PENGEMBANGAN SUPLEMEN BUKU SISWA MATERI DINAMIKA GERAK DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC

ABSTRAK
PENGEMBANGAN SUPLEMEN BUKU SISWA MATERI GERAK
DENGAN SCIENTIFIC APPROACH

Oleh
Andrian Primanda

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan produk berupa suplemen buku
siswa berbasis scientific approach, sebagai media pembelajaran pada Fisika SMA
pokok bahasan Dinamika Gerak, dan untuk mengetahui keefektifan produk buku
siswa ditinjau dari hasil belajar siswa. Subjek penelitian, yaitu siswa kelas X IPA
SMA Negeri 1 Buay Madang. Data penelitian diperoleh dengan instrumen angket
dan tes. Metode penelitian menggunakan prosedur pengembangan yang terdiri
dari mengumpulkan informasi, desain produk, validasi desain, perbaikan desain,
uji coba produk, revisi produk, dan pembuatan produk. Uji validasi produk. Hasil
uji validasi ahli menyatakan bahwa buku siswa berbasis scientific approach telah
sesuai dengan desain yang direncanakan dan layak untuk digunakan sebagai
media pembelajaran. Uji coba produk terdiri dari uji satu lawan satu yang
dilakukan pada 3 siswa dan uji coba kelompok kecil yang dilakukan pada 30
siswa kelas X IPA 1 SMA Negeri 1 Buay Madang. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa buku siswa hasil pengembangan memiliki kualitas sangat

menarik, mudah digunakan, dan sangat bermanfaat menurut pengguna. Selain itu,
buku siswa hasil pengembangan juga dinyatakan efektif digunakan sebagai media

Andrian Primanda
pembelajaran berdasarkan perolehan hasil belajar siswa kelas X IPA 1 di SMA
Negeri 1 Buay Madang dimana lebih dari 75% siswa telah mencapai nilai standar
KKM yang ditentukan.

Kata kunci: buku siswa, penelitian pengembangan, scientific approach.

PENGEMBANGAN SUPLEMEN BUKU SISWA MATERI DINAMIKA
GERAK DENGAN SCIENTIFIC APPROACH

Oleh
ANDRIAN PRIMANDA

Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada

Program Studi Pendidikan Fisika
Jurusan Pendidikan Matematika Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2015

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bukit Kemuning pada tanggal 7 Juni 1992, anak pertama
dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Sumaji dan Ibu Julita.

Penulis mengawali pendidikan formal pada tahun 1996 di TK Bukit Kemuning.
Pada tahun1998 penulis melanjutkan pendidikan di SDN Sritata Mulia,
diselesaikan tahun 2004. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di SMP
Negeri 1 Buay Madang hingga tahun 2007, kemudian penulis melanjutkan
pendidikan di SMA Negeri 1 Buay Madang, diselesaikan pada tahun 2010. Pada
tahun yang sama, penulis diterima dan terdaftar sebagai mahasiswa reguler

Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan MIPA, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan di Universitas Lampung.

Pada tahun 2013, penulis melakukan Program Pengalaman Lapangan (PPL) dan
Kuliah Kerja Nyata di SMA Negeri 1 Pesisir Selatan . Pada tahun 2015 penulis
melaksanakan penelitian di SMA Negeri 1 Buay Madang.

MOTO

Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari
betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah.
(Heather Pryor)
Jangan jadikan kegagalan sebagai alasan untuk menyerah. Karena akan selalu
ada cara, akan selalu ada jalan jika kamu mau berusaha.
(Andrian Primanda)

PERSEMBAHAN

Teriring do’a dan rasa syukur kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan
rahmat dan karunia-NYA. Ku persembahkan lembaran-lembaran sederhana ini

sebagai tanda cinta dan kasihku yang tulus kepada:
1.

Bapak Sumaji dan Ibu Julita tercinta yang telah tulus berkorban,
membimbing, dan mendoakan setiap waktu untuk keberhasilanku dunia dan
akhirat.

2.

Adik-adikku Hening Virga Purbaningrum dan Genta Arazi yang telah
memberiku semangat, keceriaan, dan menjadikanku lebih dewasa dalam
berpikir dan bertindak.

3.

Keluarga besarku yang selalu mendukung, mendoakan, dan membantu
keberhasilanku.

4.


Almamaterku tercinta Universitas Lampung.

SANWACANA

Bismillahirrohmanirrohim
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah SWT, yang selalu melimpahkan
rahmat dan kasih sayang-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi ini berjudul “Pengembangan Suplemen Buku Siswa Materi Dinamika
Gerak dengan Scientific Approach”. Penulis menyadari bahwa dengan bantuan
berbagai pihak, skripsi ini dapat diselesaikan. Untuk itu penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung.
2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.
3. Bapak Drs. Eko Suyanto, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Fisika.
4. Bapak Drs. Nengah Maharta, M.Si., selaku dosen Pembimbing Akademik dan
Pembimbing I yang telah memotivasi, membimbing, dan mengarahkan penulis
selama penulisan skripsi.
5. Bapak Drs. Feriansyah Sesunan, M.Pd., selaku Pembimbing II, atas

kesabarannya dalam memberikan bimbingan dan motivasi kepada penulis.
6. Bapak Dr. Undang Rosidin, M.Pd., selaku Pembahas yang banyak
memberikan masukan dan kritik yang bersifat positif dan membangun.

7. Bapak dan ibu dosen Pendidikan Fisika Universitas Lampung yang telah
membimbing penulis dalam pembelajaran di Universitas Lampung.
8. Ibu Dr. Ir. Sri Ratna Sulistianti, M.T dan Bapak Wasito, S.Pd. selaku penguji
ahli, terima kasih atas bimbingan dan sarannya.
9. Bapak Drs. Fahri Bastari selaku Kepala SMA Negeri 1 Buay Madang yang
telah memberi izin dan arahan selama penelitian.
10. Bapak Wasito, S.Pd. serta seluruh guru dan staf di SMA Negeri 1 Buay
Madang atas bantuan dan kerja samanya selama penelitian berlangsung.
11. Siswa-siswi kelas X IPA 1 dan X IPA 2 SMA Negeri 1 Buay Madang
terimakasih atas bantuan dan kerja samanya selama penelitian berlangsung.
12. Sahabat seperjuangan dalam menulis skripsi: Heru, Sandi, Topan, Risky,
Tawag, Andi, Mirza, Dodo, Didi, dan Trian terima kasih atas saran, kritik,
doa, dan perhatian kalian, semoga kita sukses di dunia dan akhirat.
13. Adik seperjuangan di Universitas Lampung: Asep, Nike, dan Sari
14. Luthfia Puspa Pradina atas dukungan moral dan perhatiannya.
15. Sahabat-sahabatku keluarga besar pendidikan fisika 2010 A dan keluarga

besar pendidikan fisika 2010 B.
16. Kakak tingkat angkatan 2007, 2008, dan 2009 atas bimbingannya dan Adikadik tingkat 2011, 2012, dan 2013.
17. Kepada semua pihak yang telah membantu terselesainya skripsi ini.
Penulis berdoa, semoga semua amal dan bantuan, mendapat pahala serta balasan
dari Allah SWT dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi dunia pendidikan. Amin.
Bandar Lampung,

