Pelaksanaan Program

C. Pelaksanaan Program

Perlu ditekankan bahwa sesungguhnya penyelenggaraan program pelatihan dan pengembangan sangat situasional sifatnya. Artinya, dengan penekanan pada perhitungan kepentingan organisasi dalam kebutuhan para peserta, penerapan prinsip-prinsip belajar yang telah dibahas dimuka dapat berbeda dalam aksentuasi dan intensitasnya yang p0ada gilirannya tercermin pada penggunaan teknik-teknik tertentu dalam proses belajar-mengajar. Di samping itu, suatu teknik mengajar dapat berupa pelatihan bagi bsekelompok peserta, tetapi berupa pengembangan bagi sekelompok peserta yang lain pada hal sama-sama mengikuti program yang sama.

Tepat tidaknya suatu teknik mengajar digunakan sangat tergantung pada berbagai pertimbangan yang ingin ditonjolkan seperti kehematan dalam pembiayaan, materi program, tersedianya fasilitas tertentu, preferensi dan kemampuan peserta, preferensi dan kemampuan pelatih dan prinsip-prinsip belajar yang hendak diterapkan.berikut ini adalah teknik melatih yang sudah umum dikenal dan digunakan dewasa ini

1. Pelatihan dalam jabatan, pelatihan dalam jabatan pada dasarnya berarti penggunaan teknik pelatihan dimana para peserta dilatih langsung ditempatnya bekerja. Sasarannya adalah meningkatkan kemampuan peserta latihan mengerjakan tugasnya yang sekarang. Yang bertindak sebagai pelatih bisa seorang pelatih formal, atasan langsung atau rekan sekerja yang lebih senior dan lebih berpengalaman. Para ahli pelatihan sering menggunakan teknik ini karena semua prinsip belajar telah dibahas di muka, yatu parsitipasi, repetisi, relevansi, pengalihan dan umpan balik diterapkan

Managemen SDM

2. Sistem magang, banyak organisasi yang menerapkan sistemj magang bagi para karyawannya. Pengalaman menunjukkan bahwa system magang dapat mengambil berbagai bentuk, yang penerapannya situasional.

3. Sistem ceramah, penyelenggaraan suatu program latihan dan pengembangan dengan menerapkan system ceramah dapat dikatakan sebagai salah satu system yang paling rua dan juga paling popular. Pengamatan menunjukkan bahwa tewrdapat dua alas an mengapa hal demikian terjadi. Pertama, penyelenggaraan relative murah karena ceramah dapat diikuti oleh para pegawai dalam jumlah yang relative besar. Kedua, materi pelajaran dapat dipersiapkan dengan baik oleh penceramah sebelum ceramah berlangsung dan materi tersebut dapat digunakan berulang kali, meskipun setiap kali dilakukan juga penyesuaian-penyesuaian tertentu. Ceramah dapat diberikan dengan berbagai variasi. Misalnya, tanpa Tanya jawab, dengtan Tanya jawab, tanpa atau dengan

alat peraga seperti ilm, slide, overhead projector, dan video.

170 Managemen SDM

Meskipun sangat lumrah digunakan dalam berbagai program pelatihan dan pengembangan pegawai, sesungguhnya telah terbukti bahwa cara ini merupakan cara yang paling tidak efektif. Penyebab utamanya adalah bahwa berbagai prinsip belajar yaitu,parsitipasi, repetisi, pengalihan dan umpan balik nyaris tidak diterapkan.

4. Pelatihan vestibule, adalah metode pelatihan untuk meningkatkan keterampilan, terutama yang bersifat teknikal, ditempatkan pekerjaan, akan tetapi tanpa mengganggu kegiatan organisasi sehari-hari. Skenario penggunaan adalah sebagai berikut: organisasi menyediakan lokasi tertentu dalam organisasi untuk meniru kegiatan-kegiatan yangberlangsung dalam organisasi yang bersangkutan. Akan tetapi karena lokasi meniru itu disediakan khusus, kegiatan- kegiatan yang sebenarnya tidak terganggu sama sekali

5. Role-playing, metode ini sering digunaakan apabila sasaran pelatihan bukan terutama peningkatan keterampilan, melainkan yang menyangkut keperilakuan, terutama yang berwujud kemampuan menumbuhkan sikap empati dan melihat suatu dari kaca mata orang lain. Teknik penggunaan adalah dengan mengharuskan peserta pelatihan terlibat dalam suatu permainan dimana seseorang memainkan peranan pihak lain tertentu yang memiliki kepentingan yang seolah-olah bertolak belakang dengan kepentingan sendiri.

6. Studi kasus, penggunaan studi kasus dewasa ini sering digunakan sebagai metode pelatihan, terutama bagi para manager atau calon manajer yangt kemampuannya mengambil keputusan dan/atau memecahkan masalah merupakan sasaran pokok. Penggunaan studi kasus sebagai

Managemen SDM

7. Stimulasi teknik ini merupakan suatu bentuk pelatihandengan menggunakan suatu alat mekanikal yang identik betul dengan alat yang akan digunakan oleh peserta pelatihan dalam tugasnya

8. Pelatihan laboratorium. Apabila manajemen merasa bahwa tukar menukar pengalaman, pemahaman persaan, perilaku, persepsi dan reaksi orang lain dalam berinteraksi dalam pekerjaan, teknik pelatihan yang dipandang tepat untuk digunakan adalah salah satu bentuk pelatihan laboratorium seperti pelatihan kepekaan (sensitivity training) dan teknik- teknik lain yang sejenis

9. Belajar sendiri, banyak organisasi yang mendorong para karyawannya untuk belajar sendir, akan tetapi tatap terkendali melalui proses belajara yang terprogram. Da;lam penggunaaan teknik ini, organisasi ,mempersiapkan bahan pelajaran yang berbentuk seperti buku pedoman, buku petunjuk, video atau disket yang kesemuanya mengandung bahan-bahan pelajaran yang dianggap penting dikuasai oleh para pegawai