I 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perencanaan pembangunan daerah adalah proses penyusunan tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan di dalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah/daerah dalam jangka waktu tertentu. Dokumen perencanaan pembangunan jangka menengah daerah terdiri atas Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Strategis SKPD (Renstra-SKPD). Penyusunan dokumen RPJMD dikoordinasikan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA), sedangkan penyusunan Renstra SKPD disusun oleh SKPD sesuai dengan tugas dan kewenangannya.

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) merupakan unsur penyelenggara pemerintahan daerah yang dalam upaya mencapai keberhasilannya perlu didukung dengan perencanaan yang baik sesuai dengan visi dan misi organisasi. Pendekatan yang dilakukan adalah melalui perencanaan strategis yang merupakan serangkaian rencana tindakan dan kegiatan mendasar yang dibuat untuk diimplementasikan oleh organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku bahwa setiap SKPD perlu menyusun Rencana Strategis (Renstra) SKPD sebagai dokumen perencanaan pembangunan jangka menengah di setiap SKPD untuk jangka waktu lima tahun. Renstra SKPD disusun sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD serta berpedoman kepada RPJM Daerah dan bersifat indikatif. Penyusunan Renstra SKPD terdiri dari tahapan sebagai berikut: persiapan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) merupakan unsur penyelenggara pemerintahan daerah yang dalam upaya mencapai keberhasilannya perlu didukung dengan perencanaan yang baik sesuai dengan visi dan misi organisasi. Pendekatan yang dilakukan adalah melalui perencanaan strategis yang merupakan serangkaian rencana tindakan dan kegiatan mendasar yang dibuat untuk diimplementasikan oleh organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku bahwa setiap SKPD perlu menyusun Rencana Strategis (Renstra) SKPD sebagai dokumen perencanaan pembangunan jangka menengah di setiap SKPD untuk jangka waktu lima tahun. Renstra SKPD disusun sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD serta berpedoman kepada RPJM Daerah dan bersifat indikatif. Penyusunan Renstra SKPD terdiri dari tahapan sebagai berikut: persiapan

Pemerintah Kota Bandung saat ini telah memiliki Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Bandung Tahun 2005-2025 (Perda No. 08 Tahun 2008) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandung Tahun 2014-2018. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) melakukan penyusunan Renstra SKPD yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

Bappeda sebagai lembaga teknis yang mempunyai tugas pokok dan fungsi dalam perumusan perencanaan pembangunan daerah memiliki peran dan fungsi strategis dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan. Untuk mendukung pelaksanaan tupoksi Bappeda diperlukan suatu dokumen rencana strategis yang memberikan arah kebijakan dan fokus program dalam lima tahun mendatang. Dokumen Renstra Bappeda tersebut harus terintegrasi dengan dokumen perencanaan pembangunan jangka menengah kota yaitu RPJMD Kota Bandung 2014-2018.

Renstra merupakan komitmen Bappeda yang digunakan sebagai tolok ukur dan alat bantu bagi perumusan kebijakan penyelenggaraan pemerintahan khususnya dalam kebijakan perencanaan pembangunan kota Bandung serta sebagai pedoman dan acuan dalam mengembangkan dan meningkatkan kinerja sesuai dengan kewenangan, tugas pokok dan fungsi Bappeda dengan mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki, serta peluang dan ancaman yang dihadapi dalam rangka mendukung pencapaian visi Kota Bandung, yaitu ‘Terwujudnya Kota Bandung Yang Unggul, Nyaman dan Sejahtera’.

1.2 Landasan Hukum

1) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional Program Pembangunan Nasional;

2) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah yang telah diubah kedua kalinya dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 ;

3) Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah;

4) Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 Tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal;

5) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;

6) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

7) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 05 Tahun 2010 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional;

8) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2007 Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal;

9) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 Tentang Perubahan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

10) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang pelaksanaan PP No 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

11) Peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat Nomor 06 Tahun 2009 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah;

12) Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 18 Tahun 2011 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 06 Tahun 2006 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Bandung;

13) Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 8 Tahun 2007 Tentang Urusan Pemerintahan Daerah Kota Bandung;

14) Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 08 Tahun 2008 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Tahun 2005- 2025;

15) Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 05 Tahun 2009 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 07 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Serta Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah;

16) Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12 tahun 2009 Tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kota Bandung;

17) Peraturan Walikota Bandung No 410 Tahun 2010 tentang Tugas Pokok, Fungsi, Uraian Tugas dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bandung;

18) Peraturan Walikota Bandung No 121 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan serta pedoman dan Tata cara Musyawarah Perencanaan pembangunan Daerah.

1.3 Maksud Dan Tujuan

Maksud dari penyusunan Revisi Rencana Strategis Bappeda adalah melakukan penyesuaian arah dan pedoman pelaksanaan program dan kegiatan tahunan bagi Bappeda dalam melaksanakan tugas dan fungsi khususnya dalam kurun waktu 5 tahun mengacu kepada RPJMD tahun 2014 – 2018

Adapun tujuan penyusunan Renstra Bappeda adalah untuk:  mengoptimalkan tugas pokok, fungsi dan peran Bappeda sebagai institusi

perencanaan pembangunan dalam mencapai target pencapaian Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daearah (RPJMD) Kota Bandung Tahun 2014-2018.

 menjadi acuan dalam penyusunan Rencana Kerja Tahunan Bappeda Kota Bandung.

