Pengembangan Sistem Manajemen Pengetahuan Zakat

PENGEMBANGAN
SISTEM MANAJEMEN PENGETAHUAN ZAKAT

AULIA RAHMAN NASUTION

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Pengembangan Sistem
Manajemen Pengetahuan Zakat adalah benar karya saya dengan arahan dari
komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan
tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, November 2014

Aulia Rahman Nasution
NIM G651120601

RINGKASAN
AULIA RAHMAN NASUTION. Pengembangan Sistem Manajemen
Pengetahuan Zakat. Dibimbing oleh IRMAN HERMADI, WISNU ANANTA
KUSUMA dan IRFAN SYAUQI BEIK.
Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang memiliki kontribusi
strategis kehidupan sosial masyarakat. Zakat merupakan wujud pelaksanaan
kewajiban Muslim dan juga bentuk solidaritas sosial. Hasil penelitian Badan
Amin Zakat Nasional (BAZNas) yang bekerjasama dengan Institut Pertanian
Bogor (IPB) menyatakan bahwa potensi zakat Indonesia bisa mencapai Rp 217
triliun per tahun yang belum tercapai saat ini.
Para peneliti dan praktisi menyarankan untuk menerapkan Knowledge
Management System (KMS) dalam mengoptimalkan kinerja dan tujuan organisasi.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan Sistem Manajemen
Pengetahuan Zakat (ZKMS) berbasis web. Metodologi penelitian dilakukan
dengan menggunakan Knowledge Management System Life Cycle (KMSLC). Data
dikumpulkan dengan menangkap pengetahuan dari para ahli yang terdiri dari
praktisi dan ilmuwan BAZNas Kota Bogor, muzakki, dokumen, buku dan jurnal.

ZKMS dikembangkan menggunakan framework ASP.NET, bahasa
pemrograman C# dan database management system MySQL. Sistem ini memiliki
menu yaitu user, pengetahuan zakat, tanya dan jawab dengan para ahli, interaksi
antara anggota, about us, profil dan sumber pengetahuan. Sistem ini dirancang
untuk memudahkan user dalam mendapatkan, mengetahui, membuat, berbagi,
menyimpan dan menyebarkan pengetahuan zakat aktual dan kontemporer.
Kata kunci: Badan Amil Zakat Nasional (BAZNas), Knowledge Management
System Life Cycle (KMSLC), Zakat Knowledge Management
System (ZKMS)

SUMMARY
AULIA RAHMAN NASUTION. Development of Zakat Knowledge Management
Systems. Supervised by IRMAN HERMADI, WISNU ANANTA KUSUMA and
IRFAN SYAUQI BEIK.
Zakat is one of the Islamic pillars that has strategic contribution to the
society. Zakat is one of the Muslim obligation. It is also a form of social
solidarity. The collaborative research conducted by Badan Amil Zakat Nasional
(BAZNas) and Institut Pertanian Bogor (IPB) estimated the potential of zakat
collection in Indonesia could reach about Rp 217 trillion every year that has not
been achieved yet.

Researchers and practitioners have advised to implement a Knowledge
Management System (KMS) to optimize the collection and BAZNas’s objectives.
The objective of this research is to develop web-based Zakat Knowledge
Management System (ZKMS). The KMS development methodology is done with
using Knowledge Management System Life Cycle (KMSLC). Knowledge has
been captured from experts consisting of practitioners and scientists from
BAZNas of Bogor City, muzakki, documents, books and journals.
ZKMS was developed using ASP.NET framework, C# programming
language and MySQL database management system. The system has menu that
are user, zakat knowledge, questions and answers with experts, interaction
between members, about us, profiles and knowledge sources. This system is
designed be user friendly to get, know, make, share, store and disseminate actual
and contemporary of zakat knowledge.
Keywords: Badan Amil Zakat Nasional (BAZNas), Knowledge Management
System Life Cycle (KMSLC), Zakat Knowledge Management System
(ZKMS)

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2014
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan

atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

PENGEMBANGAN
SISTEM MANAJEMEN PENGETAHUAN ZAKAT

AULIA RAHMAN NASUTION

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Komputer
pada
Program Studi Ilmu Komputer

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR
2014

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis:

Dr Imas Sukaesih Sitanggang, SSi MKom

Judul Tesis : Pengembangan Sistem Manajemen Pengetahuan Zakat
Nama
: Aulia Rahman Nasution
NIM
: G651120601

Disetujui oleh
Komisi Pembimbing

Irman Hermadi, SKom MS PhD
Ketua

Dr Eng Wisnu Ananta Kusuma, ST MT

Anggota

Dr Irfan Syauqi Beik, SP MScEc
Anggota

Diketahui oleh

Ketua Program Studi
Ilmu Komputer

Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr Eng Wisnu Ananta Kusuma, ST MT

Dr Ir Dahrul Syah, MScAgr

Tanggal Ujian: 27 Oktober 2014

Tanggal Lulus:


PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Januari 2014 sampai bulan
Agustus 2014 ialah sistem manajemen pengetahuan, dengan judul Pengembangan
Sistem Manajemen Pengetahuan Zakat.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Irman Hermadi, SKom MS
PhD, Bapak Dr Eng Wisnu Ananta Kusuma, ST MT dan Bapak Dr Irfan Syauqi
Beik, SP MScEc selaku pembimbing. Di samping itu, penghargaan penulis
sampaikan kepada Bapak Ustadz H Jejen Hermawan, SPdI dan para pegawai
Badan Amin Zakat Nasional Kota Bogor, yang telah membantu selama
pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu,
dan seluruh keluarga atas segala doa dan kasih sayangnya serta teman-teman
seperjuangan, kakak kelas dan adik kelas atas jiwa sosialnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, November 2014
Aulia Rahman Nasution

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

i

DAFTAR TABEL

ii

DAFTAR GAMBAR

iii

1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian

1

1
2
2
2
3

2 TINJAUAN PUSTAKA

3

3 METODE
Metode Penelitian
Alat dan Bahan
Jadwal dan Tempat Penelitian

7
7
8
10


4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Evaluasi Infrastruktur
Pembentukan Tim
Penangkapan Pengetahuan
Desain Blueprint KMS
Verifikasi dan Validasi KMS
Implementasi KMS

