HUKUM PERDATA INTERNASIONAL HUKUM INTERNASIONAL

HUKUM PERDATA INTERNASIONAL (HPI)

PENGERTIAN HP I
1. VAN BTAKEL
Hukum perdata internasional adalah hukum nasional yang ditulis atau diadakan untuk hubungan2
hukum internasional.
2. SIDARTA GAUTAMA ( GOUW GIOK SIONG )
Hukum perdata internasional adalah keseluruhan peraturan & keputusan hukum yang menunjukan
stelsel hukum manakah yang berlaku atau apakah yang merupakan hukum jika hubungan2 &
peristiwa2 antara warga ( warga ( negara pada satu waktu tertentu memperlihatkan titik pertalian
dengan stelsel2 kaidah2 hukum dari 2 atau lebih negara yang berbeda dalam lingkungan2 ( kuasa,
tempat yang pribadi ) soal2
3. MASMUIM
HPS adalah keseluruhan ketentuan2 hukumj yang menentukan hukum perdata dari negara mana
harus diterapkan suatu perkara yang berakar didalam lebih dari satu negara
CONTOH2 UNSUR ASING DALAM HPI
1. ORANGNYA YANG ASING
ex

:


Badu

wni

melakukan

timbul

jual

beli

mobil

kepada

wna

dibukittinggi


kemudian

sengketa badu mengugat wna itu di PN bkt wna menjawab bahwa

jual beli yang telah dilakukanya itu tidak sah dengan alasansewaktu jual beli itu tidak sah menurut
hukumnya dia baru dianggap dewasa setelah berumur 20 tahun sedangkan membuat jual beli umur
21 tahun jadi ia tidak berwenang melakukan jual beli
2. TEMPAT DILAKUKANYA TINDAKAN
ex Badu pergi berobat ke jerman barat disana ia membuat surat apakah ia harus memperhatikan
hukum2 jerman dalam membuat surat warisan itu ia hanya memerlukan ketentuan2 BW saja dalam
hal ini hukum mana yang akan dipakai
3. TEMPAT LETAKNYA BARANG
ex

efek2 yang terdapat diparis ditawarkan dibursa efek menurut hukum perancis hak milik serta

resiko segera beralih kepada pembeli sesaat setelah adanya kata sepakat masuk resiko setelah
barang diserahkan atau diterima oleh pembeli
4. TEMPAT DILANGSUNGKANYA PERBUATAN
EX Mungkin saja terjadi suatu hubungan hukum antara seseorang wni di Luar negeri ( jepang ) ingin

melangsungkan perkawinan disana dalam hal ini hukum mana yang akan diperlukan & dipakai.
Unsur asing yang menyebabkan diterapkanya titik pertalian ( Point Of Contact )

HPI disebut titik pertalian karena mempertalikan fakta2 & keadaan2 atau peristiwa dengan sesuatu
sistim tertentu.
Kalau terjadi peristiwa seperti contoh diatas telah ada ketentuan2 yang mengatur cara pemecahan
soal2 tsb
HPI Mengenal 2 Macam Titik Taut
a. Titik taut primer ( primary of contact )
Biasa disebut titik taut pembeda
Unsur2 dalam sekumpulan fakta yang menunjukan bahwa suatu peristiwa hukum merupakan
peristiwa HPI & bukan peristiwa hukum intern / nasional biasa
b. Titik taut sekunder / second da rary points of contack
biasa disebut titik taut penentu
unsur2 dalam sekumpulan fakta yang menentukan hukum manakah yang harus berlaku untuk
mengatur peristiwa HPI yang bersangkutan
Jenis2 Titik Taut Yang Dikenal Dalam HPI Adalah
1. Kewarganegraan pihak2 yang bersangkutan
2. Domisili tempat tinggal / tempat asal orang / badan hukum ( zeter )
3. Tempat ( situs ) suatu benda

4. Bendera kapal
ex : Bendera Indonesia berarti hukum yang berlaku dalam kapal tsb adalah hukum ind walau bisa
jadi kapten serta pemilik kapal orang asing
5. Tempat pembuatan hukum dilakukan ( locus actus )
6. Tempat timbulnya akibat perbuatan hukum / tempat pelaksanaan perjanjian ( locus solutionis )
7. Tempat pelaksanaan perbuatan2 hukum resmi & tempat perkara / gugatan diajukan ( locus forum )

HPI Itu Secara Garis Besar Dibagi Atas 2 Bagian Yaitu
1. HPI substantif ( bisa disebut sebagai hukum materil )
Yang termasuk dalam HPI subsantif adalah
I.

II.

