Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Optimasi Perbandingan antara NTH Load Balance dengan PCC Load Balance (Studi Kasus: SMA dan SMP Kristen Satya Wacana Salatiga) T1 672006038 BAB IV

(1)

Bab 4

Hasil dan Pembahasan

Metode load balance yang digunakan sebelum penelitian yaitu dengan NTH load balance yang menggunakan 2 jaringan yaitu 2 jaringan Telkom Speedy. Pada NTH load balance 2 jalur yang ada dapat digunakan bersama-sama pada saat melakukan download

dengan menggunakan Internet Download Manager.

Gambar 4.1 NTH Load Balance

Pada Gambar 4.1 terlihat kecepatan pada Internet Download Manager dan konfigurasi NTH load balance. Pada konfigurasi terlihat menggunakan 2 jalur gateway. Bandwidth pada kedua

gateway digunakan seluruhnya dalam proses download. Penggunaan

download manager menyebabkan proses browsing yang dilakukan oleh beberapa user menjadi lambat karena bandwidth yang ada terpakai pada proses download.


(2)

Penggunaan browsing lebih diperlukan sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan dan melakukan wawancara dengan koordinator IT. Sehingga diperlukan PCC load balance yang tetap mengoptimalkan 2 jaringan yang ada sesuai dengan kebutuhan di sekolah. Setelah tahapan dalam perencanaan dan perancangan selesai maka melakukan tahap implementasi pada router. Pada

Router Board 450 sudah tersedia MikroTik RouterOS yang akan untuk mengatur jaringan yang akan dibuat dengan PCC load balance. Implementasi diawali dengan konfigurasi pada modem

yang akan digunakan kemudian konfigurasi pada router dan terakhir pengujian jaringan.

4.1

Implementasi Load Balance

4.1.1 Interfaces

Ada tiga interface yang digunakan dalam membuat load balance yaitu dua interface untuk menghubungkan router dengan dua modem dan satu interface untuk menghubungkan router dengan

switch dan selanjutnya dihubungkan dengan komputer client

maupun switch lain yang berada di beberapa ruangan. Daftar


(3)

Gambar 4.2 Interface

4.1.2 IP Addresses

Router memiliki dua interface yang digunakan untuk WAN melalui modem. Sedangkan interface yang ketiga digunakan untuk LAN atau jaringan yang akan menghubungkan router dengan komputer client. Hasil konfigurasi IP Address dapat dilihat pada Gambar 4.3.


(4)

Modem 1

IP Address : 192.168.1.1

Network : 192.168.1.0/29

Modem 2

IP Address : 192.168.2.1

Network : 192.168.2.0/29

InterfacerouterModem 1

IP Address : 192.168.1.2

Network : 192.168.1.0/29

Interface router Modem 2

IP Address : 192.168.2.2

Network : 192.168.2.0/29

Interfacerouter LAN

IP Address : 192.168.14.254

Network : 192.168.14.0/24

Kode Program 4.1 Kode Program IP Address

/ ip address

add address=192.168.1.2/29 network=192.168.1.1 broadcast=192.168.1.7 interface=Modem 1

add address=192.168.2.2/29 network=192.168.2.1 broadcast=192.168.2.7 interface=Modem 2

add address=192.168.14.254/24 network=192.168.14.0 broadcast=192.168.14.255 interface=LAN

DNS

Pada Gambar 4.4, DNS yang digunakan sesuai dengan DNS yang ada pada modem yaitu 203.130.208.18 dan 203.130.193.74. DNS disesuaikan dengan DNS yang ada pada modem.


(5)

Gambar 4.4 DNS

NAT

Agar komputer client dapat melakukan koneksi ke internet, juga harus merubah IP private client ke IP public yang ada di

interface public yaitu Modem 1 dan Modem 2. Konfigurasi NAT dapat dilihat pada Gambar 4.5.