10
10
11
11
15
20
22

5 SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran


23
23
23

DAFTAR PUSTAKA

23

LAMPIRAN

26

RIWAYAT HIDUP

38

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6

Tim KMS
Decision Tables
Production Rules
Kebutuhan Fungsional
Kebutuhan Non Fungsional
Actor

11
13
14
15
17
17

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Tahapan KMSLC
Diagram alir metode penelitian
Knowledge map KMS Zakat
Diagram use case
ORM KMS Zakat
ERD KMS Zakat
Struktur navigasi KMS Zakat
Antar muka KMS Zakat
Halaman utama pengunjung

4
9
14
18
19
20
20
21
22

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Daftar Istilah Zakat
Diagram Activity pada proses membuat knowledge
Diagram Activity pada proses membuat pertanyaan
Diagram Activity pada proses membuat komentar
Diagram Class
Diagram Sequence pada proses membuat knowledge
Diagram Sequence pada proses mengirim email
Diagram Sequence pada proses membuat komentar
ERD logical
ERD fisikal
Daftar Uji Black Box untuk Pengujian Fungsi KMS Zakat
Form Pernyataan Kesediaan Wawacara
Daftar Pertanyaan Wawancara Pengembangan KMS Zakat
Kuisioner Verifikasi dan Validasi Pengetahuan SMP Zakat
Form Pernyataan Kesediaan Operator

26
27
28
28
29
30
30
31
31
32
32
34
35
36
37

1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang memiliki makna strategis
dalam kehidupan sosial umat. Menunaikan zakat selain sebagai implementasi
kewajiban seorang muslim, juga merupakan wujud solidaritas sosial terhadap
sesama. Salah satu wujud dari solidaritas terhadap sesama dapat dihadapkan pada
realitas sosial ekonomi umat yaitu masalah kemiskinan yang masih memerlukan
perhatian dan solusi (Hafidhuddin 2011). Menurut sumber Badan Pusat Statistik
(BPS 2012) dan data Bank Dunia (World Bank 2012), Indonesia adalah salah satu
dari 5 negara Muslim termiskin di dunia. BPS menyatakan pada tahun 2012,
jumlah orang miskin di Indonesia mencapai 29,88 juta jiwa, sedangkan versi Bank
Dunia jauh lebih tinggi, yaitu mencapai 102,45 juta jiwa.
Konsepsi pemberdayaan ekonomi umat melalui pengamalan ibadah zakat
yang diajarkan dalam Islam merupakan salah satu alternatif yang dapat ditempuh
dalam mengatasi masalah kemiskinan tersebut. Salah satu lembaga pemberdayaan
ekonomi umat yang diamanatkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 23
tahun 2011 untuk pengelolaan zakat menjadi pengelola zakat nasional yaitu Badan
Amil Zakat Nasional (BAZNas). BAZNas (2011) mempublikasikan data dana
zakat, infak, dan sedekah yang terkumpul dari semua organisasi pengelola zakat
baru mencapai Rp 1,73 triliun. Hasil penelitian BAZNas yang bekerjasama
dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) menyatakan bahwa potensi zakat Indonesia
bisa mencapai Rp 217 triliun per tahun. Potensi zakat yang cukup signifikan
tersebut perlu digali secara optimal agar dapat digunakan untuk meningkatkan
taraf hidup umat (Ayuniyyah 2011). Banyak penelitian menyatakan bahwa belum
tercapainya potensi zakat diakibatkan karena masih rendahnya pemahaman
masyarakat terhadap permasalahan zakat terutama masalah yang aktual dan
kontemporer (Siswantoro & Nurhayati 2012). Pada akhirnya yang menjadi titik
beratnya adalah mengenai kesadaran umat untuk berzakat, berinfak dan
bersedekah juga masih sangat harus ditumbuhkan dan ditanamkan pada setiap
individu yang berkewajiban menunaikannya (Rizal 2006).
Banyak sistem yang telah dibangun untuk mendukung kesadaran berzakat
yang bertujuan pada aspek kemudahan mendapatkan informasi terkait zakat. Salah
satu sistem yang telah dibangun tersebut adalah Sistem Informasi Zakat Berbasis
Web oleh Huseina (2006). Kelebihan dari sistem tersebut yaitu dapat
menampilkan informasi zakat secara umum dan dapat menghitung zakat dengan
multi jenis. Kelemahan dari sistem tersebut adalah hanya menampilkan informasi
namun belum sampai pada pengetahuan, interaksi hanya satu arah dan tidak
melibatkan pakar secara menyeluruh. Pengetahuan yang diharapkan berupa
kombinasi informasi, interpretasi, refleksi dan pengalaman seseorang atau pakar
baik pengetahuan yang telah didokumentasikan maupun pengetahuan yang masih
dalam benak pakar yang disebut implisit/tacit yang dapat disalurkan dalam suatu
wadah dan dapat diakses oleh segala pihak. Peneliti dan praktisi telah
menyarankan untuk menerapkan sistem manajemen pengetahuan/Knowledge
Management System (KMS) agar dapat mengoptimalkan kinerja dan tujuan dalam
suatu organisasi (Alotaibi et al 2013).