Hukum pribadi meliputi
-

Status personil

-


Kewarganegaraan

-

Domisilr

-

Pribadi hukum ( recht person / badan hukum )

Hukum harta kekayaan meliputi
-

Harta kekayaan materil

-

Harta kekayaan immateril


III. Hukum perikatan ( keluarga ) meliputi

-

Perkawinan

-

Hubungan orang tua & anak

-

Adopsi

-

Perceraian

-


Harta perkawinan

IV Hukum waris
2. HPI Objektif ( bisa disebut sebagai hukum formil ) meliputi
1. Kualifikasi ( prakteknya termasuk hukum acara )
2. Persoalan pendahuluan
3. Penyelundupan hukum
4. Pengakuan hak yang telah diperoleh
5. Ketertiban umum
6. Asar timbal balik
7. Penyesuaian
1.

Pemakaian hukum asing

2.

Renvoi

3.


Pelaksanaan keputusan hakim asing

RENVOI ( PENUNJUKAN KEMBALI )
Bila sistim perdata internasional suatu negara menunjuk berlakunya suatu hukum asing
hal tersebut dapat diartikan bahwa yang dimaksud sebagai hukum asing tersebut
adalah
1. Ketentuan hukum intern negara yng bersangkutan yaitu sachnormen di jerman disebut sachnorm
verweisung
2.

Seluruh sistim hukum negara tersebut termasuk kaidah HPI nya yaitukollisionsnormen dijerman
disebut gesam ver weisung
Contoh

: Renvoi ( penunjukan kembali )
Berdasarkan ketentuan HPI harus berlaku hukum negara Y, X =Y apabila kaidah HPI

negara Y ini menunjuk kembali hukum negara X maka terjadilah apa yang dinamakan penunjukan
kembali . X


Y

Contoh kasus The Forgo Case ( 1883 )
1. Forgo adalah warga negara bawasia ( jerman )
2. Dia berdomosili diperancis sejak berusia 5 tahun tanpa memperoleh kewarganegraan perancis

3. Forgo meninggal dunia di perancis secara ab intestatis ( tanpa meninggalkan testemen )
4. Forgo sebenarnya adalah seorang anak luar kawin
5. Forgo meninggalkan sejumlah barang2 bergerak diperancis
6. Perkara pembagian harta warisan forgo diajukkan didepan pengadilan perancis
Dari kasus tersebut diatas melahirkan pertanyyan berdasarkan hukum mana pembagian harta
warisan forgo diselesaikan berdasarkan hukum jerman atau hukum perancis
Ketentuan HPI Perancis Menyatakan Bahwa
Terhadap pewarisan benda2 bergerak harus diatur berdasarkan hukum dari tempat dimana
pewaris menjadi warga negara
Ketentuan HPI Bararia ( Jerman )
Pengaturan harta warisan dari pewaris diatur berdasarkan hukum dimana pewaris bertempat
tinggal sehari-hari
Proses Penyelesaian Perkara

1. Hakim perancis melakukan penunjukan kearah hukum jerman sesuai dengan kaidah HPI perancis
2.

Hakim perancis menganggap penunjukan itu sebagai besom tverweisung sehingga meliputi pula
ketentuan HPI jerman

3.

Ketentuan HPI Bavaria ( jerman ) bahwa dalam kasus tersebut HPI Bavaria ( jerman ) menunjuk
kembali kepada hukum perancis ( hukum dimana pewaris bertempat tinggal sehari hari )
Pada tahap ini terjadilah apa yang disebut renvoi ( penunjukan kembali ) kalau hakim perancis
menerima ketentuan hukum jerman tadi artinya memutuskan kasus yang dihadapinya itu berdasarkan
kepada hukum jerman dikatakanlah hakim perancismenerima renvoi
Perbedaan antara pemberlakuan hukum perancis atau hukum jerman untuk
memutuskan perkara bukanlah sekedar merupakan masalah teoritis saja tetapi juga
dapat menghasilkan keputusan yang berlainan
Menurut Hukum Perdata Bavaria ( Jerman )
Saudara2 kandung dari seorang anak luar kawin tetap berhak untuk menerima harta warisan
dari anak luar kawin tsb
Menurut Hukum Perdata Perancis

Harta peninggalan dari seorang anak luar kawin akan jatuh ketangan negara
Dalam kasus diatas hakim perancis menerima renvoi berarti hakim perancis
menyelesaikan kasus perkara berdasarkan hukum perancis maka putusanya harta
peninggalan forgo jatuh ketangan pemerintah perancis
PENUNJUKAN LEBIH LANJUT
Kasus Patino Tahun 1950