Kode Program 4.2 Kode Program NAT / ip firewall nat

add chain=srcnat out-interface=Modem 1 action=masquerade add chain=srcnat out-interface=Modem 2 action=masquerade


(6)

Firewall (Mangle)

Untuk mengatur lalu lintas pada router perlu memastikan bahwa lalu lintas akan melalui interface yang sama dengan lalu lintas itu berasal. Untuk merekam aktifitas koneksi masuk harus menandai semua koneksi yang masuk.

Kode Program 4.3 Kode Program Mangle

/ ip firewall mangle

add chain=input in-interface=modem1 action=mark-connection new-connection-mark=modem1_conn

add chain=input in-interface=modem2 action=mark-connection new-connection-mark=modem2_conn

Lalu menetapkan routing mark untuk melihat seberapa banyak paket yang keluar dari router pada masing-masing jalur.

Routing mark dibagi sesuai dengan jalur yang ditentukan yaitu jalur-1 dan jalur-2.

Kode Program 4.4 Kode Program Mark Routing

add chain=output connection-mark=modem1_conn action=mark-routing new-routing-mark=jalur-1

add chain=output connection-mark=modem2_conn action=mark-routing new-routing-mark=jalur-2

Action mark-routing hanya dapat digunakan dalam output mangle chain output dan prerouting. Pada mangle chainprerouting

hanya menangkap semua lalu lintas yang menuju router. Dengan bantuan PCC load balance akan membagi beberapa kelompok lalu lintas sesuai dengan sumber dan tujuan. Jalur dibagi menjadi 2 jalur karena dalam penelitian menggunakan bandwidth yang sama besar yaitu masing-masing 2 Mbps. Sehingga masing-masing jalur mendapatkan bandwidth maksimal 2 Mbps. Konfigurasi mangle


(7)

Kode Program 4.5 Kode Program PCC

add chain=prerouting dst-address-type=!local in-interface=LAN per-connection-classifier=both-addresses:2/0 \

action=mark-connection new-connection-mark=modem1_conn passthrough=yes

add chain=prerouting dst-address-type=!local in-interface=LAN per-connection-classifier=both-addresses:2/1 \

action=mark-connection new-connection-mark=modem2_conn passthrough=yes

add chain=prerouting connection-mark=modem1_conn in-interface=LAN action=mark-routing new-routing-mark=jalur-1

add chain=prerouting connection-mark=modem2_conn in-interface=LAN action=mark-routing new-routing-mark=jalur-2

Gambar 4.6 Mangle

Route

Selanjutnya menetapkan route dengan dua routing mark

yang menggunakan jalur-1 dan jalur-2. Jalur-1 menggunakan gateway 192.168.1.2 yang terhubung dengan modem 1 dan jalur-2 menggunakan gateway 102.168.2.2 yang terhubung dengan modem 2.


(8)

Kode Program 4.6 Kode Program Route

/ ip route

add dst-address=0.0.0.0/0 gateway=192.168.1.2 routing-mark=jalur-1 check-gateway=ping

add dst-address=0.0.0.0/0 gateway=192.168.2.2 routing-mark=jalur-2 check-gateway=ping

Ada sudah memiliki dua jalur yang dapat digunakan bersamaan. Ada kemungkinan suatu saat salah satu modem maupun koneksi internet terputus sehingga mengganggu jalur koneksi yang lain. Untuk menanggulanginya dibuat fail over yang berguna jika salah satu jalur terputus maka koneksi internet yang awalnya menggunakan jalur yang terputus akan beralih secara otomatis ke jalur yang lain. Dalam konfigurasi ini jika ada lalu lintas yang masuk akan selalu memeriksa apakah gateway dapat digunakan atau tidak dengan ping. Konfigurasi route dapat dilihat pada Gambar 4.7.