2
Tujuan dari KMS adalah untuk mendukung penciptaan, transfer dan
penerapan pengetahuan dalam organisasi. Dengan demikian, membangun dan
melaksanakan KMS secara efektif memerlukan landasan literatur yang banyak
(Davenport et al 1998). Pengetahuan disimpan di repositori dengan sedemikian
rupa sehingga dapat dirujuk dari setiap tempat di seluruh dunia dan dapat
diperbarui dari waktu ke waktu menggunakan internet (Desai & Shah 2011).
Menurut teori aktivitas, paradigma untuk memahami bagaimana seseorang
menggunakan dan berinteraksi dengan KMS untuk membuat, berbagi, menyimpan
dan menyebarkan pengetahuan, serta bagaimana mereka berkolaborasi satu sama
lain (Burrell & Morgan 1979; Gioa & Pitre 1990; Chaudhry & Higgins 2001;
Gloet & Berrell 2003). Hasil yang diharapkan adalah menjadi sistem
pembelajaran yang baik (Kekwaletswe & Bobela 2010). Secara umum, informasi
didefinisikan dari terminologi data, pengetahuan didefinisikan dari terminologi
informasi dan budaya (wisdom) didefinisikan dari terminologi pengetahuan
(Rowley 2007). Manajemen pengetahuan tidak hanya seputar teknologi, proses
bisnis dan budaya yang ada di organisasi juga merupakan faktor penting dalam
Sistem Manajemen Pengetahuan dan dibutuhkan dukungan serta komitmen dari
segala pihak (Hidayatnol & Navratilova 2005).
Aktivitas pelayanan dan sosialiasi zakat yang dilaksanakan dengan
menggunakan pola-pola selama ini perlu dikembangkan dengan menggunakan
sistem manajemen pengetahuan dan memanfaatkan teknologi terkini, sehingga
setiap data, informasi dan pengetahuan dapat diolah secara akurat dan dengan
cepat dapat diakses oleh masyarakat khususnya muzakki. Oleh karena itu,
dibutuhkan sebuah sistem manajemen pengetahuan zakat yang bisa
menumbuhkan dan menanamkan pengetahuan, paradigma dan kesadaran pada
setiap individu atas kewajiban berzakat. Penelitian ini akan dikembangkan sistem
manajemen pengetahuan zakat.
Perumusan Masalah
Perumusan masalah penelitian ini adalah kurangnya kesadaran, kepuasan
dan kepercayaan muzakki yang diakibatkan kurangnya pengetahuan tentang
zakat. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah sistem manajemen pengetahuan zakat
yang bisa menumbuhkan dan menanamkan pengetahuan, paradigma dan
kesadaran pada setiap individu atas kewajiban berzakat.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah
pengetahuan zakat berbasis web.

mengembangkan

sistem

manajemen

Manfaat Penelitian
Manfaat dari penerapan sistem manajemen pengetahuan zakat ini yaitu
mempermudah pengguna untuk mendapat, mengetahui, membuat, berbagi,
menyimpan dan menyebarkan pengetahuan serta berkolaborasi satu sama lain
mengenai pengetahuan zakat secara aktual dan kontemporer serta interaksi dan
dialog antar anggota dengan anggota atau anggota dengan pakar.

3
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini terdiri dari empat yaitu:
1. Berisi pengetahuan zakat secara umum.
2. Basis pengetahuan tacit ditangkap dari pakar yang terdiri dari praktisi dan
ilmuwan berasal dari BAZNas Kota Bogor, muzakki, dan sumber
pengetahuan eksplisit yang meliputi dokumen, buku dan jurnal terkait zakat.
3. Interaksi dan dialog antar anggota dengan anggota atau anggota dengan
pakar meliputi pengetahuan zakat secara umum dan kalkulasi zakat.
4. Sistem dikembangkan berbasis web.

2 TINJAUAN PUSTAKA
Manajemen Pengetahuan
Becerra et al (2010) menyatakan manajemen pengetahuan adalah apa yang
dibutuhkan untuk mendapatkan hasil maksimal dari sumber daya pengetahuan.
Manajemen pengetahuan merupakan proses penangkapan, penyimpanan, dan
penyebaran pengetahuan dengan menggunakan teknologi informasi (Lai & Lien
2007). Manajemen pengetahuan sebagai bidang studi yang bersangkutan dengan
meningkatkan proses berbagi, penyaluran, menciptakan, menangkap, dan
pemahaman pengetahuan (Gottschalk & Petter 2006).
Kodifikasi Pengetahuan
Awad & Ghaziri (2010) menyatakan kodifikasi pengetahuan berarti
mengkonversi pengetahuan tacit ke dalam bentuk pengetahuan eksplisit
digunakan untuk para anggota organisasi, sehingga dapat dikonversikan ke dalam
bentuk dokumen. Alat atau procedure pengetahuan salah satunya adalah
Knowledge Map yang merupakan sebuah
representasi visual dari suatu
pengetahuan yang saling terhubung antara satu dengan yang lain dalam suatu
rangkaian proses. Teknik knowledge map/concept mapping dikembangkan oleh
Joseph D. Novak (Novak 2008). Karya Novak didasarkan pada teori kognitif
Ausubel (teori asimilasi), yang menekankan pentingnya pengetahuan sebelumnya
untuk dapat mempelajari konsep baru (Ausubel 1968). Concept map biasanya
mewakili ide-ide dan informasi disimbolkan berupa kotak atau lingkaran, yang
dihubungkan dengan panah berlabel dalam struktur hirarki bercabang ke bawah.
Hubungan antara konsep dapat diartikulasikan dalam menghubungkan frase
seperti penyebab, membutuhkan, atau memberikan kontribusi (Novak & Cañas
2006). Concept map yang baik tumbuh dalam kerangka mendefinisikan oleh
pengetahuan eksplisit "focus question“. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
otak menyimpan pengetahuan sebagai produksi reaksi kondisional pada memori
deklaratif, yang disebut juga sebagai potongan atau proposisi (Anderson &
Lebiere 1998). McAleese menunjukkan bahwa proses pembuatan pengetahuan
eksplisit, menggunakan node atau hubungan yang memungkinkan individu untuk
menyadari apa yang mereka ketahui dan sebagai hasilnya dapat memodifikasi apa
yang mereka ketahui (McAleese 1998; Birbili 2006).

