PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS VIIIC SMP MUHAMMADIYAH 1 TERNATE TAHUN AJARAN 2015/2016

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS VIIIC SMP MUHAMMADIYAH 1 TERNATE TAHUN AJARAN 2015/2016

Herniati

SMP Muhammadiyah 1 Kota Ternate. Jalan. Melati Bastiong, Bastiong Karance 97716 Ternate

e- mail: [email protected]

ABSTRAK . Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatkan penguasaan konsep siswa kelas VIII C SMP Muhammadyah 1 Kota ternate pada tekanan dengan penerapan model pembelajaran berbasis masalah. Desain penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Adapun subjek penelitian adalah siswa kelas VIII C dengan jumlah siswa 25 orang. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal- soal tes dalam bentuk essay pada tahap evaluasi, lembar observasi untuk guru dan siswa serta lembaran angket. Pada siklus I terdiri atas 10 soal essay penguasaan konsep dengan jumlah skor total 65 dan pada siklus

II terdiri dari 10 soal essay penguasaan konsep dengan jumlah skor total 54 . Setelah data dianalisis secara deskriptif, diperoleh pada siklus I aktivitas siswa rata-rata 65,00%, aktivitas guru 70,37% dan jumlah siswa yang tuntas penguasaan konsep sebanyak 17 orang atau 68,00% . Pada siklus II data yang diperoleh, aktivitas siswa meningkat menjadi 80,37%, aktivitas guru 85,19% dan jumlah siswa yang tuntas penguasaan konsep sebanyak 20 orang atau 80 % . Hal ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa pada konsep tekanan secara signifikan.

Kata Kunci: Model Pembelajaran Berbasis Masalah; Penguasaan Konsep, Tekanan

ABSTRACT. The purpose of this study is to find out the increase in mastery of the concept of students class VIIIC SMP Muhammadyah 1 Cities in the pressure with the application of problem-based learning model. The design of this study is a classroom action research (Classroom Action Research). The subject of research is the students of class VIIIC with the number of students 25 people. This study was conducted in two cycles. The instruments used in this study are test questions in the form of essays at the evaluation stage, observation sheets for teachers and students and questionnaires. In the first cycle consists of 10 essay mastery of the concept with a total score of 65 and in cycle II consists of 10 essay mastery of the concept with a total score of 54. After the data were analyzed descriptively, it was obtained on the first cycle of student activity average 65,00%, teacher activity 70,37% and total of student which mastered the concept conception 17 people or 68,00%. In cycle II data obtained, student activity increased to 80.37%, teacher activity 85.19% and the total number of students who mastered the concept of 20 people or 80%. This shows that the application of problem-based learning model can improve students' concept mastery on the concept of pressure significantly student activity increased to 80.37%, teacher activity 85.19% and the total number of students who mastered the concept of 20 people or 80%. This shows that the application of problem-based learning model can improve students' concept mastery on the concept of pressure significantly .

Keywords: Problem-Based Learning Model, Mastery Concept, Pressure

Jurnal Penelitian Humano, Vol. 8 No. 2 Edisi Khusus Hari Guru (November) 2017

PENDAHULUAN

banyak ditemukan guru mengajarkan konsep yang dimulai dengan mengajarkan rumus-

Ilmu Pengetahuan Alam merupakan rumus , selalu berpusat kepada guru dan tidak

studi mengenal alam sekitar, dalam hal ini menggunakan metode yang bervariatif.

berkaitan dengan cara mencari tahu tentang Pada pembelajaran konsep tentang

alam secara sistematis sehingga IPA bukan tekanan , materi ini terdiri atas tekanan zat cair, hanya penguasaan kumpulan pengetahuan

tekanan zat padat dan tekanan gas. Konsep ini yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep

merupakan pembelajaran yang mengutamakan atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga

pengalaman belajar di Laboratorium maupun merupakan suatu proses penemuan.

