Latar Belakang Pengembangan sistem monitoring vibrasi pada kipas pendingin menggunakan accelerometer ADXL345 dengan metode FFT berbasis labview

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sistem pendingin merupakan suatu sistem yang berfungsi untuk menjaga suhu tempratur pada mesin dalam kondisi yang stabil dan ideal untuk beroperasi. Sistem pendinginan ini cukup penting dan perlu dibuat. Bila suatu mesin tidak diberikan mesin pendingin maka mesin tersebut akan mengalami panas yang berlebihan overheating dan dapat mengakibatan berbagai macam gangguan pada mesin yang mengakibatkan turunnya kinerja mesin bahkan pada dampak terparah dapat mengakibatkan kerusakan. Gangguan serta kerusakan yang terjadi bisa menyerang komponen karena terjadi pemuaian akibat panas yang berlebih sehingga mengakibatkan ruang antar komponen menyempit. Tegangan termal juga dapat terjadi karena panas yang berlebih, tegangan termal dihasilkan karena perubahan suhu. Pelumas yang terdapat pada mesin juga dapat dengan mudah rusak oleh panas yang berlebihan, pada suhu tertentu pelumas akan berubah menjadi karbon yang dapat mengakibatkan mesin menjadi macet. Pada suhu yang semakin panas lagi pelumas berubah menjadi warna hitam yang menandakan turunnya kualitas pelumas sehingga mesin menjadi macet. Mesin – mesin besar ataupun kecil yang terdapat pada dunia industri mengubah energi listrik atau pembakaran menjadi energi mekanik. Mesin bukanlah instrumentasi dengan efisiensi yang sempurna, panas hasil pembakaran 2 tidak sepenuhnya terkonversi menjadi energi gerak, sebagian terbuang melalui saluran pembuangan dan sebagian terserap oleh komponen mesin didalamnya. Proses pembakaran yang berlangsung terus menerus mengakibatkan mesin dalam kondisi tempratur yang sangat tinggi, yang dapat berbahaya bagi mesin itu sendiri maupun faktor keamanan dari operator mesin tersebut, maka dari itu sistem pendinginan dibutuhkan untuk menjaga mesin agar berada pada tempratur yang ideal untuk bekerja. Prinsip yang ada pada sistem pendingin adalah melepaskan panas dari mesin ke udara dan memberikan udara dingin dari luar ke mesin sehingga terjadi sirkulasi udara dalam mesin. Sistem pendingin ada yang menggunakan air dan udara. Untuk sistem pendingin air biasanya memiliki kontruksi yang lebih rumit namun relative aman dan dapat meredam bunyi yang berlebihan pada mesin. Sitem pendingin udara mengambil langsung udara luar yang tempraturnya lebih rendah. Pada sistem pendingin udara ini memiliki keuntungan yaitu kontruksi yang lebih sederhana, namun disisi lain kekurangannya pendinginan tidak merata dan suara mesin menjadi lebih keras karena adanya getaran dari kipas. Sistem pendinginan udara biasanya diguakan pada skala kecil seperti ruang kontrol mesin sedangkan untuk sistem pendingin air biasanya terdapat pada gedung besar seperti mall dan perkantoran. Kedua sistem pendingin diatas sebenarnya sama-sama menggunakan komponen kipas untuk pendinginannya, maka dari itu perawatan dan monitoring dilakukan pada kipas , kipas ini akan menimbulkan getaran dan getaran itulah yang akan dipantau. Kerusakan pada suatu kipas dapat dianalisa dengan analisa 3 vibrasi menggunakan metode FFT untuk mengetahui frekuensinya. Perawatan dengan monitoring ini dapat dilakukan tanpa mengganggu jalannya operasi mesin tersebut, perawatan seperti ini disebut perwatan prediktif. Vibrasi pada mesin mesin di industri juga berpengaruh terhadap performa mesin, terutama pada mesin-mesin yang berputar. Di industri sekarang ini vibrasi pada mesin digunakan sebagai dasar dari perawatan untuk menjaga performa mesin tetap maksimal. Maka dari itu sangat penting untuk dilakukan monitoring pada mesin yang ada dengan mengamati getaran yang terjadi pada setiap mesin yang berputar dengan suatu sensor vibrasi dan interface untuk mengetahui getaran yang terjadi.

1.2. Perumusan Masalah