1. Dua orang warganegara bolovia yaitu suami istri patino mengajukan permohonan perceraian
2. Pernikahan mereka dilakukan spanyol

3. Permohonan perceraian diajukan ke pengadilan perancis
Persoalanya
Berdasarkan hukum mana pemenuhan / penolakan atas permohonan perceraian itu
harus dilakukan
Proses Penyelesian Perkara
-

Hakim perancis melihat kepada kaidah HPI perancis karena ia menyadari perkara yang dihadapinya
adalah termasuk kedalam perkara HPI

-

Perkara dimaksud termasuk kedalam kelompok status personal seseorang maka perkara ini harus
diselesaikan berdasarkan prinsip kewarganegaraan para pihak

-

Ternyata para pihak adalah kewarganegaraan Bolivia maka perkara ini harus diselesaikan
berdasarkan hukum bolovia sebagai lex patria para pihak

-

Pemikiran hakim seperti dimaksud menunjukan bahwa hakim perancis telah menunjuk kearah hukum
bolovia oleh karena itu hakim perancis melihat kaidah2 HPI bolovia

-

Kaidah HPI bolovia ternyata menetapkan bahwa perkara tentang pemenuhan atau penolakan
terhadap permohonan ceraiharus didasarkan dimana perkawinan dilangsungkan maka dengan itulah
perceraian dilaksanakan

-

Jadi kaidah HPI Bolivia tidak menunjuk kembali kearah hukum perancis melainkan kepada hukum
spanyol ( menunjuk lebih lanjut ) disinilah terjadi penunjukan lebih lanjut

STATUS PERSONIL
Pasal 16 AB
Status personil adalah
Keadaan / kondisi seseorabg dalam hukum yang diberikan / diakui oleh negara untuk mengamankan
& melindungi masyarakat & lembaga2nya
Status Personil Ini Meliputi
Hak & kewajiban kemampuan & ketidak mampuan bersikap / bertindak dibidang hukum yang
unsur2nya tidak dapat diubah / kemauan pemiliknya
Isi & Jangkauan Status Personil
Secara garis besarnya isi & raung lingkup status personal dapat dibagi atas 2 yaitu
1. Dalam artim luas
Status personil meliputi berbagai hak dimulai sejak lahir & berhentinya setelah mati kemampuan untuk
melakukan perbuatan hukum perlindungan kepentingan pribadi hal2 yang berhubungan dengan
hukum keluarga & waris
2. Dalam arti sempit
Tidak mengangap sebagai status personil hukum harta benda perkawinan pewarisan & ketidak
mampuan bertindak dibidang hukum

Dalam hal kasus misalnya dokter tidak diperkenankan memperoleh sesuatu hak yang timbul dari
testemen pasienya ( hal ini dianut diprancis )
Konsep lebih lanju yaitu sama sekali tidak memasukan hukum keluarga & waris dalam ruang lingkup
status personil
Cara menentukan Status Personil
Secara garis besarnya untuk menentukan status personil
1. Asas kewarganegaraan / personalitas ( lex patria )
Aliran personalitas menyatakan bahwa untuk status personil seseorang berlaku hukum nasionalnya
2. Asas teritorialitas / domisili ( lex domicilie )
Menyatakan bahwa status personil seseorang tunduk pada hukum dinegara mana ia berdomisili
Asas Kewarganegaraan
Yang menetapkan seseorang itu adalah warga negara dari suatu negara adalah negara
yang bersangkutan & itu hak mutlak dari negara tersebut
Prinsip2 Umum Kewarganegaraan
Kebebasan suatu negara untuk menentukan siapa warga negaranya dibatasi oleh prinsip2umum
hukum

internasional

tentang

kewarganegaraan

.

