Dr. Bambang Subali, M.S.
siswa yang telah berhasil menguasai target pembelajaran diberi program pengayaan. Demikian pula Sebaliknya, bila kegagalan terjadi hanya pada sebagian kecil subjek didik
maka program remediasi hanya dikenalkan pada mereka yang gagal, sedangkan kepada sebagian besar subjek didik diberikan program pengayaan.
Baik program remediasi maupun program pengayaan sebaiknya sudah dirancang disesuaikan dengan dengan jenis kegagalan yang terjadi. Program remediasi ataupun
program pengayaan memerlukan pertimbangan apakah akan dkenakan dalam bentuk klasikal, atau dalam bentuk kelompok, ataukah dalam bentuk individual. Jika
direncanakan secara klasikal yang tentunya diharapkan kecil kemngkinannya akan terjadi bila rancangan awal sudah baik, maka diperlukan strategi baru yang dapat membantu
subjek didik untuk mengatasi kegagalannya. Bila dilakukan terhadap kelompok, maka strategi pembelajaran kelompok termasuk strategi peer-group dengan memanfaatkan
siswa yang benar-benar tuntas, ataupun melalui study group.
B. Identifikasi kegagalan siswa:
Untuk mengidentifikasi adanya kegagalan atau kesulitan belajar yang dialami siswa dapat dilakukan melalui
a Prestasi akademis selama siswa menempuh pembelajarn 1
interaksi kelas: Anak yang mengalami kesulitan belajar sering memberikan jawaban salah atau memberikan jawaban dengan kalimat yang kacau ketika
ditanya atau bahkan tidak memberikan jawaban sama sekali. 2
Tugas rumah: Anak yang mengalami kesulitan belajar tidak dapat mengerjakan tugas dengan benar, bahkan hanya mengkopi pekerjaan teman.
3 Hasil tes: Anak yang mengalami kesulitan belajar tidak mampu mengerjakan tes
dengan baik. Apabila diberi tes bentuk uraian tidak mampu menyusun kalimat dengan baik meskipun sudah berkala-kali mengganti jawaban, atau bahkan tidak
menjawab sama sekali. Bila ada kesempatan ia akan mencontoh pekerjaan pasangan duduknya.
b Aspek perilaku siswa selama proses pembelajaran 1
Sikap anak yang mengalami kesulitan belajar tidak menunjukkan minat belajar, lesu, menghindari pertanyaan guru dengan menunduk misalnya, pasif dalam
diskusi atau kerja kelompok. 2
Menghindar untuk hadir di kelas dengan memberikan berbagai alasan.
Dr. Bambang Subali, M.S.
3 Bermain-main dengan buku catatannya, seperti dengan menggambar atau membuat
coretan-coretan selama pelajaran berlangsung.
C. Jenis-jenis kegagalan
Jenis-jenis kegagalan yang dapat didiagnosis disesuaikan dengan karakteristik kompetensi yang dikembangkan. Beberapa contoh kesulitan yang dapat dihadapi siswa
antara lain 1. Sulit menguasai konsep atau rumus
2. Tidak memiliki keterampilan komputasi
3. Tidak menguasai prosedur pemecahan masalah sehingga sering memberikan jawaban
yang salah jika diminta memecahkan suatu masalah 4.
Tidak memiliki kemampuan mengaplikasikan konsep pada situasi baru, tidak mampu memilih rumus yang tepat untuk menyelesaikan masalah, tidak mampu
mengidentifikasi variabel, tidak mampu menginterpretasi makna suatu kalimat.
D. Penyebab kegagalan siswa dalam belajar