir

pemahaman aplikatif

pembanguna dalam

n daerah

melalui sosialisasi.

IV-5

Kondis i Kinerja

pada

TARGET KINERJA SASARAN

ARAH No MISI

Strategi KEBIJAKAN

SASARAN

Target Kinerja pada

akhir periode RPJMD

Terwujudny

Tingkat

Menjaga Mengakomodi

a sinergitas

keselarasan

konsistensi r program-

perencanaan

RPJMD dengan

perencanaan program

pembanguna RKPD

jangka

RPJMD ke

menengah dalam RKPD

dengan perencanaan tahunan

Tingkat

Menjaga Mengakomodi

keselarasan

konsistensi r program-

RPJMD dengan

100% perencanaan program

Renstra SKPD

RPJMD ke menengah

jangka

dalam Renstra

Tingkat

Menjaga Mengakomodi

keselarasan

konsistensi r program-

RKPD dengan

perencanaan program

Renja SKPD

tahunan RKPD ke dalam Renja SKPD

IV-6

Kondis i Kinerja

pada

TARGET KINERJA SASARAN

ARAH No MISI

Strategi KEBIJAKAN

SASARAN

Target Kinerja pada

akhir periode RPJMD

Meningkatnya

Peningkatan 1) Menyusun pemanfaatan

Meningkatka Persentase hasil

kualitas hasil rekomendasi dokumen hasil pemanfaatan pengembangan

penelitian dan

penelitian kebijakan yang perencanaan

dapat pembangunan

pengembang menyelesaikan serta hasil

hasil

ditindaklanjuti

permasalahan penelitian dan

perencanaan

an yang

pembangunan pengembanga

pembanguna

mampu

menjawab di Kota n dalam

n serta hasil

> 30 % kebutuhan Bandung; 2) pembangunan

pembanguna Mengakomodi daerah

dan

pengembang

n daerah. r kebutuhan

an dalam

SKPD dan

pembanguna

masyarakat

n daerah

akan penelitian dan pengembanga n

IV-7

Kondis i Kinerja

pada

TARGET KINERJA SASARAN

ARAH No MISI

Strategi KEBIJAKAN

SASARAN

Target Kinerja pada

akhir periode RPJMD

Persentase

Peningkatan 1) Menyusun

dokumen

kualitas hasil rekomendasi

perencanaan

perencanaan kebijakan yang

tata ruang,

tata ruang, dapat

sarana dan

sarana dan menyelesaikan

prasarana yang

prasarana permasalahan

ditindaklanjuti

yang mampu pembangunan menjawab

di Kota kebutuhan

pembanguna Mengakomodi n daerah.

r kebutuhan SKPD dan masyarakat akan perencanaan tata ruang sarana dan prasarana

IV-8

Kondis i Kinerja

pada

TARGET KINERJA SASARAN

ARAH No MISI

Strategi KEBIJAKAN

SASARAN

Target Kinerja pada

akhir periode RPJMD

Persentase

Peningkatan 1) Menyusun

dokumen

kualitas hasil rekomendasi

perencanaan

perencanaan kebijakan yang

ekonomi dan

ekonomi dan dapat

pembiayaan

pembiayaan menyelesaikan

yang

yang mampu permasalahan

ditindaklanjuti

menjawab pembangunan kebutuhan

di Kota pembanguna Bandung; 2) n daerah.

r kebutuhan SKPD dan masyarakat akan perencanaan ekonomi dan pembiayaan

IV-9

Kondis i Kinerja

pada

TARGET KINERJA SASARAN

ARAH No MISI

Strategi KEBIJAKAN

SASARAN

Target Kinerja pada

akhir periode RPJMD

Persentase

Peningkatan 1) Menyusun

dokumen

kualitas hasil rekomendasi

perencaaan

perencanaan kebijakan yang

sosbud dan

sosbud dan dapat

kesra yang

kesra yang menyelesaikan

ditindaklanjuti

mampu

permasalahan menjawab

pembangunan kebutuhan

di Kota

40% pembanguna Bandung; 2) n daerah.