pembatasan2 itu

dapat

dilihat

pada

konvensi2 internasional kebiasaan2 internasional & prinsip2 yang secara internasional diterima
berkenaan hal kewarganegaraan
Pembatasan Terhadap Kebebasan Dalam Menentukan Warga Negara adalah
1. Orang2 yang dulu tidak mempunyai hubungan apapun dengan suatu negara tidak boleh dimasukan
sebagai warga negara yang bersangkutan
2. Suatu negara tidak boleh menentukan siapa2 yang merupakan warga negara suatu negara lain
Cara Menentukan Kewarganegaran
Ada 2 asas utama dalam menentukan kewarganegaraanya yaitu
1. Asas keturunan ( ius sanguinis )
Maksudnya menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan keturunanya seseorang yang
lahir / terlahir dari ortu tsb merupakan warga negara dari negara Indonesia
2. Asas tempat kelahiran ( ius soli )
Kewarganegaraan seseorang ditentukan oleh tempat kelahiranya bila seseorang dilahirkan diwilayah
negara x maka ia merupakan warga negara x tsb
Cara menentukan kewarganegaraan antara berbagai negara mengakibatkan bahwa dalam keadaan
tertentu seseorang dapat memiliki lebih dari satu kewarganegaraan dengan kedudukan bipatride /
multi patride tetapi dapat juga terjadi seseorang tidak memiliki kewarganegaraan sama sekali yang
disebut apatriadi
UU KEWARGANEGARAAN RI
Secara garis besar uu kewarganegaraan KI No 62 / 1968 mengatur 3 yaitu
1. Orang2 yang dianggap sebagai warga negara RI
2. Pencegahan apatride pada anbak2 yang dilahirkan diwilayah RI

3. Pencegahan terjadinya bipatride
Domosili
Yaitu negara / tempat menetap yang menurut hukum dianggap sebagai pusat dari pada
kehidupan seseorang
Domisili di inggris memiliki 3 macam pengertian yaitu
Domisili Of Origin
Diperoleh seseorang pada waktu kelahiranya bagi anak yang sah domisili og originya
adalah negara dimana ayahnya berdomisili pada saat ia dilahirkan sedangkan bagi anak
tidak sah domisili ibunyalah yang menjadi domisili of originya
Bila ayahnya memiliki domisili of choice maka yang merupakan domisili anak adalah
domisili of choice anaknya tersebut
Konsep domisili of origin yang dianut di inggris ini dalam hal memberlaku hukum bagi
status personi
2. Domisili Of Choice
Ketiga syarat itu adalah
a. Kemampuan
b. Residence ( tempat kediaman )
c. Hasrat ( itikad ) / insention
Pribadi yang tidak mampu bersikap / bertindak dalam hukum tidak dapat memperoleh
domisili of choise sendiri juga pribadi tersebut harus mempunyai tempat kediaman
sehari hari pada suatu tempat tertentu.Disamping itu harus ada keinginanya untuk
tetap tinggal pada tempat kediaman tersebut
Bagi negara2 eropa continental istilah domisili cukup memenuhi 2 syarat saja yaitu
a. Adanya kemampuan
b. dan tempat kediaman
Pengertian semacam ini di inggris diartikan sebagai Habitual Recidenci untuk
mendapat meningkat menjadi domisili of choice masih perlu ditambahkan adanya
keinginan untuk menetap ditempat yang baru di inggris dianut pula suatu ketentuan
yang disebut dengan Doktrin Of Revival yang artinya
Bahwa bila seseorang melepaskan domisili semula tetapi tidak mendapatkan domisili
lainya maka domisili of originyalah yang hidup kembali
3. Domisili By Operation Of The Taw
Domisili yang dimiliki oleh pribadi2 yang domisilinya tergantung pada domisili orang
lain mereka ini adalah anak2 yang belum dewasa wanita yang bersuami & orang2 yang
berada dibawah pengampuan
1.

Diinggris ada ketentuan bahwa
a. Setiap orang harus mempunyai domisili
b. Setiap orang hanya diperbolehkan mempunyai 1 domisili
a. Penentuan domisili seseorang menurut HPI di inggris ditentukan oleh kaum inggris
Pribadi Hukum ( Badan Hukum )
Yaitu suatu badan yang memiliki harta kekayaan terlepas dari angota2nya dianggap
sebagai subjek hukum mempunyai kemampuan untuk melakukan perbuatan hukum
mempunyai tanggung jawab & memiliki hak2 serta kewajiban2 seperti yang dimiliki
oleh seseorang
Pribadi hukum ini memilki kekayaan tersendiri mempunyai pengurus / pengelola &
dapat bertindak sendiri sebagai pihak didalam suatu perjanjian
Status Personil Pribadi Hukum
Sebagai suatu badan yang disamakan sebagai perseorangan pribadi hukumpun memiliki
status personil yaitu
Hukum Yang Dipakai Untuk Menentukan
a. ada / tidaknya status pribadi hukum .
b. Kemampuan bertindak dalam hukum

