Budaya Patriarki dalam Novel

Hal tersebut yang mengakibatkan terjadinya perlawanan dari kaum perempuan terhadap kaum laki-laki. Budaya patriarki berhubungan erat dengan persoalan konsep kepemimpinan dalam keluarga. Kepemimpinan keluarga yang diserahkan kepada kaum laki-laki secara mutlak, ditambah kaum lelaki tersebut tidak memahami konsep gender dan feminis dalam keluarga. Melihat kebudayaan masyarakat Mesir yang sangat patriarki juga pemahaman mereka terhadap ilmu agama yang kurang akan melahirkan ketimpangan dan ketidakadilan terhadap kaum perempuaan. Kaum perempuan berada pada pihak yang termarginalkan, tertindas, terkekang sementara kaum laki-laki tetap melakukan penindasan. Menurut laki-laki, lembaga perkawinan adalah lembaga formal untuk menindas perempuan.

2.2 Budaya Patriarki dalam Novel

Budaya patriarki merupakan penyebab terjadinya gerakan feminisme. Gerakan feminisme berusaha mengkritisi kekuatan-kekuatan simbolis dan ideologi suatu budaya atau bahkan mambongkar sistem kelas dan patriarki yang memperlakukan perempuan secara tidak adil. Dalam novel Perempuan di Titik Nol karya Nawal el-Saadawi ini mengisahkan tentang perjalanan hidup seorang perempuan bernama Firdaus. Sepanjang hidupnya Firdaus selalu mengalami penindasan, pelecehan dan ketidakadilan yang dilakukan oleh orang-orang di sekitarnya. Perempuan yang mengalami tekanan batin yang luar biasa. Firdaus memilih mati dari pada hidup tapi menderita. Menurut Hubis dalam Anshori 1997:19 feminisme diawali dari persepsi tentang ketimpangan posisi perempuan dibandingkan laki-laki di masyarakat. Akibat persepsi ini, timbul berbagai upaya untuk mengkaji penyebab ketimpangan tersebut dan menemukan formula penyetaraan hak perempuan dan laki-laki dalam segala bidang, sesuai dengan potensi mereka sebagai manusia. Upaya pembebasan diri kaum perempuan dari berbagai ketimpangan perlakuan dalam segala aspek kehidupan disebut gerakan feminis. Novel Perempuan di Titik Nol karya Nawal el-Saadawi sarat dengan gerakan-gerakan feminisme yang radikal dilakukan oleh tokoh Firdaus. Beberapa gerakan feminisme tersebut diantaranya ialah: ketika Firdaus berani untuk kabur dari rumah suaminya karena selalu mendapat perlakuan kasar, Firdaus memilih menyukai sesama jenis karena sudah tidak percaya dengan laki-laki, dan Firdaus berani membunuh seorang laki-laki bernama Marzouk karena Firdaus dipaksa untuk menjadi seorang pelacur. Novel Perempuan di Titik Nol karya Nawal el-Saadawi diterbitkan pada tahun 1973. Novel tersebut ditulis oleh Nawal el-Saadawi untuk mengakhiri penindasan terhadap perempuan. Semua karyanya saat itu terkait dengan subjek yang sangat tabu, yakni tentang feminisme, gender, perempuan dan seksualitas dan juga subjek positif, partiarki budaya, politik dan negara. Nawal el-Saadawi melihat problem diskriminasi wanita sebagai masalah struktural yang sama peliknya dengan masalah negara. Salah satu faktor yang melatarbelakangi penulisan novel Perempuan di Titik Nol adalah pengalaman penulis yang pernah meneliti beberapa penjara wanita di Mesir . Novel Perempuan di Titik Nol diangkat dari kisah nyata. Pengarang menggambarkan kehidupan kaum laki-laki di Mesir yang masih menganggap perempuan sebagai budak seks dan hanya bekerja sebagai pelacur, baik untuk orang lain maupun suaminya. Novel Perempuan di Titik Nol karya Nawal el-Saadawi ini beraliran feminisme yang pada akhirnya mampu mengungkapkan permasalahan penindasan terhadap perempuan di segala bidang, baik itu politik, kelas sosial ataupun budaya di Mesir. Novel Perempuan di Titik Nol merupakan sebuah protes dan kecaman terhadap paham dan sistem patriarki terhadap semua laki-laki di Mesir. Permasalahan gender menjadi terbeberkan sedemikian rupa dengan terbitnya novel ini. Nawal el-Sadaawi dengan pandainya mampu menyampaikan kritik terhadap pemerintahan Mesir melalui karya-karyanya.

BAB 3 ANALISIS STRUKTURAL