Mengakses Sumber Informasi
Mengakses Sumber Informasi
Pagi (05.00 - 09.59)
Siang (10.00 - 17.59) 33,9
Malam (18.00 - 23.59) 37,9
Tengah Malam (00.00 4.59)
ambar 5.7 Persentase Anggota Rumah Tangga Responden Menurut Waktu Biasa Melakukan Kegiatan Mengakses Sumb Sumber : Hasil Survei KAP 2013 Gambar 5.7 Persentase Anggota Rumah Tangga Responden Menurut Waktu Biasa Melakukan
Kegiatan Mengakses Sumber Informasi
Pilot Survei Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Menghadapi Bencana Gempabumi dan Tsunami di Padang 81
Dari dimensi waktu, terlihat pada Gambar 5.7 terlihat menyampaikan informasi mengenai kesiapsiagaan bahwa sebagian besar masyarakat mencari informasi
bencana adalah televisi. Dilihat dari segi waktu, pada siang dan malam hari (71,8 persen), kemudian
informasi kebencanaan dapat disampaikan secara pagi hari (24,0 persen), dan sisanya pada tengah malam
efektif pada pukul 10.00 hingga 23.59. Oleh karena (4,2 persen).
itu, apabila pemerintah atau pihak lain akan menyampaikan informasi kebencanaan, hendaknya
Dari Gambar 5.6 dan Gambar 5.7, dapat disimpulkan mempertimbangkan media paling efektif, yaitu televisi bahwa media yang paling potensial digunakan untuk
dan dilakukan pada pukul 10.00 hingga 23.59.
Sumber : Hasil Survei KAP 2013 Gambar 5.8 Persentase Sumber Informasi yang Digunakan Rumah Tangga dalam
Menerima Informasi Mengenai Cara Penyelamatan Diri Terhadap Bencana
82 BNPB, BPS, UNFPA
Berdasarkan Gambar 5.8, media yang paling
Pengetahuan dan Sikap terhadap Bencana banyak digunakan oleh rumah tangga Alam
dalam menerima informasi mengenai cara Salah satu indikator ketangguhan masyarakat penyelamatan diri dari bencana alam adalah menghadapi bencana adalah pemahaman mereka televisi. Selain itu, teman/tetangga maupun terhadap informasi kebencanaan. Semakin keluarga dan kerabat ternyata juga cukup masyarakat paham mengenai suatu bencana, banyak menjadi sumber informasi dalam maka semakin kecil risiko yang timbul apabila menyebarluaskan cara penyelamatan diri dari terjadi bencana di masa yang akan datang. Selain bencana. Berdasarkan hasil yang diperoleh ini, itu, pemahaman mengenai bencana dapat berasal dapat disimpulkan bahwa diseminasi informasi dari pengalaman masyarakat sendiri. Bencana mengenai cara penyelamatan diri dapat yang pernah melanda, sudah semestinya menjadi dilakukan secara kekeluargaan, yakni dengan guru yang berharga bagi masyarakat untuk menyebarluaskan pengetahuan mengenai mengetahui tanda-tandanya atau menentukan penyelamatan diri dari bencana kepada orang- langkah antisipasinya. Pengetahuan ini diwariskan orang terdekat, seperti keluarga, kerabat, dari generasi ke generasi menjadi suatu kearifan tetangga, maupun teman.
lokal (local wisdom).
Tabel 5.7
Persentase Rumah Tangga yang Pernah Mengalami Bencana Berdasarkan Jenis Kejadiannya
Pengalam an Bencana
Jenis Kejadian
Pernah Mengalam i
Tidak Pernah Mengalam i
Letusan Gunungapi
Gelombang Pasang
Angin Puting Beliung
Gempabumi dan Tsunami
Tanah Longsor
Kebakaran Lahan dan Hutan
Pilot Survei Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Menghadapi Bencana Gempabumi dan Tsunami di Padang 83
Sumber : Hasil Survei KAP 2013 Gambar 5.9 Persentase Rumah Tangga
Menurut Frekuensi Gempabumi
yang Pernah Dialami
Tabel 5.7 menunjukkan jenis bencana alam Sebagai data pembanding, berdasarkan kajian yang pernah dialami oleh sebagian besar dan historis data bencana, wilayah sampel responden adalah gempabumi, bahkan hampir
merupakan salah satu wilayah Indonesia yang
seluruh responden (sebanyak 99,2 persen) sering mengalami bencana gempabumi. Hasil menyatakan pernah mengalami gempabumi.
survei membenarkan kenyataan ini bahwa masyarakat wilayah sampel lebih sering
Selain gempabumi, responden juga cukup mengalami bencana gempabumi. banyak yang mengalami letusan gunungapi, gelombang pasang, dan angin puting beliung.
