Penanganan Status Gizi Balita di Bawah Garis Merah BGM dan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id pengikutsertaan. 87 Slamet mengatakan bahwa partisipasi berarti peran serta seseorang atau kelompok masyarakat secara aktif dari proses perumusa kebutuhan, perencanaan, sampai pada tahapan pelaksanaan kegiatan baik melalui pikiran atau langsung dalam bentuk fisik. 88 Tanpa partisipasi kebersamaan tidak akan terjalin. Melalui Sekolah Balita mereka secara sukarela datang tanpa didasari dengan uang hanya untuk belajar, agar supaya anaknya dapat tumbuh besar dalam keadaan sehat demi kehidupan yang lebih baik. Selama kurun waktu 2 bulan, tercatat per tanggal 19 Maret sampai 17 Juni 2016 memberikan arti untuk selalu berperilaku tidak gegabah dan menyalahkan. Masalah bukan untuk diratapi dan ditutup-tutupi, namun masalah kekurangan gizi ini adalah pekerjaan rumah berbagai macam lini, yang bukan hanya kewajiban bagi para pegawai puskesmas. Jika sumberdaya manusianya tumbuh dengan sehat dan kuat, tidak diragukan lagi maka negara ini akan dapat berkembang maju. Namun jika sumberdaya manusia disuatu negara rendah maka yang terjadi negara akan bergerak mundur. Anak akan menjadi generasi bangsa, sebagai tokoh perubahan bukan sebagai beban negara, maka selayaknya kekurangan gizi secepatnya untuk dituntaskan. 87 Pius A. Partan dan M. Dahlan Al-Barry, Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: Arkola, 2006, Hal. 655. 88 Y. Slamet, Pembangunan Masyarakat Berwawasan Partisipasi, Surakarta: Sebelas Maret University Press, 1994, Hal. 7. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

B. Menciptakan Generasi Islam yang Kuat

Pengetahuan adalah salah satu kunci untuk dapat melangkah kaki ke arah yang benar. Islam sangat menganjurkan ummatnya untuk senantiasa membaca, hal ini diterangkan dengan jelas dalam surat Al-Alaq ayat 1. Dalam surat Al Mujadalah ayat 11 juga Alloh terangkan akan mengangkat derajat bagi orang-orang berilmu. 89 Mengingat karena pentingnya sebuah ilmu yang harus melekat pada diri setiap insan. Penelitian berbasis aksi nyata ini adalah bagian dari dakwah bil hal, yang secara langsung turut serta menyelamatkan generasi ummat dimasa yang akan datang. Pada dasarnya agama Islam sendiri sangat menganjurkan kesehatan, sebab dengan keadaan sehat, para Muslim dapat melakukan lebih banyak dari pada dalam keadaan sakit. Manusia dapat, beribadah, berdakwah, dan membangun peradaban dengan baik ketika memiliki kesehatan. Alloh telah melarang untuk meninggalkan manusia yang lemah atau sakit . 90 Hal ini diterangkan dalam Qur’an Surat An Nisa ayat 9:                  Artinya: “dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap kesejahteraan mereka. 89 Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahannya, Bandung: Syaamil Qur’an, 2007, Hal. 543. 90 Ibid. Hal. 301. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar. ” [Q.S. An Nisa : 9]. 91 Islam mengajarkan untuk tidak meninggalkan generasi yang lemah. Lemah disini diartikan lemah pada badannya karena terjangkit gizi buruk dan gizi kurang, yang sudah barang tentu kesejahteraan mereka tidak terpenuhi. Hal yang demikian adalah dilarang oleh Allah SWT melalui Qur’an Surat An Nisa ayat 9. Dalam Tafsir Al-Misbah yang dikarang oleh Quraish Syihab menerangkan bahwa: Dan hendaklah orang-orang yang memberi aneka nasihat kepada pemilik harta, agar membagikan hartanya kepada orang lain sehingga anak-anaknya terbengkalai, hendaklah mereka membayangkan sehingga mereka akan meninggalkan di belakang mereka, yakni setelah kematian mereka anak-anak yang lemah, karena masih kecil atau tidak memiliki harta, yang mereka khawatir terhadap kesejahteraan atau penganiayaan atas mereka, yakni anak-anak yang lemah itu. Apakah jika keadaan serupa mereka alami, mereka akan menerima nasihat-nasihat seperti yang mereka berikan itu? Tentu saja tidak Karena itu –hendaklah mereka takut kepada Alloh, atas kesadaran anak-anak mereka di masa depan. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertaqwa kepada Alloh dengan sekuat kemampuan seluruh perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar lagi tepat. 92 91 Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahannya, Hal. 78. 92 M. Quraisah Shihab, Tafsir Al-Misbah, Jakarta : Lentera Hati Vol. 2, 2007, Hal. 354-355. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB IX PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak di Kelurahan Bulak