Penulis

Juni 2015

vii

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI .............................................................................................

vii

DAFTAR TABEL .....................................................................................


ix

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................

x

I.

PENDAHULUAN ............................................................................................1
A. Latar Belakang ............................................................................................1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................3
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................3
D. Manfaat Penelitian ......................................................................................3
E. Ruang Lingkup Penelitian...........................................................................4

II. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................5
A. Teori Belajar ..............................................................................................5
B. Media .........................................................................................................7
C. Buku Siswa ..............................................................................................10

D. Pendekatan Scientific ...............................................................................12
III. METODE PENELITIAN................................................................................20
A. Desain Pengembangan .............................................................................20
B. Prosedur Pengembangan ..........................................................................20
1. Mengumpulkan Informasi.................................................................21
2. Desain Produk ...................................................................................21
3. Validasi Desain .................................................................................22
4. Perbaikan Desain ..............................................................................22
5. Uji Coba Produk ...............................................................................22
6. Revisi Produk ....................................................................................23
7. Pembuatan Produk ............................................................................23
C. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................24
D. Teknik Analisis Data................................................................................24
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN...........................................................

27

A. Hasil Pengembangan ................................................................................27

viii

B. Pembahasan..............................................................................................32
V. SIMPULAN DAN SARAN ............................................................................36
A. Simpulan ..................................................................................................36
B. Saran .......................................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................37
LAMPIRAN
1.

Angket Analisis Kebutuhan .....................................................................39

2.

Hasil Analisis Angket Kebutuhan Guru ..................................................42

3.

Kisi-kisi Uji Ahli......................................................................................43

4.


Instrumen Uji Ahli Desain .......................................................................47

5.

Instrumen Uji Ahli Materi .......................................................................51

6.

Hasil Uji Ahli Desain ...............................................................................56

7.

Hasil Uji Ahli Materi ...............................................................................59

8.

Kisi-kisi Uji Satu Lawan Satu..................................................................62

9.

Instrumen Uji Satu Lawan Satu ...............................................................62

10. Kisi-kisi Uji kemenarikan ........................................................................67
11. Instrumen Uji Kemenarikan .....................................................................70
12. Kisi-kisi Uji Efektivitas ...........................................................................74
13. Instrumen Uji Efektivitas .........................................................................77
14. Hasil Uji Lapangan .................................................................................79
15. Konsep Dinamika Gerak ..................................................................

84

16. Silabus ..............................................................................................

89

17. RPP ................................................................................................

100

18. Story Board . ..................................................................................

109

19. Produk . ..........................................................................................

112

ix

DAFTAR TABEL
Tabel

Halaman

2.1 Keterampilan Proses Dasar dan Terpadu ...........................................

17

2.2 Jenis-jenis Indikator Keterampilan Proses beserta Sub Indikatornya

17

3.1 Skor Penilaian Uji Coba Lapangan .....................................................

25

3.2 Konversi Skor Penilaian.....................................................................

26

4.1 Respon Penilaian Siswa dalam Uji Pemakaian ..................................

32

x

DAFTAR GAMBAR
Gambar

Halaman

2.1 Langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Ilmiah................

14

2.2 Pendekatan Ilmiah dalam Pembelajaran ..............................................

15

3.1 Tahapan Penelitian dan Pengembangan ...............................................

23

4.1 Kerangka buku siswa ...........................................................................

28

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hal yang paling utama untuk mencapai keberhasilan dan kesuksesan suatu bangsa
adalah pendidikan. Pelaksanakan program pendidikan memerlukan peran guru
serta media dalam proses pembelajaran. Penggunaan media dalam pembelajaran
dimaksudkan untuk dapat membantu mengatasi berbagai hambatan dalam proses
pembelajaran serta mampu membantu keefektifan proses pembelajaran dan
penyampaian pesan dan isi pelajaran, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai
dengan maksimal. Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga
merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta kemauan peserta didik
sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran secara efektif.

Berdasarkan hasil angket analisis kebutuhan siswa menyatakan bahwa proses
pembelajaran di SMAN 1 Buay Madang hanya menggunakan LKS saja, padahal
saat ini masih banyak media yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran,
baik media cetak maupun non cetak. Salah satu media pembelajaran berbasis
cetakan yang dapat dimanfaatkan yaitu buku siswa.

2
Salah satu tujuan/ sasaran pembelajaran fisika di sekolah yaitu peserta didik
diharapkan dapat mengerti konsep fisika dengan tepat melalui proses
pembelajaran yang tepat pula. Fakta yang terjadi di lapangan menunjukkan
bahwa pada proses pembelajaran fisika di sekolah, masih banyak guru yang
kurang memperhatikan karakteristik fisika sebagai proses yang memungkinkan
siswa menjadi aktif dalam pembelajaran. Pembelajaran yang berlangsung di
sekolah lebih berpusat pada guru sehingga siswa kurang mendapatkan kesempatan
secara aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini disebabkan karena guru
menggunakan pendekatan yang hanya berorientasi kepada guru saja, sehingga
diperlukan suatu pendekatan yang dapat membuat siswa berperan aktif di kelas.
Selain itu kurangnya media belajar juga menyebabkan siswa cenderung menerima
apa yang telah disampaikan oleh guru. Salah satu pendekatan yang berorientasi
kepada siswa dalam sebuah pembelajaran adalah pendekatan scientific.