4
Knowledge Management System (KMS)
KMS adalah penggunaan teknologi informasi modern untuk sistematisasi,
meningkatkan dan mempercepat pengelolaan pengetahuan di dalam dan antar
organisasi. Menurut Becerra et al (2010) mengatakan sistem manajemen
pengetahuan adalah integrasi teknologi dan mekanisme yang dikembangkan untuk
mendukung proses manajemen pengetahuan. Sistem manajemen pengetahuan
dapat diklasifikasikan ke dalam empat jenis yaitu aplikasi pengetahuan,
menangkap pengetahuan, berbagi pengetahuan, penemuan pengetahuan. KMS
adalah pengetahuan yang terdiri dari implisit/tacit dan eksplisit berupa kombinasi
infomasi, interpretasi, refleksi dan pengalaman yang ditangkap, dibagi,
ditingkatkan dan dipelihara didalam sistem kohesif (terpadu) dan dapat
berinteraksi dan berdialog antar anggota dengan anggota dan anggota dengan
pakar.
Knowledge Management Systems Life Cycle (KMSLC)
Tahapan pembuatan Siklus Hidup Sistem Manajemen Pengetahuan menurut
Awad & Ghaziri (2010) dapat dilihat pada Gambar 1.
Evaluate Existing Infrastructure

Form the KM Team

Knowledge Capture

Corrections

Design KM Blueprint

Verify and validate the KM System

Implement the KM System

Manage Change and Rewards Structure

Post-system evaluation

Gambar 1 Tahapan KMSLC
Penjelasan Tahapan-Tahapan Pengembangan KMSLC sebagi berikut:
 Evaluate Existing Infrastructure adalah tahap mengevaluasi keuangan proyek,
sumber daya manusia dan kendala operasional. Kemudian membuat strategi
proyek yang terdiri dari vision, resources dan culture.
 Form the KM Team adalah tahap mengidentifikasi stakeholder yang akan
bekerja sama untuk membangun KMS.
 Knowledge Capture adalah tahap menangkap sumber-sumber pengetahuan,
identifikasi pengetahuan implisit/tacit dan ekplisit.

5






Design KM Blueprint adalah tahap merancang dan menganalisis kebutuhan
untuk membangun KMS.
Verify and validate the KM System adalah tahap memverifikasi dan
memvalidasi pengetahuan yang telah ditangkap pada knowledge capture
dengan disain blue print yang telah dibuat kepada pakar.
Implement the KM System adalah tahap mengimplementasi semua kebutuhan
dan mengujinya.
Manage Change and Rewards Structure adalah tahap memanajemen
perubahan dan respon organisasi terhadap ketahanan kedayaguaan sistem.
Post-system Evaluation Manage mengevaluasi kondisi organisasi terhadap
pengaruh sistem.

Unified Modeling Language (UML)
UML adalah himpunan struktur dan teknik untuk pemodelan desain program
berorientasi objek (OOP) serta aplikasinya. UML adalah metodologi untuk
mengembangkan sistem OOP dan sekelompok perangkat tool untuk mendukung
pengembangan sistem tersebut. UML dikembangkan sebagai suatu alat untuk analisis
dan desain berorientasi objek oleh Grady Booch, Jim Rumbaugh, dan Ivar Jacobson.
Namun demikian UML dapat digunakan untuk memahami dan mendokumentasikan
setiap sistem informasi (Wesley 2005).
Object Relational Mapping (ORM)
ORM merupakan sebuah teknik yang digunakan dalam pemrograman untuk
menggunakan basisdata relasional sebagai penyimpanan data dengan bentuk
obyek. Teknik ini biasa digunakan dalam bahasa pemrograman berorientasi
objek saat harus menggunakan basisdata relasional dalam penyimpanannya
(Halpin 2008).
Entity Relationship Diagram (ERD)
ERD dikembangkan oleh Chen pada tahun 1976. Suatu entitas dapat
didefinisikan sebagai eksistensi independen yang dapat diidentifikasi secara unik.
Entitas adalah sebuah abstraksi dari kompleksitas dari domain sistem. Entitas
dapat kita analogikan sebagai ketika berbicara tentang beberapa aspek dari dunia
nyata yang dapat dibedakan dari aspek-aspek lain dari dunia nyata itu sendiri.
Model entity-relationship (ER Model) adalah model data untuk menggambarkan
data atau informasi dari domain sistem atau persyaratan prosesnya, dengan cara
mengintisarikan proses yang akhirnya diimplementasikan dalam basisdata.
Komponen utama dari model ER adalah entitas (things) dan hubungan yang ada di
antaranya (Brown 1975; Chen et al 1976; Chen 2002). ERD terbagi atas tiga
macam yaitu konseptual, logical dan fisikal. ERD konseptual yaitu
mengkonstruksikan model data secara konsep sederhana dengan menampilkan
entitas, relasi dan atribut primary dan foreign. ERD logical yaitu
mengkonstruksikan model data secara logic atribut turunanya. ERD fisikal yaitu
mengkonstruksikan model data dengan menampilkan entitas, atribut-atribut dan
tipe data dan lain sebagainya.
Zakat
Menurut bahasa Indonesia, kata “zakat” berarti tumbuh, berkembang, subur
atau bertambah. Menurut istilah, dalam kitab al-Hâwî, al-Mawardi mendefinisikan

6
zakat dengan nama pengambilan tertentu dari harta yang tertentu, menurut sifatsifat tertentu dan untuk diberikan kepada golongan tertentu. Allah swt berfirman
seperti berikut:
        

Artinya: “Dan dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada rasul,
supaya kamu diberi rahmat” (QS. An-Nuur 24 : 56).

                
 

Artinya: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka dan berdoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah
Maha mendengar lagi Maha mengetahui” (QS. At-Taubah 9 : 103).

                 ...
       

Artinya: “... supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya saja
di antara kamu. apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. dan apa
yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Amat keras hukumannya” (QS. Al Hasyr 59 : 7).

               
          

Artinya: “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang
menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan 1 benih yang
menumbuhkan 7 bulir, pada tiap-tiap bulir 100 biji. Allah melipat gandakan
(ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. dan Allah Maha Luas (karunia-Nya)
lagi Maha mengetahui” (QS. Al Baqarah 2 : 261)

             ... 

             



      

Artinya: “.... dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak
menafkahkannya pada jalan Allah, Maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa
mereka akan mendapat) siksa yang pedih. Pada hari dipanaskan emas perak itu
dalam neraka Jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan
punggung, mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta bendamu yang

7
kamu simpan untuk dirimu sendiri, Maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa
yang kamu simpan itu." (QS. At Taubah 9 : 34-35)
Hadist riwayat Ibnu Umar ra., ia berkata: Nabi saw. Bersabda: “Islam
dibangun di atas lima perkara, mengesakan Allah, mendirikan shalat, membayar
zakat, puasa ramadhan dan menunaikan haji” (Shahih Muslim No.19) dan
“Sedekah tidak akan mengurangi harta” (HR. Tirmizi).
Pengujian Black Box
Satzinger (2010) menyatakan bahwa pengujian black box adalah pengujian
spesifikasi software tanpa mengacu pada proses internalnya. Tujuannya adalah
untuk menguji seberapa baik kesesuaian komponen dengan persyaratan yang
dibuat dan memastikan masukan yang diterima dengan baik dengan output yang
benar. Pengujian black box merupakan pendekatan yang digunakan untuk mencari
kesalahan-kesalahan yang terdiri atas beberapa kategori yaitu:
1. Kesalahan tampilan.
2. Kesalahan antar muka.
3. Kesalahan dalam struktur data dan akses basisdata.
4. Fungsi-fungsi yang hilang atau tidak tepat.