Walaupun hampir semua responden Di antara responden yang pernah mengalami
menyatakan pernah mengalami gempabumi, gempabumi, 39,9 persen diantaranya namun pada Tabel 5.8 terlihat hanya sekitar mengalami sebanyak satu kali, 48,4 persen seperempatnya yang mengetahui tanda-tanda lainnya pernah mengalami sekitar dua atau tiga
akan terjadinya gempabumi. Hal ini dapat dirasa kali, sedangkan sisanya mengaku mengalami
cukup wajar karena gempabumi memang lebih dari tiga kali bencana gempabumi.
merupakan bencana yang sifatnya terjadi
84 BNPB, BPS, UNFPA
Tabel 5.8
Persentase Rumah Tangga Menurut Pengetahuan Mengenai Tanda-Tanda
Terjadinya Bencana Menurut Jenis Kejadian
Penget ahuan Mengenai Tanda-
Jenis Kejadian
t anda Terjadinya Bencana Tahu ( % )
Tidak Tahu ( % )
Gempabumi dan Tsunami
53,2
46,8
Letusan Gunungapi
Tanah Longsor
Gelombang Pasang
22,0
78,0
Angin Puting Beliung
10,8
89,2
Kebakaran Lahan dan Hutan
11,2
88,8
secara tiba-tiba waktunya walaupun suatu tempat tinggal responden (Kota Padang) wilayah memang mempunyai potensi merupakan wilayah rawan bencana besar untuk mengalami gempabumi.
gempabumi dan tsunami. Selain itu, banyak responden yang tidak mengetahui
Lain halnya dengan gempabumi, tanda–tanda terjadinya bencana yang sekitar setengah dari responden sudah seharusnya sudah dapat diprediksi sejak mengetahui tanda-tanda akan terjadinya
awal seperti letusan gunungapi, banjir, gempabumi dan tsunami. Namun yang tanah longsor, kekeringan, gelombang perlu diperhatikan adalah masih ada pasang serta kebakaran lahan dan hampir separuh lainnya yang belum hutan. Hal ini menjadi tugas besar agar mengetahui tanda-tanda terjadinya tingkat kesiapsiagaan masyarakat dapat gempabumi dan tsunami padahal wilayah
ditingkatkan pada masa yang akan datang.
Pilot Survei Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Menghadapi Bencana Gempabumi dan Tsunami di Padang 85
86 BNPB, BPS, UNFPA
Tidak Mungkin
Kecil
Besar Sangat Besar
Gambar 5.10 Persentase Rumah Tangga Menurut Pendapat Mengenai Besarnya Kemungkinan Bencana Gempabumi Akan Menimpa Wilayah Mereka
Gambar 5.10 menunjukkan sebanyak 50,8 persen responden menjawab bahwa wilayah tempat tinggal mereka kemungkinan besar dapat mengalami bencana gempabumi dan tsunami. Hal tersebut sesuai dengan wilayah sampel yang terletak di Kota Padang merupakan wilayah dengan kategori rawan bencana gempabumi dan tsunami tinggi. Dari hasil ini, tercermin bahwa pengetahuan masyarakat tentang kebencanaan ternyata sudah cukup besar. Pengetahuan yang sudah cukup baik ini seharusnya dibarengi dengan pembekalan tentang langkah-langkah penanggulangan bencana yang tepat yang harus dilakukan jika gempabumi dan tsunami terjadi.
Penilaian dan Pengetahuan tentang Mitigasi Bencana
Tahapan dalam manajemen bencana terdiri dari 4 (empat) yaitu tanggap darurat, pemulihan, pencegahan dan mitigasi, dan kesiapsiagaan. Mitigasi merupakan salah satu langkah dalam mengurangi risiko bencana
yang dilakukan apabila bahaya yang ada sudah diketahui dan relokasi masyarakat sudah tidak dapat dilakukan. Dalam mitigasi bencana, masyarakat juga dikenalkan dengan peringatan dini bencana/peringatan bencana seperti sirine yang berbunyi apabila akan terjadi tsunami. Peringatan bencana dapat dilakukan melalui beberapa media yang ada di masyarakat, seperti media, baik cetak maupun elektronik, pemerintah, pemuka agama, TNI/polri.