pembelajaran langsung, maupun pendekatan Pembelajaran IPA diarahkan untuk mencari

kontekstual agar sesuai dengan kehidupan tahu dan berbuat sehingga membuat siswa sehari-hari siswa , namun hal ini diabaikan oleh guru. Guru masih saja menyampaikan materi ini

lebih aktif dalam mengembangkan

dengan metode ceramah.

sejumlah pengetahuan yang menyangkut Menurut Joice dan Weil (Sumiati & keterampilan memecahkan masalah dan Asra, 2007: 3), pembelajaran pada aplikasinya. hakekatnya merupakan suatu proses yang Tujuan pembelajaran IPA di SMP kompleks (rumit), namun dengan maksud disebutkan bahwa pembelajaran dilakukan yang sama, yaitu memberi pengalaman secara inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan belajar kepada siswa sesuai dengan tujuan. kemampuan berpikir, bersikap dan Tujuan yang hendak dicapai sebenarnya, bertindak ilmiah serta berkomunikasi, serta merupakan acuan dalam penyelenggaraan meningkatkan pengetahuan, konsep, dan proses pembelajaran. Kenyataan yang keterampilan berpikir. Seperti pernyataan dijumpai dalam praktek seringkali Rustaman (2011: 47) bahwa pembelajaran

bahwa proses berbasis inkuiri memberi peluang peluang pembelajaran yang dilaksanakan oleh pada siswa untuk terus mengembangkan seorang guru menunjukkan keadaan yang potensi diri secara optimal, baik dari sisi begitu-begitu saja dari hari ke hari, keadaan kognitif,

seperti ini memberi petunjuk bahwa guru psikomotorik Pembelajaran IPA di SMP masih yang bersangkutan kurang menyadari berorientasi pada hasil bukan berorientasi pada pentingnya tujuan sebagai acuan proses

produk dan proses. Selama observasi dilakukan oleh peneliti

pembelajaran untuk materi pembelajaran di kelas VIII untuk pembelajaran IPA , masih

apapun yang diajarkan.

Pendidik yang memposisikan siswa bergabung, d). Tidak berani memberikan sebagai obyek belajar, bukan sebagai

pendapat kepada temannya, e). Siswa kalau individu yang harus dikembangkan potensi

diberikan PR alasannya lupa padahal pada yang dimiliki dalam proses pembelajaran

dasarnya dia tahu hanya mengalami IPA di kelas. Hal ini dapat menghambat

kesulitan dalam menyelesaikan sosl-soal potensi siswa, dan dalam keadaan tersebut

yang diberikan oleh guru, f). Guru terlalu siswa hanya mendengarkan penjelasan

monoton di kelas jadi pembelajaran guru di depan kelas, sehingga mudah sekali

berpusat pada guru, dan g). Guru dalam siswa merasa bosan dengan materi yang

pembelajaran materi tekanan tidak diberikan. Akibatnya, siswa tidak paham

memiliki media akibatkan siswa menerima dengan apa yang baru saja disampaikan

materi dengan cara menghafal tanpa oleh guru. Hal ini disebabkan kebanyakan

memahami tentang arti makna dari belajar guru menerapkan model pembelajaran yang

IPA.

mendominasi guru di dalam kelas. Dampak dari kesulitan-kesulitan Point paling penting pada konsep

belajar tadi hasil atau nilai belajar IPA tidak tekanan , guru harus menjelaskan beberapa

bias mencapai KKM, rata- rata nilai pada perhitungan dasar tentang besaran dan satuan

materi tekanan untuk tiga tahun terakhir di sebelum masuk ke materi tersebut. Selain itu