Materi dinamika gerak akan lebih mudah disampaikan dengan pendekatan
scientific. Kegiatan pembelajaran scientific dilakukan melalui proses mengamati,
menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan. Kurikulum 2013
menuntut siswa membangun pengetahuan melalui metode ilmiah. Proses
pembelajaran ini meliputi tiga ranah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Berdasarkan permasalahan yang dipaparkan di atas, maka penulis mencoba
memberikan solusi dengan membuat buku siswa menggunakan pendekatan
scientific pada materi dinamika gerak. Buku ini menyajikan materi dengan
pendekatan scientific sebagai media belajar yang dapat digunakan secara mandiri.

3
Oleh karena itu penulis melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Buku
Siswa Materi Dinamika Gerak dengan Pendekatan scientific”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah:
1.

Bagaimana bentuk produk buku siswa dengan pendekatan scientific sebagai
media pembelajaran fisika SMA pada pokok bahasan Dinamika Gerak?

2.

Bagaimana keefektifan produk buku siswa dengan pendekatan scientific
sebagai media pembelajaran fisika SMA pada pokok bahasan Dinamika
Gerak?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti, tujuan dari penelitian ini adalah:
1.

Menghasilkan produk buku siswa dengan pendekatan scientific sebagai media
pembelajaran fisika SMA pada pokok bahasan Dinamika Gerak.

2.

Mengetahui keefektifan produk buku siswa dengan pendekatan scientific
sebagai media pembelajaran fisika SMA pada pokok bahasan Dinamika
Gerak.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh melalui penelitian pengembangan ini adalah:
1.

Memberikan alternatif pemecahan masalah kekurangan media belajar di SMA
khususnya untuk mempelajari konsep dinamika gerak.

4
2.

Menyediakan media pembelajaran yang menarik bagi siswa sehingga
meningkatkan motivasi dan minat siswa untuk fokus mengikuti materi
dinamika gerak.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian pengembangan ini dibatasi dalam ruang lingkup berikut:
1.

Penelitian pengembangan yang dimaksud adalah pembuatan buku siswa
fisika SMA pada materi pokok dinamika gerak sebagai salah satu media
pembelajaran.

2.

Buku siswa dalam penelitian ini merupakan sarana pembelajaran yang berisi
materi pembelajaran yang dikemas secara kreatif dengan memasukkan
pendekatan scientific.

3.

Pendekatan scientific mengandung aktivitas siswa berupa mengamati,
menanya, menalar, mencoba, dan membuat jejaring.

4.

Materi yang disajikan dalam buku siswa ini adalah materi Dinamika Gerak
SMA/MA yang disesuaikan dengan standar isi dari Badan Standar Nasional
Pendidikan.

5.

Uji coba produk penelitian pengembangan dilakukan pada satu kelas sampel
siswa kelas X IPA SMAN 1 Buay Madang, Kabupaten Oku Timur, Sumatera
Selatan.

II.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Belajar

Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan
yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata
dalam seluruh aspek tingkah laku.
Slameto (2013: 2) menyatakan,
Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan yaitu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya.

Riyanto (2009: 6) menyatakan,
Belajar adalah suatu proses untuk mengubah performansi yang tidak
terbatas pada keterampilan, tetapi juga meliputi fungsi-fungsi, seperti
skill, persepsi, emosi, proses berpikir, sehingga dapat menghasilkan
perbaikan performansi.

Ula (2013: 13) menyatakan,
Belajar merupakan sebuah aktivitas yang pada kenyataannya melibatkan
dua unsur, yakni jiwa dan raga. Gerak raga yang ditunjukkan harus
sejalan dengan proses jiwa untuk mendapatkan perubahan. Dalam proses
belajar, unsur jiwa dan raga sangat berperan dan benar-benar terlibat.
Jiwa dilibatkan dalam hal pola pikir dan diindikasikan pada sikap,
sedangkan raga memegang peranan dalam hal keterampilan, kebiasaan,
dan kecakapan.

6
Sedangkan menurut Hamalik (2012: 27), belajar adalah modifikasi atau
memperteguh kelakuan melalui pengalaman ( learning is defined as the
modification or strengthening of behavior throught experiencing).

Berdasarkan penjelasan para ahli tersebut dapat dikatakan bahwa belajar
merupakan suatu proses perubahan perilaku sebagai akibat dari pengalaman, yang
sebelumnya tidak tahu menjadi tahu atau juga dapat diartikan sebagai suatu proses
mengumpulkan pengetahuan. Proses perubahan yang terjadi dalam diri seseorang
yang belajar tidak dapat kita saksikan, kita hanya mungkin dapat menyaksikan
dari adanya gejala-gejala perubahan perilaku yang tampak.

Prinsip-prinsip belajar menurut Hanafiah dan Suhana (2012: 18), yaitu:
(1) Belajar berlangsung seumur hidup; (2) Proses belajar adalah kompleks,
tetapi terorganisir; (3) Belajar berlangsung dari yang sederhana menuju
yang kompleks; (4) Belajar dari mulai yang faktual menuju konseptual; (5)
Belajar mulai dari yang konkret menuju abstrak; (6) Belajar merupakan
bagian dari perkembangan; (7) Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh
faktor bawaan, lingkungan, kematangan, serta usaha keras peserta didik
sendiri; (8) Belajar mencakup semua aspek kehidupan yang penuh makna;
(9) Kegiatan belajar berlangsung pada setiap tempat dan waktu; (10)
Belajar berlangsung dengan guru ataupun tanpa guru; (11) Belajar yang
berencana dan disengaja menuntut motivasi yang tinggi; (12) Dalam
belajar dapat terjadi hambatan-hambatan lingkungan internal; dan (13)
Kegiatan belajar tentu diperlukan adanay bimbingan dari orang lain.

Rusman (2013: 357) menyatakan bahwa,
Belajar mandiri merupakan kemampuan yang tidak banyak berkaitan
dengan pembelajaran apa, tetapi lebih berkaitan dengan bagaimana proses
belajar tersebut dilaksanakan. Kegiatan belajar mandiri merupakan salah
satu bentuk kegiatan belajar yang lebih menitikberatkan pada kesadaran
belajar seseorang atau lebih banyak menyerahkan kendali pembelajaran
kepada diri siswa sendiri.

7
Sedangkan menurut Yamin (2012: 102), belajar mandiri adalah cara belajar aktif
dan partisipatif untuk mengembangkan diri masing-masing individu yang tidak
terikat dengan kehadiran pembelajar, pertemuan tatap muka di kelas, kehadiran
teman sekolah.

