Sektor Informal Dan Pertumbuhan Kota
Ditinjau Dari Perspektif Teori Ekonomi Politik Kota Muba Simanihuruk
Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara TEORI- TEORI KETERBELAKANGAN
1. Pengantar
Dalam bab sebelumnya kita telah menjelaskan teori yang menyatakan bahwa modernisasi global dapat dijelaskan dari segi perkembangan nilai-nilai tertentu, norma-
norma, motivasi seperti dorongan untuk berprestasi tinggi. Siapa-siapa yang mempraktekkan sikap-sikap modren tadi, adalah wirausahawan kelas dunia yang
menggunakan akumulasi surplus moneter melalui investasi yang hati-hati untuk mengembangkan industri dan kemudian tentunya akan menghasilkan surpulus yang lebih
besar lagi untuk ekspansi selanjutnya. Karena itu, negara-negara yang belum maju, yang kurang mempunyai sistem nilai yang modren dan kecakapan kewirausahawan untuk
menginvestasikan setiap surplus yag ada, hanya bisa jika kebutuhan konsusmsi yang mendesak sudah terpenuhi. Kita melihat kelemahan mendasar teori ini, karena kurang
didukung bukti-bukti dan analisa yang kuat. Terutama, kita bisa melihat bahwa teori modemisasi ini tidak mempunyai konsepsi tentang ketimpangan kekuasaan dan konflik
kelas yang bagi beberapa ahli ilmu sosial justru penting dan bagi beberapa ahli lain justru sangat penting yang mempengaruhi pola-pola perubahan sosial dan pembangunan.
Sementara teori modernisasi mempunyai dasar-dasar dari uraian Durkheim dan Weber tentang industrialisasi sebaliknya ahli yang memandang konflik kelas sebagi inti
dinamika perubahan sejarah memperoleh pemikiran-pemikirannya dari ide-ide Karl Marx.
Marx menawarkan uraian yang amat berbeda tentang ketimpangan dalam dan di antara masyarakat. Penganut aliran keterbelakagan menemukan karya Marx mempunyai
sumbangan besar dalam menjelaskan ketimpangan di dunia ekonomi dan lambatnya pembangunan, di dunia ketiga. Walaupun seperti yang akan kita lihat ada ketidaksetujuan
atas kemungkinan-kemungkinan masa depan industri di negara Dunia Ketiga. Misalnya Frank, percaya bahwa pembangunan Dunia Ketiga adalah tidak mungkin, sementara
Warren dan William menjelaskan bahwa perkembangan kapitalis berskala besar sangat mungkin. Mari kita coba pertama beberapa r propsosisi dasar yang dibuat Marx tentang
sumber ketimpangan dan pembagian sosial sebelum melaju membahas teori keterbelakangan.
e-USU Repository ©2005 Universitas Sumatera Utara
1
TEOR MARX TENTANG KAPITALISME DAN KONFLIK KELAS
Sementara teoritisi modernisasi mungkin bertanya Apakah ada pengusaha yang dapat menginvestasikan surplus kapital? maka Marx akan bertanya siapa yang
menghasilkan surplus itu pertamakali?. Dagi Marx, setiap surplus material yang dihasilkan untuk kebutuhan mereka sendiri, hanya memiliki nilai kalau merupakan hasil
kerja mereka: orang yang tidak bekerja di pertanian atau di pabrik tidak akan memperoleh nilai lebih. Setiap nilai yang dihasilkan merupakan refleksi nilai yang diinvestasikan di
dalamnya melalui kekuatan kerja pekerja .
Dalam masyarakat kapitalis kaum kapitalis mengeksploitasi tenaga kerja ini lewat produksi yang siap jual komoditi yang dibayar untuk gaji pekerja. Gaji ini
digunakan untuk menopang pekerja agar mereka mampu melanjutkan pekerjaan untuk tiap minggu. Tapi gaji ini kurang dari nilai produksi value of production yang telah
mereka curahkan atau lakukan. Keuntungan kapitalis diperoleh melalui mengambil atau appropriating nilai baru yang dibuat ini maksudnya adalah suplus value. Ini yang
disebut Marx, surplus value atau nilai lebih.