c. Hukum yang mengatur organisasi intrn & hubungan2 hukum dengan pihak ketiga
d. Cara2 perubahan dalam anggaran dasar
e. Terhentinya pribadi hukum sebagai subjek hukum
Hukum Yang Berlaku Untuk Pribadi Hukum
Negara2 anglo section ( Common law = gabungan dari negara2 yang dijajah inggris )
mengangap bahwa hukum yang berlaku untuk pribadi hukum adalah hukum negara
tempat pribadi hukum tersebut didirikan / dibentuk ( State Of Incorporation ),
sedangkan bagi negara2 eropa continental ( sistim civil law ) hukum yang berlaku untuk
pribadi hukum di tentukan oleh hukum negara dimana pusat kegiatan menejemenya
berada ( central of choice )
Kemampuan Bersikap / Bertindak
Batas2 kemampuan bersikap / bertindak dalam hukum & melakukan perbuatan hukum
ditentukan didalam anggaran dasar badan hukum / pribadi hukum yang bersangkutan
tindakan2 yang menyimpang / melampui apa yang tercantum didalam anggaran dasar
tsb dapat mengakibatkan pembatalanya / batal demi hukum
Ketentuan Hukum Di Indonesia
Suatu badan hukum ( pribadi hukum ) yang akan melakukan kegiatan diwilayah
Indonesia harus didirikan menurut hukum yang berlaku di Indonesia & berkedudukan di
Indonesia ketentuan seperti ini merupakan ketentuan gabungan antara teori I
Coporation dengan teori Control Office
Hukum Harta Kekayaan
Harta kekayaan adalah segala sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan seseorang
Bila orang yang berkedudukan sebagai subjek hukum maka harta kekayaan merupakan
objek hukum, harta kekayaan itu secara garis besarnya meliputi
1. Harta kekayaan materil ( harta / benda2 tetap & benda2 bergerak )
2. Harta kekayaan immaterial ( hak )
3. Perikatan ( perjanjian, perbuatan melanggar hukum )
Hukum Benda
Semenjak berkembangnya paham / teori / ajaran / doktrin / mazhab yang menganut
teori statuta benda2 tetap yang termasuk dalam statuta realita tunduk kepada hukum
ditempat / dimana letaknya benda2 tersebut ( lex rae sital ) pasal 17 B
Bagi benda bergerak semula berlaku asas mobilla seguntuur personam yaitu bahwa
benda2 bergerak mengikuti status orang yang menguasinya, tetapi semenjak runtuhnya
sistim feodalisme yang disusul dengan munculnya sistim kapitalisme yang kegiatan
ekonomi & keuanganya sering melampaui batas kenegaraanya maka asa lex
raesitas berlaku juga bagi benda2 bergerak maka dengan ini demikian hukum yang
berlaku untuk harta kekayaan in materil adalah hukum benda bergerak ( berlaku
hukum benda tetap )
Diinidonesia berdasarkan pasal 17 AB bagi benda2 tidak bergerak berlaku hukum dari
tempat dimana benda2 itu terletak terhadap benda in materil juga berlaku hukum
benda bergerak sama dengan di inggris
Hukum Perjanjian
Perjanjian Perdata Internasional
Adalah suatu perjanjian yang mengandung nilai ekonomis & mempunyai unsur2 asing
Unsur2 Asing Tsb Misalnya
Subjek Hukum
Objek yang diperjanjikan dipilihnya suatu hukum lain oleh kedua belah pihak yang
keduanya sam2 tunduk dibawah suatu sistim hukum yang sama / dilaksanakanya
perjanjian dinegara lain dari negara tempal dibuatnya perjanjian tersebut
Example
Seorang pedagang ( importir ) warga negara Indonesia mengadakan perjanjian dengan
seorang warga negara jepang mengenai import barang2 elektronik dari jepang

-

Pemerintah Indonesia mengadakan perjanjian peminjaman uang kepada pemerintah
amerika serikat hukum yang dipakai………
Dalam suatu perjanjian perdata internasional terlebih dahulu harus dilihat apakah
kedua belah pihak telah memilih suatu sistim hukum tertentu yang menguasai
perjanjian tersebut dan pilihan hukum itu dapat
1. Dilakukan secara tegas / nyata
Caranya
: dengan menyatakanya dalam kata2 yang tercantum didalam perjanjian
yang dibuat tersebut
2. Dilakukan secara diam diam
Pilihan hukum secara ini disimpulkan dari ketentuan2 fakta2 yang ada perjanjian
tersebut
Bila ada pilihan hukum maka yang berlaku bagi perjanjian tersebut adalah hukum yang
telah dipilih oleh para pihak yang dimaksud
Namun demikian terhadap perkara hukum ini berlaku pembatasan2
1. Tidak berlaku mengangu ketertiban umum
2. Bila penguasa mengadakan peraturan khusus yang bersifat memaksa tentang apa yang
diperjanjikan tersebut
umpamanya adanya larangan import kendaraan bermotor dalam keadaan siap ke
Indonesia
3. Pilihan hukum ini hanya diperbolehkan dalam bidang hukum perjanjian dalam hal
inipun ada pengecualian yaitu tidak diperbolehkan pilihan hukum dalam hal suatu
perjanjian kerja
Pada umunya telah diterima suatu prinsip bahwa para pihak diperolehkan memilih
hukum negara ketiga asalkan yang dipilih bukan merupakan hukum yang sama sekali
tidak ada hubunganya dengan perjanjian yang bersangkutan