Kode Program 4.7 Kode Program Fail Over

add dst-address=0.0.0.0/0 gateway=192.168.1.2 distance=1 check-gateway=ping

add dst-address=0.0.0.0/0 gateway=192.168.2.2 distance=2 check-gateway=ping


(9)

BandwidthLimiter

Bandwidth limiter sebagai konfigurasi tambahan untuk optimasi jaringan yang digunakan untuk membatasi kecepatan

download setiap client. Dengan pembatasan tersebut maka

bandwidth yang digunakan oleh setiap client dapat terkendali sehingga tidak terjadi perbedaan yang besar dengan client yang lain. Pada mangle menambahkan chainforward dengan connection mark

dan packet mark. Hasil konfigurasi bandwidth limiter pada firewall

dapat dilihat pada Gambar 4.8.

Kode Program 4.8 Kode Program Bandwidth Limiter

/ip firewall mangle add chain=forward scr-address=192.168.14.0/24 action=mark-connection new-connection-mark=conn_limit passtrhough=yes /ip firewall mangle add chain=forward connection-mark=conn_limit action=mark-packet new-packet-mark=paket_down passtrhough=no

Gambar 4.8 Limit Firewall

Setelah membuat mangle forward, selanjutnya membuat

queues untuk menentukan berapa batasan bandwidth tiap client. Hasil konfigurasi bandwidth limiter pada queue dapat dilihat pada Gambar 4.9.


(10)

Gambar 4.9 Queue

Kode Program 4.9 Kode Program Queue

/queue type add name=Shape kind=pcq pcq-rate=384k pcq-classifier=dst-address pcq-total-limit=2000

/queue tree add name=down parent=LAN packet-mark=paket_down queue=Shape priority=8

4.2

Pengujian

Setelah konfigurasi telah selesai maka dilakukan pengujian untuk mengetahui performa jaringan. Pengujian dilakukan dengan menggunakan Internet Download Manager dan tools yang ada pada WinBox.

4.2.1 Uji Download

Pengujian awal dilakukan dengan cara mengunduh 4 data dengan ukuran yang cukup besar masing-masing data antara 48 MB sampai 95 MB menggunakan Internet Download Manager. Pemilihan data yang berukuran cukup besar dilakukan agar dapat melihat rata-rata besar bandwidth yang digunakan pada masing-masing data. Pengujian dilakukan dengan mematikan konfigurasi


(11)

bandwidth limiter sehingga terlihat pada Gambar 4.10 bandwidth

yang digunakan pada masing-masing data tidak merata.

Gambar 4.10 Download

4.2.2 Torch

Tool Torch yang ada di dalam WinBox berfungsi untuk memeriksa lalu lintas jaringan yaitu protokol, source address,

source port, destination address, destination port, transmmited rate

dan received rate. Pada Gambar 4.11 torch digunakan pada saat

bandwidth limiter dihidupkan dan dibatasi 384 Kbps per connection queue dengan troughput 2,3 Mbps. Pada baris pertama dan kedua terlihat bandwidth yang digunakan 377 Kbps. Data tersebut memperlihatkan bahwa penggunaan bandwidth limiter berjalan dengan baik.


(12)

Gambar 4.11 Torch LAN

4.2.3 Graphing

Pada tools WinBox yang disediakan oleh MikroTik terdapat

tool yang digunakan untuk melihat lalu lintas yang ada pada jaringan yang disebut Graphing. Akses Graphing dapat melalui WinBox dan juga dapat diakses melalui browser. Untuk mendapatkan hasil statistik yang lengkap saya menggunakan browser. Pada Gambar 4.12 memperlihatkan lalu lintas pada modem 1, Gambar 4.13 mempelihatkan lalu lintas pada modem 2 dan Gambar 4.14 mempelihatkan lalu lintas pada LAN.