Mengakomodi r kebutuhan SKPD dan masyarakat akan perencanaan sosbud dan kesra

IV-10

Kondis i Kinerja

pada

TARGET KINERJA SASARAN

ARAH No MISI

Strategi KEBIJAKAN

SASARAN

Target Kinerja pada

akhir periode RPJMD

Persentase

Peningkatan 1) Menyusun

dokumen

kualitas hasil rekomendasi

perencanaan

perencanaan kebijakan yang

pemerintahan

pemerintaha dapat

yang

n yang

permasalahan menjawab

pembangunan kebutuhan

di Kota

pembanguna Bandung; 2) n daerah.

Mengakomodi r kebutuhan SKPD dan masyarakat akan perencanaan pemerintahan

IV-11

Kondis i Kinerja

pada

TARGET KINERJA SASARAN

ARAH No MISI

Strategi KEBIJAKAN

SASARAN

Target Kinerja pada

akhir periode RPJMD

Persentase

Peningkatan 1) Menyusun

dokumen

kualitas hasil rekomendasi

perencanaan

kerja sama kebijakan yang

kerjasama

daerah yang dapat

daerah yang

menjawab permasalahan kebutuhan

pembangunan pembanguna di Kota

n daerah. Bandung; 2) Mengakomodi r kebutuhan SKPD dan masyarakat akan dokumen kerjasama daerah

IV-12

Kondis i Kinerja

pada

TARGET KINERJA SASARAN

ARAH No MISI

Strategi KEBIJAKAN

SASARAN

Target Kinerja pada

akhir periode RPJMD

2 Meningkat Meningkatnya

Peningkatan Mengintegrasi kan

Tersedianya

Tingkat

kualitas dan kan data-data kualitas

kualitas sarana data dan

integrasi data

kuantitas pembangunan dan

dan prasarana

informasi

SKPD dalam

pendukung

dalam

Bandung Satu

data

kuantitas penyusunan

pembanguna sistem

layanan perencanaan

n daerah

pembangu

yang

nan yang

berkualitas

memadai

Terlaksanany Persentase

Peningkatan Melaksanakan

a capaian kinerja

kualitas monitoring

pembanguna sasaran

n sesuai

pembangunan

pembanguna pembangunan

dengan

daerah skala

skala kota

perencanaan

kota

IV-13

Kondis i Kinerja

pada

TARGET KINERJA SASARAN

ARAH No MISI

Strategi KEBIJAKAN

SASARAN

Target Kinerja pada

akhir periode RPJMD

Persentase

Peningkatan 1)

SKPD yang

kualitas

Melaksanakan

berkinerja baik

monev

monev tepat

Penyusunan laporan sesuai dengan peraturan yang berlaku

Peningkatan 1)Inventarisasi kan iklim

3 Meningkat Terciptanya

Meningkatny Nilai Investasi

kondusifitas Peluang investasi

iklim kondusif

a jumlah

Skala Nasional

Investasi di dan kerja

bagi investasi

Investasi di

(PMDN/PMA)

