Putaran Spesifik dan Tipe Impeler Effisiensi Pompa Daya Pompa dan Daya Motor Penggerak

36

3.6. Putaran Spesifik dan Tipe Impeler

Impeler adalah roda atau rotor yang dilengkapi dengan sudu-sudu, dimana sudu-sudu ini berguna untuk memindahkan energi mekanis poros menjadi energi fluida, tipe impeller suatu pompa ditentukan berdasarkan putaran spesifik pompa tersebut. Putaran spesifik untuk pompa yang memiliki impeller satu tingkat dapat dihitung menggunakan persamaan [Lit. 3. hal 357]: n 1 s = n 75 , p p H Q dimana: n 1 s = putaran spesifik satu tingkat n = putaran pompa = 1450 rpm Q p = kapasitas pompa = 0,037 m 3 det = 586,51 gpm H p = head pompa = 10,825 m = 30,105 ft Sehingga : n 1 s = 1450 75 , 2 1 30,105 586,51 = 2500 rpm Dari tabel 3.4, diketahui bahwa untuk putaran spesifik, n s = 2500 rpm maka jenis impeler yang sesuai adalah jenis Aliran Radial. Tabel 3.4 Klasifikasi impeler menurut putaran spesifik No. Jenis Impeler n s 1. 2. 3. 4. Radial flow Francis Aliran campur Aliran axial 500 – 3000 1500 – 4500 4500 – 8000 8000 ke atas Sumber : Pompa dan Blower Sentrifugal, Austin H. Church. Universitas Sumatera Utara 37

3.7. Effisiensi Pompa

Pada pemakaian pompa yang terus-menerus, masalah effisiensi pompa P  menjadi perhatian khusus. Effisiensi pompa tergantung kepada kapasitas tinggi tekan head dan kecepatan aliran yang kesemuanya sudah termasuk dalam putaran spesifik. Hubungan antara putaran spesifik dengan effisiensi pompa dapat dilihat pada gambar 3.3 berikut ini: Gambar 3.3 Grafik Efisiensi pompa vs putaran spesifik Sumber : Pump Handbook, Igor C. Karasik Dimana kondisi pompa adalah: Q p = kapasitas pompa = 0,037 m 3 det = 586,51 gpm Putaran spesifik n s = 2500 rpm Sehingga dari grafik tersebut, diperoleh efisiensi sebesar 80. Universitas Sumatera Utara 38

3.8. Daya Pompa dan Daya Motor Penggerak

Besarnya daya pompa untuk mengalirkan air atau daya yang dibutuhkan untuk menggerakkan impeller dicari dengan persamaan [Literatur 5. hal 243]: N p = P Q H g   . . . Dimana: H = head pompa = 10,825 m Q = kapasitas pompa = 0,037 m 3 s  = g   = 998 9,81m 2 s = 9790Nm 3 P  = effisiensi pompa = 0,8 Sehingga: N P = P T H Q      = 8 , 9790 825 , 10 037 ,   = 5,376 kW Dalam rancang bangun ini, diambil daya pompa sebesar 5,58 kW untuk menanggulangi kebocoran pada sistem pemipaan. = 5,58 kW  5,6 kW = 7,5 hp Dalam perencanaan ini, motor bakar dikopel dengan poros pompa menggunakan sistem pulley dan belt. Menurut [Lit 1. hal 58] daya motor bakar sebagai motor penggerak poros pompa dapat dihitung dengan rumus: N m = T p N   1  Universitas Sumatera Utara 39 Dimana: N m = daya motor penggerak kW N p = daya pompa = 5,6 kW  = factor cadangan daya = 0,1  0,2 untuk motor bakar besar diambil 0,2 T  = effisiensi transmisi = 0,93 Sabuk Rata sehingga: N m = 93 , 2 , 1 x 5,6  = 7,22 kW Berdasarkan perhitungan di atas maka dipilih motor bakar dengan daya 7,22 kW.

3.9. Spesifikasi Hasil Perencanaan