3 METODE
Metode Penelitian
Pengembangan KMS zakat menggunakan metode Knowledge Management
Systems Life Cycle. Adapun tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut: evaluasi
infrastuktur, pembentukan tim KMS, penangkapan pengetahuan, disain blueprint
KMS, verifikasi dan validasi KMS, implementasi KMS dan pengujian KMS.
Penjelasan Tahapan-Tahapan Pengembangan KMSLC
Evaluasi Infrastruktur
Evaluasi infrastruktur yang ada dilakukan dengan mempertimbangkan
keuangan proyek BAZNas, pegawai teknologi informasi BAZNas dan kendala
operasional KMS Zakat. Kemudian membuat strategi proyek yang terdiri dari
vision, resources dan culture, agar dapat menyelesaikan proyek secepat mungkin
dengan keuntungan yang maximal dan keberdayagunaan teknologi yang
mendukung dalam pengajuan persyaratan KMS Zakat.
Pembentukan Tim
Pembentukan tim yang akan dilakukan dengan mengidentifikasi stakeholder
BAZNas untuk pengoptimalan pembentukan tim yang akan bekerja sama untuk
membangun KMS Zakat dari blueprint ke implementasi. Keberhasilan tim
tergantung pada kemampuan anggota tim, team size, kompleksitas proyek,
kepemimpinan dan motivasi tim serta tidak menjanjikan lebih dari realisasi yang
disampaikan.
Penangkapan Pengetahuan
Penangkapan pengetahuan yang akan dilakukan dengan menangkap sumbersumber pengetahuan, budaya berbagi pengetahuan, identifikasi pengetahuan
ekplisit dalam repository dari berbagai media, menangkap pengetahuan tacit dari
pakar dan ilmuwan BAZNas dengan menggunakan knowledge map dan berbagai

8
tools. Pengembangan menangkap pengetahuan dari para pakar dalam rangka
membangun basis pengetahuan KMS Zakat.
Disain Blueprint KMS
Disain blueprint KMS Zakat yang akan dilakukan dengan merancang
Unified Modeling Language (UML), Object Relational Mapping (ORM) dan
Entity Relationship Diagram (ERD), menganalisis kebutuhan fungsional, non
fungsional, merancang basisdata, proses sistem, navigasi, antar muka dan
halaman-halaman sistem. Kemudian mengembangkan arsitektur perangkat lunak
KM Zakat untuk memenuhi kebutuhan sistem dalam kemampuan membuat sistem
dan mengorganisasi kerja sama tim.
Verifikasi dan Validasi KMS
Verifikasi dan validasi KMS Zakat yang akan dilakukan dengan
memverifikasi dan memvalidasi pengetahuan yang telah ditangkap pada
knowledge capture dengan disain blue print yang telah dibuat kepada pakar
BAZNas.
Implementasi KMS
Implementasi KMS Zakat yang akan dilakukan dengan membuat basisdata,
penulisan kode program, antar muka dan halaman-halaman sistem serta
mengkonversi pengetahuan ke bentuk explisit. Termasuk mencakup jaminan
kualitas yang meliputi kesalahan penalaran, ambiguitas, ketidaklengkapan dan
kesalahan representasi serta mencakup pelatihan pengguna sistem.
Pengujian KMS Zakat yang akan dilakukan yaitu pengujian black box
dengan menjalankan sistem aplikasi pada google chrome atau mozilla firefox,
local MySQL dan microsoft visual studio 2010 yang telah diinstal. Kemudian
akan diketahui hasil dari proses aplikasi tersebut dalam 2 (dua) kategori yaitu:
a. Verifikasi yaitu dengan memastikan bahwa sistem memiliki fungsi yang tepat.
b. Validasi yaitu dengan memastikan bahwa sistem memiliki output yang tepat.
Diagram alir KMSLC Zakat dapat dilihat seperti pada Gambar 2.
Alat dan Bahan
Alat
Kebutuhan Pengembangan
Kebutuhan alat yang digunakan dalam pengembangan sistem berupa
perangkat keras dan perangkat lunak spesifikasi sebagai berikut:
1. Perangkat keras*
 Prosesor intel core i3
 Memori 2 GB
 Hard disk 100 GB
2. Perangkat lunak
 Microsoft visual studio 2010
 Navicat premium
 XAMPP

9

Mulai

Evaluasi Infrastuktur
-Evaluasi Infrastruktur teknologi
-Evaluasi keuangan proyek, sumber daya manusia dan kendala operasional.
-Membuat strategi proyek

Pembentukan Tim KM
-Mengidentifikasi stakeholder
-Membuat tim

Penangkapan Pengetahuan
-Sumber-sumber pengetahuan
-Budaya berbagi pengetahuan
-Indentifikasi pengetahuan (implisit dan ekspisit)
-Knowledge Map

Disain Blueprint KM
-Analisis kebutuhan fungsional sistem
-Analisis kebutuhan non fungsional sistem
-Merancang basisdata
-Merancang proses sistem
-Merancang navigasi sistem
-Merancang antarmuka dan halaman-halaman sistem
Tidak
Verifikasi dan Validasi KMS

Disetujui
Pakar ?