iklim

investasi Luar Kota sama

di Kota

penanaman 5 6 6 Investasi, modal

3)Minimalisasi Faktor Penghambat Investasi

IV-14

Kondis i Kinerja

pada

TARGET KINERJA SASARAN

ARAH No MISI

Strategi KEBIJAKAN

SASARAN

Target Kinerja pada

akhir periode RPJMD

4 Mewujudk Meningkatnya

Terwujudny

Indeks

an tata

efektivitas tata a Kepuasan

kelola kelola

Peningkatan

Masyarakat

pemerintah pemerintahan

B B A A A A Peningkatan Meningkatkan an yang

Kualitas

na

kualitas kualitas baik

Pelayanan

Publik

pelayanan pelayanan

publik

publik

Meningkatny Nilai Evaluasi

C CC CC B B A A

a kapasitas

LAKIP sesuai

kinerja birokrasi

dengan Peningkatan

ketentuan kualitas lakip yang berlaku

IV-15

Kondis i Kinerja

pada

TARGET KINERJA SASARAN

ARAH No MISI

Strategi KEBIJAKAN

SASARAN

Target Kinerja pada

akhir periode RPJMD

a Temuan

n yang bersih Anggaran

kualitas

dan bebas

BPK/Inspektor

at yang

administrasi uti hasil

ditindaklanjuti

keuangan temuan

100% Peningkatan Meningkatkan

Tertib

kualitas kualitas tertib

Administrasi

administrasi administrasi

Barang

barang

barang

IV-16

Rencana Strategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bandung

2014-2018

DAFTAR ISI

4.3 STRATEGI DAN KEBIJAKAN SKPD

Untuk merumuskan strategi dan kebijakan SKPD, yang perlu diperhatikan adalah kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan dalam mengembangkan kelembagaan secara menyeluruh, untuk itulah perlu dilakukan analisis terhadap faktor-faktor tersebut dengan melakukan pengelompokan sebagai berikut :

FAKTOR INTERNAL

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembahasan faktor internal adalah aspek kelembagaan yang terkait dengan kewenangan, fungsi dan peran, sumberdaya aparatur, sarana dan prasarana.

1. Aspek Kekuatan Aspek kekuatan adalah segala sesuatu yang terdapat di dalam kewenangan dan berada dibawah langsung kendali tugas dan fungsi Bappeda yang dapat dimanfaatkan dalam meningkatkan kinerja Bappeda

2. Aspek Kelemahan Aspek kelemahan adalah segala sesuatu yang berasal dari dalam dan terkait langsung dengan fungsi dan peranan Bappeda yang dapat menjadi kendala dalam peningkatan kinerja Bappeda.

FAKTOR EKSTERNAL

Faktor-faktor lingkungan strategis yang berpengaruh langsung terhadap kinerja Bappeda yaitu :

1. Aspek Peluang Pengertian peluang adalah kondisi eksternal yang mendukung dan dapat

dimanfaatkan dalam peningkatan kinerja Bappeda.

2. Aspek Ancaman Ancaman adalah kondisi eksternal yang dapat mengganggu dan menghambat pengembangan dan peningkatan kinerja Bappeda di Kota Bandung

Rencana Strategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bandung

2014-2018

DAFTAR ISI

PENYUSUNAN STRATEGI

Strategi diperlukan untuk memperjelas arah dan tujuan pengembangan dan peningkatan kinerja Bappeda. Dalam mengemban tugas dan kewenangannya, Bappeda harus memiliki acuan langkah agar pelaksanaan tugas tetap berada pada koridor yang ditetapkan dan hasilnya dapat dirasakan secara nyata baik oleh aparatur maupun masyarakat. Oleh karena itu penentuan strategi yang tepat menjadi sangat penting.

Pengembangan dan peningkatan kinerja Bappeda yang dilaksanakan memiliki harapan-harapan masa depan yang ingin dicapai, yang bertitik tolak pada kondisi internal dan eksternal dengan keanekaragamannya. Strategi merupakan suatu respon terhadap visi, misi dan tujuan yang akan menjadi rujukan dari seluruh kebijakan dan program kegiatan yang dikeluarkan dalam penyelenggaraan pemerintahan. Selain itu strategi yang disusun harus sesuai pula dengan kebijakan dan tujuan pembangunan Kota Bandung secara keseluruhan. Strategi-strategi tersebut dilakukan dengan tabulasi silang terhadap faktor-faktor internal dan eksternal untuk mendapatkan:

1. Strengts - Opportunities Strategy , yaitu menggunakan kekuatan internal untuk memanfaatkan peluang eksternal;

2. Weakness - Opportunities Strategy , yaitu memperbaiki kelemahan internal dengan mengambil keuntungan dari peluang eksternal;

3. Strengts - Threats Strategy , yaitu menggunakan kekuatan internal untuk menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman eksternal;

4. Weakness - Treaths Strategy , yaitu merupakan strategi pertahanan untuk menghindari kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal.