1.4 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan Renstra Bappeda Kota Bandung 2014-2018 disusun sebagai berikut : 

Bab 1 Pendahuluan t erdiri atas latar belakang, landasan hukum, maksud dan tujuan penyusunan Renstra Bappeda dan sistematika penulisan;

 Bab 2 Gambaran Pelayanan SKPD memuat informasi tentang peran (tugas dan fungsi) SKPD dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah, mengulas secara ringkas apa saja sumber daya yang dimiliki SKPD dalam penyelenggaraan tugas dan fungsinya, mengemukakan capaian-capaian penting yang telah dihasilkan melalui pelaksanaan Renstra SKPD periode sebelumnya, mengemukakan capaian program prioritas SKPD yang telah dihasilkan melalui pelaksanaan RPJMD periode sebelumnya, dan mengulas hambatan-hambatan utama yang masih dihadapi dan dinilai perlu diatasi melalui Renstra SKPD;

 Bab 3 Isu-Isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi memuat permasalahan-permasalahan pelayanan SKPD, telaahan visi, misi dan program KDH terpilih, telaahan Renstra K/L, telaahan terhadap RTRW dan penentuan isu-isu strategis;

 Bab 4 Visi, Misi, Tujuan, Strategi dan Kebijakan terdiri atas :Uraian Visi dan Misi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bandung,. Tujuan merupakan penjabaran visi SKPD yang lebih spesifik dan terukur sebagai upaya mewujudkan Visi dan Misi pembangunan jangka menegah dan dilengkapi dengan rencana sasaran yang hendak dicapai, dan Strategi yaitu  Bab 4 Visi, Misi, Tujuan, Strategi dan Kebijakan terdiri atas :Uraian Visi dan Misi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bandung,. Tujuan merupakan penjabaran visi SKPD yang lebih spesifik dan terukur sebagai upaya mewujudkan Visi dan Misi pembangunan jangka menegah dan dilengkapi dengan rencana sasaran yang hendak dicapai, dan Strategi yaitu

Bab 5 Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok

Sasaran dan Pendanaan Indikatif memuat rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan indikatif;

Bab 6 Indikator Kinerja SKPD Yang Mengacu Pada Tujuan dan Sasaran

RPJMD memuat indikator kinerja SKPD yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai SKPD dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD.

BAB II GAMBARAN PELAYANAN BAPPEDA KOTA BANDUNG

2.1 Tugas, Fungsi Dan Struktur Organisasi Bappeda

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Bandung adalah lembaga teknis di lingkungan Pemerintah Kota Bandung yang melaksanakan urusan perencanaan pembangunan. Pembentukan Bappeda Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung didasarkan pada Peraturan Daerah Nomor 21 Tahun 1981 dan Perda Nomor 24 Tahun 1981. Dalam era desentralisasi dan otonomi daerah, dikeluarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 06 Tahun 2001 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Tingkat Kota Bandung, yang mengubah nama Bappeda Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung menjadi Bappeda Kota Bandung. Perubahan tugas pokok dan fungsi serta struktur organisasi Bappeda kembali mengalami perubahan sesuai dengan ditetapkannya Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12 Tahun 2009 tentang perubahan atas Peraturan Daerah Kota Bandung nomor 12 tahun 2007 tentang Pembentukan Dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kota Bandung.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12 Tahun 2009 dan Peraturan Walikota Bandung Nomor 410 Tahun 2010 tentang Rincian tugas pokok, fungsi, uraian tugas dan tata kerja Badan perencanaan pembangunan daerah Kota bandung, Susunan Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bandung terdiri dari :

1. Kepala Badan;

2. Sekretariat, membawahi :

a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;

b. Sub Bagian Keuangan;

c. Sub Bagian Program

3. Bidang Perencanaan Tata Ruang, Sarana dan Prasarana, membawahi :

a. Sub Bidang Perencanaan Tata Ruang dan Lingkungan Hidup;

b. Sub Bidang Perencanaan Sarana dan Prasarana.

4. Bidang Perencanaan Ekonomi dan Pembiayaan, membawahi :

a. Sub Bidang Perencanaan Pengembangan Ekonomi;

b. Sub Bidang Perencanaan Pembiayaan dan Pengembangan Usaha Daerah.

5. Bidang Perencanaan Sosial Budaya dan Kesejahteraan Rakyat, membawahi:

a. Sub Bidang Perencanaan Sosial Budaya;

b. Sub Bidang Perencanaan Kesejahteraan Rakyat.

6. Bidang Perencanaan Pemerintahan, membawahi :

a. Sub Bidang Perencanaan Sumber Daya Pemerintahan;

b. Sub Bidang Perencanaan Kerjasama Pembangunan Daerah.

7. Bidang Penelitian, Pengembangan dan Statistik, membawahi :

a. Sub Bidang Penelitian dan Pengembangan;

b. Sub Bidang Statistik.

8. Bidang Penanaman Modal, membawahi :

a. Sub Bidang Penanaman modal dan Promosi Daerah;

b. Sub Bidang Bina Potensi dan Kerjasama Daerah.

9. Unit pelaksana teknis Badan.

10. Kelompok Jabatan Fungsional. Secara lengkap bagan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Bandung dapat dilihat dalam Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Bappeda Kota Bandung

II-3

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang perencanaan pembangunan daerah dan penanaman modal. Untuk melaksanakan tugas pokok diatas, Bappeda mempunyai fungsi:

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang perencanaan pembangunan daerah dan penanaman modal;

b. Pengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan daerah;

c. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan Pemerintahan daerah dibidang penanaman modal;

d. Pembinaan dan pelaksanaan perencanaan pembangunan daerah dan penanaman modal yang meliputi perencanaan tata ruang dan fisik, perencanaan ekonomi dan pembiayaan, perencanaan sosial budaya dan kesejahteraan rakyat, pemerintahan, penelitian pengembangan dan statistik serta penanaman modal;

e. Pelaksanaan pelayanan teknis administratif Badan; dan

f. Pelaksanaan tugas lain yang diterbitkan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Bappeda ditetapkan dengan Peraturan Walikota Bandung No 410 Tahun 2010 dengan rincian sebagai berikut :

A. KEPALA BADAN Tugas

melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan pokok :

perencanaan dan pengendalian pembangunan daerah. Fungsi

a. perumusan kebijakan teknis perencanaan pembangunan; :

b. pengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan;

c. pembinaan dan pelaksanaan tugas lingkup perencanaan

pembangunan daerah;

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan Walikota sesuai

dengan tugas dan fungsinya; dan

e. pembinaan, monitoring, evaluasi dan laporan kegiatan

Badan.