Belajar mandiri menurut Yamin (2012: 105) memiliki manfaat yang banyak
terhadap kemampuan kognisi, afeksi, dan psikomotorik peserta didik, manfaat
tersebut antara lain:
(1) Mengasah multiple intelligences; (2) Mempertajam analisis; (3)
Memupuk tanggung jawab; (4) Mengembangkan daya tahan mental; (5)
Meningkatkan keterampilan; (6) Memecahkan masalah; (7) Mengambil
keputusan; (8) Berpikir kreatif; (9) Berpikir kritis; (10) Percaya diri yang
kuat; dan (11) Menjadi pembelajar bagi dirinya sendiri.

Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses
yang dilakukan oleh seseorang untuk mendapatka sesuatu yang baru sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

B. Media

Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar.
Munadi (2013: 7) menyatakan,
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan
dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta
lingkungan belajar yang kondusif di mana penerimanya dapat melakukan
proses belajar secara efisien dan efektif.

8
Menurut Hanafiah dan Suhana (2012: 60), media pembelajaran merupakan alat
bantu pendengaran dan penglihatan bagi peserta didik dalam rangka memperoleh
pengalaman belajar secara signifikan.

Menurut Sukiman (2012: 29):
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga merangsang
pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta kemauan peserta didik
sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi dalam rangka mencapai
tujuan pembelajaran secara efektif.

Susilana dan Riyana (2007: 6) mengemukakan bahwa:
Media pembelajaran selalu terdiri atas dua unsur penting, yaitu unsur
peralatan atau perangkat keras (hardware) dan unsur pesan yang
dibawanya (message/software). Dengan begitu, media pembelajaran
memerlukan peralatan untuk menyajikan, namun yangterpenting
bukanlah peralatan itu, tetapi pesan atau informasi belajar yang
dibawakan oleh media tersebut.

Sedangkan menurut Arsyad (2007: 5), media adalah komponen sumber belajar
atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa
yang dapat merangsang siswa untuk belajar.

Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar, dan dibaca.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa media adalah perantara yang di gunakan oleh
guru untuk merangsang motivasi siswa untuk belajar yang berbentuk tercetak
maupun audiovisual

Tujuan penggunaan media pembelajaran di sekolah menurut Rohman dan Amri
(2013: 156), yaitu:
(1) Memberikan kemudahan kepada peserta didik untuk lebih memahami
konsep, prinsip, dan keterampilan tertendu dengan menggunakan media

9
yang paling tepat menurut sifat bahan ajar; (2) Memberikan pengalaman
belajar yang berbeda dan bervariasi sehingga lebih merangsang minat
dan motivasi peserta didik untuk belajar; (3) Menumbuhkan sikap dan
keterampilan tertentu dalam teknologi karena peserta didik tertarik untuk
menggunakan atau mengoperasikan media tertentu; (4) Menciptakan
situasi belajar yang tidak dapat dilupakan peserta didik; (5) Memperjelas
informasi atau pesan pembelajaran; dan (6) Meningkatkan kualitas
belajar-mengajar.

Susilana dan Riyana (2007: 179) mengklasifikasikan penggunaan media
berdasarkan tempat penggunaannya, yaitu:
1.

2.

Penggunaan media di kelas
Pada teknik ini media dimanfaatkan untuk menunjang tercapainya
tujuan tertentu dan penggunaannya dipadukan dengan proses belajar
mengajar dalam situasi kelas. Dalam merencanakan pemanfaatan
media tersebut guru harus melihat tujuan yang akan dicapai, materi
pembelajaran yang mendukung tercapainya tujuan tersebut, serta
strategi belajar mengajar yang sesuai untuk mencapai tujuan
tersebut.
Penggunaan media di luar kelas
Media tidak secara langsung dikendalikan oleh guru, namun
digunakan oleh siswa sendiri tanpa instruksi guru atau melalui
pengontrolan oleh orang tua siswa. Penggunaan media di luar kelas
dapat dibedakan menjadi dua kelompok utama, yaitu penggunaan
media tidak terprogram dan penggunaan media secara terprogram.
a. Penggunaan media tidak terprogram
Penggunaan media dapat terjadi di masyarakat luas. Hal ini ada
kaitannya
dengan keberadaan media massa yang ada di masyarakat.
Penggunaan media ini bersifat bebas yaitu bahwa media itu
digunakan tanpa dikontrol atau diawasi dan tidak terprogram
sesuai tuntutan kurikulum yang digunakan oleh guru atau
sekolah.
b. Penggunaan media secara terprogram
Media digunakan dalam suatu rangkaian yang diatur secara
sistematik untuk mencapai tujuan tertentu disesuaikan dengan
tuntutan kurikulum yang sedang berlaku. Peserta didik sebagai
sasaran diorganisasikan dengan baik sehingga mereka dapat
menggunakan media itu secara teratur, berkesinambungan dan
mengikuti pola belajar mengajar tertentu.

10
C. Buku Siswa

Menurut Trianto (2012: 112),
Buku siswa merupakan buku panduan bagi siswa dalam kegiatan
pembelajaran yang memuat materi pelajaran, kegiatan penyelidikan
berdasarkan konsep, kegiatan sains, informasi, dan contoh-contoh
penerapan sains dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Arsyad (2001: 78),
Buku siswa adalah suatu buku yang berisi materi pelajaran berupa
konsep-konsep atau pengertian-pengertian yang akan dikonstruksi siswa
melalui masalah-masalah yang ada didalamnya yang disusun berdasarkan
pendekatan. Buku siswa dapat digunakan siswa sebagai sarana penunjang
untuk kelancaran kegiatan belajarnya dikelas maupun dirumah. Oleh
karena itu, dalam menggembangkan buku siswa konsep dan gagasangagasan harus berupa konsep dasar.

Buku siswa adalah buku panduan yang berisi materi pelajaran berupa konsepkonsep atau pengertian-pengertian yang dapat di gunakan siswa untuk menunjang
pelajaran.