Dalam masyarakat kapitalis kebanyakan orang tak bisa hidup kalau tidak menjual tenaga kerja mereka: dalam keadaan ini, tenaga kerja itu studio telah menjadi komoditi
sesuatu yang tersedia di pasar kerja yang bisa dibeli majikan, kelas kapitalis. Marx mengatakan kelas ini berasal dari keluarga Eropa Darat yang makmur pada abad ke-17.
Sebelumnya, kekayaan datang dari konsentrasi kepemilikan tanah dalam tangan raja-raja feoedal di mana para budak-budak bekerja. Budak-budak ini bukanlah pekerja yang
dibayar tapi petani yang bekerja ini diijinkan untuk menyimpan hasil panen sesuai dengan kebutuhan mereka, sisanya diperuntukkan untuk raja. Karena itu ekonomi feodal
tidak mengeksploitasi pekerja budak melalui gaji.
Hanya saat penumpukan kekayaan pribadi digunakan untuk keperluan produktif dalam gaji pekerja yang bebas dalam skala besar kemudian menciptakan akumulasi
modal yang kemudian melahirkan ekonomi kapitalis. Yang berperan penting dalam melahirkan kapitalisme adalah orang-orang kaya, yang mempunyai kemakmuran atau
kelebihan moneter, modal pedagang merchan kapital, dan peminjam modal users capital. Orang kaya sebelumnya memperoleh kekayaan dari pemilikan tanah-tanah yang
luas, kedua memperoleh kekayaan lewat perdagangan merchant trading pasar nasional atau internasional; dan yang ketiga berasal dari meminjamkan uang dengan bunga tinggi.
Selama abad ke 18 orang-orang yang mempunyai kapital ini mulai menggunakan penetapan gaji tenaga kerja dalam skala besar dalam industri manufuktur baru.
Keberadaan pemilik uang, pemilik tanah, pedagang dan debitur yang meminjamkan uang harus disertai dengan gaji tenaga kerja yang bebas yang berasal
dari proses sejarah di mana penduduk atau masyarakat agraris didorong dari pertanian selama abad ke-16 dan 17 karena para bangsawan mengalihkan lahan pertanian mereka
untuk penggembalaan biri-biri dan pembubaran tanah gereja setelah reformasi. lni berarti bahwa petani tiba-tiba dilemparkan dengan keras dari alat-alat substansi mereka, dan
dilemparkan ke pasar tenaga kerja dengan bebas, tidak terlindungi dan proletariat yang tidak memiliki hak-hak.
e-USU Repository ©2005 Universitas Sumatera Utara
2
Kemudian pekerja bebas ini diorganisasikan kapitalis dalam satu kesatuan dengan dua cara :
a dikumpulkan dalam suatu bengkel atau pabrik di mana beberapa produk dihasilkan misalnya kereta yang ditarik kuda atau sekarang perakitan mobil
b disatukan dalam sebuah bengkel atau pabrik dimana setiap pekerja menggunakan keahlian yang sama untuk menghasilkan suatu produk mulai dari awal sampai
selesai, walaupun untuk memenuhi kebutuhan yang meningkat akan produk, tugas mungkin dibagi di antara pekerja
Dalam hal ini, jelas Marx, kapitalis mengeksploitasi kekuatan kerja pekerja dan keahlian pengrajin. Aspek penting dalam proses produksi dalam pembagian kerja adalah
pembagian kerja ke dalam bidang kerja yang terbatas. Kita melihat penjelasan yang sama seperti yang dibuat Durkheim. Durkheim melihat, pembagian kerja sebagai gambaran
penting dalam indutrialisasi yang akan meningkatkan efesiensi kerja, ketergantungan antara orang-orang yang terintegrasi, ekonomi yang harmonis. Marx menjelaskan bahwa
dalam bentuk kapitalis, bila pekerja semakin produktif, pada waktu yang sama membahayakan bagi pekerja: mereka kehilangan da hal kontrol atas alat produksi yang
mereka miliki tenaga kerja mereka sendiri dan kontrol atas produk yang mereka hasilkan sendiri.
