Interfaces IP Addresses Implementasi Load Balance

Penggunaan browsing lebih diperlukan sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan dan melakukan wawancara dengan koordinator IT. Sehingga diperlukan PCC load balance yang tetap mengoptimalkan 2 jaringan yang ada sesuai dengan kebutuhan di sekolah. Setelah tahapan dalam perencanaan dan perancangan selesai maka melakukan tahap implementasi pada router. Pada Router Board 450 sudah tersedia MikroTik RouterOS yang akan untuk mengatur jaringan yang akan dibuat dengan PCC load balance. Implementasi diawali dengan konfigurasi pada modem yang akan digunakan kemudian konfigurasi pada router dan terakhir pengujian jaringan.

4.1 Implementasi Load Balance

4.1.1 Interfaces

Ada tiga interface yang digunakan dalam membuat load balance yaitu dua interface untuk menghubungkan router dengan dua modem dan satu interface untuk menghubungkan router dengan switch dan selanjutnya dihubungkan dengan komputer client maupun switch lain yang berada di beberapa ruangan. Daftar interface dapat dilihat pada Gambar 4.2. Gambar 4.2 Interface

4.1.2 IP Addresses

Router memiliki dua interface yang digunakan untuk WAN melalui modem. Sedangkan interface yang ketiga digunakan untuk LAN atau jaringan yang akan menghubungkan router dengan komputer client. Hasil konfigurasi IP Address dapat dilihat pada Gambar 4.3. Gambar 4.3 IP Address Router Modem 1 IP Address : 192.168.1.1 Network : 192.168.1.029 Modem 2 IP Address : 192.168.2.1 Network : 192.168.2.029 Interface router Modem 1 IP Address : 192.168.1.2 Network : 192.168.1.029 Interface router Modem 2 IP Address : 192.168.2.2 Network : 192.168.2.029 Interface router LAN IP Address : 192.168.14.254 Network : 192.168.14.024 Kode Program 4.1 Kode Program IP Address ip address add address=192.168.1.229 network=192.168.1.1 broadcast=192.168.1.7 interface=Modem 1 add address=192.168.2.229 network=192.168.2.1 broadcast=192.168.2.7 interface=Modem 2 add address=192.168.14.25424 network=192.168.14.0 broadcast=192.168.14.255 interface=LAN DNS Pada Gambar 4.4, DNS yang digunakan sesuai dengan DNS yang ada pada modem yaitu 203.130.208.18 dan 203.130.193.74. DNS disesuaikan dengan DNS yang ada pada modem. Gambar 4.4 DNS NAT Agar komputer client dapat melakukan koneksi ke internet, juga harus merubah IP private client ke IP public yang ada di interface public yaitu Modem 1 dan Modem 2. Konfigurasi NAT dapat dilihat pada Gambar 4.5. Kode Program 4.2 Kode Program NAT ip firewall nat add chain=srcnat out-interface=Modem 1 action=masquerade add chain=srcnat out-interface=Modem 2 action=masquerade Gambar 4.5 NAT Firewall Mangle Untuk mengatur lalu lintas pada router perlu memastikan bahwa lalu lintas akan melalui interface yang sama dengan lalu lintas itu berasal. Untuk merekam aktifitas koneksi masuk harus menandai semua koneksi yang masuk. Kode Program 4.3 Kode Program Mangle ip firewall mangle add chain=input in-interface=modem1 action=mark-connection new- connection-mark=modem1_conn add chain=input in-interface=modem2 action=mark-connection new- connection-mark=modem2_conn Lalu menetapkan routing mark untuk melihat seberapa banyak paket yang keluar dari router pada masing-masing jalur. Routing mark dibagi sesuai dengan jalur yang ditentukan yaitu jalur- 1 dan jalur-2. Kode Program 4.4 Kode Program Mark Routing add chain=output connection-mark=modem1_conn action=mark-routing new- routing-mark=jalur-1 add chain=output connection-mark=modem2_conn action=mark-routing new- routing-mark=jalur-2 Action mark-routing hanya dapat digunakan dalam output mangle chain output dan prerouting. Pada mangle chain prerouting hanya menangkap semua lalu lintas yang menuju router. Dengan bantuan PCC load balance akan membagi beberapa kelompok lalu lintas sesuai dengan sumber dan tujuan. Jalur dibagi menjadi 2 jalur karena dalam penelitian menggunakan bandwidth yang sama besar yaitu masing-masing 2 Mbps. Sehingga masing-masing jalur mendapatkan bandwidth maksimal 2 Mbps. Konfigurasi mangle secara keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 4.6. Kode Program 4.5 Kode Program PCC add chain=prerouting dst-address-type=local in-interface=LAN per- connection-classifier=both-addresses:20 \ action=mark-connection new-connection-mark=modem1_conn passthrough=yes add chain=prerouting dst-address-type=local in-interface=LAN per- connection-classifier=both-addresses:21 \ action=mark-connection new-connection-mark=modem2_conn passthrough=yes add chain=prerouting connection-mark=modem1_conn in-interface=LAN action=mark-routing new-routing-mark=jalur-1 add chain=prerouting connection-mark=modem2_conn in-interface=LAN action=mark-routing new-routing-mark=jalur-2 Gambar 4.6 Mangle Route Selanjutnya menetapkan route dengan dua routing mark yang menggunakan jalur-1 dan jalur-2. Jalur-1 menggunakan gateway 192.168.1.2 yang terhubung dengan modem 1 dan jalur-2 menggunakan gateway 102.168.2.2 yang terhubung dengan modem 2. Kode Program 4.6 Kode Program Route ip route add dst-address=0.0.0.00 gateway=192.168.1.2 routing-mark=jalur-1 check-gateway=ping add dst-address=0.0.0.00 gateway=192.168.2.2 routing-mark=jalur-2 check-gateway=ping Ada sudah memiliki dua jalur yang dapat digunakan bersamaan. Ada kemungkinan suatu saat salah satu modem maupun koneksi internet terputus sehingga mengganggu jalur koneksi yang lain. Untuk menanggulanginya dibuat fail over yang berguna jika salah satu jalur terputus maka koneksi internet yang awalnya menggunakan jalur yang terputus akan beralih secara otomatis ke jalur yang lain. Dalam konfigurasi ini jika ada lalu lintas yang masuk akan selalu memeriksa apakah gateway dapat digunakan atau tidak dengan ping. Konfigurasi route dapat dilihat pada Gambar 4.7. Kode Program 4.7 Kode Program Fail Over add dst-address=0.0.0.00 gateway=192.168.1.2 distance=1 check- gateway=ping add dst-address=0.0.0.00 gateway=192.168.2.2 distance=2 check- gateway=ping Gambar 4.7 Route Bandwidth Limiter Bandwidth limiter sebagai konfigurasi tambahan untuk optimasi jaringan yang digunakan untuk membatasi kecepatan download setiap client. Dengan pembatasan tersebut maka bandwidth yang digunakan oleh setiap client dapat terkendali sehingga tidak terjadi perbedaan yang besar dengan client yang lain. Pada mangle menambahkan chain forward dengan connection mark dan packet mark. Hasil konfigurasi bandwidth limiter pada firewall dapat dilihat pada Gambar 4.8. Kode Program 4.8 Kode Program Bandwidth Limiter ip firewall mangle add chain=forward scr-address=192.168.14.024 action=mark-connection new-connection-mark=conn_limit passtrhough=yes ip firewall mangle add chain=forward connection-mark=conn_limit action=mark-packet new-packet-mark=paket_down passtrhough=no Gambar 4.8 Limit Firewall Setelah membuat mangle forward, selanjutnya membuat queues untuk menentukan berapa batasan bandwidth tiap client. Hasil konfigurasi bandwidth limiter pada queue dapat dilihat pada Gambar 4.9. Gambar 4.9 Queue Kode Program 4.9 Kode Program Queue queue type add name=Shape kind=pcq pcq-rate=384k pcq-classifier=dst- address pcq-total-limit=2000 queue tree add name=down parent=LAN packet-mark=paket_down queue=Shape priority=8