Untuk membuat buku siswa yang sesuai dengan aturan yang berlaku maka
diperlukan indikator validasi buku siswa. Indikator validasi buku siswa menurut
Nahel (2012: 1) meliputi:
1. Komponen kelayakan isi, yaitu: (1) cangkupan materi, meliputi: keluasan
materi dan kedalaman materi; (2) Akurasi materi, meliputi: akurasi fakta,
akurasi konsep, akurasi prosedur/metode, akurasi teori; (3) Kemutakhiran,
meliputi: kesesuaian dengan perkembangan ilmu, keterkinian fitur (contohcontoh), kutipan termassa (up to date), satuan yang digunakan adalah satuan
Sistem Internasional; (4) Merangsang keingintahuan, meliputi: menumbuhkan
rasa ingin tahu, memberi tantangan untuk belajar lebih jauh;

11
(5) Mengembangkan kecakapan hidup, meliputi: mengembangkan kecakapan
hidup, sosial dan akademik.
2. Komponen bahasa, yaitu: (1) Sesuai dengan perkembangan siswa, meliputi:
kesesuaian dengan tingkat perkembangan berpikir dan sosial emosional siswa;
(2) Komunikatif, meliputi: keterpahaman siswa terhadap pesan, kesesuaian
ilustrasi dengan substansi pesan, dialogis dan interaktif, kemampuan
memotivasi siswa untuk merespon pesan, dorongan berpikir kritis pada siswa;
(3) Koherensi dan keruntutan alur pikir, meliputi: (a) ketertautan antar bab,
antara bab dan sub-sub, antara sub-sub dalam bab dan antara alinea dalam sub
bab; (b) keutuhan makna dalam bab, dalam sub-bab dan makan dalam satu
alinea; (4) Kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia yang benar, meliputi:
ketepatan tata bahasa, ketepatan ejaan; (5) Penggunaan istilah dan
simbol/lambang, meliputi: konsistensi penggunaan istilah, konsistensi
penggunaan simbol.
3. Komponen penyajian, yaitu: (1) Teknik penyajian, meliputi: konsistensi
sistematika sajian dalam bab, kelogisan penyajian, keruntutan konsep,
hubungan antara fakta antara konsep dan antara prinsip serta antara teori,
keseimbangan antar bab dan keseimbangan substansi antar sub-sub dalam bab,
kesesuaian/ketepatan ilustrasi dengan materi dalam bab, identifikasi tabel,
gambar dan lampiran; (2) Penyajian pembelajaran, meliputi: berpusat pada
siswa, keterlibatan siswa, keterjalinan komunikasi interaktif, kesesuaian dan
karakteristik mata pelajaran, kemampuan merangsang kedalaman berpikir
siswa, kemampuan memunculkan umpan balik untuk evaluasi.

12
Buku siswa yang telah ada hanya berisikan materi-materi pembelajaran, namun
buku siswa tersebut masih belum secara memadai mengintegrasi pendidikan
karakter di dalamnya. Apabila guru hanya sekedar mengikuti pembelajaran yang
berpatokan pada kegiatan pembelajaran pada buku-buku tersebut, pendidikan
karakter secara memadai belum berjalan.

Kurikulum 2013 dirancang untuk memperkuat kompetensi siswa dari sisi
pengetahuan, keterampilan dan sikap secara utuh. Proses pencapaiannya melalui
pembelajaran sejumlah mata pelajaran yang dirangkai sebagai suatu kesatuan
yang saling mendukung pencapaian kompetensi tersebut. Buku siswa IPA
berdasarkan kurikulum 2013, disusun mengacu pada pembelajaran IPA secara
terpadu dan utuh, sehingga setiap pengetahuan yang diajarkan, pembelajarannya
harus dilanjutkan sampai membuat siswa terampil dalam menyajikan pengetahuan
yang dikuasainya secara konkret dan abstrak, dan bersikap sebagai makhluk yang
mensyukuri anugerah alam semesta yang dikaruniakan kepadanya melalui
pemanfaatan yang bertanggung jawab.

D. Pendekatan scientific
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan saintifik dalam
pengembangan buku siswa. Suyatna (2013: 1) mengungkapkan bahwa:
“Pendekatan ilmiah berarti konsep dasar yang menginspirasi atau melatar
belakangi perumusan metode mengajar dengan menerapkan karakteristik
ilmiah. Penerapan pendekatan ilmiah dalam pembelajaran tidak hanya
fokus pada bagaimana mengembangan kompetensi siswa dalam
melakukan observasi atau eksperimen, namun bagaimana
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan berpikir sehingga dapat
mendukung aktivitas kreatif dalam berinovasi dan berkarya.”
“Pembelajaran yang menerapkan scientific approach mengandung
aktivitas siswa berupa mengamati, menanya, mencoba, mengolah,

13
menyaji, menalar, dan mencipta. Tujuh aktivitas tersebut merupakan
aktivitas dalam mengembangkan keterampilan berpikir untuk
mengembangkan rasa ingin tahu siswa.”
Selain itu, di dalam Mendikbud (2013: 192) juga dijelaskan bahwa: “Proses
pembelajaran scientific approach harus terhindar dari sifat-sifat atau nilai-nilai
non-ilmiah yang meliputi intuisi, akal sehat, prasangka, penemuan melalui cobacoba, dan asal berpikir kritis”.
Menurut pengertian di atas dapat dikatakan bahwa pendekatan scientific
mengandung aktivitas siswa berupa mengamati, menanya, mencoba, mengolah,
menyaji, menalar, dan mencipta serta harus terhindar dari sifat-sifat atau nilainilai non-ilmiah. Penerapan pendekatan ilmiah dalam pembelajaran tidak hanya
fokus pada bagaimana mengembangan kompetensi siswa dalam melakukan
observasi atau eksperimen, namun bagaimana mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan berpikir sehingga dapat mendukung aktivitas kreatif dalam
berinovasi dan berkarya

Sedangkan menurut McCollum dalam Mendikbud (2013: 213-214)
mengungkapkan bahwa komponen-komponen penting dalam mengajar
menggunakan pendekatan ilmiah yaitu:
(1) Menyajikan pembelajaran yang dapat meningkatkan rasa
keingintahuan (foster a sense of wonder); (2) Meningkatkan keterampilan
mengamati (encourage observation); (3) Melakukan analisis (Push of
analysis); dan (4) Berkomunikasi (require communication)

a. Kriteria Scientific Approach
Proses pembelajaran disebut ilmiah jika memenuhi beberapa kriteria yang dalam
Mendikbud (2013: 191-192) diuraikan seperti berikut:

14
(1) Substansi atau materi pembelajaran berbasis pada fakta atau
fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu;
bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata; (2)
Penjelasan guru, respon peserta didik, dan interaksi edukatif guru-peserta
didik terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau
penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis; (3) Mendorong dan
menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis, analitis, dan tepat
dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan
mengaplikasikan substansi atau materi pembelajaran; (4) Mendorong dan
menginspirasi peserta didik mampu berpikir hipotetik dalam melihat
perbedaan, kesamaan, dan tautan satu dengan yang lain dari substansi
atau materi pembelajaran; (5) Mendorong dan menginspirasi peserta
didik mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola
berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon substansi atau materi
pembelajaran; (6) Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang
dapat dipertanggung–jawabkan; dan (7) Tujuan pembelajaran
dirumuskan secara sederhana, jelas, dan menarik sistem penyajiannya.
b.