SMP Muhammadiyah 1 Kota Ternate tidak materi tentang tekanan Gas juga prosesnya

mencapai angka 55 dibawah angka 55. masih

Berdasarkan latarbelakang masalah inilah pembelajarannya harus menggunakan media maka peneliti menetapkan pemecahan dan teknologi informasi/komputer sebagai

msalah yakni upaya meningkatkan pengantar, namun guru tidak memiliki media

dengan alasan tidak memiliki skill. penguasaan konsep siswa dan keterampilan Secara umum ditemukan kesulitan-

berpikir kreatif melalui problem based kesulitan pembelajaran IPA bagi siswa

learning pada topik tekanan ini. Dalam misalnya: a). siswa kurang fokus kepada

peneitian ini juga peneliti mencoba guru pada saat pembelajaran berlangsung,

merancang cara untuk mengembangkan b). siswa merasa pembelajaran IPA banyak

pembelajaran yang menarik, inovatif, rumus-rumus yang sangat susah, c). Siswa

kreatif, sehingga merangsang pembelajaran menyangkal

kreatif siswa. Hakekat dan tujuan dari berkolaborasi,sering bekerja hanya siswa-

pembelajaran IPA itu sendiri adalah siswa siswa tertentu yang lainnya tidak mau

dapat menggunakan ilmu pengetahuan yang dapat menggunakan ilmu pengetahuan yang

Rumusan Masalah dalam penelitian ini siswa di dalam kelas dilakukan secara adalah:

”Apakah

heterogen dengan kategori kemampuan pembelajaran

penerapan

model

siswa yang bervariasi. Karakter siswa di meningkatkan penguasaan

konsep dan

dalam kelas VIII C SMP Muhamadiyah 1

keterampilan berpikir kreatif siswa kelas VIII C

rata-rata memiliki SMP Muhammadiyah 1 Kota Ternate pada kemampuan berkomunikasi yang baik

Kota

Ternate

konsep tekanan?” namun dari sisi cara memilih bacaan itu

Tujuan penelitian tindakan yang ingin masih sulit. Sebagian besar siswa merasa

dicapai dalam penelitian ini adalah: untuk mengetahui peningkatan penguasaan konsep

IPA merupakan pelajaran yang sangat dan keterampilan berpikir kreatif siswa kelas

menakutkan sehingga rasa takut lebih besar VIII C SMP Muhammadiyah 1 Kota Ternate

dari pada kenyataan yang biasa mereka pada konsep tekanan dengan menerapkan

hadapi. Dari 12 siswa perempuan rata-rata model pembelajaran berbasis masalah.

penglihatan mereka agak terganggu sehingga guru perlu membantu mereka

METODE PENELITIAN

dengan jalan mengatur kelas dan cahaya

1. Setting Penelitian

untuk kenyamanan belajar mereka. Penelitian ini merupakan penelitian

3. Tempat dan waktu penelitian

tindakan kelas yang dilaksanakan selama Penelitian ini dilaksanakan di kelas

dua siklus. Dalam rancangan ini peneliti

VIII C SMP Muhammadiyah 1 Kota Ternate mengikuti desain penelitian dari Mac

sejak 1 pebruari 2016 sampai 4 april 2016. Taggart. Tahapan penelitian ini terdiri dari

Penelitian dilaksanakan sebagai upaya perencaanan, tindakan, observasi dan

memperbaiki kondisi dan kualitas refleksi. Selanjutnya bersama observer

pembelajaran sehingga kelas yang dipilih peneliti menerima hasil refleksi kegiatan

adalah tempat peneliti mengajar. pembelajaran dan kemudian melakukan

4. Tahapan Siklus Penelitian

perubahan-perubahan pada tahap siklus Penelitian tindakan kelas ini

selanjutnya. dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus

2. Subyek penelitian

merupakan suatu alur proses kegiatan yang Penelitian ini dilaksanakan di kelas

meliputi

perencanaan (planning),

VIII C dengan jumlah siswa 25 dengan VIII C dengan jumlah siswa 25 dengan

b. Mempersiapkan kelas agar lebih (observing), dan refleksi (reflecting).

kondusif.

c. Memotivasi siswa dan memberikan tindakan kelas menurut John Elliot maka

Berdasarkan model siklus penelitian

pertanyaan.

langkah langkah penelitian dibagi dalam

d. Menyampaikan topik dan tujuan empat tahap yaitu:

pembelajaran.

