Nilai Ekonomi Mangrove Sebagai Pencegah Terjadinya Abrasi Nilai Ekonomi Mangrove Sebagai Pencegah Intrusi Air Laut.

Nilai Ekonomi Hutan Mangrove 1. Nilai Ekonomi Nursery Ground Potensi jasa lingkungan hutan mangrove dapat diihitung dengan pendekatan analisis nursery ground. Dimana fungsi nursery ground sebagai habitat makluk hidup seperti ikan, kepiting dan udang. Pendekatan nursery ground dapat dilakukan dengan menbandingkan nursery ground tersebut dengan pembuatan tambak pada daerah setempat. Menurut Munir dkk 2008 hutan mangrove sebagai nursery ground mempunyai nilai ekonomi yang dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Vng = L x Bt Vng = nilai nursery ground L = luas ha dan Bt = Biaya tambak.

2. Nilai Ekonomi Mangrove Sebagai Pencegah Terjadinya Abrasi

Salah satu fungsi hutan mangrove adalah pencegah terjadinya abrasi, oleh karena itu perlu dihitung nilai ekonomi mangrove dengan pendekatan hutan mangrove sebagai pelindung abrasi. Dalam menghitung nilai ekonomi tersebut maka diadakan perbandingkan dibuatnya tanggul jika Kecamatan Medan Belawan tersebut tidak memiliki hutan mangrove lagi. Munir dkk 2008 nilai ekonomi hutan mangrove sebagai pelindung abrasi dapat dihitung dengan persamaan berikut: Vpa = L KH x Tt x Bt Vpa = nilai hutan mangrove sebagai pelindung abrasi, Universitas Sumatera Utara L = luas hutan manrove ha KH = ketebalan hutan mangrove, Tt = tinggi tanggul pelindung abrasi, Bt = biaya pembuatan tanggul pelindung abrasi Rpm 2 . Nilai hutan mangrove sebagai pelindung abrasi dapat diasumsikan sama dengan biaya pembangunan pematang tanggul dengan tinggi 2 m.

3. Nilai Ekonomi Mangrove Sebagai Pencegah Intrusi Air Laut.

Salah satu manfaat mangrove adalah sebagai pencegah intrusi air laut, Oleh karena itu perlu dihitung nilai ekonomi hutan mangrove dengan pendekatan hutan mangrove sebagai pencegah air laut. Dalam menghitung nilai ekonomi tersebut maka diadakan perhitungan terhadap air yang digunakan oleh masyarakat Kecamatan Medan Belawan, dilihat dari air yang digunakan oleh masyarakat apakah terasa payau akibat intrusi air laut dan dilakukannya pengadaan terhadap pembuatan alat. Nilai ekonomi hutan mangrove sebagai pencegah intrusi air laut dapat dihitung dengan menggunakan metode biaya pengadaan. Metode biaya pengadaan, apabila barang dan jasa hasil hutan tersebut tidak dikenal pasarnya dan tidak termasuk sistem pertukaran, penilaiannya dilakukan dengan menggunakan metode biaya pengadaan. N = BP N = Nilai kerugian terjadinya intrusi Rpunit vol BP = Biaya pengadaan alat yang digunakan untuk menggantikan mangrove Rppembuatan Universitas Sumatera Utara HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian ini sudah dilaksanakan di Kecamatan Medan Belawan yang terletak pada posisi 98 37’48”-98 43’12”BT dan 03 44’24”-03 48’00”. Luas wilayahnya 21,82km 2 , dengan letak geografisnya dari kecamatan Medan Belawan yaitu: Sebelah utara : Selat Malaka Sebelah selatan : Kecamatan Medan Labuhan Sebelah timur : Kecamatan Hamparan Perak Sebelah barat : Kecamatan Percut Sei Tuan Kecamatan Medan Belawan terdiri dari 6 kelurahan yaitu Belawan I, Belawan II, Belawan Bahari, Belawan Bahagia, Belawan Sicanang dan Bagan Deli. Dengan jumlah penduduknya Kecamatan Medan Belawan 118.121 jiwa 60.750 laki-laki dan 57.371 perempuan. Dari liputan Lahan Citra Landsat +7 ETM Liputan tahun 2005 Kecamatan Medan Belawan terdiri dari: 1. Pemukiman : 984.08 Ha 2. Perkebunan : - Ha 3. Tambak : 382.86 Ha 4. Sawah : - Ha 5. Hutan Belukar : 1.051.26 Ha 6. Hutan mangrove sekunder : 201.80 Ha 7. Lain-lain : 5.00 Ha Universitas Sumatera Utara Valuasi Ekonomi Mangrove Karakteristik Responden Karakteristik Responden Nursery ground