Ya
Implementasi KMS
-Membuat basisdata
-Penulisan kode program, antar muka dan halaman-halaman sistem
-Konversi pengetahuan ke bentuk explisit (berbentuk file pdf)

Selesai

Gambar 2 Diagram alir metode penelitian
Kebutuhan Operasional
Kebutuhan alat yang digunakan dalam operasional terbagi atas sever dan
client yang memiliki perangkat keras dan perangkat lunak dengan spesifikasi
sebagai berikut:

10
a. Server
1. Perangkat keras*
 Prosesor pentium 4
 Memori 256 MB
 Hard disk 80 GB
2. Perangkat lunak
 Linux debian**
 Internet browser
 XAMPP
b. Client
1. Perangkat keras*
 Prosesor pentium III
 Memori 128 MB
 Hard disk 20 GB
2. Perangkat lunak
 Internet browser
Keterangan:
*Minimal perangkat yang dapat mendukung penggunaan sistem.
**Minimal sistem operasi yang dapat mendukung pengoperasian sistem.
Bahan
Bahan penelitian yang digunakan berupa basis pengetahuannya dari pakar
terdiri dari praktisi dan ilmuwan berasal dari BAZNas Kota Bogor, muzakki, serta
sumber data yang digunakan meliputi dokumen buku dan jurnal terkait zakat.
Jadwal dan Tempat Penelitian
Penelitian dimulai bulan Januari sampai dengan Juli 2014. Tempat
penelitian dilakukan di BAZNas Kota Bogor bidang Teknologi Informasi, Gedung
Menara Mesjid Raya Kota Bogor Jalan Pajajaran No.1.

4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Berikut adalah tahap-tahap yang telah ditempuh dalam Pengembangan KMS
zakat sesuai metode Knowledge Management Systems Life Cycle pada bab
sebelumnya.
Evaluasi Infrastruktur
Infrastuktur teknologi yang dimiliki sudah memadai untuk
mengimplementasi sistem. BAZNas Kota Bogor telah memiliki jaringan
komputer dan internet yang terintegrasi, satu unit server online 24 jam dapat
digunakan untuk mengelola pengetahuan yang dimiliki. Perangkat keras yang
dimiliki server menggunakan intel core i5, memori 3 GB, hard disk 500 GB.
Perangkat lunak program pengolahan basisdata MySQL dan XAMPP sudah
dimiliki, yang biasa dipakai untuk mengelola sistem informasi zakat yang telah
dimiliki selama ini. Microsoft visual studio 2010 yang belum dimiliki sebelumnya

11
dan sudah diinstal untuk mengembangkan KMS zakat. Perangkat lunak dari
microsoft yang dipakai belum semua memiliki lisensi atau masih trial. Saat ini
semua perangkat yang dibutuhkan sudah tersedia dan sudah dapat mendukung
operasional KMS zakat.
Keuangan proyek selama ini telah mendapat alokasi dana dari pusat
keuangan BAZ itu sendiri setiap tahun. Sumber daya manusia juga telah
diakomodir oleh bidang teknologi informasi yang secara khusus diperkerjakan
untuk itu. Pelatihan sistem telah dilakukan kepada setiap administrator dan pakar
untuk mendukung operasional KMS zakat. Kemudian telah dibuat strategi proyek
yang terdiri dari vision menekankan pada penerapan manajemen pengetahuan
zakat, resources yang diambil pengetahuannya dari pakar terdiri dari praktisi dan
ilmuwan berasal dari BAZNas Kota Bogor terdahulu, terkini dan kedepannya,
muzakki, serta sumber data yang digunakan meliputi dokumen buku, jurnal terkait
zakat. Culture yang harus dibangun ke setiap administrator, pakar dan khususnnya
pengguna untuk selalu membuat, membagi, meningkatkan dan memelihara
pengetahuan terkait zakat.
Pembentukan Tim
Pembentukan tim yang telah dibentuk dengan stakeholder yaitu pakar,
administrator dan muzakki. Pembentukan tim yang bekerja sama untuk
membangun KMS yaitu praktisi dan ilmuwan berasal dari BAZNas Kota Bogor
sebagai pakar, pegawai bidang teknologi informasi sebagai administrator, peneliti
sebagai analis dan programer dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Tim KMS
Nama
Dr. Irfan Syauqi Beik, SP
MScEc
Ustadz H Jejen Hermawan,
SPdI
Irman Hermadi, SKom MS
PhD
Dr Eng Wisnu Ananta
Kusuma, ST MT
Aulia Rahman Nasution,
SKom
Irril Aldiyaat Teuna, SKom

Tanggung jawab
Pakar yang memberikan verifikasi dan
validasi pengetahuan zakat yang telah
ditangkap
Pakar yang memberikan pengetahuan zakat
baik eksplisit maupun implisit
System analyst yang memastikan proses
penelitian dan pengembangan sistem secara
menyeluruh dapat berjalan dengan benar
System analyst yang memastikan proses
penelitian dan pengembangan sistem secara
menyeluruh dapat berjalan dengan benar
Meneliti
dan
programmer
yang
mengembangkan
sistem
manajemen
pengetahuan zakat
Penguji black box dan administrator sistem

Penangkapan Pengetahuan
Penangkapan pengetahuan dilakukan dengan cara:
1. Studi literatur
Menangkap pengetahuan explicit yang terdapat pada buku-buku, dokumen,
makalah, prosiding dan jurnal-jurnal penelitian ilmiah terkait zakat. Pengetahuan

