I.2 I.4 I.5 C1

Jurna l Ilmia h Ilm u-Ilm u Pe rta nia n Ag riso l... Vo l. 4, No . 1 Juni 2005 12 Pb = Pendapatan bersih per hektar. HASIL DAN PEMBAHASAN ari hasil analisis optimasi dapat diketahui bahwa hanya petani golongan III luas lahan 1,58 hektar di kawasan penyangga TNGL yang dapat mencapai hasil sama atau melebihi standar kebutuhan hidup layak KHL terutama pada subskenario 2 untuk semua skenario utama Tabel 1 dan 2 serta semua subskenario pada skenario utama III dan IV Tabel 2. Subskenario 5 pada skenario utama II juga mendapatkan hasil melebihi kebutuhan hidup layak Tabel 1. Hasil penelitian Abdul-Rauf 2004 bagian analisis lain dari rangkaian kajian ini dapat diketahui bahwa kebutuhan hidup layak KHL bagi petani di kawasan penyangga TNGL Kabupaten Langkat, dengan 5 orang anggota keluarga, sebesar Rp. 10.000.000,-. Meskipun hampir seluruh skenario pada petani golongan III dapat mencapaimelampaui targettujuan kebutuhan hidup layak namun bila ditinjau dari erosi yang terjadi maka hanya subskenario 2 dan 5 yang dapat memenuhi tingkat ketercapaian tujuantarget yang diinginkan. Ketercapaian tujuan pada subskenario 2 dan 5 tersebut dapat diketahui karena persen penyimpangan atau deviasi d memiliki nilai negatif hingga nol yang berarti erosi yang terjadi lebih kecil atau sama dengan erosi yang dapat ditoleransikan 31, 25 thathn. Sementara pada subskenario 1, 3 dan 4 pada semua skenario utama untuk petani golongan III ini menghasilkan erosi yang jauh lebih tinggi 257-299 dari erosi yang dapat ditoleransikan Tabel 1 dan 2. Selanjutnya bila ditinjau dari tenaga kerja yang diperlukan maka subskenario 5 memerlukan tambahan tenaga kerja cukup banyak sekitar 300-430 HOK sementara pada subskenario 2 hanya sekitar 67-68 HOK dari tenaga kerja keluarga yang tersedia. Tabel 1. Tingkat ketercapaian tujuan optimasi penggunaan lahan pada sistem agroforestri di kawasan penyangga TNGL Kabupaten Langkat, untuk petani Golongan III pada skenario utama I dan II, subskenario 1-5. Prioritas Tujuan Tujuan Target Tingkat Ketercapaian TujuanTarget pada Skenario

I.1 I.2

I.3 I.4 I.5 C1

C2 C3 C4 C5 1,58 31,25 10.000.000 1 .700.000 630 1,58 124,77 + 299,27 8.762.000 - 12,38 3.400.000 - 100,00 1.106,72 - 75,67 1,58 31,25 13.133.000 + 31,33 2.103.070 - 23,71 697,22 - 10,67 1,58 124,77 + 299,27 8.751.000 - 12,49 3.400.000 - 100,00 1.030,11 - 63,51 1,58 124,77 + 299,27 9.620.000 - 3,8 3.400.000 - 100,00 1.106,72 - 75,67 1,58 16,85 - 46,08 9.771.000 - 2,29 1,620,780 + 4,66 968,76 + 57,34 II.1 II.2 II.3 II.4 II.5 D Pe ng g una a n La ha n O p tim a l d e ng a n Siste m Ag ro fo re stri... Ab d ul Ra uf C1 C2 C3 C4 C5 1,58 31,25 11.200.000 1.700.000 630 1,58 ha 124,77 + 299.27 4.906.720 - 56,19 3.400.000 - 100,00 1.106,72 - 75,67 1,58 ha 31,25 13.133.120 + 17,26 2.107.320 - 23,96 697,22 - 10,67 1,58 ha 124,77 + 299,27 4.906.720 - 56,19 3.400.000 - 100,00 1.030,11 - 63,51 1,58 ha 124,77 + 299.27 5.397.280 - 51,81 3.400.000 - 100,00 1.106,72 - 75,67 1,58 ha 17,30 - 44,64 10.659.040 - 4,83 1.503.990 + 11,53 933,79 + 62,89 C1 = Kendala ketersediaan lahan ha; C2 = Tujuan laju erosi Etol thathn; C3 = Tujuan pendapatan yang dapat memenuhi kebutuhan hidup layak Rpthn; C5 = Tujuan modal usaha milik petani Rpthn; C6 = Tujuan penggunaan tenaga kerja keluarga HOKthn. Angka dalam merupakan penyimpangan untuk mencapai tujuantarget nilai nol : tujuantarget tepat tercapai; nilai negatif: tujuantarget tidak tercapai; nilai