BAB III PEMODELAN ALOKASI KANAL DINAMIK DENGAN
ALGORITMA TABU SEARCH
3.1 Umum
Penganalisisan suatu sistem yang efektif adalah dengan cara memodelkan dan mensimulasikan sistem tersebut. Permodelan merupakan penggambaran dari
sistem yang sebenarnya sedangkan simulasi merupakan proses penyelesaian permasalahan dari sistem yang dapat divisualisasikan sehingga mudah dianalisis.
Pada Tugas Akhir ini penganalisisan optimasi alokasi kanal dinamik dengan algoritma tabu search dapat dilihat pada blok diagram seperti Gambar 3.1.
Gambar 3.1 Blok diagram optimasi alokasi kanal Pada blok diagram dapat dilihat, sebelum melakukan optimasi
menggunakan algoritma tabu search harus terlebih dahulu melihat layout sel yang
Layout sel
Jumlah call demand per sel
Kendala interferensi
Kanal yang tersedia
Proses optimasi dengan Algoritma
Tabu Search Penugasan
kanal
Universitas Sumatera Utara
digunakan, jumlah call demand per sel, kendala interferensi, dan jumlah kanal yang tersedia untuk seluruh sel.
3.2 Struktur Pemodelan
Struktur pemodelan pada optimasi alokasi kanal dinamik dengan algoritma tabu search dapat dibuat dalam bentuk flowchart seperti pada Gambar 3.2.
start start
Input : •
Jumlah sel •
Jumlah kanal •
Jumlah panggilan data trafik •
Jarak co-channel •
Jarak adjacent channel •
Jarak co-site Input :
• Jumlah sel
• Jumlah kanal
• Jumlah panggilan data trafik
• Jarak co-channel
• Jarak adjacent channel
• Jarak co-site
Proses pengalokasian kanal
dengan tabu search Proses
pengalokasian kanal dengan tabu search
Output : •
Optimasi jumlah kanal yang digunakan
• Probabilitas bloking panggilan
yang ditolak •
utilisasi Output :
• Optimasi jumlah kanal yang
digunakan •
Probabilitas bloking panggilan yang ditolak
• utilisasi
end end
Gambar 3.2 Flowchart sistem optimasi dengan algoritma tabu search
Universitas Sumatera Utara
Keterangan flowchart sistem optimasi alokasi kanal sebagai berikut : 1.
Sistem ini mengatur pengalokasian kanal pada jumlah sel yang telah ditentukan.
2. Input pada sistem ini yaitu jumlah sel yang telah ditentukan yang didapatkan
dari layout daerah yang diasumsikan, jumlah kanal minimum yang diperoleh dari hasil perumusan, jumlah data trafik per sel , jarak co-channel, jarak adjacent
channel dan jarak co-site. 3.
Setelah semua input dimasukkan maka dapat dijalankan proses sistem dengan algoritma tabu search.
4. Dengan output yang diharapkan yaitu optimasi jumlah kanal yang
digunakan, meminimalkan probabilitas panggilan yang ditolak dan utilisasi kanal yang digunakan.
5. Sistem ini berada pada alokasi kanal dinamik.
6. Sistem selesai apabila pengalokasian sudah semua terpenuhi atau semua call
demand sudah dialokasikan.
3.3 Asumsi-Asumsi Yang Digunakan