4.2 Pengujian

Dokumen yang terkait

TA : Analisis Perbandingan Metode Load Balance PCC Dengan NTH Menggunakan Mikrotik.

15 73 76

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengukuran Kinerja Load Balance Cluster pada MySQL Server

0 1 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengukuran Kinerja Load Balance Cluster pada MySQL Server

0 0 1

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Optimasi Perbandingan antara NTH Load Balance dengan PCC Load Balance (Studi Kasus: SMA dan SMP Kristen Satya Wacana Salatiga)

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Optimasi Perbandingan antara NTH Load Balance dengan PCC Load Balance (Studi Kasus: SMA dan SMP Kristen Satya Wacana Salatiga) T1 672006038 BAB I

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Optimasi Perbandingan antara NTH Load Balance dengan PCC Load Balance (Studi Kasus: SMA dan SMP Kristen Satya Wacana Salatiga) T1 672006038 BAB II

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Optimasi Perbandingan antara NTH Load Balance dengan PCC Load Balance (Studi Kasus: SMA dan SMP Kristen Satya Wacana Salatiga) T1 672006038 BAB V

0 0 1

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Simulasi Autonomous Vehicle di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga T1 612010705 BAB IV

0 0 16

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Kecerdasan Emosi dengan Perilaku Asertif Mahasiswa Program Studi Bimbingan Konseling Angkatan 2014 Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga T1 BAB IV

0 0 6

T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Spedagi: Studi Sosiologis Peran Aktor dalam Memfasilitasi Pembangunan Pasar Papringan Melalui Modal Sosial pada Masyarakat Desa Carubanabupaten Temanggung T1 Full text

0 1 28