1. Perencanaaan (Planning)

e. Membagikan siswa dalam beberapa Kegiatan yang dilakukan pada tahap

kelompok.

ini adalah: a) Mengadakan studi

f. Guru membagikan LKS kepada pendahuluan melalui observasi; b)

setiap kelompok dan menjelaskan Menyusun perangkat pembelajaran yang

petunjuk pengerjaannya. terdiri

g. Siswa diminta untuk mengerjakan pembelajaran, Lembar observasi sebagai

LKS dan mendiskusikannya dalam pedoman pengamatan, Menyiapkan materi

kelompok.

tekanan berupa LKS; Menyusun alat

h. Membantu siswa mendefinisikan evaluasi pembelajaran; Dilaksanakan uji

dan mengorganisasikan tugas-tugas coba soal pada kelas yang lain dengan

yang berhubungan dengan masalah jumlah soal 10 ; serta dianalisis hasil uji

yanga ada pada LKS. coba soal yang meliputi: validitas soal,

Guru Mendorong peserta didik reliabilitas soal, tingkat kesukaran dan daya

i.

untuk mengumpulkan informasi pembeda soal.

yang di butuhkan. 2.Tahapan Tindakan

j. Siswa melaksanakan eksperimen Tahap pelaksanaan tindakan berupa

penyelidikan untuk penerapan

dan

penjelasan dan didasarkan

pemecahan masalah yang ada pada menggunakan model pembelajaran berbasis

k. Guru membantu siswa dalam pembelajaran berbasis masalah sebagai

Langkah-langkah

model

memecahkan dan menyiapkan berikut:

laporan dan membantu

a. Membuka kegiatan pembelajaran mereka untuk berbagi tugas dengan dan membaca doa.

sesama temannya.

l. Memberikan kesempatan kepada ibu Riyana M.Jen, S.Pd dan ibu Hadjer masing-masing kelompok untuk

Mustari, S.Pd

mempresentasikan hasil diskusi

6. Teknik Validasi data

mereka. Uji coba dilakukan setelah perangkat m. Membantu siswa untuk melakukan

tes disusun, untuk mengetahui validitas, refleksi atau evaluasi terhadap

tingkat kesukaran soal, daya beda soal, dan proses dan hasil penyelidikan yang

reliabilitas. Setelah perangkat tes diuji mereka lakukan.

cobakan, langkah selanjutnya dilakukan n. Menutup pembelajaran

analisis dengan tujuan supaya instrumen

yang dipakai untuk memperoleh data Teknik pengumpulan data dalam penelitian

5. Teknik Pengumpulan Data

sebenar-benarnya.

ini adalah sebagai berikut: Selanjutnya data dimasukkan ke

a. Tes tertulis dalam bentuk bagan, matrik dan grafik, Evaluasi di gunakan untuk mengetahui

maka tindak lanjut peneliti adalah mencari dan mengukur seberapa besar hasil belajar

konfigurasi yang mungkin menjelaskan alur IPA siswa, mengukur keberhasilan dan

sebab akibat dan sebagainya. Kesimpulan efisiensi pembelajaran yang di lakukan

harus senantiasa diuji selama penelitian serta seberapa jauh siswa menyerap materi

berlangsung (Miles dan Huberman, 1992: pelajaran yang telah disampaikan. Evaluasi

ini dilakukan pada akhir siklus setelah

HASIL DAN PEMBAHASAN

proses pembelajaran selesai. Jumlah soal

1. Penguasaan Konsep pada Siklus I

yang akan digunakan dalam kegiatan ini

tabel diatas adalah lima belas soal.