Penjabaran faktor internal, faktor eksternal, serta penjabaran strategi dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

DAFTAR ISI

Penentuan Faktor Internal, Faktor Eksternal, dan Alternatif Strategi

Faktor Eksternal Peluang (O) :

Ancaman (T):

1. Kewenangan dan peran Bappeda yang makin 1. inkonsistensi Peraturan Perundangan yang

kuat dan luas dalam penyelenggaraan

mengatur mengenai Perencanaan;

pemerintahan, khususnya bidang

2. Perencanaan masih bersifat Sektoral;

perencanaan, penganggaran, dan

3. Masih adanya tumpang tindih kewenangan

pengendalian pembangunan;

dan urusan dengan SKPD lain

2. Sinergitas perencanaan antara pemerintah

4. Tingginya urbanisasi penduduk pendatang;

pusat, provinsi dan Kabupaten/Kota;

5. Perkembangan kawasan/wilayah Kota tidak

3. Kewenangan yang jelas dan menjadikan

sebanding dengan dokumen perencanaan yang

stuktur Bappeda lebih efektif dan efisien

dihasilkan;

4. Fungsi dalam struktur Bappeda semakin

6. Adanya regulasi yang membatasi kerjasama

Faktor Internal

lengkap

Penelitian dengan Perguruan Tinggi Swasta

5. Bandung diberikan prioritas dalam

7. Kesulitan

dalam

menentukan prioritas

pelaksanaan pembangunan;

pembangunan

6. Pesatnya perkembangan Kota Bandung di

8. Tuntutan representasi dalam proses rencana

berbagai sektor pembangunan;

pembangunan semakin kuat

7. Bandung sebagai pusat Perguruan Tinggi,

9. Adanya tuntutan masyarakat untuk merasakan

dan Penelitian yang berkualitas

hasil rencana pembangunan dalam bentuk riil.

8. Participatory planning semakin optimal;

10. Kebijakan

yang

terlalu seragam akan

9. Penyusunan rencana pembangunan dengan

mengesampingkan kekhasan karak-teristik

pendekatan pemberdayaan masyarakat

masyarakat Kota Bandung

mendapat dukungan prioritas.

11. Pertumbuhan investasi belum sejalan dengan

10. Memiliki acuan dalam penyusunan rencana

Dokumen perencanaan yang berlaku.

peningkatan kesejahteraan masyarakat dan

12. Masyarakat kreatif memiliki road mapnya

dukungan anggaran dari Provinsi

sendiri

11. Memudahkan untuk melakukan kerjasama dengan dunia usaha/swasta 12. Memberikan dukungan untuk menyusun road map ekonomi kota Bandung

IV-19

DAFTAR ISI

Kekuatan (S) :

Alternatif Strategi :

Alternatif Strategi (S-T):

1. Terlaksanakannya Tugas Pokok dan Fungsi

perencana untuk Bappeda dengan dukungan SDM, sarana dan

1. Meningkatkan kualitas pekerjaan dan mempertegas

1. Memberdayakan

SDM

menghindari pemahaman perencanaan yang prasarana memadai

peran

dan

fungsi Bappeda

dalam

setiap

perencanaan pembangunan yang diarahkan oleh

sektoral (S1-S3 : T2).

