hukum perdata internasional

NAMA

: LIA SAFITRI

NIM

: 0801134095

MATA KULIAH

: HUKUM PERDATA INTERNASIONAL

JURUSAN

: ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

STATUS PERSONAL DAN KAITANNYA DENGAN PRINSIP
KEWARGANEGARAAN DAN PRINSIP DOMISILI

Dalam hukum perdata internasional kita mengenal yang namanya status personal. Maka
pada pembahasan kali ini, penulis mencoba menjelaskan menganai kaitan antara status

personal tersebut dengan prinsip kewarganegaraan dan prinsip domisili, dimana pada tulisan
ini, penulis mencoba sedikit memaparkan apa itu status personal dan kaitannya dengan prinsip
domisili, serta contoh kasus yang pernah terjadi beserta penyelesaiannya.

STATUS PERSONAL
Dalam hukum perdata internasional terdapat yang namanya status personal, yaitu
penyelesaian suatu kasus HPI dengan menganut prinsip kewarganegaraan. Status personal adalah
kondisi atau keadaan suatu pribadi dalam hubum yang diberikan/ diakui oleh Negara untuk
mengamankan dan melindungi lembaga-lembaganya1. Status personal ini meliputi hak dan
kewajiban, kemampuan dan ketidakmampuan bertindak di bidang hukum, yang unsure-unsurnya
tidak dapat berubah atas kemauan pemiliknya2. Walaupun terdapat perbedaan tentang status
personal ini, pada dasarnya status personal adalah kedudukan hukum seseorang yang umumnya
ditentukan oleh hukum dari Negara dimana ia dianggap sah secara permanen3.
Untuk menentukan status personil seseorang, negara-negara di dunia menganut dua
prinsip. Pertama, Prinsip kewarganegaraan. Yaitu status personil orang (baik warganegara
maupun asing) ditentukan oleh hukum nasional mereka. Kedua, Prinsip domisili. Yaitu status
personil seseorang ditentukan oleh hukum yang berlaku di domisilinya.

Purnadi Purbacaraka dan Agus Brotosusilo,Sendi-Sendi Hukum Perdata Internasional Suatu
Orientasi,CV Rajawali,Jakarta,1989,hal 15.

2
Ridwan Khairandy,dkk,Pengantar Hukum Internasional Indonesia,Gama
Media,Yogyakarta,1999,hal 33.
3
Sudargo Gautama,Hukum Perdata Internasional,Jilid II Bagian I (buku 7) ,Alumni,
Bandung,1981,hal 3.
1

Dalam hal ini terdapat istilah Pro kewarganegaraan:
1. Prinsip ini cocok untuk perasaan hukum nasional dari warganegara tertentu , lebih
cocok lagi bagi warga negara yang bersangkutan
2. Lebih permanen dari hukum domisili, karena prinsip kewarganegaraan lebih tetap
dari pada prinsip domisili dimana kewarganegaraan tidak demikian mudah diubahubah seperti domiili, sedangkan status personil memerlukan stabilitas sebanyak
mungkin
3. Prinsip kewarganegaraan membawa kepastian lebih banyak:
a. pengertian kewarganegaraan lebih mudah diketahuidaripada domisili seseorang,
arena adanya peraturan tentang kewarganegaraan yang lebih pasti adri negara
yang bersangkutan
b. Ditetapkan cara-cara memperoleh kewarganegaraan suatu Negara


Selain itu, juga terdapat istilah Pro domisili.
Hukum domisili adalah hukum yang bersangkutan sesungguhnya hidup, dimana
seseorang sehari-hari sesungguhnya hidup, sudah sewajarnya jika hukum dari tempat itulah yang
dipakai untuk menentukan status personilnya. Prinsip kewarganegaraan seringkali memerlukan
bantuan domisili. Seringkali ternyata prinsip kewarganegaraan tidak dapat dilaksanakan dengan
baik tanpa dibantu prinsip-prinsip domisili.
Contoh: apabila terdapat perbedaan kewarganegaraan dalam satu keluarga dimana suami
istri berbeda, kewaganegaraan anak-anak bisa punya kewarganegaraan berbeda tergantung
domisili (terutama setelah perceraian). Hukum domisili seringkali sama dengan hukum sang
hakim. Dalam banyak hal, hukum domisili ini juga bersamaan adanya dengan hukum sang
hakim. Cocok dengan negara dengan pluralisme hukum. Hukum domisili adalah satu-satunya
yang dapat dipergunakan dengan baik dalam negara yang struktur hukumnya tidak mengeal
persatuan hukum. Domisili menolong dimana prinsip kewarganegaraan tidak dapat dilaksanakan
Negara-negara dengan prinsip kewarganegaraan/domisili dapat dilihat dalam tabel:
KEWARGANEGARAAN
Perancis, belgia, luxemburg, monaco, belanda,
rumania, finlandia, jerman, yunani, hungaria,
montenegro, polandia, portugal, spanyol,
swedia, turki, iran, tiongkok, jepang, kostarika,
republik dominika, equador, haiti, honduras,

mexico, panama, venezuela

PRINSIP KEWARGANEGARAAN

DOMISILI
Semua negara-negara inggris yang menganut
“common law”, scotlandia, afrika selatan,
quebec, denmark, norwegia, iceland, negaranegara amerika latin, argentina, brazilia,
guatemala, nicaragua, paraguay, peru