B. SEKRETARIAT Tugas

melaksanakan sebagian tugas Badan Perencanaan Pokok:

Pembangunan Daerah lingkup kesekretariatan Fungsi :

a. pelaksanaan penyusunan rencana kegiatan kesekretariatan;

b. pelaksanaan kesekretariatan Badan yang meliputi administrasi umum dan kepegawaian, keuangan dan program;

c. pelaksanaan pengkoordinasian penyelenggaraan tugas- tugas Bidang;

d. pelaksanaan pengkoordinasian penyusunan rencana, program, evaluasi dan pelaporan kegiatan Badan;

e. pengkoordinasian penyelenggaraan tugas-tugas Sekretariat ;

f. pembinaan, monitoring, evaluasi dan laporan kegiatan

C. BIDANG PERENCANAAN SOSIAL BUDAYA Tugas

melaksanakan sebagian tugas Kepala Badan lingkup Pokok :

perencanaan sosial budaya dan kesejahteraan rakyat. Fungsi :

a. penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis perencanaan pembangunan lingkup perencanaan sosial budaya dan perencanaan kesejahteraan rakyat;

b. penyusunan petunjuk teknis lingkup perencanaan sosial budaya dan perencanaan kesejahteraan rakyat;

c. pembinaan dan pelaksanaan pengkoordinasian penyusunan

d. perencanaan pembangunan lingkup perencanaan sosial budaya dan perencanaan kesejahteraan rakyat; dan

e. pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup perencanaan sosial budaya dan perencanaan kesejahteraan rakyat.

D. BIDANG PERENCANAAN TATA RUANG, SARANA DAN PRASARANA Tugas

melaksanakan sebagian tugas Kepala Badan lingkup Pokok:

perencanan tata ruang, sarana dan prasarana.

Fungsi :

a. penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis perencanaan lingkup perencanaan tata ruang dan lingkungan hidup, serta perencanaan sarana dan prasarana;

b. penyusunan petunjuk teknis lingkup perencanaan tata ruang dan lingkungan hidup, serta perencanaan sarana dan prasarana;

c. pembinaan dan pelaksanaan pengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan lingkup perencanaan tata ruang lingkungan hidup, serta perencanaan sarana dan prasarana;

d. pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan perencanaan lingkup perencanaan tata ruang dan lingkungan hidup, serta perencanaan sarana dan prasarana;

E. BIDANG PERENCANAAN EKONOMI DAN PEMBIAYAAN Tugas

melaksanakan sebagian tugas Kepala Bappeda lingkup Pokok:

perecanaan ekonomi dan pembiayaan Fungsi :

a. penyusunan

bahan

perumusan

kebijakan teknis

perencanaan pembangunan lingkup

perencanaan pengembangan ekonomi serta perencanaan pembiayaan dan pengembangan usaha daerah;

b. penyusunan petunjuk teknis lingkup perencanaan pengembangan ekonomi serta perencanaan pembiayaan dan pengembangan usaha daerah;

c. pembinaan dan pelaksanaan pengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan perencanaan pengembangan c. pembinaan dan pelaksanaan pengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan perencanaan pengembangan

d. pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup perencanaan pengembangan ekonomi serta perencanaan pembiayaan dan pengembangan usaha daerah.

F. BIDANG PENELITIAN, PENGEMBANGAN DAN STATISTIK Tugas

melaksanakan sebagian tugas Kepala Bappeda lingkup Pokok:

penelitian, pengembangan dan statistik Fungsi :

a. penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis lingkup penelitan pengembangan dan statistik;

b. penyusunan petunjuk teknis lingkup litbang dan statistik;

c. pelaksanaan

pengkordinasian penelitian dan pengembangan lingkup penelitan pengembangan dan statistik;

dan

d. monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan penelitian dan pengembangan lingkup penelitan pengembangan dan statistik.

G. BIDANG PENANAMAN MODAL Tugas

melaksanakan sebagian tugas Kepala Bappeda lingkup Pokok:

penanaman modal Fungsi :

a. perencanaan dan penyusunan program lingkup informasi penanaman modal dan promosi daerah serta bina potensi dan kerjasama investasi;

b. penyusunan petunjuk teknis lingkup informasi penanaman modal dan promosi daerah serta bina potensi dan kerjasama investasi;

c. pelaksanaan lingkup informasi penanaman modal dan c. pelaksanaan lingkup informasi penanaman modal dan

d. monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup informasi penanaman modal dan promosi daerah serta bina potensi dan kerjasama investasi.

H. KEPALA UNIT PELAKSANA TEKNIS LEMBAGA PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE)

a. menyusun rencana dan program kerja Unit Pelaksana Teknis Lembaga Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

b. membagi tugas kepada bawahan berdasarkan rumusan tugas dan potensi bawahan agar tugas dan fungsi dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien;

c. mengarahkan tugas kepada bawahan berdasarkan program kerja Unit Pelaksana Teknis Lembaga Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) agar sasaran tetap terfokus;

d. membina bawahan dengan cara memotivasi bawahan untuk meningkatkan produktivitas kerja dan pengembangan karier;

e. merumuskan kebijakan operasional penyedia barang dan jasa secara elektronik;

f. mengordinasikan penyiapan panitia pengadaan barang/jasa dengan SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Bandung;

g. menyusun dan mensosialisasikan petunjuk teknis pemilihan penyedia barang/jasa secara elektronik di lingkungan Pemerintah Kota Bandung;

h. melakukan hubungan kerja, baik internal maupun eksternal untuk kelancaran pelaksanaan tugas UPT BEP;

i. mengevaluasi hasil pelaksanaan kegiatan Pemilihan

Penyedia Barang dan jasa secara elektronik di lingkungan Pemerintah Kota Bandung;

j. mengendalikan pelaksanaan tugas Unit Pelaksana Teknis Lembaga Pengadaan Secara Elektronik (LPSE); k. menyusun telaahan staf berisi saran dan masukan kepada pimpinan sebagai bahan perumusan/penetapan kebijakan di Unit Pelaksana Teknis Lembaga Pengadaan Secara Elektronik (LPSE);

l. mengordinasikan seluruh pemilihan penyedia barang/jasa secara elektronik di lingkungan Pemerintah Kota Bandung; m. merumuskan rencana pengumuman putaran paket lelang secara elektronik baik di media massa maupun di media elektronik;

n. menyusun laporan pelaksanaan kegiatan UPT Lembaga Pengadaan Secara Elektronik (LPSE)

sebagai bahan pertanggungjawaban kepada Kepala Bappeda.