Hukum Penyelewengan Data
Penyelewengan perdata mungkin timbul karena kesengajaan / hanya karena kelalaian
apabila perbuatan seseorang mengakibatkan menimbulkan kerugian pada orang lain
maka perbuatan tersebut dapat dikatakan sebagai penyelewengan
perdata, penyelewengan perdata yang mempunyai unsur2 asing di inggris dibedakan
2 golongan yaitu
1. PMH yang terjadi diluar inggris
2. PMH yang terjadi diwilayah inggris
Terhadap PMH yang terjadi di inggris meskipun kedua bela pihak ( yang dirugikan &
yang kerugian ) adalah orang asing selalu dipergunakan lex fori ( hukum yang
mengadili perkara ) apabila PMH itu terjadi diluar inggris maka dimungkinkan untuk
menerapkan hukum asing ( hukum dari pada terjadi & diadili )

Berbagai Teori Tentang Hukum Yang Di Pergunakan
Ada 3 kemungkinan mengenai hukum yang dipergunakan untuk menyelesaikan perkara
tentang penyelewengan perdata.
1. Hukum dari tempat terjadinya p[enyelewengan perdata
1. hukum dari tempat dimana perbuatan tersebut diadili
2. dipakai teori the profer law of the tort
yang menyatakan bahwa bilmana timbul pertentangan mengenai pemilihan lex loci/lex
fori dalam mengadili PMH sebaiknya hakim memilih lex fori
Pemakaian lex loci delicti commisi memiliki kelemahan yaitu bilamana tempat
dimulainya penyelewengan perdata ternyata berbeda dengan tempat timbulnya
kerugian.


Contoh :
Seorang warga negara Malaysia berwisata di hutan yang berbatasan dengan wilayah
Thailand, secara tidak hati2 (sembrono) membuang puntung rokoknya yang
menimbulkan kebakaran, api merembet dari hutan wilayah Malaysia ke hutan wilayah
Thailand dan disana membakar beberapa buah mobil orang2 thailand yang sedang
berwisata pula

Dalam menghadapi perkara tersebut diatas ada 3 kemungkinan cara
penyelesaiannya :
1. dipergunakan hukum yang sesuai/relevan dengan peristiwa tersebut. Dalam hal ini
pihak yang dirugikan dapat memilih hukum mana yang paling menguntungkan baginya.
Cara penyelesaian seperti ini dipraktek kan di jerman.
2. Dipergunakan hukum dari negara dimana perbuatan itu dimulai (yang menimbulkan
kerugian). Pendapat seperti diatas di praktekkan di beberapa negara eropah
continental.
3. Dipergunakan hukum dari negara dimana akibat dari perbuatan tersebut menimbulkan
kerugian (negara tempat terjadinya kerugian) ketentuan seperti di atas
dipraktekkan di Amerika.
Walaupun memiliki kelemahan teori lex fori delicti ini tetap berguna dalam hal tergugat
dan penggugat sama kewarganegaraannya

1.
2.
3.
4.

Pemakaian dari The Profer law of the troth adalah sebagai contoh kasus
Bablock versus Jacson
Suami istri wiliam jacson pada suatu akhir minggu piknik ke Canada dengan
mempergunakan mobilnya, yang bernomor New york, diasuransikan di New york dan
garansinya di New york.
ikut menumpang dalam mobil itu Miss Georgia Bablock, mereka ini semuanya adalah
penduduk New york. Diontario terjadi kecelakaan dan Miss Bablock luka berat
beberapa waktu kemudian Miss Bablock menuntut Jacson melalui negara bagian New
York unuk mendapatkan ganti rugi
berdasarkan ketentuan di Ontario seorang yang menumpang gratis tidak berhak
menuntut ganti rugi bila terjadi kecelakaan tetapi ketentuan seperti tersebut tidak
terdapat di New york.
Keputusan/kesimpulan
Dipergunakan hukum New york (lex fori) karena kepentingan New york lebih erat
hubungan dari pada Ontario karena penggugat, tergugat, no mobil, asuransi mobil dan
jaminan semuanya mempunyai hubungan yang nyata dengan new york (sesuai cara ni 1
penyelesaiannya)
HUKUM KELUARGA
Perkawinan
Pengertian perkawinan menurut UU No 1 tahun 1974 adalah ikatan lahir batin
antara seorang pria dan wanita sebagai suami-istri dengan tujuan membentuk keluarga
(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan yang maha esa.
Selanjutnya dalam penjelasan UU tersebut diuraikan bahwa membentuk keluarga yang
bahagia rapat hubungan dengan keturunan yang juga merupakan tujuan perkawinan.
Pemeliharaan dan pendidikan menjadi hak dan kewajiban orang tua.