Prinsip umum tentang kewarganegaraan adalah :
1. Asas kelahiran (ius soli), yaitu kewarganegaraan seseorang ditentkan oleh tempat
kelahiran. Contoh: Ada orang tua Y melahirkan di wilayah X, anak
berkewarganegaraan X.
2. Asas keturunan (ius sanguins), kewarganegaraan berdasarkan kketurunan daripada
orang yang bersangkutan. Contoh: Ada orang tua Y melahirkan di wilayah X, anak
berkewarganegaran Y.
Dwi kewarganegaraan (bipartide) adalah orang dapat meiliki dua kewarganegaraan (bipatride)
atau lebih dari dua kewarganegaraan. Bipartide timbul karena dianutnya berbagai asas yang
berbeda dalam peraturan kewarganegaraan. Apabila suatu negara menganut asas kelahiran dan

negara lain menganut asas keturunan. Contoh: orang tau A cina (ius sanguins) (tinggal di
indonesia lebih dari 20 tahun) maka menurut undang-undang kewarganegaraan dianggap sebagai
warganegara melahirkan di indonesia, maka anaknya punya dua kewarganegaraan. Cara
mencegah bipartide dapat dilakukan dengan melakukan perjanjian bilateral, misalnya antara
indonesia dengan cina. Undang-undang no.2 tahun 1958 dimana dalam waktu 20 hari sejak (201-1960 s/d 10-1-1962) orang yang berstatus dwi kewarganegaraan harus memilih salah satu dan
melepaskan yang lain.
Apartide adalah orang yang tidak mempunyai kewarganegaraan. Contoh: terjadinya pencabutan
kewarganegaraan, kelahiran anak dengan orang tua ius solli di negara ius sangins. Apartide dapat
terjadi karena orang tua menganut ius solli, melahirkan anak do negara yang menagnut ius
sanguins, maka anak yang dilahirkan apartide. Cara mencegah dapat dilakukan dengan
mengguakan titik taut pengganti untuk menentukan kewarganegaraan yang digunakan sebagai
faktor yang menentukan hukum yang harus diperlukan. Pemakaian hukum domisili atau
kediaman, dan pemakaian kewarganegaraan terakhir.
PRINSIP DOMISILI
Pada dasarnya yang disebut dengan prinsip domisili adalah Negara atau tempat menetap
yang menurut hukum dianggap sebagai pusat kehidupan seseorang (centre of his life). Pengertian
hukum domisili ini sesungguhnya berasal dari hukum inggris. Hukum domisili ini didasarkan
pada kediaman permanen seseorang4.

Macam-macam domisili menurut hukum inggris, dikenal dengan tiga macam domisili, yaitu :5


4
5

Ridwan Khairandy, dkk, loc.cit.hlm 37
ibid

a. Domicile of origin. Pada konsep domisili ini, setiap orang memperoleh domicile of origin
nya pada waktu kelahirannya. Yaitu Negara dimana ayahnya bedomisili pada saat ia
dilahirkan.
b. Domicile of Choice. Untuk memperoleh domisili ini, menurut system hukum inggris
diharuskan untuk memenuhi persyaratan, yaitu:
1. Kemampuan (capacity)
2. Tempat kediaman (residence)
3. Hasrat (intentioan)
c. Domicile by Operation of The Law. Domisili ini adalah domisili yang dimiliki orangorang yang tergantung pada domisili orang lain (dependent).
Doctrine of Revival6
Sisi lain yang pantas mendapat perhatian adalah apa yang dinamakan doctrine of revival.
Menurut doktrin ini,apabila seseorang telah melepaskan domisili semula, tetapi tidak
memperoleh domisili yang lainnya, maka domicile of origin-nya lah yang hidup kembali.


REFERENSI :
Purbacaraka, Purnadi dan Agus Brotosusilo. Sendi-Sendi Hukum Perdata Internasional Suatu
Orientasi. CV Rajawali.Jakarta : 1989
Khairandy,Ridwan dkk. Pengantar Hukum Internasional Indonesia. GamaMedia. Yogyakarta :
1999
Gautama,Sudargo. Hukum Perdata Internasional.Jilid II Bagian I (buku 7). Alumni. Bandung:
1981

6

ibid