I. SATUAN KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

a. kelompok jabatan fungsional pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah terdiri atas sejumlah tenaga dalam jenjang jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya.

b. setiap kelompok dipimpin oleh seorang tenaga fungsional yang diangkat oleh Walikota atas usul Kepala Badan.

c. pembentukan jenis, jenjang dan jumlah jabatan fungsional ditetapkan oleh Walikota berdasarkan kebutuhan dan beban kerja, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2.2 Sumber Daya SKPD

2.2.1 Sumber Daya Manusia

Kepemerintahan yang baik (good governance) adalah prasyarat bagi terbentuknya pemerintahan yang efektif dan demokratis. Good governance digerakkan oleh prinsip-prinsip partisipatif, penegakan hukum yang efektif, transparansi, responsif, kesetaraan, visi strategis, efektif dan efisien, profesional, akuntabel dan pengawasan yang efektif. Dengan kaitan tersebut, peningkatan kualitas penyelenggaraan pemerintahan khususnya sumberdaya aparatur harus menjadi salah satu prioritas penting dan strategis dalam program saat ini dan di masa yang akan datang. Sumberdaya aparatur pemerintah menempati posisi strategis yang bukan saja mewarnai melainkan juga menentukan arah kemana suatu daerah akan dibawa.

Pemerintah Daerah adalah implementator kebijakan publik yang mengemban tugas dan fungsi-fungsi pelayanan, perlindungan dan pemberdayaan masyarakat. Oleh karena itu, pemerintahan di masa mendatang adalah pemerintahan yang cerdas, yang mampu menerjemahkan kebijakan publik ke dalam langkah-langkah operasional yang kreatif dan inovatif dengan orientasi pada kepentingan masyarakat. Pemerintahan yang cerdas hanya bisa diwujudkan jika aparaturnya cerdas.

Terkait dengan hal tersebut di atas, jumlah aparatur Bappeda Kota Bandung berdasarkan data dari Sub Bagian Umum dan Kepegawaian sampai Bulan September Tahun 2013 berjumlah 88 orang. Komposisi jabatan dalam struktur organisasi Bappeda Kota Bandung dapat dilihat pada tabel 2.1. Berdasarkan data yang ditampilkan pada Tabel 2.1, dengan jenjang eselonering II, Bappeda menjalankan fungsi koordinasi dengan SKPD lain. Bidang perencana di Bappeda bermitra dengan SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Bandung dan secara intensif melaksanakan koordinasi sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing. Fungsi koordinasi merupakan fungsi paling strategis yang dijalankan oleh Bappeda melalui 4 (empat) bidang perencana yaitu Bidang Perencanaan Pemerintahan,

Bidang Perencanaan Ekonomi dan pembiayaan, Bidang perencanaan Sosial Budaya dan Kesejahteraan Rakyat, Bidang Tata Ruang, Sarana dan Prasarana. Keempat bidang tersebut mengkoordinasikan seluruh SKPD dalam kegiatan perencanan pembangunan.

Tiga bidang lain dengan eselonering yang sama menjalankan fungsi supporting terhadap bidang perencana tersebut. Bidang Penelitian, Pengembangan dan Statistik memberikan dukungan berupa penyediaan data statistik dan hasil kajian dalam penyusunan dokumen perencanaan. Bidang penanaman modal memberikan dukungan dalam penyusunan dokumen perencanan yang berkaitan dengan penanaman modal dan investasi, sedangkan sekretariat menjalankan peran untuk memberi dukungan penyelanggaraan kegiatan secara keseluruhan.

Tabel 2.1 Kondisi Kepegawaian Berdasarkan Eselon Jabatan

No Uraian

Eselon I

Eselon II

Eselon III

Eselon IV Staf Jumlah

1 Kepala Bappeda

1 2 Sekretariat

1 3 19 23 3 Bidang Pemerintahan

1 2 6 9 4 Bidang Sosbud &

1 2 5 8 Kesra 5 Bidang Ekonomi

1 2 6 9 6 Bidang Penanaman

1 2 4 7 Modal 7 Bidang PPS

1 2 8 11 8 Bidang Tata Ruang

1 2 10 13 dan Sarana Prasarana 9. BEP

2 3 5 10. Pejabat Fungsional

JUMLAH 1 7 17 63 88

Sekretariat memiliki jumlah pejabat pada eselon IV dan jumlah karyawan yang lebih banyak daripada bidang yang lain, mengingat beban kerja di sekretariat yang cukup tinggi. Yang menjadi catatan dalam struktur Bappeda adalah adanya jabatan fungsional peneliti dan perencana yang bertanggung jawab secara langsung kepada Kepala Bappeda dan tidak terikat secara struktur dengan bidang-bidang perencana. Kondisi kepegawaian Bappeda berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 2.2 dibawah ini :

Tabel 2.2 Kondisi Kepegawaian Berdasarkan Pendidikan yang Ditamatkan

No Uraian

SLTP SD Jumlah

1 Kepala Bappeda

1 2 Sekretariat

3 14 2 2 1 1 23 3 Bidang Perencanaan

3 2 1 2 1 9 Pemerintahan 4 Bidang Perencanaan

1 2 4 1 9 Sosial Budaya dan Kesra 5 Bidang Perencanaan

6 1 2 9 Ekonomi dan Pembiayaan 6 Bidang Penanaman

1 6 7 Modal 7 Bidang PPS

2 7 2 11 8 Bidang Perencanaan

5 5 1 11 Tata Ruang dan Sarana Prasarana 9 BEP

1 4 5 10 Pejabat Fungsional

Sumber : Subbagian Umum dan Kepegawaian Bappeda Kota Bandung

Kapasitas dan kapabilitas karyawan berkaitan erat dengan tingkat pendidikannya. Berdasarkan data yang ditampilkan pada Tabel 2.2, tingkat pendidikan karyawan Bappeda yang paling banyak adalah pendidikan S-1 sebanyak 50 orang (56,82%). Tingkat pendidikan bagian terbesar dari karyawan Bappeda yang relatif tinggi ini merupakan modal dasar yang penting dalam peningkatan kinerja Bappeda secara umum.

Jumlah karyawan Bappeda yang menamatkan pendidikan S-2 cukup besar, tercatat sebanyak 20 orang. Secara prosentase, jumlah tersebut mencapai 22,73 % dari seluruh karyawan Bappeda, sebagai lembaga yang memposisikan dirinya menjadi Think Tanknya Pemerintah Kota Bandung, tentu ini menjadi modal dasar yang besar dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi Bappeda sebagai lembaga perencana secara optimal.