Berdasarkan

menunjukkan

bahwa siswa yang

b. Observasi memperoleh nilai 60 - 64 sebanyak 3 orang

Observasi dilakukan untuk mengamati atau 12 %, yang memperoleh nilai 65 – 69 kegiatan guru dan siswa dalam proses

sebanyak 4 orang atau 16 %, yang pembelajaran. Observasi dilaksanakan

memperoleh nilai 70 –74 sebanyak 8 %, dan siswa secara langsung yang berarti

sebanyak 11 orang memperoleh nilai 75 – mengadakan pengamatan secara langsung

79 atau 44 %, sebanyak 3 orang terhadap subjek yang diteliti. Dalam

memperoleh nilai 80 – 84 atau 12 %, dan 2

orang memperoleh nilai 85 –89 atau 8 %. guru/teman sejawat sebagai observer yaitu

penelitian ini digunakan 2 orang

Total siswa yang mencapai KKM sebanyak

64 %. Nilai-nilai di atas Jika semangat! kemudian Guru meminta siswa divisualisasikan dalam bentuk diagram

untuk maju melakukan simulasi atau batang sebagai berikut:

berlomba

menghabiskan minuman

berkarbonasi dalam gelas menggunakan sedotan.

Series1

Guru menyampaikan bahwa lomba

ini

ada

aturannya. Siswa yang

menghabiskan lebih dahulu, dialah

pemenangnya. Ada perwakilan kelompok

60 -64 65 - 69 70 - 74 75 - 79 80 - 85 86 - 90

bertanya dapat hadiah uang bu? Guru

menjawab tepuk tangan saja, kan udah

Gambar 1. Peningkatan Penguasaan

dapat minuman. Guru memberikan aba-aba

Konsep Siswa pada Siklus I

dalam hitungan ketiga siswa baru dapat ijin Selanjutnya pada pertemuan 2 dilaksanakan

memulai pertandingan minum. Siswa pada 11 pebruari 2016. Guru memasuki

segera meminum minuman yang telah ruangan kelas tampak siswa telah duduk

tersaji tapi ada yang mengalami kesulitan dalam

menyedot minuman, hingga ada beberapa Kemudian

kelompok

masing-masing.

siswa yang berusaha untuk melepas Assalamualaikum anak-anak. lalu dijawab

sedotan. Guru segera mengingatkan jangan anak-anak

curang ya? Setelah itu siswa diminta selanjutnya guru menanyakan kabar, Apa

menceritakan pengalamannya masing- kabar anak-anak? dijawab, Subhanallahu

masing ketika menyedot minuman tadi. walhamdulillah Allahu Akbar Luar biasa.

Salah satu siswa bernama Gustiawan Guru bertanya lagi, anak-anak apa slogan

pendapat. Gustiwan kita? mereka serempak menjawab, SMP

menyatakan

berkomentar, Bu, rasanya seperti ada yang Muhammadiyah….beriman,

tersumbat. Susah sekali menyedot minuman berprestasi!

berilmu,

ke mulut saya. Siswi yang lain bernama Guru berkata lagi, anak-anak kalau ibu

Miftakhul Janah berpendapat, Bu, menurut berkata, semangat siang?, kalian harus

saya sedotannya membuat saya susah menjawab, tetap semangat.

menyedot miunuman. Boleh tidak saya mengulangi pernyataannya, semangat

Guru

minum langsung dari gelas? Teman- siang? Serentak siswa menjawab, Tetap

temanya tertawa. Lain lagi pendapat

Nasrun. Menurut Nasrun, kayaknya Setelah itu guru mengajak siswa berdoa sedotannya tersumbat Bu. Tadi saya nekat

sebelum memulai pembelajaran. minum langsung dari gelas, karena saya

Langkah Apresepsi/motivasi: guru meminta ingin menang. Susah sekali minum dengan

siswa untuk menggambar angka dengan sedotan tadi. Mengapa ya Bu? Saya ingin

angka dari 0 sampai 5 dengan pinggang. tahu dan penasaran. Guru model dan teman-

Selanjutnya guru menyajikan slide temannya di kelas tampak mengangguk

power point dan menyampaikan tujuan kepala tanda setuju.