Pembagian kerja tidak hanya membuat investasi kapitalis lebih menguntungkan tapi juga terus mengguncang kemampuan pekerja. Kemampuan tersebut dirusak dalam
kebutuhan operasi melaui pekerjaan kerajinan, atau kemudian diambil seluruhnya oleh mesin. Karena itu, menurut pandangan ini, pembagian pekerjaan bukan meningkatkan
kemampuan pekerja tapi malah sebaliknya: kebanyakan pekerja menjadi tidak ahli sepanjang waktu.
Marx menjelaskan bahwa kekuasaan majikan terbukti tidak hanya dalam pembagian kerja, tapi juga dalam hal menetapkan siapa yang bekerja pertama sekali. Marx misalnya
menulis tekanan dalam rekruitmen pekerja di Inggris khususnya buruh anak dalam pabrik pemintalan di Derbyshire, Nottinghamshire dan Lanchashire. Pengggerak pabrik ini
berasal dari kekuatan air yang biasanya terletak di pinggiran kota. Ini berarti bahwa pekerja lokal sangat terbatas dan untuk mengaasi kekurangan ini, anak-anak kecil usia
antara 7-14 tahun seringkali diambil dari London atau Brimingham oleh majikan atau agen mereka untuk bekerja di pabrik pemintaan. Seperti yang dilihat Marx, lahirnya
industri skala besar dirayakan dengan pembunuhan besar-besaran orang-orang yang tidak bersalah seperti yang pernah dilakukan Herod es?. Seperti pabrik Royal Navy merekrut
pekerja lewat tekanan gang. Marx membuat komentar tentang pekerja-pekerja muda ini: seperti yang dicatat Fielden:
Afrika menjadi persediaan perburuan komersial tenaga kerja kulit hitam, merupakan sifat bangkitnya era produksi kapitalis. Harta benda yang dihasilkan dari kegiatan ini,
mengalir kemudian ke ibu negara mother country dan diputar menjadi modal di sana. Dengan jelas, sebab-sebab eksploitasi kapitalis Eropa menimbulkan kemungkinan
masalah-masalah sosial ekonomi Negara-Negara Dunia Ketiga sekarang ini, berasal dari periode akumulasi primitif ini, sebagai kekuatan produktif orang-orang Barat disesuaikan
dengan kepentingan industrialisasi barat. Pertumbuhan kapitalisme barat kelihatannya terjadi karena akumulasi modal dari luar negara mereka, dan berkembang sebagai harga
yang harus dibayar Arika, Asia, dan Amerika Latin. Ini merupakan dasar proposisi yang
e-USU Repository ©2005 Universitas Sumatera Utara
3
mendasari tulisan-tulisan Marxian dalam teori keterbelakangan. Secara singkat, kita akan membahas debat teoritis dalam aliran ini. Dalam hal ini, kita akan membuat catatan, di
mana kebanyakan teoritisi keterbelakangan setuju, bagaimana pertumbuhan kapitalisme barat bertumpu atas eksploitasi negara-negara lain.
4.3. EKSPLOITASI DUNIA KETIGA; SEBAB KAPITALISME PERDAGANGAN, KOLONIALISME, DAN NEO-KOLONIALISME
Tulisan ini dibagi dalam tiga bagian: analisa kapitalisme perdagangan, kolonialisme, dan neo-kolonialisme. Ini kelihatan sebagai tahap-tahap yang berbeda
esksploitasi Dunia Ketiga yang disertai dengan tumbuhnya kapitalisme industrial di Barat. Kita akan membahas satu-satu kemudian.
1. Kapitalisme Perdagangan