Namun demikian, kendala dalam ketersediaan SDM yang menjadi issu strategis di Bappeda Kota Bandung adalah mengenai kualitas dan kuantitas pejabat Namun demikian, kendala dalam ketersediaan SDM yang menjadi issu strategis di Bappeda Kota Bandung adalah mengenai kualitas dan kuantitas pejabat

2.2.2 Anggaran

Dari sisi anggaran, bappeda Kota Bandung mendapatkan alokasi anggaran yang meningkat dari tahun ke tahun, tabel dibawah ini memperlihatkan jumlah alokasi anggaran 2009-2012 beserta serapannya sebagai berikut :

Tabel 2.3 Alokasi Anggaran Bappeda 2009-2012

No Tahun Anggaran

Persentase (%) 1 2009

Jumlah Anggaran (Rp)

Realisasi (Rp)

Sumber : hasil olahan Perda APBD

Peningkatan alokasi anggaran tidak berbanding lurus dengan serapan anggarannya, permasalahan penyerapan anggaran seringkali disebabkan karena beberapa kegiatan dilaksanakan pada APBD perubahan di Bulan Oktober sehingga ada keterbatasan waktu dalam melaksanakan kegiatan dan penyerapan anggarannnya. Kecermatan dalam menyusun Rencana Kegiatan dan Anggaran (RKA) yang menjadi pedoman pelaksanaan program/kegiatan baik dari sisi anggaran maupun dari indikator kinerja turut menentukan serapan dan alokasi anggaran yang dibutuhkan.

Permasalahan anggaran di Bappeda juga berkaitan dengan belum di milikinya Analisis Standar Biaya (ASB) untuk Program/kegiatan yang dilaksanakan, sehingga tidak ada standar baku yang dapat diterapkan dalam alokasi anggaran untuk tiap Kegiatan penyusunan dokumen perencanaan maupun kegiatan kajian, Permasalahan anggaran di Bappeda juga berkaitan dengan belum di milikinya Analisis Standar Biaya (ASB) untuk Program/kegiatan yang dilaksanakan, sehingga tidak ada standar baku yang dapat diterapkan dalam alokasi anggaran untuk tiap Kegiatan penyusunan dokumen perencanaan maupun kegiatan kajian,

Belum terintegrasinya Perencanaan dan penganggaran dalam satu sistem, manjadi titik lemah selanjutnya, dimana otoritasnya tidak berada pada institusi Bappeda sehingga menyebabkan banyak kegiatan yang sudah direncanakan, tereduksi pada proses penganggaran, demikian juga banyak kegiatan yang dilaksanakan diluar rencana yang telah ditetapkan.

2.2.3 Aset, Sarana dan Prasarana

Bappeda Kota Bandung menempati kantor yang berdiri diatas lahan seluas 1.202 meter persegi milik PDAM Pemerintah Kota Bandung yang berada di Jalan Tamansari Nomor 76 dan mulai digunakan pada tahun 2002. Secara umum kondisi sarana dan prasarana yang dimiliki dan dipergunakan dalam mendukung pelaksanaan kinerja Bappeda Kota Bandung dapat dilihat pada Tabel 2.3 berikut :

Tabel 2.4

Rekapitulasi Sarana Dan Prasarana Bappeda Kota Bandung Sampai Dengan Tahun 2012

No Nama Barang

Banyaknya

Kondisi Barang

1 Kendaraan roda 4

16 Baik

2 Kendaraan roda 2

18 Baik 3 AC 7 Baik

4 Lemari/Rak/Buffet/Filling

Baik

Cabinet 5 Brankas

9 Pesawat telepon/faks.

8 Baik

10 Mesin Tik

12 Note Book/Laptop

15 Paper Sheredder

20 Camera Digital

12 Baik

No Nama Barang

Banyaknya

Kondisi Barang

21 VGA 6 Porte 4

1 Baik

23 DLP Teknologi

1 Baik

24 Maket Miniatur

Lokasi Kantor Bappeda yang cukup strategis memudahkan aksesibilitas dari dan menuju kantor Bappeda, lokasi yang terpisah dari kompleks perkantoran Pemerintah Kota Bandung di Jl. Wastukencana maupun kompleks kantor Pemerintah Kota di Jalan Cianjur memberi peluang untuk menyelenggarakan kegiatan secara lebih mandiri dan terfokus.

Demikian juga sarana pendukung kelancaran pelaksanaan pekerjaan yang tersedia dalam jumlah dan kualitas memadai seperti kendaraan dinas mapun peralatan penunjang pekerjaan (komputer, scanner dll) dengan anggaran untuk pemeliharaan yang juga cukup memadai.Permasalahan pada asset, sarana dan prasarana di Bappeda Kota Bandung berkaitan dengan kapasitas gedung yang tidak berimbang dengan jumlah personil, status kepemilikan gedung yang masih terkendala dari sisi legalitas menyebabkan pembangunan kantor tidak bisa dilaksanakan secara menyeluruh, sekalipun pada Tahun Anggaran 2011 telah dilakukan rehabilitasi gedung kantor, tetapi baru dilakukan perbaikan yang sifatnya partial. Permasalahan dalam pengelolaan barang berkaitan dengan inventarisasi asset (barang dan kendaraan) terutama yang dipergunakan oleh pejabat yang sudah tidak lagi bertugas di Bappeda, serta tidak tersedianya tempat penyimpanan yang memadai untuk barang dan dokumen produk Bappeda.

2.3 Kinerja Pelayanan Bappeda Kota Bandung

Kinerja pelayanan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bandung yang utama berkaitan dengan urusan yang menjadi kewenangannnya yaitu: (1)urusan perencanaan pembangunan, (2) Urusan statistik skala kota, (3) sebagaian urusan penataan Ruang dan (4) urusan penanaman modal dengan fokus pada ; (1) Perumusan kebijakan, (2) Bimbingan, konsultasi, dan koordinasi (3) Monitoring dan

Evaluasi (4) Kebijakan penanaman modal (5) Kebijakan statistik dasar (6) Koordinasi Statistik Antar sektor (7) Pengembangan jejaring Statistik Khusus dan (8) Perencanaan Tata Ruang.