Karakteristik responden disajikan dalam bentuk tabel. Persentase pendapatan per bulan, jumlah anggota rumah tangga, mata pencaharian, tingkat pendidikan kepala rumah tangga disajikan dalam tabel-tabel di bawah ini. Pendapatan Tingkat pendapatan per bulan dikelompokkan menjadi 5 kelompok yaitu pendapatan ≤ Rp. 1.000.000, Rp. 1.000.000 - Rp. 2.000.000, Rp. 2.000.000 - Rp. 3.000.000, Rp. 3.000.000 – Rp.4.000.000 dan pendapatan Rp. 4.000.000 Tabel 1. Tingkat pendapatan responden petani tambak di Kelurahan Sicanang No. Pendapatan per bulan Rp. Jumlah rumah tangga KK Persentase 1 2 3 4 5 ≤1.000.000 1.000.000 - 2.000.000 2.000.000 - 3.000.000 3.000.000 - 4.000.000 4.000.000 1 8 3 15 3 3,33 26,67 10,00 50,00 10,00 Total 30 100,00 Pendapatan rata-rata masyarakat adalah sebesar Rp. 3.333.333bulan atau sekitar Rp. 39.999.996tahun. Pendapatan terendah sebesar Rp. 1.000.000 per bulan dan pendapatan tertinggi sebesar Rp.6.000.000 per bulan. Tingkat pendapatn tambak di kelurahan Belawan Sicanang sebagaimana terlihat pada tabel 1 yang di atas menunjukan bahwa tingkat pendapatan tambak rata-rata perbulan, 3,33 pendapatan antara ≤ Rp. 1.000.000, 26,67 pendapatan antara Rp. 1.000.000-2.000.000, 10,00 pendapatan antara Rp. 2.000.000- 3.000.000, 50,00 pendapatan antara Rp. 3.000.000-4.000.000 dan 10,00 pendapatan di atas Rp. 4.000.000,- Universitas Sumatera Utara Pendapatan ini merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi luas tambak yang dimiliki oleh rumah tangga dimana semakin banyak pendapatan maka semakin luas juga tambak yang dimiliki. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 50,00 responden memiliki pendapatan Rp. 3.000.000-4.000.000,- Jumlah anggota rumah tangga Jumlah anggota rumah tangga masyarakat yang memiliki tambak untuk rumah tangga dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu jumlah anggota rumah tangga 5 orang dan 5 orang. Tabel 2. Jumlah anggota rumah tangga masyarakat petani tambak udang di Kelurahan Sicanang No. Jumlah anggota rumah tangga orang Jumlah KK Persentase 1 2 5 5 17 13 56,67 43,33 Total 30 100,00 Jumlah anggota rumah tangga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi luas tambak yang dimiliki rumah tangga dimana semakin banyak jumlah anggota rumah tangga maka luas tambak udang yang miliki akan berkurang karena didaerah tersebut tambak udang pun dijadikan warisan, jadi semakin banyak anaknya maka tambaknya yang dimilikinya akan berkurang. Mata pencaharian Mata pencaharian dibagi menjadi dua kelompok yaitu tambak udang dan non tambak udang, dimana yang termasuk dalam kelompok non tambak yaitu PNS dan wiraswasta. Persentase hasil pengelompokan disajikan pada Tabel 3. Universitas Sumatera Utara Tabel 3. Persentase mata pencaharian untuk rumah tangga di Kelurahan Sicanang No. Mata pencaharian Jumlah KK Persentase 1 2 Tambak Non Tambak 25 5 83,33 16,67 Total 30 100,00 Hasil penelitian menunjukkan 83,33 responden bermata pencaharian sebagai tambak udang. Responden yang bermata pencaharian non tambak sebesar 16,67 merupakan responden yang bekerja sebagai wiraswasta, PNS. Tingkat pendidikan Tingkat pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan terakhir dari kepala keluarga yang dibagi menjadi tiga kelompok yaitu tamatan SD, SMP sederajat, SMA sederajat dan Perguruan Tinggi. Persentase tingkat pendidikan ini disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Tingkat pendidikan kepala rumah tangga yang memilki tambak untuk rumah tangga di Kelurahan Sicanang No. Pendidikan kepala rumah tangga Jumlah KK Persentase 1 2 4 5 SD SMP SMA Perguruan Tinggi 12 7 8 3 40,00 23,33 26,67 10,00 Total 30 100,00 Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden rata-rata