Perkawinan Internasional
Adalah suatu perkawinan yang mengandung unsur2 asing. Unsur2 asing tersebut
dapat berupa :
1. salah seorang mempelai mempunyai kewarganegaraan yang berbeda dengan mempelai
lainnya.
2. kedua mempelai berkewarganegaraan yang sama tetapi perkawinannya dilangsungkan
di negara lain
3. gabungan dari keduannya
Asas perkawinan
Pada dasarnya terdapat 2 asas perkawinan yaitu :
1. Monogami
2. Poligami

Menurut sistim HPI Inggris. Seorang pribadi/seseorang yang berdomisili di negara yang
menganut asas monogamy secara hukum tidak akan dapat melakukan perkawinan
poligami secara sah.
Hukum yang mengatur perkawinan internasional
Diindonesia sebelum berlakunya UU No 1 tahun 1974 tentang perkawinan, perkawinan
internasional diatur melalui stablat No 158/1998 yang disebut sebagai peraturan
perkawinan campuran/GHR.
Yang diatur melalui GHR adalah perkawinan antara orang2 yang di Indonesia tunduk
pada hukum yang berbeda. Dengan demikian GHR tidak hanya berlaku untuk
perkawinan internasional saja tetapi berlaku juga untuk perkawinan antar golongan
Perkawinan y6ang diatur dalam GHR adalah :
1. Perkawinan antar sesama WNI yang tunduk pada hukum adat yang berbeda baik
perkawinan itu dilangsungkan di Indonesia maupun dari luar negeri.
2. Perkawinan sesama WNI antara seorang wanita yang tunduk pada hukum adat dengan
pria yang tunduk pada BW atau sebaliknya, baik perkawinan tersebut dilangsungkan di
Indonesia maupun luar negeri.
3. Perkawinan sesama WNI yang berbeda agama baik perkawinan itu dilangsungkan di
Indonesia maupun luar negeri
4. Perkawinan seorang WNI dengan seorang WNA yang dilangsungkan di Indonesia
maupun di Luar negeri
5. Perkawinan antara sesama WNA yang tunduk pada hukum yang berbeda dan
dilangsungkan di Indonesia
Dari berbagai jenis perkawinan tersebut diatas yang termasuk sebagai perkawinan
Internasional adalah perkawinan2 yang dilangsungkan di luar negeri, perkawinan
antara seorang WNI dengan seorang WNA dan perkawinan antara WNA yang
dilangsungkan di Indonesia.
Ketentuan2 terpenting dalam GHR adalah :
1. Formalitas perkawinan dilangsungkan menurut hukum si suami, dengan syarat hal ini
disetujui oleh kedua belah pihak. Dalam masyarakat yang mengakui persamaan hak
maka persetujuan kedua belah pihak perkawinan dapat juga dilangsungkan menurut
hukum istri.
2. Untuk perkawinan yang dilangsungkan diluar Indonesia. Formalitasdilangsungkan
perkawinan dilakukan sesuai dengan bentuk menurut hukum yang berlaku di tempat
dilangsungkannya perkawinan tersebut (pasal 10).
3. seorang istri dalam perkawinan campuran selalu mengikuti kedudukan hukum
suaminya, baik dalam hukum publik maupun perdata (pasal 2 GHR). Dilihat dari sudut
emansipasi ketentuan ini kurang menghargai wanita karena dalam perkawinan wanita
akan selalu mengikuti kedudukan suaminya. Untuk menutupi hal ini UU no 62
tahun 1998 tentang kewarganegaraan telah menetapkan bahwa bagi seorang wanita
yang menikah dengan pria yang berbeda kewarganegaraan kepada si wanita diberi
kesempatan utnuk tetap mempertahankan kewarganegaraannya sendiri, baik wanita itu
WNI atau WNA.
4. Perbedaan agama, golongan raktyat, ataupun keturunan (ras) tidak dapat dijadikan
sebagai alasan untuk menghalang2i suatu perkawinan Pasal 7 sub 2 GHR.
Semenjak berlakunya UU No 1 tahun 1974 tentang perkawinan bahwa
berdasarkanPasal 66 dari UU yang dimaksud. Segala peraturan yang mengatur
tentang perkawinan tersebut, maka mengenai perkawinan Internasional yang dilakukan
di Indonesia yang salah seorang mempelainya WNI harus tunduk pada UU No 1 tahun
1974. Pasal 57 UU tersebut menyatakan bahwa yang di maksud dengan perkawinan
campuran menurut UU ini adalah perkawinan antara dua orang Indonesia, yang
masing2 tunduk pada hukum yang berlainan, karena perbedaan kewarganegaraan dari
salah satu pihak WNA dan salah satu pihak WNI.
Untuk Formalitas