Tabel 2.5 Pencapaian Kinerja Pelayanan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bandung

Indikator Kinerja Rasio Capaian pada Tahun

Target

Target Renstra SKPD Tahun ke-

Realisasi Capaian Tahun ke-

NO sesuai Tugas dan

Target IKK Target IKU

ke-

SPM

Fungsi SKPD 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 (1)

100% 100% 100% akomodasi usulan

Musrenbang Kota & Reses DPRD minimal 30% dalam RKPD

Perda Sosialisasi 100% 100% 100% dokumen

perencanaan sesuai UU Penataan Ruang

100% 100% 100% Akomodasi program RPJMD ke dalam RKPD

4. Kenaikan Jumlah

perusahaan perusahaan

5. Tingkat

100% 100% 100% Ketersediaan Data/informasi dan Statistik Daerah

II-17

Indikator Kinerja Rasio Capaian pada Tahun

Target

Target Renstra SKPD Tahun ke-

Realisasi Capaian Tahun ke-

NO sesuai Tugas dan

Target IKK Target IKU

ke-

SPM

Fungsi SKPD 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 (1)

100% 100% 100% dokumen perencanaan pembangunan yang ditetapkan dengan Perkada

6. Tersedianya

Ada/tidak

100% 100% 100% dokumen RPJMD pembangunan yang ditetapkan dengan Perda/Perkada

7. Tersedianya

Ada/tidak

Ada/tidak

dokumen RKPD pembangunan yang ditetapkan dengan Perkada

9. Penjabaran

100% 100% 100% Program RPJMD

kedalam RKPD

RKPDthn n/ jml program RPJMD yg hrs dilaksanakan x 100%

10. Kenaikan Nilai Realisasi PMDN

II-18

Indikator Kinerja Rasio Capaian pada Tahun

Target

Target Renstra SKPD Tahun ke-

Realisasi Capaian Tahun ke-

NO sesuai Tugas dan

Target IKK Target IKU

ke-

SPM

Fungsi SKPD 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 (1)

11. Buku Bandung

100% 100% 100% Dalam Angka

Ada/tidak

12. Buku PDRB

100% 100% 100% 100% 13. Prosentase

Ada/tidak

program/kegiatan RPJMD ke dalam

RKPDthn n/

RKPD

jml program RPJMD yg hrs dilaksanakan x 100%

II-19

Indikator Kinerja Rasio Capaian pada Tahun

Target

Target Renstra SKPD Tahun ke-

Realisasi Capaian Tahun ke-

NO sesuai Tugas dan

Target IKK Target IKU

ke-

SPM

Fungsi SKPD 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 (1)

100% 100% 100% 100% kesesuaian target

kinerja RPJMD terhadap Renstra

kinerja RPJM

SKPD

thn n / Jumlah target kinerja Renstra X 100%

prog,keg

Program/kegiatan Renstra SKPD

Renstra/

terhadap Renja

prog,keg

SKPD

Renja X 100%

II-20

Berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah, Undang-undang Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Peraturan Walikota Nomor 410 Tahun 2010 tentang Rincian Tugas Pokok, Fungsi, Uraian Tugas Dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bandung maka jenis pelayanan yang dilakukan oleh Bappeda Kota Bandung adalah sebagai berikut:

1. Menyusun rancangan awal dan rancangan akhir Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD);

2. Menyelenggarakan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah untuk penyusunan dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD);

3. Merumuskan program prioritas dan pagu anggaran sebagai bahan penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;

4. Menetapkan petunjuk pelaksanaan perencanaan dan pengendalian pembangunan daerah skala kota dan Kecamatan;

5. Merumuskan bahan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan skala Daerah;

6. Merumuskan kebijakan pelaksanaan kerjasama pembangunan antar daerah, antara daerah dengan swasta dalam dan luar negeri;

7. Merumuskan kebijakan pelaksanaan pengelolaan data dan informasi pembangunan daerah skala Daerah:

8. Merumuskan petunjuk pelaksanaan pengelolaan kawasan skala kota yang meliputi keserasian pengembangan perkotaan, manajemen dan kelembagaan pengembangan wilayah, pengembangan pembangunan perwilayahan, serta pengembangan kawasan prioritas cepat tumbuh dan andalan kota;

9. Merumuskan kebijakan pedoman standar pelayanan perkotaan skala Daerah;

10. Merumuskan perencanaan tata ruang yang meliputi penyusunan dan Penetapan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota (RTRWK), Penyusunan dan penetapan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis;

11. Merumuskan bahan kebijakan pemanfaatan ruang wilayah di Daerah dan kawasan strategis kota;

12. Mengendalikan pelaksanaan dan sosialisasi Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK) bidang perencanaan dan pengendalian pembangunan;

13. Merumuskan kebijakan strategis operasionalisasi Rencana Tata Ruang Wilayah Kota (RTRWK) dan Rencana Tata Ruang Strategis Kota;

14. Merumuskan program sektoral dalam rangka perwujudan struktur dan pola pemanfaatan ruang wilayah kota dan kawasan strategis kota;

15. Mengendalikan pemanfaatan ruang wilayah dan kawasan strategis kota;

16. Merumuskan kebijakan penetapan dan pelaksanan petunjuk pelaksanaan pengembangan pembangunan perwilayahan skala kota;

17. Merumuskan kebijakan pengembangan kawasan prioritas, cepat tumbuh dan andalan skala kota;

18. Bimbingan, konsultasi dan koordinasi perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan daerah skala kota;

19. Bimbingan, konsultasi dan koordinasi kerjasama pembangunan antardaerah, dan antara daerah dengan swasta, dalam dan luar negeri skala kota;

20. Bimbingan, konsultasi dan koordinasi pelayanan perkotaan skala kota dan Kecamatan;

21. Bimbingan, konsultasi dan koordinasi pengelolaan kawasan dan lingkungan perkotaan, keserasian pengembangan perkotaan, pengembangan kawasan prioritas, kawasan cepat tumbuh dan kawasan andalan, perencanaan kelembagaan dan manajemen pengembangan wilayah dan kawasan skala kota dan kecamatan;

22. Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pembangunan daerah skala kota dan Kecamatan;

23. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan pengelolaan kawasan dan lingkungan perkotaan pengembangan wilayah tertinggal, pengembangan kawasan 23. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan pengelolaan kawasan dan lingkungan perkotaan pengembangan wilayah tertinggal, pengembangan kawasan

24. Mengordinasikan perencanaan kerjasama pembangunan antar daerah, antara daerah dengan swasta dalam dan luar negeri;

25. Mengordinasikan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembangunan yang bersumber dari APBDaerah Provinsi maupun APBN;

26. Merumuskan bahan perencanaan kerjasama pembangunan antar Kab/Kota, kerjasama pembangunan dengan swasta, kerjasama pembangunan dalam dan luar negeri;

27. Menyusun evaluasi rencana pembangunan berdasarkan hasil evaluasi pimpinan SKPD se-Kota Bandung;

28. Merumuskan kebijakan pengelolaan data dan informasi serta pengembangan penanaman modal dan promosi daerah skala kota;

29. Merumuskan pedoman, pembinaan, pengawasan, pengembangan potensi dan kerjasama investasi dengan dunia usaha di tingkat kota;

30. Mengendalikan pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pembangunan daerah skala kota;

31. Merumuskan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota;

32. Mengkoordinasikan pelaksanaan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kerjasama pembangunan antar daerah dalam dan luar negeri;

33. Menetapkan bahan kebijakan pemberian dukungan penyelenggaraan statistik dasar, survey dan sensus skala kota.

2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Bappeda

Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi utamanya berkaitan dengan penyusunan dokumen perencanaan, kebijakan penanaman modal, perencanaan tataruang dan penyediaan statistik skala kota dan kinerja pelayanan yang disampaikan pada Sub bab sebelumnya, berikut tantangan dan peluang pengembangan pelayanan Bappeda Kota Bandung:

1. Belum optimalnya aplikasi Dokumen Perencanaan maupun hasil kajian yang disusun Bappeda baik oleh internal Bappeda maupun oleh Dinas Teknis terkait;

2. Optimalisasi koordinasi antara institusi perencana dengan pemegang otoritas penganggaran, untuk menjaga konsistensi antara perencanaan dan penganggaran, sehingga program dan kegiatan yang telah direncanakan tidak tereduksi di dalam proses penganggaran;

3. Masih kurangnya SDM yang memiliki skill dan kompetensi sesuai dengan tugas dan kewajiban utama-nya;

4. Belum adanya sistem pengelolaan knowledge yang dapat menghimpun seluruh produk Bappeda secara terintegrasi sehingga informasi mengenai dokumen hasil kajian maupun dokumen perencanaan tidak mudah didapatkan, implikasi lebih jauhnya kemungkinan duplikasi kajian atau dokumen perencanan menjadi lebih besar.

5. Beragamnya sumber data sebagai bahan penyusunan dokumen perencanaan;

6. Belum tersusunnya standar kinerja yang terukur bagi setiap jabatan struktural maupun fungsional serta pelaksana di lingkungan Bappeda;

7. Belum optimalnya alokasi anggaran untuk pengembangan SDM.

8. Belum optimalnya koordinasi dan sinkronisasi proses perencanaan pembangunan daerah antara Bappeda dengan SKPD lain;

9. Lemahnya kapasitas kelembagaan perencanaan di tingkat basis yang menyebabkan kurang efektifnya proses perencanaan Bottom Up;

10. Belum optimalnya pengelolaan dan pemanfaatan data pembangunan yang tersusun secara sistematis dan akurat, teknologi informasi dan komunikasi, serta pengendalian perencanaan pembangunan.

11. Belum adanya unit cost sehingga standar biaya dokumen perencanaan belum tersedia. Hal tersebut menyebabkan, kedalaman/substansi output kegiatan tidak bisa diukur.

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bandung

Berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan yang dilaksanakan oleh Bappeda yang berkaitan dengan penyusunan dokumen perencanaan, perencanaan tata ruang, penyediaan support berupa statistik skala kota dan pelayanan bidang penanaman modal dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut :

1. Belum optimalnya aplikasi Dokumen Perencanaan maupun hasil kajian yang disusun Bappeda baik oleh internal Bappeda maupun oleh Dinas Teknis terkait;

2. Optimalisasi koordinasi antara institusi perencana dengan pemegang otoritas penganggaran, untuk menjaga konsistensi antara perencanaan dan penganggaran, sehingga program dan kegiatan yang telah direncanakan tidak tereduksi di dalam proses penganggaran;

3. Masih kurangnya SDM yang memiliki skill dan kompetensi sesuai dengan tugas dan kewajiban utama-nya;

4. Belum adanya sistem pengelolaan knowledge yang dapat menghimpun seluruh produk Bappeda secara terintegrasi sehingga informasi mengenai dokumen hasil kajian maupun dokumen perencanaan tidak mudah didapatkan, implikasi lebih jauhnya kemungkinan duplikasi kajian atau dokumen perencanan menjadi lebih besar;

5. Belum terkelolanya sumber data dan informasi yang mendukung proses perencanaan sehingga sumber data masih bergam;

6. Belum tersusunnya standar kinerja yang terukur bagi setiap jabatan struktural maupun fungsional serta pelaksana di lingkungan Bappeda;

7. Kebijakan Pemerintah yang belum mendukung terbentuknya jabatan

fungsional Perencana dan Peneliti di lingkungan Pemerintah Kota Bandung;

8. Belum optimalnya alokasi anggaran untuk pengembangan SDM.

9. Belum optimalnya koordinasi dan sinkronisasi proses perencanaan

pembangunan daerah antara Bappeda dengan SKPD lain;

10. Lemahnya kapasitas kelembagaan perencanaan di tingkat basis yang menyebabkan kurang efektifnya proses perencanaan Bottom Up;

11. Belum optimalnya pengelolaan dan pemanfaatan data pembangunan yang tersusun secara sistematis dan akurat, teknologi informasi dan komunikasi, serta pengendalian perencanaan pembangunan.

12. Belum adanya unit cost sehingga standar biaya dokumen perencanaan belum tersedia. Hal tersebut menyebabkan, kedalaman output kegiatan tidak bisa diukur.