(13)

Gambar 4.12 Statistik pada Modem 1


(14)

Gambar 4.14 Statistik pada LAN

Statistik diambil pada satu hari pemakaian internet. Dari hasil pengamatan pada gambar-gambar tersebut diperoleh data yang terdapat pada Tabel 4.1

Tabel 4.1 Tabel Graphing

Graphs Max In Max Out Average In Average Out Modem 1 1,85 Mbps 227,68 Kbps 404,44 Kbps 48,45 Kbps Modem 2 1,85 Mbps 309,48 Kbps 340,95 Kbps 30,30 Kbps LAN 485,56 Kbps 3,68 Mbps 70,11 Kbps 727,91 Kbps

Max In pada modem 1 dan modem 2 adalah troughput

maksimal pada setiap modem. Max Out pada modem 1 dan modem 2 adalah upload maksimal pada setiap modem. Average In pada modem 1 dan modem 2 adalah troughput rata-rata pada masing-masing modem. Average Out pada modem 1 dan modem 2 adalah


(15)

adalah upload maksimal dari penjumlahan Max Out modem 1 dan modem 2. Max Out pada LAN adalah troughput maksimal dari penjumlahan Max In modem 1 dan modem 2. Average In pada LAN adalah upload rata-rata dari penjumlahan Average Out modem 1 dan modem 2. Average In pada LAN adalah troughput rata-rata dari penjumlahan Average Out modem 1 dan modem 2.

Data current in dan current out tidak dicantumkan karena saat akses graphing, penggunaan internet tidak banyak. Sehingga pada tiap statistik antarmuka terlihat kecil.

4.3

Perbandingan antara NTH Load Balance dengan

PCC Load Balance

Untuk membandingkan NTH load balance dan PCC load balance dilakukan dengan beberapa pengujian untuk membuktikan kekurangan dan kelebihan dari kedua metode sesuai dengan kebutuhan tempat implementasi yaitu di SMA Kristen Satya Wacana Salatiga. Pengujian dilakukan dengan menggunakan Internet Download Manager untuk mengetahui besarnya downstream pada saat beban jaringan kecil dan pada saat beban jaringan besar. Besarnya upstream tidak diuji karena intensitas upload yang kecil. Internet Download Manager digunakan untuk pengujian karena dapat membagi download file menjadi beberapa sesi pada protokol HTTP dan dapat menggunakan kedua gateway pada load balance. Pengujian juga dilakukan menggunakan Google Chrome sebagai


(16)

4.3.1 Pengujian Downstream dengan Menggunakan Internet Download Manager

Dalam perbandingan NTH load balance dan PCC load balance dari segi konfigurasi dan penggunaan dua gateway dengan

bandwidth masing-masing sebesar 2Mbps pada saat downstream. NTH load balance digunakan sebelum perancangan PCC load balance. Pada saat pengujian tidak ada komputer yang menggunakan jaringan internet selain komputer penguji untuk mendapatkan

bandwidth maksimal. Pengujian yang dilakukan dengan cara mengunduh file .exe pada website yang sudah ditentukan yaitu

www.filehippo.com. Hal itu dengan pertimbangan pada website

tersebut menyediakan link download yang telah diuji kecepatan maksimal yang didapat sesuai bandwidth yang tersedia pada pengujian sebelumnya yaitu pada saat tidak ada pengguna. Dengan kecepatan maksimal dapat memperlihatkan kecepatan maksimal dalam penggunaan loadbalance.

Berikut hasil gambar dengan menggunakan Internet Download Manager (IDM) pada kedua metode.


(17)

Gambar 4.15 Uji Download dengan Menggunakan IDM pada NTH Load Balance

Gambar 4.16 Uji Download dengan Menggunakan IDM pada PCC load balance

Pada Gambar 4.15 menunjukkan pengujian dilakukan dengan mengunduh 1 file dengan besar file 48,11 MB. Kecepatan download


(18)

interface list terlihat penggunaan bandwidth pada modem 1 sebesar 1826,5 Kbps dan modem 2 sebesar 1828,0 Kbps. Dari penjumlahan pada masing-masing modem didapatkan total bandwidth sebesar 3654,5 Kbps. Pengujian pada NTH load balance dilakukan hanya dengan mengunduh file saja untuk menunjukkan bahwa pada penggunaan IDM dapat menggunakan 2 gateway sekaligus.