Selain itu untuk menunjang kesiapsiagaan masyarakat dan upaya untuk menyelamatkan masyarakat dari bencana, pemerintah dan pihak terkait juga telah memasang beberapa fasilitas atau peralatan kesiapsiagaan. Peralatan/fasilitas ini seperti rambu evakuasi, peta jalur evakuasi, jalur evakuasi, sirine dan peralatan lainnya. Fasilitas ini digunakan agar masyarakat lebih familier dengan jalur evakuasi, selain itu yang lebih penting lagi peralatan/fasilitas ini diharapkan akan dapat berfungsi dengan baik apabila sewaktu-waktu terjadi bencana.
Sumber : Hasil Survei KAP 2013
Tabel 5.9 Persentase Pengetahuan Rumah Tangga tentang Sumber Peringatan Bencana
Sum ber Peringat an Bencana
Menget ahui ( % )
Tidak Menget ahui ( % )
33,6 Pemerintahan Pusat/Pemerintahan Daerah
50,4 Media Cetak (Surat Kabar, Majalah, dll)
55,6 Tempat-tempat Ibadah
66,8 Pemuka Agama/Pemuka Masyarakat
68,8 TNI/Polri/Petugas Keamanan
Dari Tabel 5.9 memperlihatkan bahwa lebih menyebarkan informasi terkait pertanda
dari separuh (66 persen) responden sudah terjadinya suatu bencana, seperti gempabumi mengetahui sumber peringatan bencana dan atau tsunami. Hal ini akan memberikan dari media televisi dan pemerintahan pusat pengaruh positif kepada masyarakat yang maupun pemerintahan daerah. Pemerintah tinggal di daerah rawan bencana, agar selalu daerah sebaiknya turut berpartisipasi dalam siap siaga menghadapi bencana.
Peta jalur Jalur evakuasi
Sumber : Hasil Survei KAP 2013 Gambar 5.11 Persentase Rumah Tangga Menurut Ketersediaan Peralatan/Fasilitas yang Sudah Ada di Wilayah
Tempat Tinggal Responden
Pilot Survei Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Menghadapi Bencana Gempabumi dan Tsunami di Padang 87
Sebanyak 45,2 persen responden menyatakan bahwa evakuasi adalah yang terbanyak (37,3 persen), disusul di tempat mereka sudah terdapat peralatan/fasilitas oleh peta jalur evakuasi (23,8 persen), jalur evakuasi kesiapsiagaan dan atau mitigasi bencana. Dari jumlah
(19,0 persen), sirine (19,0 persen), dan peralatan tersebut, pada Gambar 40, peralatan berupa rambu lainnya (0,8 persen)
Mengaktifkan Peringatan Dini Cara Tradisional Mengumumkan Lewat Radio dan
Sirine
Tentang Gempa
Tsunami Lewat
Tsunami
SMS
Pernah Dilakukan
Tidak Pernah Dilakukan
Sumber : Hasil Survei KAP 2013 Gambar 5.12 Persentase Rumah Tangga Menurut Pengetahuan Mengenai Upaya Pemerintah dalam
Memberitahukan Masyarakat Tentang Kemungkinan Terjadinya Bencana
Dari Gambar 5.12, menurut pendapat lebih dari separuh sanggup untuk mengatasi bencana yang menimpa dan (73,6 persen) responden, usaha yang telah dilakukan
kembali bangkit ke kehidupan normal apabila terkena oleh pemerintah untuk memberitahukan masyarakat
bencana. Usaha ini dapat dilakukan dengan cara tentang kemungkinan terjadinya bencana alam adalah
pelatihan dan atau simulasi langsung kepada masyarakat melalui pemberitahuan lewat radio dan televisi, yang tinggal di daerah rawan bencana. Megathrust mengaktifkan sirine peringatan tsunami, dan peringatan
gempabumi mentawai yang dikhawatirkan akan terjadi dini tentang gempabumi. Data ini menunjukkan bahwa
di wilayah Sumatera Barat berkekuatan mencapai masyarakat sudah mulai mengenal pemberitahuan yang
8,9 SR mengharuskan adanya pelatihan atau simulasi dilakukan oleh pemerintah dalam hal kemungkinan kepada masyarakat. Pelatihan dan atau simulasi yang terjadinya bencana.
pernah diikuti oleh sebagian besar responden adalah berupa pelatihan dan atau simulasi mengenai bencana
Upaya pemerintah untuk menciptakan masyarakat yang gempabumi serta gempabumi dan tsunami. Hal ini tangguh dalam menghadapi bencana dapat dilakukan
juga tercermin dari banyaknya masyarakat yang telah dengan cara menyadarkan masyarakat mengenai risiko
mengetahui cara menyelamatkan diri dari bencana yang ada di sekitar mereka, dapat mencegah bencana,
gempabumi maupun gempabumi dan tsunami.
