3.4.3.4 Sanitasi dan higiene
LAFIAU memiliki sarana pengolahan limbah, baik untuk limbah padat berupa debu-debu yang tersebar di daerah produksi maupun limbah cair dari
pencucian peralatan. a.
Pengolahan Limbah Padat Pembersihan untuk debu-debu yang tersebar di ruang produksi
menggunakan dust collector yang ditempatkan di atas ruangan, vacum cleaner untuk debu-debu yang berserakan pada peralatan dan lantai. Pengolahan limbah
padat untuk yang berbahaya ditampung dan dikirim ke instansi yang memiliki incenerator
, sedangkan untuk yang tidak berbahaya dibakar dan ditanam di dalam tanah, di tempat khusus.
b. Pengolahan Limbah Cair
Pengolahan limbah cair terdiri dari proses destruksi, penetralan, pengendapan dan aerasi di dalam beberapa kolam yang saling berhubungan satu
sama lain berdasarkan proses pengolahan. Proses pengolahan limbah beta dan non beta laktam yaitu:
1. Limbah dari produksi obat beta laktam dialirkan ke bak pertama, kemudian
ditambahkan asambasa kuat untuk memecah cincin beta laktam dan air sebagai netralisator. Dari kolam pertama dialirkan ke kolam kedua untuk
diendapkan. 2.
Cairan dari limbah bak kedua diendapkan secara gravitasi dan kemudian dialirkan ke bak ketiga. Limbah dari produksi obat non beta laktam masuk ke
bak ketiga sehingga terjadi pencampuran. Kemudian dilakukan penetralan
Universitas Sumatera Utara
pH=7, namun jika terlalu asam ditambahkan NaOH dan jika terlalu basa ditambahkan HCl dan pengenceran dengan penambahan air.
3. Limbah dari bak ketiga dialirkan ke bak keempat untuk proses pengendapan
kedua. 4.
Cairan dari limbah bak keempat dialirkan ke bak kelima dimana terjadi proses aerasi, yaitu pengaliran udara ke air untuk meningkatkan Oxygen Dissolved
dan menurunkan Biologycal Oxygen Demand BOD serta Chemical Oxygen Demand
COD dari limbah tersebut. Air bak kemudian diuji di laboratorium untuk penentuan nilai BOD, COD dan TSS. Persyaratan kualitas limbah yang
diperbolehkan untuk dibuang ke lingkungan: COD 100 mgl, BOD 75 mgl, Total Suspended Solid
60 mgl. 5.
Limbah dari bak kelima dialirkan ke bak keenam yang merupakan bak kontrol. Sebagai kontrol digunakan ikan mas sebagai bio indicator, apabila air
pada kolam memenuhi persyaratan, maka akan dialirkan ke pembuangan umum. Denah bak pengolahan air bak dapat dilihat pada bagian lampiran.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV PEMBAHASAN