2. Potensi kapabilitas SDM sudah cukup baik;

2. Memberdayakan SDM perencana dalam 3. Potensi aparatur dalam menjalankan Tugas agar didapat sinergitas perencanaan (S1 – S4 : O1 -

aparatur perencana dengan kapabilitas yang baik

merumuskan SPM dan dokumen perencanaan Pokok dan Fungsi

O3)

yang dibutuhkan (S1-S3 : T1)

2. Peningkatan kapasitas aparatur perencana dengan

3. Memberdayakan peran SDM Aparatur dalam 4. Adanya peningkatan kemampuan dalam

memanfaatkan keberadaan perguruan tinggi dan

memberikan pemahaman kepada masyarakat kepemimpinan

lembaga penelitian sebagai partner pembangunan

tentang pembangunan (S2-S4 : T3) 5. Memiliki

(S3,S4 : O6)

4. Mengoptimalkan SDM pengelola keuangan keuangan sesuai dengan Sistem Akuntansi

3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas aparatur

dan pengendalian Daerah

yang memiliki sertifikat pengadaan barang/jasa

dalam

perencanaan

penganggaran (S5, S6, S12 : T1) 6. Proses

untuk melaksanakan pekerjaan pengadaan secara

5. Optimalisasi kendaraan operasional dalam legitimasi sesuai Kepres 80

pengadaan

barang/jasa

rangka meningkatkan kinerja penyusunan 7. Meningkatnya kualitas teknis perencanaan

pembangunan menjadi lebih lancar (S6 : O8

perencanaan pembangunan (S8,S9;T1) 8. Lokasi kantor cukup strategis;

4. Memanfaatkan peraturan dan regulasi yang ada

dalam pengembangan fungsi dan kewenangan

6. Menerapkan perundang-undangan yang ada

Bappeda (S4, S5, S10, S12 : O1,O3)

9. Kendaraan operasional dalam jumlah dan

untuk perumusan SPM perencanaan (S4, S14, kondisi yang memadai;

percepatan Bandung sebagai kota Metropolitan (S5,

S15 :T1)

7. Memanfaatkan perundang-undangan untuk pelaksanaan tugas memadai;

10. Kuantitas sarana dan prasarana penunjang

S6,S12 : O4

pemahaman masyarakat 11. Kemudahan

6. Memanfaatkan database pembangunan dalam

meningkatkan

terhadap mekanisme dan tata cara perencanaan Dokumen Perencanaan;

pengembangan sinergitas pembangunan dan

peningkatan partisipasi swasta/dunia usaha (S13 :

(S3 : T1, T7)

8. Efisiensi penggunaan alokasi anggaran untuk dengan rencana;

12. Pelaksanaan Program dan Kegiatan sesuai

O2, O7, O8)

mengurangi tuntutan masyarakat yang ingin 13. Bappeda menjadi salah satu anggota TAPD;

7. Memaksimalkan fungsi dan keberadaan sistem

informasi

musrenbang

dalam meningkatkan

'instan' terhadap hasil pembangunan (S6,

14. Database mengenai statistik Kota Bandung dalam

S11,S12 : T3)

pembangunan (S16 : O7,O8)

selalu diupdate secara berkala (1 tahun 1 kali); 9. Mewujudkan ketersediaan data/informasi dan 15. Beberapa dokumen perencanaan sudah dapat

sistem informasi pembangunan sebagai upaya dikerjakan secara swakelola;

penetapan SPM yang belum terbentuk (S13 : T6) 16. Tersedianya

10. Mensinergikan antara perencanaan Sektoral beragam;

dengan RPJP, RPJM dan RTRW ( S15 : T2,T3 17. Sistem

instrumen penting

11. Menyusun Dokumen Perencanaan yang dapat partisipatif

mengantisipasi laju pertumbuhan penduduk

IV-20

DAFTAR ISI

dikembangkan. dan permasalahan sosial yang menyertainya. (S2-S4 : T4)

12. Memasukan variabel investasi dalam pe- nyusunan dokumen perencanaan (S12,S15 : T8)

Kelemahan (W):

Alternatif Strategi (W-O) :

Alternatif Strategi (W-T) :