Banteng Fenomena sosial mengenai masalah gizi yang terjadi di wilayah Bulak Banteng sudah bukan saatnya untuk dirahasiakan lagi, melainkan harus disingkap dan ditelusuri lebih dalam dengan maksud memperbaiki kesalahan-kesalahan berdasarkan fakta-fakta yang terjadi di lapangan. Hal ini bertujuan untuk mempersiapkan dan menyelamatkan generasi masa depan. Adanya masalah status gizi yang dialami oleh mayoritas Balita kaum urban di wilayah Bulak Banteng didasari oleh beberapa faktor. Beberapa faktor tersebut adalah faktor pola asuh, faktor kebersihan lingkungan dan kurang kesadarannya Ibu-Ibu Balita terhadap masa depan anaknya. Hal ini akan berdampak buruk bagi kesehatan para Balita jika tidak segera ditangani secara berkelanjutan. Beberapa contoh akibat status gizi yang telah terlambat mendapatkan penanganan seperti Masriki, Putri, Roni dan Syifa Najwa Aulia saat memprihatinkan, begitu juga tumbuh kembang anak di wilayah komunitas kampung kumuh tergolong lambat. 148 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2. Pemecahan Masalah Kekurangan Gizi di Kelurahan Bulak

Banteng Sebelum semuanya terlambat, peneliti bersama, Kader Posyandu, dan para Ibu-Ibu Balita bersama-sama memecahkan problem gizi melalui Sekolah Balita. Sekolah Balita tersebut bernama Anak Aktif Ceria. Melalui Sekolah Balita ini diharapkan mampu turut serta dengan aksi nyata mengambil bagian menyelamatkan generasi masa depan. Sekolah Balita dikonsep bukan hanya sebatas penyuluhan, akan tetapi melalui Sekolah Balita ini para Balita dan orangtua Balita yang terkhusus mempunyai anak yang terjangkit gizi buruk dan gizi kurang di wilayah Bulak Banteng didampingi, belajar bersama selama 16 kali pertemuan. Melalui 16 kali pertemuan Ibu-Ibu Balita belajar memahami materi-materi seputar pola asuh, pola makan dan kebersihan lingkungan yang harus mereka terapkan demi kesehatan keluarga, termasuk pada Balita. Bukan sebatas belajar materi saja, melainkan melalui Sekolah Balita ini juga belajar dengan cara praktek secara langsung, praktek ini dimaksudkan untuk lebih memudahkan para Anggota Sekolah Balita menerima apa yang disampaikan oleh pemateri. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3. Tingkat Keberhasilan Sekolah Balita Sebagai Media

Penyelamatan Masalah Gizi di Kelurahan Bulak Banteng Sekolah Balita membawa banyak perubahan-perubahan. Perubahan tersebut ditandai bertambahnya berat badan Balita, meskipun jumlahnya berbeda-beda antara satu Balita dengan Balita lainnya. Hal ini dikarenakan faktor pemahaman Ibu-Ibu Balita, tingkat kehadiran dan keaktifan selama proses belajar, serta juga penerapan ilmu pada kehidupan sehari-hari yang berbeda-beda. Meskipun dalam aksi lain peneliti juga membuat jadwal out reach atau penjangkauan ke rumah-rumah anggota Sekolah Balita untuk memantau penerapan ilmu yang sudah diperoleh di masing-masing keluarga, namun hal ini terbatas waktu. Mereka harus sadar dan berubah atas kemauan sendiri, tidak secara paksaan. Melalui aksi kecil Sekolah Balita berparadigma pendidikan alternative sampai pada titik ini sudah sampai tahap percobaan di Posyandu Anggrek 2 selama kurun waktu 2 bulan. Mencoba mendampingi 14 anggota Balita yang terjangkit BGM dan gizi kurang. Melalui kesimpulan ini program Sekolah Balita dinilai efektif untuk menyelamatkan para Balita yang terjangkit masalah gizi. Sekolah Balita ini dapat dikembangkan di tempat-tempat lain. Tidak ada standar kurikulum khusus untuk mendirikan Sekolah Balita. Kurikulum atau materi yang akan disampaikan serta praktek yang dibutuhkan disusun atas analisis situasi dan problem di masing-masing