Asumsi-Asumsi Yang Digunakan Parameter Kerja Optimasi

Keterangan flowchart sistem optimasi alokasi kanal sebagai berikut : 1. Sistem ini mengatur pengalokasian kanal pada jumlah sel yang telah ditentukan. 2. Input pada sistem ini yaitu jumlah sel yang telah ditentukan yang didapatkan dari layout daerah yang diasumsikan, jumlah kanal minimum yang diperoleh dari hasil perumusan, jumlah data trafik per sel , jarak co-channel, jarak adjacent channel dan jarak co-site. 3. Setelah semua input dimasukkan maka dapat dijalankan proses sistem dengan algoritma tabu search. 4. Dengan output yang diharapkan yaitu optimasi jumlah kanal yang digunakan, meminimalkan probabilitas panggilan yang ditolak dan utilisasi kanal yang digunakan. 5. Sistem ini berada pada alokasi kanal dinamik. 6. Sistem selesai apabila pengalokasian sudah semua terpenuhi atau semua call demand sudah dialokasikan.

3.3 Asumsi-Asumsi Yang Digunakan

Pada analisis optimasi alokasi kanal dinamik ini digunakan beberapa asumsi, antara lain : 1. Sistem alokasi kanal yang digunakan adalah sistem alokasi kanal dinamik. 2. Algoritma yang digunakan yaitu algoritma tabu search. 3. Nilai call demand yang digunakan sudah ditentukan terlebih dahulu. Universitas Sumatera Utara

3.4 Parameter Kerja Optimasi

Beberapa parameter yang digunakan dalam optimasi alokasi kanal ini antara lain : 1. Layout Sel Untuk melakukan pembagian kanal untuk setiap sel dilakukan secara acak. Dimana pembagian kanal tersebut harus memenuhi syarat interferensi Matrix C. Untuk menentukannya diperlukan layout sel yang akan digunakan. Layout yang digunakan pada optimasi kanal dinamik dengan algoritma tabu search dapat dilihat pada Gambar 3.3. Gambar 3.3 Layout sel untuk alokasi kanal dinamik Layout sel yang digunakan pada alokasi kanal dinamis ini berjumlah 17 sel yang tiap sel nya memiliki call demand yang berbeda-beda. Layout sel yang digunakan diambil dari peta kota Medan dengan skala peta 1,63:500000 1,63 cm di peta sama dengan 5 km sebenarnya. Bentuk sel yang digunakan adalah sel hexagonal dengan diameter sel sebesar 6 km. Untuk bisa memplot sel hexagonal pada peta maka dibuat skala 1,956:600000. Kemudian dengan diameter 1,956 cm Universitas Sumatera Utara diplot pada peta kota Medan dan didapat serta diasumsikan jumlah selnya sebanyak 17 sel. 2. Pola Interferensi Sel Dari layout sel di atas dapat dihasilkan pola interferensi sel yang digunakan. Pola interferensi sel dapat dilihat pada Tabel 3.1 Tabel 3.1 Pola interferensi sel SEL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 INTERFERENSI 3 4 3 3 6 6 5 4 3 4 6 5 4 4 2 3 3 Interferensi tiap sel berbeda dilihat dari jumlah sel yang berada di sekitarnya. 3. Matriks Cij Matriks Cij didapatkan setelah melihat layout yang digunakan dan telah disesuaikan dengan kaidah EMC. Matriks Cij dapat dilihat pada Tabel 3.2. Tabel 3.2 Matriks Cij Sel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 1 6 2 1 2 2 1 2 2 6 2 1 2 2 1 3 1 2 6 1 2 2 1 4 2 1 6 2 1 2 1 5 2 2 1 1 6 1 1 2 2 1 1 1 6 1 2 2 1 2 6 2 1 1 2 2 1 1 1 Universitas Sumatera Utara Tabel 3.2 Matriks Cij Lanjutan sel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 7 1 2 1 2 6 2 1 1 2 2 1 1 8 1 1 2 6 2 1 1 2 2 1 9 1 2 6 1 2 2 10 2 2 1 6 2 1 2 1 11 1 2 2 1 2 6 2 1 2 2 12 1 2 2 1 1 2 6 2 1 1 2 13 1 2 2 1 1 2 6 2 1 1 14 1 2 2 1 2 6 2 15 1 2 1 2 6 16 1 1 2 2 1 6 2 17 1 1 1 1 2 2 1 2 6 Dari matriks Cij di atas dapat dilihat bahwa : 1. Jarak antar kanal dalam satu sel harus berjarak minimal 5 kanal. 2. Jarak kanal pada sel yang bertetangga berdekatan harus berjarak minimal 2 kanal. 3. Jarak kanal pada sel yang berjauhan bisa berjarak 1 kanal ataupun 0 bisa menggunakan kanal yang sama. 4. Call Demand Call demand yang digunakan pada optimasi alokasi kanal dinamik ini merupakan panggilan yang ditawarkan pada setiap sel. Call demand pada setiap sel berbeda-beda. Universitas Sumatera Utara

3.5 Algoritma Tabu Search