Gambar 4.16 menunjukkan pengujian dilakukan dengan mengunduh 4 file dengan besar file berturut-turut 77,92 MB, 51,30 MB, 48,11 MB, dan 96,62 MB. Kecepatan download yang didapat pada saat menggunakan IDM yaitu berturut-turut 115,74 KBps, 49,19 KBps. 87,65 KBps, dan 193,13 KBps. Pada interface list

terlihat penggunaan bandwidth pada modem 1 sebesar 1771,3 Kbps dan modem 2 sebesar 1818,5Kbps. Dari penjumlahan pada masing-masing modem didapatkan total bandwidth sebesar 3589,8 Kbps. Pada saat pengujian PCC load balance, file diunduh satu persatu dengan melihat jalur yang digunakan. File pertama diunduh menggunakan gateway modem 1. Penggunaan tersebut berasal dari

route pertama yaitu menggunakan modem 1. File kedua diunduh menggunakan gateway modem 2 yang berasal dari mangle pada

firewall. Pada unduhan file ketiga dan keempat masing-masing menggunakan gatewaymodem 1 dan modem 2.

4.3.2 Pengujian Pada Saat Beban Jaringan Besar

Pengujian dilakukan pada saat banyak pengguna yang memanfaatkan jaringan internet untuk download maupun browsing. Ada banyak koneksi yang terjadi sehingga bandwidth dapat digunakan secara penuh.


(19)

Gambar 14.17 Torch Beban Jaringan Besar pada NTH Load Balance

Pada Gambar 14.17 terlihat pada Tx Rate atau transmitted

tidak merata. Pada keadaan tersebut ada src-address dengan IP

address 192.168.14.231 yang memiliki beberapa sesi Tx Rate yaitu sebesar 230.7kbps, 111.4kbps dan 87.5kbps. Hal itu membuktikan pada penggunaan NTH load balance pengalokasian bandwidth


(20)

Gambar 14.18 Torch Beban Jaringan Besar pada PCC load balance

Pada Gambar 14.18 membuktikan PCC load balance terlihat lebih optimal pada saat beban jaringan besar .Ada beberapa faktor dalam dan luar yang dapat mempengaruhi besarnya koneksi yaitu ketersediaan bandwidth, routing dari private IP ke destination address, dan ketersediaan bandwidth server pada destination address.


(21)

Tabel 4.2 Uji Download pada saat Beban Jaringan Besar dengan NTH Load Balance dan PCC Load Balance

No NTH (KBps) PCC (KBps)

1 80.23 23.56

2 90.57 40.34

3 78.38 31.95

4 63.84 36.29

5 70.95 28.89

6 86.39 35.49

7 83.21 45.95

8 75.54 37.13

9 57.65 43.75

10 38.96 38.36

11 48.46 34.97

12 50.92 28.78

13 53.58 33.48

14 44.29 35.96

15 57.84 27.40

16 52.73 37.50

17 46.93 46.29

18 70.29 50.13

19 98.59 43.67

20 86.34 33.94

21 70.52 27.65

22 76.85 38.39

23 101.33 45.59

24 103.12 48.84

25 96.97 50.65

26 46.28 40.94

27 67.50 38.86

28 87.94 45.56

29 70.56 50.67

30 42.39 66.50

Rata-Rata 69.97 39.58

Tabel 4.2 menunjukkan besarnya penggunaan bandwidth

dengan menggunakan Internet Download Manager pada saat menggunakan NTH load balance dan PCC load balance. Pada NTH

load balancedownstream yang didapat lebih besar. Sedangkan pada PCC load balancedownstream terlihat lebih stabil.