pembelajaran/standar

Kompetensi / kompetensi dasar. Pada materi tekanan pada zat cair. Guru bertanya apakah siswa pernah berenang di air dan pernah merasakan sakit di dada jika berenang terlalu lama di laut. Hal ini akibat dari

adanya tekanan pada air. Penerapan

Gambar 2. Membangun Konsep Siswa Tentang Apa dan Bagaimana Tekanan

tekanan dapat dilihat pada pembuatan

Zat Cair

bendungan yang dibuat lebar di bawah

untuk mengurangi tekanan pada zat cair. Guru kemudian meminta salah satu Guru membagikan toples dan ikan dalam siswa untuk melakukan demonstrasi. Guru

kelompok siswa. Guru meminta siswa meminta siswa mengisi air ke dalam botol

mengukur tinggi toples (disebut tinggi yang telah dilubangi sebelumnya sebanyak toples dan disebut h toples). Kemudian guru tiga titik. Siswa bernama Nasrun mengisi

meminta siswa mengukur tinggi permukaan air terus –menerus ke dalam botol. Guru air (h permukaan air). Maka untuk bertanya, apakah air dapat naik dan dapat

mengukur tinggi kedalaman ikan diperoleh memenuhi botol? Siswa serempak dari tinggi permukaan toples dikurangi menjawab, tidak bisa bu. Guru lalu

tinggi permukaan air. Untuk mencari menjawab, Mengapa air dapat keluar

jumlah tekanan Hidrostatik yang dialami melalui lubang ini? (sambil menunjuk ke air ikan, maka informasi yang harus tersedia yang keluar dari lubang di botol). Nah anak-

adalah gravitasi bumi, jumlah tekanan anak penyebab air tidak bisa memenuhi

kedalaman ikan serta masaa jenis air. Pada botol yakni adanya tekanan. Hari ini kita

tahap ini tampak siswa mampu menghitung akan belajar tentang bagaimana tekanan air tinggi permukaan toples dan permukaan air (hidrostatik) pada zat cair? tahap ini tampak siswa mampu menghitung akan belajar tentang bagaimana tekanan air tinggi permukaan toples dan permukaan air (hidrostatik) pada zat cair?

Bagaimana jika ukuran selang di perbesar? yang dialami ikan, tampak banyak siswa yang berkeliling ruangan untuk bertanya kepada kelompok lain. Beberapa siswa tampak enggan mengerjakan tugas ini karena guru model langsung melanjutkan

presentasi untuk slide berikutnya dan tidak

Gambar 3. Demonstrasi tentang Bejana

mendampingi siswa untuk menyelesaikan

Berhubungan

soal sebelumnya.

Guru menyajikan pemecahan masalah Siswa tampak belum memahami pada konsep bejana berhubungan dengan tentang satuan hitung dari kilometer ke cara menyajikan contoh soal pada slide hectometer ke dekameter atau ke meter powerpoint dan menyelesaikannya bersama lalu ke centimeter. Adapaun sebaliknya

siswa.

Centimeter ke meter harus dibagi 100 pun Pada akhir sesi sajian materi, guru

siswa belum bisa menggunakannya secara menyelesaikan tekanan hidrostatik bersama tepat. Tampak siswa begitu bingung, sangat siswa. Hanya satu kelompok yakni lemah konsepnya tentang besaran dan kelompok IV yang dapat menyajikan satuan, serta perhitungan dasar matematika. pekerjaannya dalam penyelesaian masalah Hal ini menjadikan kelas pasif pada saat tersebut. Guru meminta siswa untuk menyelesaikan permasalahan ini. meninjau kembali hasil pekerjaannya Guru langsung menjelaskan tentang terutama tentang perhitungan tekanan tekanan pada bejana berhubungan. hidrostatik yang memakai persamaan Beberapa siswa diminta untuk ke depan

tekanan.

kelas dan melakukan demonstarsi dengan Tahapan pelaksanaan pada pertemuan

menambahkan dua jenis zat cair yang tiga ini berupa penerapan kegiatan berbeda pada selang (bejana berhubungan). pembelajaran yang dilaksanakan sesuai Zat cair yang digunakan adalah minyak

dengan menggunakan model dan air. Guru menyajikan pertanyaan apa pembelajaran berbasis masalah. yang terjadi jika salah satu ujung selang dari Langkah-langkah model pembelajaran bejana berhubungan ditutup? Kemudian berbasis masalah sebagai berikut: apa yang terjadi jika dua jenis zat cair