dengan tingkat pendidikan SD yaitu sebesar 40, sedangkan tingkat pendidikan yang mencapai perguruan tinggi hanya 10,00. Responden yang hanya tingkat pendidikan SD inilah yang umumnya bermata pencaharian sebagai tambak, dan wiraswasta sedangkan yang tingkat pendidikan sampai tingkat perguruan tinggi pada umumnya bekerja sebagai pegawai. Universitas Sumatera Utara Luas Lahan Tambak Udang Ha Tingkat luas lahan tambak udang yang di miliki oleh masyarakat Kelurahan Belawan Sicanang dikelompokkan menjadi 5 kelompok yaitu pendapatan ≤ 1 Ha, 1 -2 Ha, ≥ 3Ha. Tambak yang dihasilkan oleh masyarakat adalah tambak udang. Tabel 5. Luas lahan tambak yang di miliki oleh rumah tangga di Kelurahan Sicanang No. Luas Lahan Tambak Ha Jumlah rumah tangga KK Persentase 1 2 3 ≤1 1 – 2 ≥3 14 14 2 46,67 46,67 6,66 Total 30 100,00 Luas lahan Ha yang digunakan oleh masyarakat tambak di Kelurahan Belawan Sicanang dari tabel di atas yang menunjukkan bahwa 46,67 luas lahan ≤1 Ha, 46,67 luas lahan antara 1-2 Ha, dan 6,67 luas lahan diatas 3 Ha. Rata- rata luas lahan yang digunakan masyarakat tambak adalah 2 Ha. Luasan hutan mangrove di Kelurahan Belawan Sicanang semakin berkurang, disebabkan oleh adanya alih fungsi lahan menjadi tambak disamping eksploitasi kayu mangrove untuk berbagai peruntukan. Kekayaan alam yang terkandung di wilayah pesisir telah dimanfaatkan secara intensif memberikan kontribusi terhadap kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Karena pada dasarnya tujuan pengelolaan sumberdaya pesisir adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta memelihara dan meningkatkan kondisi sumberdaya alam yang menjadi pendukung kehidupan bagi masyarakat. Tetapi karena sifat sumberdaya ini yang open access, maka eksploitasi sumberdaya lebih banyak memberikan keuntungan kepada individu yang memiliki modal. Universitas Sumatera Utara Karakteristik Responden Konsumen Air Karakteristik konsumen air untuk kebutuhan rumah tangga yang diperoleh dari responden disajikan dalam bentuk tabel. Persentase pendapatan per bulan, jumlah anggota rumah tangga, mata pencaharian, tingkat pendidikan kepala rumah tangga disajikan dalam tabel-tabel di bawah ini. Pendapatan Tingkat pendapatan per bulan dikelompokkan menjadi 5 kelompok yaitu pendapatan Rp. 500.000, Rp. 500.000 - Rp. 1.000.000, Rp. 1.000.000 - Rp. 2.000.000, Rp. 2.000.000 – Rp.3.000.000 dan pendapatan ≥ Rp. 3.000.000 Tabel 6. Tingkat pendapatan konsumen air rumah tangga di Belawan Bahagia No. Pendapatan per bulan Rp. Jumlah rumah tangga KK Persentase 1 2 3 4 5 ≤500.000 500.000 – 1.000.000 1.000.000 – 2.000.000 2.000.000 – 3.000.000 ≥3.000.000 4 6 7 7 6 13,33 20,00 23,33 23,33 20,00 Total 30 100,00 Pendapatan rata-rata masyarakat adalah sebesar Rp. 1.723.333bulan atau sekitar Rp. 20.679.996tahun. Pendapatan terendah sebesar Rp. 350.000bulan dan pendapatan tertinggi sebesar Rp.4.000.000bulan. Responden yang berpendapatan rendah pada umumnya dari golongan nelayan. Responden yang memiliki pendapatan di atas Rp. 4.000.000 pada umumnya bermata pencaharian sebagai wiraswasta atau pegawai. Responden yang berpendapatan rendah pada umumnya dari golongan nelayan. Pendapatan ini tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap konsumsi air karena seberapa pun pendapatan seseorang ia tetap membutuhkan air, hanya saja ketersediaan dana bisa saja memberikan pengaruh terhadap pengadaan sarana Universitas Sumatera Utara untuk mempermudah memperoleh air. Kemudahan memperoleh air oleh tersedianya sarana yang memadai tidak berarti menunjukkan kemudahan memperoleh air karena biaya untuk pembuatan sarana tersebut besar. Jumlah anggota rumah tangga Jumlah anggota rumah tangga konsumen air untuk rumah