Langkah-langkah Pembelajaran dengan Scientific Approach

Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan Scientific Approach dalam
Mendikbud (2013: 194), dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Ilmiah

Berdasarkan Gambar 2.1, dapat dibaca bahwa dalam proses pembelajaran harus
menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Dalam ranah
sikap, siswa akan tahu tentang “mengapa” suatu materi itu diajarkan; dalam ranah
keterampilan, siswa akan tahu tentang “bagaimana” suatu masalah dapat

15
dipecahkan; dan pada ranah pengetahuan maka siswa akan tahu tentang “apa”
maksud dari materi atau masalah pembelajaran yang disajikan oleh guru. Hasil
akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi
manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan
pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang
meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
Dalam Mendikbud (2013: 194) juga dipaparkan langkah-langkah pembelajaran
dengan menggunakan scientific approach seperti pada Gambar 2.2.

Observing

Questioning

Associating

Experimenting

Networking

(Mengamati)

(Menanya)

(Menalar)

(Mencoba)

(Membuat
Jejaring)

Gambar 2.2. Pendekatan Ilmiah dalam Pembelajaran
Gambar 2.2, mencantumkan langkah-langkah dalam melakukan pembelajaran
semua mata pelajaran meliputi menggali informasi melalui pengamatan, bertanya,
menalar, percobaan, kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan data
atau informasi, dilanjutkan dengan membentuk jejaring.

16
Untuk materi, situasi dan keadaan tertentu, sangat tidak mungkin pendekatan
ilmiah tepat untuk dilakukan sesuai dengan prosedur-prosedur di atas. Oleh
karena itu, di dalam Mendikbud (2013: 194-207) disebutkan bahwa:
Dalam kondisi yang seperti itu harus tetap menerapkan nilai-nilai ilmiah
dan menghindari nilai non-ilmiah, dan pembelajaran yang tepat itu
disajikan dalam bentuk: (1) Mengamati; (2) Menanya; (3) Menalar; (4)
Analogi dalam pembelajaran; (5) Hubungan antar fenomena; dan (6)
Mencoba”.
Tidak semua materi pembelajaran bisa dieksperimenkan, misalnya
tentang tata dieksperimenkan. Oleh karena itu, siswa cukup dengan
melakukan pengamatan dengan membaca dari beberapa referensi,
kemudian menanyakan sesuatu yang belum diketahui, yang diikuti
dengan kegiatan menalar masalah tersebut, menganalogikan, kemudian
menghubung-hubungkan antara peristiwa yang satu dan peristiwa yang
lainnya.
c. Implementasi Scientific Approach pada Pembelajaran IPA
Menurut Helmenstine dalam Mendikbud (2013: 215), disebutkan bahwa langkahlangkah metode ilmiah meliputi: Melakukan pengamatan, menentukan hipotesis,
merancang eksperimen untuk menguji hipotesis, menguji hipotesis, menerima
atau menolak hipotesis dan merevisi hipotesis atau membuat kesimpulan.

Terlihat dari pendapat tersebut, maka dapat dijelaskan bahwa aspek-aspek dalam
pendekatan ilmiah terintegrasi pada metode ilmiah dan pendekatan keterampilan
proses yang dapat diterapkan dalam pembelajaran IPA. Keterampilan yang
dilatihkan ini dikenal dengan keterampilan proses IPA. American Association for
the Advancement of Science (1970: 1) dalam Mendikbud (2013: 215),
mengklasifikasikan menjadi keterampilan proses dasar dan keterampilan proses
terpadu. Klasifikasi keterampilan proses tersebut tertera pada Tabel 2.1.

17
Tabel 2.1. Keterampilan Proses Dasar dan Terpadu
Keterampilan Proses Dasar
- Pengamatan
- Pengukuran
- Menyimpulkan
-

Meramalkan

-

Menggolongkan
Mengkomunikasikan

Keterampilan Proses Terpadu
- Pengontrolan variable
- Interpretasi data
- Perumusan hipotesa
- Pendefinisian variable secara
operasional
-

Merancang eksperimen

Pada pembelajaran IPA, scientific approach dapat diterapkan melalui
keterampilan proses sains. Keterampilan proses sains merupakan seperangkat
keterampilan yang digunakan para ilmuwan dalam melakukan penyelidikan
ilmiah. Menurut Rustaman (2005:1) dalam Mendikbud (2013: 215-216),
keterampilan proses perlu dikembangkan melalui pengalaman-pengalaman
langsung sebagai pengalaman pembelajaran. Melalui pengalaman langsung
seseorang dapat lebih menghayati proses atau kegiatan yang sedang dilakukan.
Jenis-jenis indikator keterampilan proses beserta sub indikatornya dapat dilihat
Pada Tabel 2.2
Tabel 2.2 Jenis-jenis Indikator Keterampilan Proses beserta Sub Indikatornya
No
1

Indikator
Mengamati

2

Mengelompokkan/
Klasifikasi

-

3

Menafsirkan

4

Meramalkan

-

-

Sub Indikator Keterampilan Proses Sains
Menggunakan sebanyak mungkin alat indera
Mengumpulkan/ menggunakan fakta yang
relevan
Mencatat setiap pengamatan secara terpisah;
Mencari perbedaan, persamaan;
Mengontraskan ciri-ciri;
Membandingkan ;
Mencari dasar pengelompokkan atau
penggolongan
Menghubungkan hasil-hasil pengamatan ;
Menemukan pola dalam suatu seri pengamatan;
Menyimpulkan
Menggunakan pola-pola hasil pengamatan;
Mengungkapkan apa yang mungkin terjadi pada
keadaan sebelum diamati