1. Lemahnya Team Work dan belum tergalinya

1. Mempercepat terbentuknya jabatan fungsional potensi SDM secara optimal);

1. Mengembangkan jabatan fungsional peneliti

perencana untuk mengantisipasi tuntutan 2. Masih kurangnya Sumber Daya Aparatur yang

dan perencana untuk meningkatkan peran dan

masyarakat dalam pembangunan (W2,W3 : T5) memiliki

fungsi Bappeda dengan meningkatkan jumlah

skill dan

kompetensi

sebagai

alokasi anggaran untuk aparatur bappeda

perencana;

yang mengikuti diklat fungsional dan diklat

system' dalam 4. Kemampuan SDM dalam pengelolaan keuangan

3. Belum tersusunnya standar kinerja yang terukur

pengadaan barang/jasa. (W2,W3 : O6 )

2. Menerapkan

'merit

pemberdayaan SDM untuk mengurangi standar tidak merata

2. Pengembangan sumberdaya aparatur untuk

pelayanan minimal yang belum tersedia 5. Terbatasnya jumlah aparatur yang memiliki

meningkatkan skill dan kompetensi melalui

kerjasama dengan berbagai perguruan tinggi

(W1,W4,W5)

3. Meningkatkan kapasitas gedung kantor untuk 6. Manajemen jabatan fungsional belum optimal

sertifikasi pengadaan barang/jasa;

dan lembaga penelitian (W2, W3 : O6)

menerapkan standar pelayanan minimal yang 7. Tidak berimbangnya jumlah personil dengan

3. Meningkatkan kapasitas gedung kantor dan

belum tersedia (W7,W8, W13) kapasitas gedung;

sarana penunjangnya dalam pengembangan

4. Mewujudkan sistem data dan informasi yang 8. Penggunaan

urusan kewenangan bidang perencanaan (W7-

akurat untuk mengurangi pemahaman sektoral operasional belum optimal.;

dan meningkatkan pemahaman masyarakat 9. Barang inventaris belum terkelola secara baik;

terhadap perencanaan pembangunan (W15 :T2) 10. Tidak

perencanaan pembangunan yang handal guna

adanya

tempat/ruangan

khusus

mendukung tingkat partisipasi dunia usaha

penyimpanan barang inventaris kantor;

dan investor dalam pembangunan kota

11. Kurangnya pemeliharaan rutin untuk barang

Bandung (W15, W18 : O5, 07, O8)

inventaris kantor;

5. Menerapkan standar dan prosedur kerja yang

12. Belum memadainya sarana instalasi listrik

dalam mendukung aktivitas Bappeda;

kewenangan yang ada (W4,W5 : O3)

13. Belum diterapkannya efisiensi penggunaan

6. Menerapkan sistem informasi pembangunan

listrik dan air;

untuk menciptakan sinergitas pembangunan

14. Belum optimalnya dukungan sistem data dan

antar wilayah dan memperkuat Bandung

informasi yang

sebagai PKN (W15,W18 : O2,O4)

pengambilan kebijakan;

7. Mengembangkan berbagai hasil perencanaan

15. Proses pertanggungjawaban keuangan semakin

pembangunan

dengan

memanfaatkan

IV-21

DAFTAR ISI

rigid

keberadaan perguruan tinggi dan lembaga

16. Lemahnya fungsi dan peran Bappeda dalam

penelitian di Kota Bandung (W20 : O6,O7)

TAPD sehingga terjadi reduksi kegiatan yang

8. Menerapkan reward and punishment dengan

tercantum dalam dokumen perencanaan pada

standar kriteria kinerja yang pasti (W4,W5 :

saat proses penganggaran

O3)

17. Belum terkelolanya

dokumen

serta 9. Mengadakan

event-event

yang

data/informasi penting

yang

mendukung

mensosialisasikan proses dan produk-produk

proses perencanaan;

perencanaan . (W18,W21 : O5-O8)

18. Belum ada sistem baku yang mengatur proses swakelola diluar Kepres No.80; 19. Rendahnya tingkat pemanfaatan dokumen perencanaan yang dihasilkan oleh Bappeda disebabkan karena lemahnya pemahaman mengenai kebutuhan SKPD;

IV-22

Perencanaan Pembangunan

BAB V

Daerah Kota Bandung