13. Informasi tentang potensi penanaman modal dan peluang investasi di Kota Bandung belum akurat dan tersedia secara optimal

14. Iklim investasi di Kota Bandung yang masih belum kondusif

3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

Sesuai dengan Visi dan Misi Kota Bandung yang tercantum dalam RPJMD Kota Bandung Tahun 2014 – 2018 yaitu :

“TERWUJUDNYA KOTA BANDUNG YANG UNGGUL, NYAMAN, DAN SEJAHTERA”

Penjabaran Visi di atas adalah sebagai berikut: Bandung : adalah meliputi wilayah dan seluruh isinya. Artinya Kota Bandung dan semua warganya yang berada dalam suatu kawasan dengan batas-batas tertentu yang berkembang sejak tahun 1811 hingga sekarang.

Unggul

: adalah menjadi yang terbaik dan terdepan serta contoh bagi daerah lain dalam upaya terobosan perubahan bagi kenyaman dan kesejahteraan warga Kota Bandung.

Nyaman

: adalah terciptanya suatu kondisi dimana kualitas lingkungan terpelihara dengan baik, serta dapat memberikan kesegaran dan kesejukan bagi penghuninya. Kota yang nyaman adalah suatu kondisi dimana berbagai kebutuhan dasar manusia seperti tanah, air, dan udara terpenuhi dengan baik sehingga nyaman untuk ditinggali serta ruang-ruang kota dan infrastruktur pendukungnya responsif terhadap berbagai aktifitas dan perilaku penghuninya.

Sejahtera : yaitu mengarahkan semua pembangunan kota pada pemenuhan kebutuhan lahir dan batin warganya, agar manusia dapat memfungsikan diri sebagai hamba dan wakil Tuhan di bumi. Kesejahteraan yang ingin dilahirkan di Kota Bandung merupakan kesejahteraan yang berbasis pada ketahanan keluarga dan Iingkungan sebagai dasar pengokohan sosial masyarakat.Masyarakat sejahtera tentunya tidak hanya dalam konteks lahiriah dan materisaja, melainkan juga sejahtera jiwa dan batiniah.Kesejahteraan dalam artinya yang sejati adalah keseimbangan hidup yang merupakan buah dari kemampuan seseorang untuk memenuhi tuntutan- tuntutan dasar seluruh dimensi dirinya, meliputi ruhani, akal, Sejahtera : yaitu mengarahkan semua pembangunan kota pada pemenuhan kebutuhan lahir dan batin warganya, agar manusia dapat memfungsikan diri sebagai hamba dan wakil Tuhan di bumi. Kesejahteraan yang ingin dilahirkan di Kota Bandung merupakan kesejahteraan yang berbasis pada ketahanan keluarga dan Iingkungan sebagai dasar pengokohan sosial masyarakat.Masyarakat sejahtera tentunya tidak hanya dalam konteks lahiriah dan materisaja, melainkan juga sejahtera jiwa dan batiniah.Kesejahteraan dalam artinya yang sejati adalah keseimbangan hidup yang merupakan buah dari kemampuan seseorang untuk memenuhi tuntutan- tuntutan dasar seluruh dimensi dirinya, meliputi ruhani, akal,

MISI

Misi-misi ini disusun dalam rangka mengimplementasikan Iangkah-langkah yang akan dilakukan dalam mewujudkan visi yang telah dipaparkan di atas. Hal- hal yang menjadi pertimbangan dalam penyusunan misi ini adalah : Manusia yang berdaya saing, ekonomi kokoh, tata kelola pemerintah yang baik, infrastruktur berkelanjutan, serta kokohnya interaksi sosial, budaya dan kemasyarakatan Kota Bandung . Kelima hal ini merupakan bidang garapan besar yang akan menjadi sebuah panduan dalam bagaimana memandang pembangunan di Kota Bandung.

Adapun Misi tersebut terdiri dari:

1. Menata Kota Bandung melalui penataan ruang,pembangunan infrastruktur, dan fasilitas pubilk yang berkelanjutan (sustainable) dan nyaman.

2. Menghadirkan tata kelola pemerintahan yang efektif, bersih dan melayani.

3. Membangun masyarakat yang mandiri, berkualitas dan berdaya saing.

4. Membangun perekonomian yang kokoh, maju, dan berkeadilan. Mengingat eratnya kaitan antara Renstra Bappeda Kota Bandung dengan

Dokumen RPJMD 2014-2018, maka dalam penyusunannya harus menjadikan Dokumen Perencanaan Jangka menengah tersebut sebagai acuan, artinya indikator kinerja Bappeda Kota Bandung harus diarahkan untuk mencapai target kinerja sesuai dengan kewenangan Bappeda yang telah dicantumkan dalam target Kinerja RPJMD.

Berdasarkan urusan dan kewenangan yang dimiliki, dalam rangka pencapaian Misi Pemerintah Kota Bandung, Bappeda berkontribusi untuk Berdasarkan urusan dan kewenangan yang dimiliki, dalam rangka pencapaian Misi Pemerintah Kota Bandung, Bappeda berkontribusi untuk

A. Misi Ke 1, menata Kota Bandung melalui penataan ruang, pembangunan infrastruktur, dan fasilitas pubilk yang berkelanjutan (sustainable) dan nyaman dengan indikator kinerja : Terwujudnya perencanaan tata ruang kota yang nyaman dan berkelanjutan yang sesuai dengan UU penataan ruang. Target yang akan dicapai adalah :

1) Mewujudkan struktur dan pola ruang yang efektif dan efisien dalam

memberikan pelayanan kepada masyarakat secara berkelanjutan;

2) Mewujudkan Penataan di Kawasan DAS Cikapundung, dengan target kinerja tersusunnya Peraturan Walikota Rencana Kawasan Strategis DAS Cikapundung dan Sosialisasinya.

3) Mewujudkan Penataan di Kawasan Braga, dengan target kinerja tersusunnya Peraturan Walikota Rencana Kawasan Braga.

4) Mewujudkan perencanaan prasarana transportasi, dengan target kinerja Tersosilaisasikannya Masterplan Transportasi Kota Bandung 2010-2030

5) Mewujudkan perencanaan sanitasi kota, dengan target kinerja tersusunya Peraturan Walikota Strategi Sanitasi Kota beserta sosialisasi dan Pengendaliannnya.

6) Mewujudkan perencanaan drainase banjir, dengan target kinerja tersusunnya Peraturan Walikota Masterplan Drainase Kota Bandung