(22)

Selanjutnya dilakukan dengan cara wawancara dengan beberapa pengajar secara bebas. Pengujian dilakukan untuk mengetahui kinerja jaringan menggunakan NTH load balance dan PCC load balance pada saat browsing dan download. Pada saat membuka halaman website dan email sering terjadi masalah. Halaman website tidak terbuka sepenuhnya. Pada saat download

tidak dirasakan adanya gangguan pada kecepatan dan delay. Pada waktu yang berbeda pengujian yang didapat pada saat menggunakan PCC load balance. Pada saat membuka website tidak ada masalah. Pada saat download ada delay waktu beberapa detik dan kecepatan yang didapat lebih kecil dari kecepatan yang didapat pada saat menggunakan NTH load balance. Dari pengujian menggunakan

torch dan Internet Download Manager membuktikan NTH load balance memiliki kelemahan dalam mengatasi permasalahan penggunaan bandwidth pada saat beban jaringan besar. Sedangkan pada PCC load balance semakin banyak pengguna yang membuat beban jarigan besar maka pembagian bandwidth tetap merata.

4.3.3 Pengujian dengan Pendeteksi Alamat IP

Pengujian selanjutnya yang dilakukan dengan menggunakan

website pendeteksi alamat IP. Website yang digunakan www.whatismyipaddress.com. Dengan menggunakan website ini akan terlihat dua alamat IP dari kedua gateway.


(23)

Gambar 14.19 Pengujian dengan Pendeteksi IP ( gateway satu )

Gambar 14.20 Pengujian dengan Pendeteksi IP ( gateway dua )

Pada Gambar 14.19 dan Gambar 14.20 menunjukkan bahwa ada dua gateway yaitu 118.96.133.102 dan 180.246.108.233. Pengujian dilakukan dengan cara reload halaman website pendeteksi alamat IP pada masing-masing metode dengan rentang waktu 3 detik.


(24)

Tabel 4.3 Pengujian dengan Pendeteksi Alamat IP pada NTH load balance dan PCC load balance

No Gateway (NTH) Gateway (PCC)

1 118.96.133.102 180.246.108.233

2 118.96.133.102 180.246.108.233

3 180.246.108.233 180.246.108.233

4 118.96.133.102 180.246.108.233

5 180.246.108.233 180.246.108.233

Pada Tabel 4.3 menunjukkan penggunaan gateway pada NTH load balance tidak tetap karena NTH load balance

menggunakan algoritma round robin yang mengatur beban secara berurutan dan bergantian dari gateway satu ke gateway lainnya yang membuat gateway yang digunakan tidak tetap. Sedangkan pada PCC

load balance, gateway yang digunakan tetap karena koneksi pertama

PCC load balance menyimpan jalur berdasarkan source dan

destination address pada PCC matcher sehingga pada saat terjadi koneksi lagi akan dilewatkan ke jalur yang sudah ditetapkan PCC

matcher.

4.4

Hasil Analisis

Dari pengujian yang telah dilakukan dalam perbandingan NTH load balance dan PCC load balance maka diambil beberapa hasil analisis. Hasil analisis yang telah dilakukan dapat dilihat pada Tabel 4.3.


(25)

Tabel 4.3 Hasil Analisis Analisis

Pengujian

NTH load balance PCC load balance

Download

menggunakan Internet Download Manager

Menggunakan dua gateway secara bersama-sama pada saat download

pada Gambar 4.15

Menggunakan hanya satu

gateway pada Gambar 4.16

Penggunaan

download pada Tabel 4.2 dan

browsing pada saat beban jaringan besar

 Membuka website sering terjadi error page. Terjadi loss packet pada saat melewati gateway.

Download dapat berjalan dengan baik

 Membuka website dapat berjalan dengan baik. Tidak terjadi error page.

 Terjadi delay pada saat

download dengan kecepatan yang stabil dibandingkan dengan NTH load balance.