18
No
5

Indikator
Mengajukan
pertanyaan

6

Merumuskan
hipotesis

-

7

Merencanakan
percobaan

-

8

Menggunakan
alat/bahan

-

9

Menerapkan
konsep

-

10

Berkomunikasi

-

Sub Indikator Keterampilan Proses Sains
Bertanya apa, mengapa, dan bagaimana;
Bertanya untuk meminta penjelasan;
Mengajukan pertanyaan yang berlatar belakang
hipotesis.
Mengetahui bahwa ada lebih dari satu
kemungkinan penjelasan dari suatu kejadian.
Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu diuji
kebenarannya dengan memperoleh bukti lebih
banyak atau melakukan cara pemecahan
masalah.
Menentukan alat/ bahan/ sumber yang akan
digunakan
Mentukan variabel/ faktor penentu;
Menetukan apa yang akan diukur, diamati,
dicatat;
Menentukan apa yang akan dilaksanakan berupa
langkah kerja
Memakai alat/ bahan
Mengetahui alasan mengapa menggunakan alat/
bahan ;
Mengetahui bagaimana menggunakan alat/
bahan.
Menggunakan konsep yang telah dipelajari
dalam situasi baru
Menggunakan konsep pada pengalaman baru
untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi
Mengubah bentuk penyajian
Menggambarkan data empiris hasil percobaan
atau pengamatan dengan grafik atau tabel atau
diagram;
Menyusun dan menyampaikan laporan secara
sistematis;
Menjelaskan hasil percobaan atau penelitian;
Membaca grafik atau tabel atau diagram;
Mendiskusikan hasil kegiatan mengenai suatu
masalah atau suatu peristiwa.

Berdasarkan Tabel 2.2, maka dapat dijelaskan bahwa pendekatan ilmiah lebih
menekankan pada keterampilan proses sains, dengan hal itu siswa lebih aktif
dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan Scientific
approach atau pendekatan ilmiah adalah sebuah pendekatan yang berorientasi
pada siswa disebuah pembelajaran di kelas, siswa dituntun untuk menemukan

19
suatu konsep fisika dengan cara yang sama ketika sang ilmuan menemukan
konsep tersebut.

III. METODE PENELITIAN

A. Desain Pengembangan
Metode penelitian yang digunakan, yaitu research and development atau
penelitian pengembangan. Penelitian pengembangan ini berupa pembuatan media
pembelajaran dengan pendekatan scientific pada materi dinamika gerak (fisika
kelas X).

Pada tahap pengembangan buku siswa ini dilakukan validasi ahli terlebih dahulu
sebelum buku siswa diujicobakan kepada siswa kelas X. Validasi ahli terdiri dari
validasi desain dan validasi materi yang dilakukan oleh satu dosen tehnik elektro
untuk uji desain dan satu guru bidang study fisika untuk uji materi. Uji coba
lapangan terdiri dari uji coba satu lawan satu dan uji kelompok kecil dilakukan
oleh siswa kelas X IPA SMA 1 Buay Madang yang bertujuan untuk mengetahui
tingkat kemenarikan, kemudahan penggunaan, dan kemanfaatan buku siswa yang
telah dibuat.

B. Prosedur Pengembangan

Metode yang digunakan pada penelitian pengembangan ini diadaptasi dari
prosedur pengembangan menurut Sugiyono (2008: 409) yang meliputi: (1)
potensi dan masalah, (2) mengumpulkan informasi, (3) desain produk, (4) validasi

21
desain, (5) perbaikan desain, (6) uji coba produk, (7) revisi produk, (8) uji coba
pemakaian, (9) revisi produk, dan (10) pembuatan produk masal.
Namun saya hanya mengadaptasi beberapa prosedur, sehingga perancangan buku
siswa ini meliputi: (1) mengumpulkan informasi, (2) desain produk, (3) validasi
desain, (4) perbaikan desain, (5) uji coba produk, (6) revisi produk, dan (7)
pembuatan produk.

1. Mengumpulkan Informasi
Melakukan analisis kebutuhan untuk mengumpulkan informasi tentang apa
yang dibutuhkan siswa dan guru pada khususnya dan sekolah pada umumnya.
Ketersediaan sumber dan media pembelajaran yang diobservasi meliputi
ketersediaan buku fisika SMA di perpustakaan. Sedangkan pemberian angket
dilakukan untuk mengetahui apakah guru dan siswa membutuhkan media
pembelajaran yaitu buku siswa dalam pembelajaran materi dinamika gerak.
Hasil observasi dan angket ini kemudian dijadikan sebagai landasan dalam
penyusunan latar belakang masalah dari analisis kebutuhan sekolah.

2. Desain Produk
Setelah mendapatkan informasi melalui angket analisis kebutuhan, maka
langkah selanjutnya adalah membuat desain produk berupa buku siswa dengan
pendekatan scientific.

22
3. Validasi Desain
Validasi dilakukan sebelum melakukan uji coba produk di lapangan. Validasi
ini dilakukan oleh para ahli yang terdiri dari validasi mengenai uji spesifikasi
dan uji kualitas produk. Validasi ini dilakukan oleh satu dosen tehnik elektro
untuk uji desain dan satu guru bidang study fisika untuk uji materi.

4. Perbaikan Desain
Setelah desain produk di validasi oleh ahli maka akan diketahui kelemahan dari
produk yang dibuat, maka dilakukanlah perbaikan terhadap kelemahankelemahan tersebut.

5. Uji Coba Produk
Media yang sudah selesai dibuat selanjutnya diuji cobakan dalam kegiatan
pembelajaran. Uji coba ini dimaksudkan untuk melihat kesesuaian dan
efektivitas media yang telah dibuat dalam proses pembelajaran. Hal ini
diperlukan karena kadang-kadang apa yang telah dikonsepkan belum tentu
sesuai dengan kenyataan dilapangan. Pada uji ini, produk yang telah dihasilkan
diberikan kepada siswa sebagai media pembelajaran dan siswa diberikan
postest berupa soal-soal mengenai materi dinamika gerak. Kemudian siswa
diberikan berupa lembar observasi pengamatan yang berisi tentang : (1)
kemenarikan; (2) kemudahan; dan (3) kemanfaatan.

23
6. Revisi Produk
Setelah melakukan uji coba produk, hasil angket siswa mengenai kemenarikan,
kemudahan, dan kemanfaatan tersebut akan dijadikan bahan perbaikan dan
penyempurnaan media pembelajaran yang dibuat.

7. Pembuatan Produk
Langkah selanjutnya setelah revisi produk yaitu menghasilkan produk akhir.
Produk akhir ini dihasilkan setelah adanya perbaikan dari hasil uji coba
lapangan. Tahapan Penelitian dan Pengembangan menurut Sugiyono dapat
dilihat pada Gambar 3.1.