positif : tujuantarget terlampaui. Meskipun pada subkenario 2 memerlukan tambahan modal sekitar 24 atau sebesar Rp. 408.000,- dari modal yang tersedia sedangkan subskenario 5 tidak memerlukan tambahan modal, namun penambahan modal pada subskenario 2 tersebut dapat ditanggulangi dari peningkatan pendapatan yang diperoleh. Sementara tambahan tenaga kerja yang jauh lebih banyak pada subskenario 5 upah tenaga kerja di lokasi penelitian saat penelitian dilakukan Rp. 15.000,-HOK, menye-babkan subskenario 5 kurang realistis untuk diterapkan dibandingkan sub-skenario 2. Selain itu bila dilihat dari tingkat kesulitan agroteknologinya maka subskenario 2 penanaman vegetasi penutup tanah memotong lereng dan penggunaan mulsa organik di bawah tegakan tanaman pohon lebih mudah diterapkan dibandingkan pada subskenario 5 pembuatan teras dan sengkedan. Tabel 2. Tingkat ketercapaian tujuan optimasi penggunaan lahan pada sistem agroforestri di kawasan penyangga TNGL Kabupaten Langkat, untuk petani Golongan III pada skenario utama III dan IV, subskenario 1-5. Prioritas Tujuan Tujuan Target Tingkat Ketercapaian TujuanTarget pada Skenario III.1 III.2 III.3 III.4 III.5 C1 C2 C3 0C4 C5 1,58 31,25 9.400.000 1.700.000 630 1,58 ha 124,77 + 299,27 12.352.540 + 31,44 3.400.000 - 100,00 1.106,72 - 75,67 1,58 ha 31,25 13.669.480 + 45.42 2.107.320 - 23.96 697,73 - 10,75 1,58 ha 80,37 + 257,17 13.383.720 + 42,38 3.596.350 - 111,55 1.117,75 - 77,42 1,58 ha 124,77 + 299,27 13.168.460 + 40,09 3.400.000 - 100,00 1.106,72 - 75,67 1,58 ha 14,85 - 52,48 11.989.700 + 27,55 1.700.000 1.028,04 + 47,93 13 Jurna l Ilmia h Ilm u-Ilm u Pe rta nia n Ag riso l... Vo l. 4, No . 1 Juni 2005 14 IV.1 IV.2 IV.3 IV.4 IV.5 C1 C2 C3 C4 C5 1,58 31,25 8.800.000 1.700.000 630 1,58 ha 124,77 + 299,27 15.422.000 + 75,25 3.400.000 - 100,00 1.106,72 - 75,67 1,58 ha 31,25 13.602.160 + 54,57 2.107.830 - 23,99 697,85 - 10,77 1,58 ha 124,77 + 299,27 15.421.120 + 75,24 3.400.000 - 100.00 1.030,11 - 63,51 1,58 ha 124,77 + 299,27 16.909.200 + 92,15 3.400.000 - 100,00 1.106,72 - 75,67 1,58 ha 13,96 - 55.31 14.321.120 + 62,74 1.700.000 1.060,49 + 42,78 Untuk mencapai target pendapatan yang dapat memenuhi kebutuhan hidup layak serta erosi yang terjadi sama dengan erosi yang dapat ditoleransikan subskenario 2 maka penggunaan lahannya harus menyertakan pena-naman rumput, tanaman obat dan rempah di bawah tegakan pohon sungkai atau penggunaan dan pengembalian sisa tanaman sebagai mulsa organik ke permukaan tanah Gambar 1. Pengelolaan lahan dan tanaman harus mengikuti pola curah hujan setempat Gambar 2. Alokasi penggunaan lahan optimal subskenario 2 pada sistem agroforestri di kawasan penyangga TNGL Kabupaten Langkat untuk petani golongan III luas lahan 1,58 hektar yang diperoleh dari hasil analisis optimasi menggunakan program- program tujuan ganda ABQM disajikan pada Tabel 3. Dari Tabel 3 dapat diketahui bahwa terdapat empat alternatif alokasi penggunaan lahan optimal pada sistem agroforestri di kawasan penyangga TNGL Kabupaten Langkat untuk petani Golongan III dengan rincian sebagai berikut : 1. Penanaman kayu sungkai seluas 1,08 hektar 68,1 dan padi gogo seluas 0,5 hektar 31,9. 2. Penanaman kayu sungkai seluas 1,09 hektar 68,86 dan cabai merah seluas 0,49 hektar 31,14. 