Pengujian dengan

website pendeteksi alamat IP pada Tabel 4.3

Dua gateway digunakan secara bergantian sesuai dengan algoritma yang digunakan yaitu algoritma

round robin.

Satu koneksi akan menggunakan gateway

secara tetap pada batas waktu tertentu berdasarkan

source dan destination address.


(1)

Gambar 14.18 Torch Beban Jaringan Besar pada PCC load balance

Pada Gambar 14.18 membuktikan PCC load balance terlihat lebih optimal pada saat beban jaringan besar .Ada beberapa faktor dalam dan luar yang dapat mempengaruhi besarnya koneksi yaitu ketersediaan bandwidth, routing dari private IP ke destination address, dan ketersediaan bandwidth server pada destination address.


(2)

Tabel 4.2 Uji Download pada saat Beban Jaringan Besar dengan NTH Load Balance dan PCC Load Balance

No NTH (KBps) PCC (KBps)

1 80.23 23.56

2 90.57 40.34

3 78.38 31.95

4 63.84 36.29

5 70.95 28.89

6 86.39 35.49

7 83.21 45.95

8 75.54 37.13

9 57.65 43.75

10 38.96 38.36

11 48.46 34.97

12 50.92 28.78

13 53.58 33.48

14 44.29 35.96

15 57.84 27.40

16 52.73 37.50

17 46.93 46.29

18 70.29 50.13

19 98.59 43.67

20 86.34 33.94

21 70.52 27.65

22 76.85 38.39

23 101.33 45.59

24 103.12 48.84

25 96.97 50.65

26 46.28 40.94

27 67.50 38.86

28 87.94 45.56

29 70.56 50.67

30 42.39 66.50

Rata-Rata 69.97 39.58

Tabel 4.2 menunjukkan besarnya penggunaan bandwidth

dengan menggunakan Internet Download Manager pada saat menggunakan NTH load balance dan PCC load balance. Pada NTH

load balancedownstream yang didapat lebih besar. Sedangkan pada PCC load balancedownstream terlihat lebih stabil.


(3)

Selanjutnya dilakukan dengan cara wawancara dengan beberapa pengajar secara bebas. Pengujian dilakukan untuk mengetahui kinerja jaringan menggunakan NTH load balance dan PCC load balance pada saat browsing dan download. Pada saat membuka halaman website dan email sering terjadi masalah. Halaman website tidak terbuka sepenuhnya. Pada saat download

tidak dirasakan adanya gangguan pada kecepatan dan delay. Pada waktu yang berbeda pengujian yang didapat pada saat menggunakan PCC load balance. Pada saat membuka website tidak ada masalah. Pada saat download ada delay waktu beberapa detik dan kecepatan yang didapat lebih kecil dari kecepatan yang didapat pada saat menggunakan NTH load balance. Dari pengujian menggunakan

torch dan Internet Download Manager membuktikan NTH load balance memiliki kelemahan dalam mengatasi permasalahan penggunaan bandwidth pada saat beban jaringan besar. Sedangkan pada PCC load balance semakin banyak pengguna yang membuat beban jarigan besar maka pembagian bandwidth tetap merata.

4.3.3 Pengujian dengan Pendeteksi Alamat IP

Pengujian selanjutnya yang dilakukan dengan menggunakan

website pendeteksi alamat IP. Website yang digunakan www.whatismyipaddress.com. Dengan menggunakan website ini akan terlihat dua alamat IP dari kedua gateway.


(4)

Gambar 14.19 Pengujian dengan Pendeteksi IP ( gateway satu )

Gambar 14.20 Pengujian dengan Pendeteksi IP ( gateway dua )

Pada Gambar 14.19 dan Gambar 14.20 menunjukkan bahwa ada dua gateway yaitu 118.96.133.102 dan 180.246.108.233. Pengujian dilakukan dengan cara reload halaman website pendeteksi alamat IP pada masing-masing metode dengan rentang waktu 3 detik.