Mengumpulkan
Informasi

Uji Coba Produk

Revisi Produk

Desain Produk

Perbaikan
Desain

Validasi Desain

Pembuatan
Produk

Gambar 3.1 Tahapan Penelitian dan Pengembangan menurut Sugiyono (2008:
409)

24
C. Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian pengembangan ini diperoleh melalui instrumen angket dan
tes tertulis. Angket analisis kebutuhan dilakukan untuk mendapatkan informasi
mengenai kebutuhan sekolah, guru, dan siswa dalam proses pembelajaran.
Instrumen angket digunakan pada uji validasi ahli untuk mengumpulkan data
tentang kelayakan produk berdasarkan isi materi dan kesesuaian desain. Terakhir
yaitu berupa tes tertulis kepada siswa untuk mengumpulkan data tingkat
keefektifan produk dalam pembelajaran.

D. Teknik Analisis Data

Setelah memperoleh data hasil analisis kebutuhan dari guru dan siswa, data
tersebut digunakan untuk menyusun latar belakang dan mengetahui tingkat
kebutuhan produk yang dikembangkan. Data kesesuaian materi pembelajaran dan
desain pada produk diperoleh dari ahli materi dan ahli desain melalui uji validasi
ahli. Data kesesuaian tersebut digunakan untuk mengetahui tingkat kelayakan
produk yang dihasilkan. Data kemenarikan, kemudahan, dan kemanfaatan produk
diperoleh dari uji coba lapangan yang dilakukan secara langsung kepada siswa.
Terakhir yaitu data hasil belajar diperoleh melalui tes setelah produk digunakan
untuk menentukan tingkat efektivitas produk sebagai media pembelajaran.

Analisis data yang dilakukan berdasarkan instrumen uji validasi ahli dan uji coba
lapangan bertujuan untuk menilai sesuai atau tidak produk yang dihasilkan
sebagai salah satu media pembelajaran. Pada instrumen angket penilaian uji
validasi ahli memiliki 2 pilihan jawaban yang sesuai dengan konten pertanyaan.

25
Instrumen penilaian uji satu lawan satu memiliki 2 pilihan jawaban sesuai konten
pertanyaan, yaitu: “Ya” dan “Tidak”. Revisi dilakukan pada konten pertanyaan
yang diberi pilihan jawaban “Tidak”.
Data kemenarikan produk diperoleh dari siswa pada tahap uji coba lapangan.
Instrumen angket terhadap penggunaan produk memiliki 4 pilihan jawaban yang
sesuai dengan konten pertanyaan, yaitu: “tidak menarik”, ”cukup
menarik”, ”menarik”, dan “sangat menarik”. Untuk memperoleh data kemudahan
produk juga memiliki 4 pilihan jawaban, yaitu : “tidak mempermudah”, ”cukup
mempermudah”, ”mempermudah”, dan “sangat mempermudah”. Dan untuk
memperoleh data kemanfaatan produk juga memiliki 4 pilihan jawaban, yaitu :
“tidak bermanfaat”, ”cukup bermanfaat”, ”bermanfaat”, dan “sangat bermanfaat”.
Masing-masing pilihan jawaban memiliki skor yang berbeda. Penilaian instrumen
total dilakukan dari jumlah skor yang diperoleh kemudian dibagi dengan jumlah
total skor dan hasilnya dikali dengan banyaknya pilihan jawaban. Skor penilaian
tiap pilihan jawaban ini dapat dilihat dalam Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Skor Penilaian Uji Coba Lapangan

Uji Kemenarikan
Sangat Menarik
Menarik
Cukup Menarik
Tidak Menarik

Pilihan Jawaban
Uji Kemudahan
Sangat Mudah
Mudah
Cukup Mudah
Sangat Mudah

Skor
Uji Kemanfaatan
Sangat Bermanfaat
Bermanfaat
Cukup Bermanfaat
Tidak Bermanfaat

4
3
2
1

Sumber: Suyanto dan Sartinem (2009: 20)
Instrumen yang digunakan memiliki 4 pilihan jawaban, sehingga penilaian total
dapat dicari dengan menggunakan rumus :
�� =

�ℎ
�ℎ



�� �


×4
��

26
Hasil dari penilaian tersebut kemudian dicari rata-ratanya dari sejumlah subjek
sampel uji coba dan dikonversikan ke pernyataan penilaian untuk menentukan
kemenarikan, kemudahan, dan kemanfaatan produk yang dihasilkan.
Hasil konversi ini diperoleh dengan melakukan analisis secara deskriptif terhadap
skor penilaian yang diperoleh. Pengkonversian skor menjadi pernyataan penilaian
ini dapat dilihat dalam Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Konversi Skor Penilaian
Skor Penilaian
4
3
2
1

Rerata Skor
Klasifikasi
3,26 – 4,00
Sangat baik
2,51 – 3,25
Baik
1,76 – 2,50
Kurang baik
1,01 – 1,75
Tidak baik
Sumber: Suyanto dan Sartinem (2009: 20)

Untuk data hasil post test digunakan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
mata pelajaran fisika di SMA Negeri 1 Buay Madang. Produk dikatakan layak dan
efektif digunakan apabila 75% nilai siswa mencapai KKM.

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Simpulan dari penelitian pengembangan ini adalah:
1.

Dihasilkan suplemen buku siswa berbasis scientific approach pada SMA
kelas X IPA yang disusun dengan menerapkan pendekatan pembelajaran
berbasis scientific approach dengan kualitas: sangat menarik, mudah
digunakan, dan sangat bermanfaat menurut pengguna.

2.

Keefektifan buku siswa hasil pengembangan dinyatakan efektif digunakan
sebagai alternatif media pembelajaran bagi kelompok uji siswa kelas X IPA1
di SMA Negeri 1 Buay Madang.

B. Saran

Saran dari penelitian pengembangan ini adalah:
1.

Melakukan kegiatan penelitian lanjutan berupa pengembangan buku siswa
menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis scientific approach untuk
pokok bahasan yang lain atau pengembangan buku siswa menggunakan
pendekatan pembelajaran yang lain.

2.

Melakukan kegiatan pengujian penggunaan buku hasil pengembangan dalam
skala besar untuk mengetahui kelebihan buku sebagai sumber belajar bagi
siswa kelas X SMA.

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
. 2001. Media Pe