3. Penanaman kayu sungkai seluas 1,05 hektar 66,27, jagung seluas 0,32 hektar 20,32 dan cabai merah seluas 0,21 hektar 13,42, atau 4. Penanaman kayu sungkai seluas 1,02 hektar 64,24, padi gogo dan jagung masing-masing 0,20 hektar 12,66 serta cabai merah seluas 0,16 hektar 10,44 Tabel 3. Hasil analisis optimasi alokasi penggunaan lahan untuk sistem agroforestri di kawasan penyangga TNGL Langkat, untuk petani Golongan III pada skenario utama I-IV, subskenario 2. Jenis Tanaman Luas ha dan Persentase Penggunaan Lahan pada Skenario Utama I-IV, Subskenario 2 I.2 II.2 III.2 IV.2 1. Kayu Sungkai 2. Padi Gogo 3. Jagung 4. Cabai Merah 1,08 68,1 0,50 31,9 1,02 64,24 0,20 12,66 0,20 12,66 0,16 1,09 68,86 0,49 1,05 66,27 0,32 20,32 0,21 Pe ng g una a n La ha n O p tim a l d e ng a n Siste m Ag ro fo re stri... Ab d ul Ra uf 15 10,44 31,14 13,42 Jumlah 1,58 1,58 1,58 1,58 Hasil yang diperoleh pada subskenario 2 untuk petani golongan III ini rata-rata sebesar Rp.13.384.440,-. Dengan luas lahan 1,58 hektar maka hasil per hektarnya sebesar Rp.8.471.164.50,-. Menggunakan per- samaan 6 maka luas lahan minimal Lm yang diperlukan setiap keluarga petani agroforestri di kawasan penyangga TNGL untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup layak dengan 5 orang anggota keluarga sebesar 1,18 hektar. Berdasarkan persentase alokasi penggunaan lahan pada subskenario 2 untuk petani golongan III maka pada lahan seluas 1,18 hektar tersebut dapat ditata penggunaan lahan optimalnya, seperti ilustrasi pada Gambar 1. Dari hasil analisis optimasi ini dan dengan menggunakan persamaan 6 dapat pula diketahui bahwa untuk meningkatkan pendapatan melebihi standar kebutuhan hidup layak sehingga petani dapat meningkatkan aktifitas sosial dan tabungan sedikitnya 12 lebih tinggi dari standar kebutuhan hidup layak atau sekitar Rp.11.200.000,- maka diperlukan lahan seluas 1.32 hektar. Ini berarti lebih dari 65 petani agroforestri di lokasi penelitian seharusnya dapat memperoleh pendapatan melebihi standar kebutuhan hidup layak skenario utama II karena terdapat 83 petani yang memiliki lahan garapan lebih dari 1.1 hektar Abdul-Rauf, 2004. Hal tersebut tidak terjadi karena sistem agroforestri yang diterapkan umumnya belum menggunakan agroteknologi yang benar dan sesuai dengan salah satu alternatif alokasi penggunaan lahan optimal sebagaimana telah diuraikan di atas. Hasil analisis optimasi juga menunjukkan bahwa untuk petani golongan I tidak ada satu skenariopun yang dapat mencapai targettujuan, sementara untuk petani golongan II hanya pada skenario utama IV dengan subskenario 2 yang dapat mencapai tujuan atau target yang diinginkan Tabel 4. vvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvv……...Rumput vvvvvvv ♣_vvvvvv♣vvvvvv♣_……Sungkai + Kencur vvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvv……...Rumput ωωωωωωωωωωωωωωωωωω ωωωωωωωωωωωωωωωωωω….…Padi Gogo + Cabai ωωωωωωωωωωωωωωωωωω vvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvv…..….Rumput vvvvvvv ♣_vvvvvv♣vvvvvv♣_……Sungkai + Kunyit vvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvv…..….Rumput ωωωωωωωωωωωωωωωωωω ωωωωωωωωωωωωωωωωωω…..…Padi Gogo + Cabai ωωωωωωωωωωωωωωωωωω vvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvv……...Rumput vvvvvv ♣_vvvvvv♣vvvvvv♣_…..…Sungkai+A.Kincong vvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvv……...Rumput ΨΨΨΨΨΨΨΨΨΨΨΨΨΨΨ ΨΨΨΨΨΨΨΨΨΨΨΨΨΨΨ……...Jagung ΨΨΨΨΨΨΨΨΨΨΨΨΨΨΨ vvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvv……...Rumput vvvvvvv ♣_vvvvvv♣vvvvvv♣_.……Sungkai + Kencur vvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvv…..