(5)

Tabel 4.3 Pengujian dengan Pendeteksi Alamat IP pada NTH load balance dan PCC load balance

No Gateway (NTH) Gateway (PCC)

1 118.96.133.102 180.246.108.233 2 118.96.133.102 180.246.108.233 3 180.246.108.233 180.246.108.233 4 118.96.133.102 180.246.108.233 5 180.246.108.233 180.246.108.233

Pada Tabel 4.3 menunjukkan penggunaan gateway pada NTH load balance tidak tetap karena NTH load balance

menggunakan algoritma round robin yang mengatur beban secara berurutan dan bergantian dari gateway satu ke gateway lainnya yang membuat gateway yang digunakan tidak tetap. Sedangkan pada PCC

load balance, gateway yang digunakan tetap karena koneksi pertama

PCC load balance menyimpan jalur berdasarkan source dan

destination address pada PCC matcher sehingga pada saat terjadi koneksi lagi akan dilewatkan ke jalur yang sudah ditetapkan PCC

matcher.

4.4

Hasil Analisis

Dari pengujian yang telah dilakukan dalam perbandingan NTH load balance dan PCC load balance maka diambil beberapa hasil analisis. Hasil analisis yang telah dilakukan dapat dilihat pada Tabel 4.3.


(6)

Tabel 4.3 Hasil Analisis

Analisis Pengujian

NTH load balance PCC load balance

Download

menggunakan Internet Download Manager

Menggunakan dua gateway secara bersama-sama pada saat download

pada Gambar 4.15

Menggunakan hanya satu

gateway pada Gambar 4.16

Penggunaan

download pada Tabel 4.2 dan

browsing pada saat beban jaringan besar

 Membuka website sering terjadi error page. Terjadi loss packet pada saat melewati gateway.

Download dapat berjalan dengan baik

 Membuka website dapat berjalan dengan baik. Tidak terjadi error page.

 Terjadi delay pada saat

download dengan kecepatan yang stabil dibandingkan dengan NTH load balance.

Pengujian dengan

website pendeteksi alamat IP pada Tabel 4.3

Dua gateway digunakan secara bergantian sesuai dengan algoritma yang digunakan yaitu algoritma

round robin.

Satu koneksi akan menggunakan gateway

secara tetap pada batas waktu tertentu berdasarkan

source dan destination address.


Dokumen yang terkait

TA : Analisis Perbandingan Metode Load Balance PCC Dengan NTH Menggunakan Mikrotik.

15 73 76

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengukuran Kinerja Load Balance Cluster pada MySQL Server

0 1 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengukuran Kinerja Load Balance Cluster pada MySQL Server

0 0 1

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Optimasi Perbandingan antara NTH Load Balance dengan PCC Load Balance (Studi Kasus: SMA dan SMP Kristen Satya Wacana Salatiga)

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Optimasi Perbandingan antara NTH Load Balance dengan PCC Load Balance (Studi Kasus: SMA dan SMP Kristen Satya Wacana Salatiga) T1 672006038 BAB I

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Optimasi Perbandingan antara NTH Load Balance dengan PCC Load Balance (Studi Kasus: SMA dan SMP Kristen Satya Wacana Salatiga) T1 672006038 BAB II

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Optimasi Perbandingan antara NTH Load Balance dengan PCC Load Balance (Studi Kasus: SMA dan SMP Kristen Satya Wacana Salatiga) T1 672006038 BAB V

0 0 1

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Simulasi Autonomous Vehicle di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga T1 612010705 BAB IV

0 0 16

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Kecerdasan Emosi dengan Perilaku Asertif Mahasiswa Program Studi Bimbingan Konseling Angkatan 2014 Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga T1 BAB IV

0 0 6

T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Spedagi: Studi Sosiologis Peran Aktor dalam Memfasilitasi Pembangunan Pasar Papringan Melalui Modal Sosial pada Masyarakat Desa Carubanabupaten Temanggung T1 Full text

0 1 28