RPP

Guru membuka kegiatan pembelajaran dan mengorganisasikan tugas-tugas yang meminta siswa membaca doa. seterusnya

berhubungan dengan masalah yanga ada guru mempersiapkan kelas agar lebih

pada LKS.

kondusif. Guru Memotivasi siswa dan Guru Mendorong peserta didik untuk memberikan pertanyaan tentang materi

mengumpulkan informasi yang dibutuhkan. yang telah dipelajari pada pertemuan lalu.

eksperimen dan Karena pembelajaran pada pertemuan lalu

Melaksanakan

penyelidikan untuk mengadakan penjelasan belum maksimal guru mengulangi kembali

dan pemecahan masalah yang ada pada dan mengajak siswa untuk menyanyikan

LKS

lagu kilometer hectometer dekameter dan Setiap kelompok di beri kesempatan meter, desimeter sentimeter paling bawah

untuk mempresentasikan hasil kerja millimeter,

kelompoknya. guru memberi penguatan dan dekameter dan meter, desimeter sentimeter

kilometer

hectometer

member penghargaan pada kelompok yang paling bawah millimeter, naik satu bagi 10

Guru menutup naik 2 bagi seratus kalau 3 naik turunnya

kinerjanya

baik.

pembelajaran dengan mengingatkan pada bagi kali seribu. Setelah itu guru

siswa untuk memgulangi soal – soal latihan. menyampaikan sub pokok bahasan bejana

Tahap Refleksi pada Siklus I ditemukan berhubungan dan tujuan pembelajaran

bahwa:

yaitu: 1) Menjelaskan penerapan Hukum 1. Guru kurang sistematis dalam proses Bejana

Menyelesaikan soal yang disajikan dalam 2. Guru bisa memfokuskan perhatian anak LKS.Di awal pertemuan Guru membagi dengan simulasi lomba menghabiskan minuman melalui sedotan

LKS pada setiap kelompok dan 3. Siswa termotivasi untuk belajar terlihat dari menjelaskan petunjuk pengerjaan dalam antusias siswa untuk melakukan percobaan LKS.

(Nasrun)

Siswa berdiskusi dalam kelompoknya 4. Siswa belum memahami simbol-simbol

untuk menyelesaikan soal tentang hukum tinggi permukaan zat cair (h air ), tekanan bejana berhubungan. Membantu siswa

kedalaman zat cair(PH), simbol massa jenis dalam memecahkan dan menyiapkan

zat cair (Ƿ), simbol percepatan gravitasi (g) laporan dan membantu mereka untuk

5. Siswa belum menguasai hitungan dasar berbagi tugas dengan sesama temannya.

matematika (perkalian, pembagian) Guru Membantu siswa mendefinisikan dan

6. Penilaian hasil belajar siswa belum maksimal 6. Penilaian hasil belajar siswa belum maksimal

7. Guru belum maksimal membimbing siswa

Berdasarkan hasil pengamatan dan Hasil evaluasi setelah pembelajaran

hasil evaluasi pada siklus II, maka kegiatan penguasaan konsep pada siklus pertama

Dalam proses pembelajaran siswa sudah belum maksimal. Untuk memperbaiki

terbiasa dengan model pembelajaran kelemahan

berbasis masalah. Hal ini dapat dilihat dari pelaksanaan

data hasil observasi siswa meningkatnya perencanaan

kemapuanberpikir kreatif rata-rata 65,00% memperhatikan

menjadi 80,37% pada siklus kedua. memberikan motivasi kepada siswa agar

pengelolaan

kelas,,

Meningkatnya aktivitas dalam proses lebih aktif lagi dalam pembelajaran,lebih

didukung oleh jelas

belajar

mengajar

meningkatnya aktivitas guru dalam pembelajaran dengan menerapkan model

memperbaiki dan meningkatkan suasana pembelajaran

belajar. Guru intensif dalam membimbing membimbing siswa dalam mengerjakan

berbasis

masalah,

siswa dan memberikan kejelasan materi latihan soal

sehingga siswa lebih antusias dalam

2. Kegiatan Siklus II

bertanya dan mampu menjawab pertanyaan Perencanaan

dari guru maupun temannya serta dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran

tindakan

yang

keberanian siswa dalam me jelaskan materi pada siklus II sebagai berikut: Guru

yang diringkasnya dalam kelas. Hal ini menyajikan pembelajaran untuk topic

dapat dilihat dari observasi aktivitas guru Tekanan zat padat dan gas. Guru lebih

meningkat dari 73,33% pada siklus pertama memperhatikan

menjadi 86,67% pada siklus kedua. Memberikan motivasi kepada siswa agar lebih aktif lagi dalam pembelajaran. Lebih jelas

pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah. Membimbing siswa

dalam mengerjakan tugas.

Gambar 4. Peningkatan Penguasaan Konsep Siswa pada Siklus 2 Gambar 4. Peningkatan Penguasaan Konsep Siswa pada Siklus 2

PEMBAHASAN

siswa yang tuntas (80,00%) dari 25 penelitian pada siklus pertama kemampuan

siswa.

siswa dalam memahami materi pada konsep Adapun aktivitas siswa dalam tekanan, masih dikategori rendah. Hal ini

pembelajaran pada siklus I dan II, dapat dilihat dari hasil tes yang dilakukan

berdasarkan hasil pengamatan serta analisis siswa yang tuntas penguasaan konsep

siklus I dan siklus II dalam proses belajar berjumlah 16 siswa atau 64,00% sedangkan

mengajar

mengalami peningkatan

9 siswa yang tidak tuntas atau 36,00% dari berdasarkan pengamatan oleh observer, jadi

25 siswa. Hal ini menunjukan bahwa aktivitas siswa dalam proses belajar penguasaan konsep dan kemampuan

mengajar siklus I ke siklus II mengalami pemahaman konsep siswa berada pada

peningkaan yang sangat signifikan. kategori rendah. Dari hasil diatas, ada berapa aspek

KESIMPULAN SARAN

yang sangat mempengaruhi penguasaan Berdasarkan hasil penelitian yang telah konsep diantaranya sebagai berikut:

dilakukan oleh peneliti maka kesimpulan

a. Terdapat 9 - 10 orang siswa yang belum yang dibuat oleh para siswa adalah: mampu menyesuaikan diri dengan

1. Pembelajaran berbasis masalah dapat model pembelajaran berbasis masalah.

meningkatkan penguasaan konsep siswa

b. Pada saat pembelajaran siswa masih

secara signifikan.

kurang aktif dalam proses belajar

2. Pada soal no 2,3, dan 4. Hasil penelitian mengajar.

ini menunjukkan bahwa prestasi anak

c. Terdapat kesulitan yang dialami siswa mencapai kategori sangat tinggi dalam mengungkapkan gagasannya,

3. Untuk soal ini siswa diminta untuk karena kurangnya keberanian untuk

merinci pengetahuan mereka tentang bertanya.

tekanan zat cair,padat dan gas dikaitkan

d. Pelaksanaan siklus II penguasaan konsep dengan hokum Archimedes dan Pascal. siswa pada sub konsep tekanan

SARAN

menunjukan bahwa tingkat penguasaan

1. Dalam penelitian ini guru diasarankan siswa memuaskan (tuntas). Hal ini dapat

untuk memperhatikan dan mendampingi dilihat dari hasil tes yang dilakukan

siswa untuk memberikan macam- terdapat penguasaan konsep sebanyak 5 siswa untuk memberikan macam- terdapat penguasaan konsep sebanyak 5

TEKANAN (Doctoral masalah yang disajikan guru di kelas. dissertation, Universitas Pendidikan

2. Guru harus dapat membagi waktu

Indonesia).

dengan baik karena dalam merancang

berpatokan kepada tujuan pembelajaran

yang akan dicapai oleh peserta didik