88 BNPB, BPS, UNFPA
Tabel 5.10
Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Pelatihan dan atau Simulasi yang Pernah Diikuti
Jenis Pelat ihan at au Sim ulasi yang Pernah Diikut i
3,9 Gempabumi dan Tsunami
85,7 Letusan Gunungapi
97,4 Gelombang Pasang
97,4 Tanah Longsor
98,7 Angin Puting Beliung
98,7 Kebakaran Lahan dan Hutan
Dari Tabel 5.10 menunjukkan jenis pelatihan dengan hal tersebut, pada Tabel 5.11 terlihat bencana gempabumi serta gempabumi dan bahwa hampir semua responden mengetahui tsunami adalah yang terbanyak yang pernah
cara menyelamatkan diri dari kedua bencana diikuti oleh responden (91,6 persen). Sejalan
tersebut.
Tabel 5.11
Persentase Rumah Tangga Menurut Pengetahuan Tentang Cara Menyelamatkan Diri dari Bencana
Jenis Bencana
Tidak Menget ahui ( % ) ( 1)
Menget ahui ( % )
Gempabumi dan Tsunami
Letusan Gunungapi
Tanah Longsor
Gelombang Pasang
Angin Puting Beliung
Kebakaran Lahan dan Hutan
Pilot Survei Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Menghadapi Bencana Gempabumi dan Tsunami di Padang 89
Tabel 5.12 Persentase Rumah Tangga Menurut Kepemilikan yang Masih Dapat Digunakan jika Terjadi Bencana
Dapat Digunakan Ket ika Bencana ( % ) Kepem ilikan Aset
51,6 Tanah/Rumah lain yang aman dari bencana
Tabungan
73,6 Asuransi Jiwa/Properti/Benda
Dampak bencana yang menimpa masyarakat kegiatan yang dilakukan sebelum terjadi antara lain kehilangan harta benda dan paling
bencana alam untuk mengurangi risiko/ berat adalah timbulnya korban jiwa. Kerusakan
dampak yang akan terjadi dan secara cepat yang sering ditimbulkan oleh bencana di mana
dan efektif dapat merespon keadaan/ masyarakat biasanya membutuhkan aset lain
situasi pada saat darurat. Dalam melakukan yang dimiliki dan masih dapat digunakan. pengkajian kesiapsiagaan dapat diukur suatu Dengan aset ini diharapkan agar masyarakat
indeks, yaitu indeks kesiapsiagaan yang dapat hidup normal kembali setelah terjadi diperoleh dari 5 parameter, yaitu parameter bencana. Beberapa aset yang kemungkinan tentang Pengetahuan Bencana (PB), Kebijakan dimiliki oleh masyarakat adalah tabungan, Kesiapsiagaan Bencana (KKB), Rencana Tanggap tanah/rumah lain yang aman dari bencana dan
Darurat (RTD), Peringatan Dini Bencana (PDB), asuransi jiwa/properti/benda.
dan Mobilisasi Sumberdaya (MS). Berkaitan dengan daya lenting masyarakat Parameter PB dalam pilot survei KAP tertuang
terhadap bencana atau kemampuan dalam 19 pertanyaan di kuesioner (Lampiran masyarakat untuk kembali hidup seperti
19) seperti tercantum dalam Tabel 5.13. semula setelah terjadinya bencana, hasil dari survei ini mengindikasikan bahwa daya lenting
Tabel 5.13 memberikan gambaran mengenai masyarakat terhadap bencana masih cukup parameter pengetahuan kebencanaan, dua rendah. Terlihat dari sedikitnya responden yang
desa termasuk dalam kategori sedang, yaitu memiliki cadangan aset yang masih dapat Desa Belakang Tangsi dan Lolong Belanti, digunakan jika terjadi bencana.
empat desa termasuk kategori tinggi, yaitu Desa Air Tawar Barat, Ulak Karang Utara, Air
Indeks Kesiapsiagaan Rumah
Tawar Timur, dan Surau Gadang, sedangkan empat desa lainnya termasuk kategori sedang,
Tangga
yaitu Olo, Purus, Kurao Pagang, dan Gurun Kesiapsiagaan merupakan semua upaya dan
Laweh.