Dalam melangsungkan perkawinan campuran diatur dalam pasal 59 yang menyatakan
bahwa perkawinan campuran yang dilangsungkan di Indonesia dilakukan menurut UU
perkawinan ini.
Untuk materinya
Ditetapkan pada pasal 60 yaitu perkawinan campuran tidak dapat dilangsungkan
sebelum terbukti bahwa syarat2 perkawinan yang ditentukan oleh hukum yang berlaku
bagi masing2 pihak telah dipenuhi.
Perkawinan antara 2 orang WNI/ seorang WNI dengan seorang WNA yang
dilangsungkan di luar Indonesia diatur oleh pasal 56 yang menyatakan perkawinan
tersebut sah bilamana dilakukan menurut hukum yang berlaku di negara dimana
perkawinan itu dilangsungkan dan bagi WNI tidak melanggar ketentuan2 UU No 1
tahun 1974
Di Inggris syarat suatu perkawinan harus sesuai dengan ketentuan hukum dari
domisili para mempelai. Mengenai pengertian domisili menurut para sarjana Inggris
terbagi 2 yaitu :
1. Domisili Pihak suami waktu perkawinan dilangsungkan
2. tempat yang dipilih oleh kedua mempelai untuk berdomisili segera setelah perkawinan
mereka.
Sedangkan untuk formalitas berlangsungnya perkawinan berlaku hukum dari tempat
dilangsungkan perkawinan lex loci celebration).
Di USA dan negara2 amerika latin hukum yang berlaku bagi suatu perkawinan baik
mengenai formalitas maupun untuk syarat Materinya adalah hukum dari tempat
dilangsungkannya perkawinan tersebut
Disebagian besar negara2 eropah continental syarat materil suatu perkawinan
ditentukan oleh hukum nasional masing2 pihak, (pasal 16
AB) sedangkanformalitas dilangsungkan perkawinan mengikuti kaidah locus rebit
atum (pasal 18 AB)
ADOPSI
Adopsi diartikansebagai suatu tindakan untuk menciptakan hubungan keturunan buatan
tanpa hubungan keturunan biologis, sehingga hubungan antara sang
anak(adoptandus) dan orang tua (adoptan) harus dianggap sebagai pertalian darah.
Fungsi adopsi
Ada 2 pendapat yaitu :
1. Pendapat kuno
Adopsi itu berfungsi untuk malanjutkan atau menjamin kelanjutan keturunan keluarga
yang mengangkat (adoptan)
2. Pendapat modern
fungsi adopsi untuk melindungi kesejahteraan anak
pendapat2 lain
1. Burahim esde
untuk kebahagian batin orang tua yang mengangkat
2. Pendapat lain
adalah penggabungan dari 3 pendapat diatas
Macam2 adopsi
Secara garis besar adopsi dapat dibagi atas 2 bagian ayitu :
1. Adoptio Plena
Adalah adopsi yang sempurna yang berakibat hubungan sang anak dengan orang tua
biologisnya putus sama sekali (ini yang haram bagi umat islam)
2. Adoptio Minus Plena
adalah adopsi yang bertujuan untuk pemeliharaan dan pendidikan sang anak, disini
hubungan anak dengan orang tua biologisnya masih tetap ada.

Syarat2 adopsi
Syarat metrial untuk adopsi ada beberapa macam dan tidak sama satu negara dengan
negara lainnya, syarat2 itu antara lain :
1. adoptan harus telah mempunyai usia tertentu
adoptandus harus mempunyai usia tertentu, dengan selisih umur antara adoptan dan
adoptandus di tentukan.
2. harus ada persetujuan dari pihak wali adoptandus.
3. larangan adopsi bagi adoptan yang sudah punya anak
4. larangan adopsi bagi adoptan yang sudah mengadopsi anak lain.
5. larangan adopsi terhadap pihak yang berlainan ras dan warna kulit