….Rumput 5 Hutan Rumput Sungkai+Kencur P.Gogo + Cabai Merah Sungkai + Kunyit + Rumput Padi Gogo + Cabai Merah Sungkai + Asam Kincong + Rumput Jagung Keterangan: Ukuran lahan 118 x 100 meter = 11 800 m 2 1.18 hektar Sungkai : 64,24 x 11.800 m 2 = 7580,32 m 2 : 21 = 361 pohon Jarak tanam: a. Sungkai : 7x3 m b. Padi Gogo : 25 x 50 cm c. Cabai Merah : 50 x 50 cm d. Jagung : 1 x 0,5 m Padi Gogo : 12,66 x 11.800 m 2 = 1493,88 m 2 : 0,125 = 11.951 rumpun Jagung : 12,66 x 11.800 m 2 = 1493,88 m 2 : 0,5 = 2.988 rumpun Jurna l Ilmia h Ilm u-Ilm u Pe rta nia n Ag riso l... Vo l. 4, No . 1 Juni 2005 Cabai Merah : 10,44 x 11.800 m 2 = 1231,92 m 2 : 0,25 = 4.928 pohon Barisan tanaman memotong lereng sejajar kontur. Pada barisan di bawah tegakan pohon sungkai ditanam berselang seling tanaman kunyit, kencur, asam kincong dan atau rumput serta mulsa organik. 16 Pe ng g una a n La ha n O p tim a l d e ng a n Siste m Ag ro fo re stri... Ab d ul Ra uf 17 Gambar 1. Skema teknologi agroforestri berdasarkan alternatif ke 4 alokasi penggunaan lahan optimal di kawasan penyangga TNGL Kabupaten Langkat. Jagung Padi Gogo Cabai Merah Kayu Sungkai Nungke 5 0 1 0 0 1 5 0 2 0 0 2 5 0 3 0 0 3 5 0 4 0 0 4 5 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0 1 1 1 2 B u l a n Cur ah Huj an mm Gambar 2. Pola tanam yang disarankan pada sistem agroforestri di Kawasan Penyangga TNGL, Kabupaten Langkat, Berdasarkan Pola Curah Hujan. Tingkat ketercapaian tujuan atau target yang diinginkan pada skenario utama IV dengan subskenario 2 pada petani golongan II luas lahan 0.96 hektar dapat dilihat dari erosi yang terjadi sama dengan erosi yang dapat ditoleransikan 31,25 thathn serta pendapatan meningkat sebesar 18,73 meskipun modal dan tenaga kerja masih perlu ditambah masing-masing sebesar 17,99 dan 15,59 dari modal dan tenaga kerja semula yang dimiliki petani Tabel 4. Pendapatan bersih pada sub- skenario IV. 2 ini setelah dikurangi kebutuhan untuk penambahan modal dan tenaga kerja sebesar Rp. 8.878.765,-. Ini berarti petani masih dapat memenuhi kebutuhan makanan serta pendidikan anak dan kesehatan keluarganya meskipun tidak bisa menabung dan mengurangi hingga 50 biaya yang diperlukan untuk aktifitas sosial dan fasilitas penunjang skenario utama IV. Untuk dapat mencapai targettujuan tersebut maka dengan menggunakan persamaan 6 luas lahan minimal Lm yang diperlukan sebesar 0,95 hektar. Selanjutnya agar petani dapat memenuhi seluruh kebutuhan hidupnya kecuali tidak dapat menabung skenario utama III maka luas lahan garapan minimal untuk penerapan sistem agroforestrinya sebesar 1,02 hektar. Ini berarti sekitar 50 petani agroforestri di lokasi penelitian dapat memperoleh pendapatan memenuhi standar kebutuhan hidup sesuai skenario utama III dan IV karena terdapat 63,91 petani yang memiliki lahan garapan lebih dari 0,5-2,0 hektar Abdul-Rauf, 2004 bila sistem agroforestri yang diterapkan meng- gunakan agroteknologi yang benar dan sesuai dengan alokasi penggunaan lahan optimal yaitu 2,81 untuk tanaman pohon sungkai, 44,95 untuk padi gogo dan 52,24 untuk cabai merah. Tabel 4. Tingkat ketercapaian tujuantarget optimasi penggunaan lahan pada sistem agroforestri di kawasan penyangga TNGL Kabupaten Langkat, untuk petani Golongan II pada skenario utama IV, subskenario 1-5. Jurna l Ilmia h Ilm u-Ilm u Pe rta nia n Ag riso l... Vo l. 4, No . 1 Juni 2005 Prioritas Tujuan Tujuan Target Tingkat Ketercapaian TujuanTarget pada Skenario

IV.1 IV.2 IV.3 IV.4