90 BNPB, BPS, UNFPA
Tabel 5.13
Komponen Paramater Pengetahuan Bencana dalam Kuesioner
Kom ponen Penget ahuan Bencana Nom or Pert anyaan dalam Kuesioner
Pengetahuan bencana secara umum 501, 502, 503 Pengetahuan menyelamatkan diri dari bencana
403, 405, 519 Pengalaman mengikuti pelatihan/seminar/simulasi/
524, 525, 527E pertemuan tentang kesiapsiagaan bencana
Pengalaman mengalami bencana alam 504, 505,509,510 Pengetahuan tentang tempat tinggal yang merupakan
daerah rawan bencana Pengetahuan keluarga tentang bencana alam
507A, 507B Kearifan lokal
Pengetahuan terhadap mitigasi bencana
Tabel 5.14
Nilai Paramater Pengetahuan Bencana Per Desa
Desa
Penget ahuan Bencana ( PB)
Belakang Tangsi
Ulak Karang Utara
Air Tawar Timur
Air Tawar Barat
Lolong Belanti
Gurun Laweh
Surau Gadang
Kurao Pagang
Pilot Survei Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Menghadapi Bencana Gempabumi dan Tsunami di Padang 91
Sumber : BNPB
Gambar 5.13 Sebaran Parameter Pengetahuan Bencana Per Desa
92 BNPB, BPS, UNFPA
Tabel 5.15 menyajikan komponen-komponen Belakang Tangsi. Desa Purus, Air Tawar Barat, untuk menghitung parameter KKB dalam dan Kurao Pagang termasuk kategori Kebijakan perhitungan indeks kesiapsiagaan rumah Kesiapsiagaan Bencana sedang. Adapun 4 tangga.
desa lainnya yaitu Desa Lolong Belanti, Air Tawar Timur, Surau Gadang, dan Gurun Laweh
Gambar 5.14 menunjukkan dari 10 desa yang termasuk kategori Kebijakan Kesiapsiagaan disurvei, 3 di antaranya termasuk kategori Bencana tinggi. rendah, yaitu Desa Ulak Karang Utara, Olo, dan
Tabel 5.15
Komponen Paramater Kebijakan Kesiapsiagaan Bencana dalam Kuesioner
Kom ponen Kebijakan Kesiapsiagaan Bencana Nom or Pert anyaan dalam Kuesioner
Upaya yang dilakukan pemerintah daerah setempat dalam 523, 511 peningkatan kewaspadaan bencana
Pihak yang bertanggung jawab dalam persiapan menghadapi 530, 604 bencana
Upaya yang dilakukan pemerintah daerah setempat dalam
mengurangi risiko bencana Peran media dalam kesiapsiagaan bencana
Pendekatan manajemen penanggulangan bencana 605, 606, 607
Tabel 5.16
Nilai Paramater Kebijakan Kesiapsiagaan Bencana Per Desa
Kebijakan Kesiapsiagaan Bencana Desa ( KKB)
Belakang Tangsi
Ulak Karang Utara
Air Tawar Timur
Air Tawar Barat
Lolong Belanti
Gurun Laweh
Surau Gadang
Kurao Pagang
Pilot Survei Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Menghadapi Bencana Gempabumi dan Tsunami di Padang 93
Sumber : BNPB Gambar 5.14 Sebaran Parameter Kebijakan Kesiapsiagaan Bencana Per Desa
94 BNPB, BPS, UNFPA
Komponen untuk menghitung parameter Timur dan Purus memiliki nilai parameter rencana tanggap darurat dapat dilihat pada
Rencana Tanggap Darurat yang termasuk Tabel 5.17 di bawah. Tabel 5.18 dan Gambar
kategori tinggi, sedangkan Desa Olo, Lolong
5.15 menunjukkan bahwa 3 desa memiliki Belanti, Ulak Karang Utara dan Guruh Laweh nilai parameter Rencana Tanggap Darurat yang
memiliki nilai parameter Rencana Tanggap termasuk kategori rendah. Desa Air Tawar Darurat yang termasuk kategori sedang.