tangga dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu jumlah anggota rumah tangga 5 orang dan 5 orang. Tabel 7. Jumlah anggota rumah tangga konsumen air untuk rumah tangga di Belawan Bahagia No. Jumlah anggota rumah tangga orang Jumlah KK Persentase 1 2 5 5 13 17 43,33 56,67 Total 30 100,00 Jumlah anggota rumah tangga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi konsumsi air oleh rumah tangga dimana semakin banyak jumlah anggota rumah tangga maka kebutuhan akan air juga akan meningkat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 56,67 responden memiliki jumlah anggota rumah tangga 5 orang. Mata pencaharian Mata pencaharian dibagi menjadi dua kelompok yaitu nelayan dan non petani, dimana yang termasuk dalam kelompok non nelayan yaitu PNS dan wiraswasta. Persentase hasil pengelompokan disajikan pada Tabel 8. Universitas Sumatera Utara Tabel 8. Persentase mata pencaharian konsumen air untuk rumah tangga di Belawan Bahagia No. Mata pencaharian Jumlah KK Persentase 1 2 Nelayan Non Nelayan 7 23 23,33 43,33 Total 30 100,00 Hasil penelitian menunjukkan 23,33 responden bermata pencaharian sebagai nelayan. Responden yang bermata pencaharian non nelayan sebesar 43,33 merupakan responden yang bekerja sebagai wiraswasta, PNS. Tingkat pendidikan Tingkat pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan terakhir dari kepala keluarga yang dibagi menjadi tiga kelompok yaitu tamatan SD, SMP sederajat, SMA sederajat dan Perguruan Tinggi. Persentase tingkat pendidikan ini disajikan pada Tabel 9. Tabel 9. Tingkat pendidikan kepala rumah tangga konsumen air untuk rumah tangga di Belawan Bahagia No. Pendidikan kepala rumah tangga Jumlah KK Persentase 1 2 4 5 SD SMP SMA Perguruan Tinggi 11 7 8 4 36,67 23,33 26,67 13,33 Total 30 100,00 Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden rata-rata dengan tingkat pendidikan SD yaitu sebesar 36,67, sedangkan tingkat pendidikan yang mencapai perguruan tinggi hanya 13,33. Responden yang hanya tingkat pendidikan SD inilah yang umumnya bermata pencaharian sebagai nelayan, dan wiraswasta sedangkan yang tingkat pendidikan sampai tingkat perguruan tinggi pada umumnya bekerja sebagai pegawai. Universitas Sumatera Utara Valuasi Ekonomi Mangrove Sebagai Nursery ground Masyarakat tambak di Kecamatan Medan Belawan terdapat pada kelurahan Belawan Sicanang Lingkungan XX yang juga menjadi objek dalam penelitian ini. Kelurahan Belawan Sicanang mempunyai luas lahan 1510 Ha, jumlah penduduk 445 jiwa, memiliki jumlah 114 KK dan 90 dari jumlah KK tersebut merupakan masyarakat yang memiliki tambak. Perhitungan valuasi hutan mangrove sebagai nursery ground dengan perhitungan menggunakan masukan biaya pembuatan tambak udang di Kecamatan Medan Belawan setara dengan nilai rata-rata biaya tambak, dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10.Valuasi ekonomi pembuatan tambak BiayaHarga Nilai Rata-rata modal Rata-rata biaya pemeliharaan Rata-rata biaya pembuatan tambak Rp. 5.340.000hathn Rp. 1.900.000hathn Rp. 7.500.000hathn Rata-rata biaya tambak Rp. 14.740.000hathn Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil nilai tambak adalah Rp. 14.740.000,00Hathn. Nilai rupiah tersebut diperoleh dari hasil kali jumlah sampel terhadap nilai rata-rata dari total pembuatan tambak dari setiap orang. Biaya tambak sebesar 1 Ha produk tambak setara dengan biaya produk mangrove, maka biaya valuasi hutan mangrove sebagai nursery ground adalah Rp. 3.685.000,00Hathn, karena hasil produtif 1 Ha tambak adalah 0,6 tonthn sedangkan 1 Ha mangrove dapat menghasilkan 0,15 ton, perhitungan persamaan regresi seperti pada grafik dibawah ini. Universitas Sumatera Utara Luas hutan mangrove Ha Y =

0. 06