Tabel 5.17
Nilai Paramater Kebijakan Kesiapsiagaan Bencana Per Desa
Kom ponen Rencana Tanggap Darurat Nom or Pert anyaan dalam Kuesioner
Persiapan mengamankan barang berharga
Kesediaan jalur evakuasi
Persiapan rencana penyelamatan diri dari bencana
Tabel 5.18
Nilai Paramater Rencana Tanggap Darurat Per Desa
Rencana Tanggap Darurat Desa ( RTD)
Belakang Tangsi
Ulak Karang Utara
Air Tawar Timur
Air Tawar Barat
Lolong Belanti
Gurun Laweh
Surau Gadang
Kurao Pagang
Pilot Survei Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Menghadapi Bencana Gempabumi dan Tsunami di Padang 95
Sumber : BNPB Gambar 5.15 Sebaran Parameter Rencana Tanggap Darurat Per Desa
96 BNPB, BPS, UNFPA
Tabel 5.19
Komponen Paramater Peringatan Dini Bencana dalam Kuesioner
Kom ponen Peringat an Dini Bencana Nom or Pert anyaan dalam Kuesioner Sumber informasi dan media
Pengetahuan tentang istilah dalam
penanggulangan bencana Upaya pemerintah dalam peringatan
dini bencana Kesediaan fasilitas peringatan dini
Shelter di Kantor Gubernur Padang. Sumber : BNPB
Pilot Survei Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Menghadapi Bencana Gempabumi dan Tsunami di Padang 97
Sumber : BNPB
Gambar 5.16 Sebaran Parameter Peringatan Dini Bencana Per Desa
98 BNPB, BPS, UNFPA
Dari Gambar 5.16 dan Tabel 5.20 rendah. Desa Air Tawar Barat, Ulak Karang memperlihatkan bahwa Desa Belakang Tangsi,
Utara, Lolong Belanti, Purus, dan Olo nilainya Gurun Laweh, dan Kurao Gadang memiliki nilai
termasuk kategori sedang, dan dua desa parameter peringatan dini bencana kategori lainnya termasuk kategori tinggi.
Tabel 5.20 Nilai Paramater Peringatan Dini Bencana Per Desa
Peringat an Dini Bencana Desa ( PDB)
Belakang Tangsi
Ulak Karang Utara
Air Tawar Timur
Air Tawar Barat
Lolong Belanti
Gurun Laweh
Surau Gadang
Kurao Pagang
Dalam Tabel 5.21 di bawah disajikan komponen- KKB dalam perhitungan indeks kesiapsiagaan komponen untuk menghitung parameter rumah tangga.
Tabel 5.21
Komponen Paramater Mobilisasi Sumberdaya dalam Kuesioner
Kom ponen Mobilisasi
Nom or Pert anyaan dalam
Sum berdaya
Aset yang dimiliki jika terjadi
bencana Pengalaman mengikuti
pelatihan/seminar/simulasi/
pertemuan tentang bencana Kendala untuk mengikuti
pelatihan/seminar/simulasi/
pertemuan tentang bencana
Pilot Survei Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Menghadapi Bencana Gempabumi dan Tsunami di Padang 99
Sumber : BNPB
Gambar 5.17 Sebaran Parameter Mobilisasi Sumberdaya Per Desa
100 BNPB, BPS, UNFPA
Berdasarkan parameter Mobilisasi Olo, Purus, Air Tawar Barat, dan Surau Sumberdaya, terdapat satu desa yang Gadang. Lima desa yang masuk dalam termasuk kategori tinggi yaitu Desa Air kategori tinggi adalah Desa Lolong Belanti, Tawar Timur. Empat desa lainnya termasuk
Ulak Karang Utara, Kurao Pagang, dan kategori sedang, yaitu Belakang Tangsi, Gurun Laweh.
Tabel 5.22
Nilai Paramater Mobilisasi Sumberdaya Per Desa
Desa
Mobilisasi Sum ber Daya ( MS)
Belakang Tangsi
Ulak Karang Utara
Air Tawar Timur
Air Tawar Barat
Lolong Belanti
Gurun Laweh
Surau Gadang
Kurao Pagang
Dari kelima parameter yang telah disebutkan, rumah tangga dengan menggunakan dilakukan perhitungan indeks kesiapsiagaan
formula pembobotan berikut:
IKB=35(PB)+10(KKB)+15(RTD)+25(PDB)+15(MS)
Indeks kesiapsiagaan yang diperoleh dan pengelompokan kelas indeks kemudian dikelompokkan sesuai kesiapsiagaan disajikan dalam Tabel 5.23 dengan Tabel 3.4. Hasil dari perhitungan
di bawah.
Pilot Survei Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Menghadapi Bencana Gempabumi dan Tsunami di Padang 101
Tabel 5.23
Skor Parameter Kesiapsiagaan dan Indeks Kesiapsiagaan Per Desa
Desa
Indeks Kesiapsiagaan
Kesim pulan
Belakang Tangsi
Ulak Karang Utara
Rendah
Air Tawar Timur
Sedang
Air Tawar Barat
Rendah
Lolong Belanti
Rendah
Gurun Laweh
Rendah
Surau Gadang
Sedang
Kurao Pagang
Rendah
Dari pilot survei KAP yang telah dilakukan (PB), Peringatan Dini Bencana (PDB), serta diperoleh hasil bahwa dari 5 parameter Rencana Tanggap Darurat (RTD). Sedangkan kesiapsiagaan terhadap bencana, parameter dua parameter lainnya, yaitu Kebijakan yang skornya termasuk baik adalah Kesiapsiagaan Bencana (KKB) dan Mobillisasi parameter mengenai Pengetahuan Bencana Sumberdaya (MS) masih cukup rendah.
Rumah penduduk di Agam hancur akibat gempabumi. Sumber : BNPB
102 BNPB, BPS, UNFPA
Sumber : BNPB Gambar 5.18 Sebaran Indeks Kesiapsiagaan Rumah Tangga Per Desa
Pilot Survei Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Menghadapi Bencana Gempabumi dan Tsunami di Padang 103
Secara keseluruhan, dari Gambar 5.18 kesiapsiagaan rumah tangga “rendah” terlihat dari 10 desa yang menjadi terhadap bencana. Dua desa yang wilayah survei, hanya 2 diantaranya yang
memiliki kategori kesiapsiagaan sedang memiliki kategori kesiapsiagaan rumah adalah Desa Air Tawar Timur dan Surau tangga “sedang” terhadap bencana, Gadang. sedangkan sisanya memiliki kategori
Belakang
Gurun Surau Kurao Tangsi
Air Tawar Air Tawar
Laweh Gadang Pagang
Utara Indeks Kesiapsiagaan Rumah Tangga
Sumber : Hasil Survei KAP 2013 Gambar 5.19 Grafik Indeks Kesiapsiagaan Rumah Tangga Per Desa
Gambar 5.19 di atas menunjukkan bahwa kategori sedang pun ternyata nilainya semua desa yang menjadi wilayah hanya berbeda tipis dengan batas survei masuk dalam kategori indeks kategori. Nilai indeks kesiapsiagaan kesiapsiagaan rumah tangga sedang. rumah tangga yang masih belum Bahkan dua desa yang nilai indeks memuaskan ini menjadi tugas bersama kesiapsiagaan rumah tangganya masuk
agar nilainya dapat ditingkatkan.
104 BNPB, BPS, UNFPA
Belakang
Surau Kurao Tangsi
Air Tawar Air Tawar Lolong
Gadang Pagang
Utara Indeks Kesiapsiagaan Rumah Tangga
Sumber : Hasil Survei KAP 2013 Gambar 5.20 Grafik Parameter Indeks Kesiapsiagaan Rumah Tangga Per Desa
Gambar 5.20 memperlihatkan bahwa di 8 desa, yaitu parameter yang paling tinggi adalah PDB. Sedangkan Desa Belakang Tangsi, Olo, Purus, Ulak Karang Utara,
di Desa Kurao Gadang, parameter RTD, PDB, dan MDS Air Tawar Timur, Air Tawar Barat, Lolong Belanti, dan
nilainya hampir sama dan yang paling rendah adalah Gurun Laweh; parameter PB jauh lebih tinggi dibanding
parameter KKB.
keempat parameter lainnya. Di Desa Surau Pagang,
Rumah penduduk di Agam hancur akibat gempabumi. Sumber : BNPB
Pilot Survei Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Menghadapi Bencana Gempabumi dan Tsunami di Padang 105
106 BNPB, BPS, UNFPA
Alat berat untuk mengevakuasi korban gempabumi di Padang. Sumber : BNPB
BAB 6