12
explisit dalam bentuk tersebut dijadikan file-file yang disimpan dalam basisdata.
Berikut buku-buku dan jurnal yang berhasil ditangkap pengetahuannya:
a. Al-qur’an dan Hadist.
b. Fiqih 4 Mazhab - Syaikh Al-Allamah Muhammad Bin Abdulrrahman tahun
2013
c. 20 Fatwa Pilihan Seputar Zakat - Al-Imam ’Abdul ’Aziz bin ’Abdillah bin
Baz tahun 2007.
d. Fiqih Zakat - Al-Qurdowi tahun 1997
e. Buku Panduan Zakat Dompet Dhuafa - Ahmad Hadi Yasin tahun 2011
f. Buku Tunaikan Zakat - Achmad Muzammil tahun 2003.
g. Kitab Zakat - Syaikh Abdul Aziz bin Baz tahun 2009
h. Factors Affecting Zakat Payment Through Institution Of Amil: Muzaki’s
Perspectives Analysis (Case Study Of Badan Amil Zakat Nasional
[BAZNas]).
i. Peran Strategis Organisasi Zakat Dalam Menguatkan Zakat Di Dunia - Didin
Hafidhuddin tahun 2011.
j. Kementerian Keuangan Republik Indonesia Badan Kebijakan Fiskal Pusat
Kebijakan Ekonomi Makro. Laporan Kajian Islamic Public Finance Bambang PS. Brodjonegoro tahun 2012.
k. Assessing Performance Of Nonprofit Organization: A Framework For Zakat
Institutions - Noor tahun 2012
l. Pengaruh Tingkat Kepuasan Dan Kepercayaan Muzakki Kepada Lembaga
Amil Zakat Terhadap Perilaku Berzakat Muzakki. (Master’s Thesis). Jakarta:
Universitas Indonesia - Rizal tahun 2006.
m. Factors Affecting Concern About Zakat As A Tax Deduction In Indonesia Siswantoro & Nurhayati tahun 2012.
n. Analisis Pengaruh Kualitas Jasa Badan Amil Zakat Nasional Pada Kepuasan
Dan Kepercayaan Muzakki. (Master’s Thesis). Jakarta: Universitas Indonesia
- Takidah tahun 2004
o. The Effect Of Changes In Budgeting Practices On Employees Behavior: A
Case Of Selangor Zakat Board - Yusuf et al tahun 2012
2. Wawancara
Wawancara dilakukan sebagai upaya menangkap petahuaan tacit yang
berada di benak para pakar zakat. Ahli ini dipilih karena keterlibatan mereka yang
intens terhadap penelitian dan pengalaman di bidang perzakatan Indonesia.
Wawancara dilakukan pada bulan Juni 2014 di BAZNas Kota Bogor.
Pakar yaitu Ustadz H Jejen Hermawan, SPdI dan telah menandatangani
form pernyataan kesediaan wawancara yang dapat dilihat pada Lampiran 12.
Daftar pertanyaan wawancara pengembangan sistem manajemen pengetahuan
zakat dapat dilihat pada Lampiran 13. Hasil wawancara yang ditangkap
pengetahuannya adalah golongan yang dapat menerima zakat adalah miskin,
dalam kategori miskin tersebut miliki kebutuhan dasar yang harus terpenuhi per
hari atau per bulan masyarakat Indonesia yaitu Rp. 900.000,- sesuai dengan
jumlah makan 3 x Rp. 10.000,- x 30 hari. Golongan yang dapat menerima zakat
adalah orang yang berutang, perbandingan penghasilan dan utang untuk
menjadikan orang tersebut berhak menerima zakat yaitu dengan kebutuhan pokok
melebihi penghasilannya perhari yaitu lebih dari Rp. 50.000,- perhari. Golongan

13
yang dapat menerima zakat adalah pengurus zakat, jumlah maksimal yang
diperbolehkan untuk pengurus zakat tidak ada batasan dan perbandingan secara
khusus, akan tetapi dilihat proporsionalnya, jika di BAZNas Kota Bogor memiliki
5 pengurus, 1 orang ketua dan 4 orang lainnya sebagai anggota. Terkait zakat
ternak, perhitungan zakatnya dengan mengukur dengan tahun (melebihi satu tahun
hijriyah) pada tiap ekor ternak. Terkait zakat perhiasan emas dan perak wanita
yang tidak wajib dizakati, tidak ada batasan maksimal sejauh ini oleh para ulama,
tetapi dilihat tingkat kewajarannya saja. Terkait zakat perdagangan, pedagang
dikenakan zakat, tidak dikenakan zakat bagi si pembeli saat membelinya tetapi
jika barang tersebut termasuk jenis zakat maka terebih dahulu dihitung nizab dan
haulnya. Terkait zakat pertanian, apabila panen pertanian hanya satu tahun sekali,
kemudian hasil penennya mencapai nisab lalu hasil pertaniannya hanya untuk
dikonsumsi sendiri dan hanya cukup untuk keberlangsungan kehidupannya pada
panen berikutnya, maka pada ketentuan umum setiap zakat pertanian dikenai
zakat pada setiap panennya, jika petani tersebut termasuk golongan 8 ashnaf maka
akan diberi zakat sesuai ketentuannya. Dalam golongan 8 ashnaf yang dapat
menerima zakat, sejauh ini belum ada batasan umur minimum yang dapat
menerimanya, tetapi jika ia telah lahir maka diberi zakat sesuai ketentuannya.
Dalam gologongan 8 ashnaf penerima zakat setiap 1 orang digolongkan dalam 1
ashnaf pada kondisi Indonesia sekarang ini, tapi tidak menutup kemungkinan
bahwa jika orang yang menerima zakat hanya sedikit dan pembayar zakat banyak,
maka akan diberikan kepada orang yang menerima zakat semua yang
dibutuhkannya sampai ia lepas dari tanggungan 8 ashnaf dan mampu. Pada setiap
hasil usaha dikenai 1 jenis hasil dikenai 1 jenis zakat dalam satu tahun hijriyah.
Representasi Pengetahuan
Ada 3 teknik untuk merepresentasikan basis pengetahuan yang diperoleh ke
dalam
suatu
skema/diagram
tertentu
sehingga
dapat
diketahui
relasi/keterhubungan antara suatu data dengan data yang lain yaitu:
1. Decision Tables
Decision Tables adalah teknik penangkapan pengetahuan dimana kondisi,
aturan dan tindakan yang dapat dilakukan sebagai alat bantu pengambilan
keputusan mengenai pengetahuan zakat. Sehingga rumusan Decision Tables KMS
Zakat dibuat seperti pada Tabel 2.
Tabel 2 Decision Tables
Aturan
Islam
Merdeka
Baligh dan berakal
Kepemilikan sempurna
Sudah mencapai nisab
Sudah mencapai haul
Fakir
Miskin
Amil zakat
Mualaf

Status
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya

Keterangan
Wajib zakat fitrah

Wajib zakat maal

Berhak menerima zakat

14
Riqab
Garim
Fi sabilillah
Ibnu sabil
Kafir atau atheis
Kaya
dan
mampu
berusaha
Keluarga bani hasyim
dan bani mutholib
Tanggungan muzakki

Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Haram menerima zakat

Ya
Ya

2. Knowledge Map
Knowledge Map adalah teknik penangkapan pengetahuan yang diperoleh
dari sumber-sumber pengetahuan eksplisit dapat diperoleh dari Al-qur’an, Hadist,
buku Imam Syafi’i, Hanafi, Hambali, Maliki, dokumen dan jurnal terkait zakat.
Pengetahuan implisit dan budaya berbagi pengetahuan diperoleh dari hasil
wawancara kepada praktisi dan ilmuwan berasal dari BAZNas Kota Bogor dan
muzakki. Sehingga rumusan Knowledge Map KMS Zakat dibuat seperti pada
Gambar 3.
Zakat

Niat dalam
Pembayaran

Syarat-Syarat
Wajib

Golongan yang
Berhak
Menerima

Pendistribusi

Golongan Yang
Haram
Menerima

Janji Allah

Ganjaran Allah

Maal

Syarat-Syarat

Binatang
Ternak

Unta

Sapi

Barang
Tambang dan
Hasil Laut

Kerbau /
Domba

Perdagangan

Macam-macam

Fitrah

Jenis-jenis

Emas, Perak
dan Tabungan

Kadar

Perusahaan

Nishab dan
Haul

Penghasilan

Air Hujan

Waktu
Pembayaran

Pertanian

irigasi

Gambar 3 Knowledge map KMS Zakat
3. Production Rules
Production Rules adalah teknik penangkapan pengetahuan dimana tindakan
yang dapat diambil dalam KMS Zakat dengan menggunakan sintaks: IF (premise)
THEN (action). Sehingga rumusan Production Rules KMS Zakat dibuat seperti
pada Tabel 3.
Tabel 3 Production Rules
Pertanian

Hybrid

15
Air hujan/sungai
Ya

Irigasi
Tidak

Tidak

Ya

Ya

Ya

Jenis hewan
Unta

Binatang ternak
Jumlah
>= 5

Sapi dan kerbau

>= 30

Kambing dan domba

>= 40

Keterangan
Dikenakan
pertanian 10 %
Dikenakan
pertanian 5 %
Dikenakan
pertanian 7.5 %

zakat
zakat

zakat

Keterangan
Wajib zakat 1 ekor
kambing
Wajib zakat 1 ekor anak
sapi/kerbau berumur 1
s.d. 2 tahun
Wajib zakat 1 ekor
kambing

Emas dan perak
Nisab
Haul
Keterangan
20 dinar emas = 85 gram Selama 1 tahun hijriyah Wajib zakat 2.5 % =
emas
penuh
2.125 gram emas
200 dirham perak = 595 Selama 1 tahun hijriyah Wajib zakat 2.5 % =
gram perak
penuh
14.875 gram perak
Perdagangan
Nisab
Haul
Keterangan
nisab = 20 dinar emas = haul = 1 tahun hijriyah
Wajib zakat 2.5 % =
85 gram emas
2.125 gram emas
nisab = 200 dirham perak haul = 1 tahun hijriyah
= 595 gram perak

Wajib zakat 2.5 % =
14.875 gram perak

Barang tambang
Kondisi
Status
Setiap
mengambil, Ya
mendapatkan
dan
menemukan

Keterangan
Wajib zakat 2.5 % =
2.125 gram emas atau
14.875 gram perak

Disain Blueprint KMS
Desain blueprint KMS Zakat yang dilakukan memiliki tahapan-tahapan
sebagai berikut: analisis kebutuhan fungsional sistem, analisis kebutuhan non
fungsional sistem, merancang basisdata, merancang proses sistem, merancang
navigasi sistem, merancang antar muka dan halaman-halaman sistem.
a. Kebutuhan Fungsional (KF) sistem dan pengkodean KMSZ-xxx adalah kode
yang merepresentasikan kebutuhan pada KMS Zakat, dengan KMSZ adalah
kode fase dan xxx adalah digit pengurutan yang dapat dilihat pada Tabel 4.

16

Tabel 4 Kebutuhan Fungsional
KF_ID
Deskripsi
KMSZ-001 Pengunjung dapat mengakses pengetahuan melalui menu daftar
knowledge yang tersedia di KMS Zakat
KMSZ-002 Pengunjung dapat mencari pengetahuan melalui searching
knowledge yang tersedia di KMS Zakat
KMSZ-003 Pengunjung dapat mengakses report tanya jawab dengan pakar
melalui menu tanya jawab dengan pakar yang tersedia di KMS
Zakat
KMSZ-004 Pengunjung dapat mengakses report interaksi dan dialog antar
anggota melalui menu interaksi dan dialog antar anggota yang
tersedia di KMS Zakat
KMSZ-005 Pengunjung dapat mengakses menu about us yang tersedia di
KMS Zakat
KMSZ-006 Anggota dapat mengakses report tanya jawab dengan pakar dan
fungsi entry pertanyaan yang ditujukan kepada pakar melalui
menu tanya jawab dengan pakar yang tersedia di KMS Zakat
KMSZ-007 Anggota dapat mengakses report interaksi dan dialog antar
anggota dan fungsi entry interaksi dan dialog yang ditujukan
kepada sesama anggota melalui menu interaksi dan dialog antar
anggota yang tersedia di KMS Zakat
KMSZ-008 Pakar memiliki fungsi manajemen sehingga dapat memodifikasi
sumber pengetahuan.
KMSZ-009 Pakar memiliki fungsi manajemen sehingga dapat memodifikasi
pengetahuan.
KMSZ-010 Pakar memiliki fungsi manajemen sehingga dapat memodifikasi
daftar pengetahuan.
KMSZ-011 Pakar dapat mengakses fungsi menjawab pertanyaan yang
diajukan anggota dan report tanya jawab dengan pakar melalui
menu tanya jawab dengan pakar yang tersedia di KMS Zakat
KMSZ-012 Pakar dapat mengakses report interaksi dan dialog antar anggota
melalui menu interaksi dan dialog antar anggota yang tersedia di
KMS Zakat
KMSZ-013 Admin memiliki fungsi manajemen sehingga dapat memodifikasi
data user dan juga fungsi filtering account untuk menjaga
kenyaman dan keamanan
KMSZ-014 Admin memiliki fungsi manajemen sehingga dapat memodifikasi
sumber pengetahuan.
KMSZ-015 Admin memiliki fungsi manajemen sehingga dapat memodifikasi
pengetahuan.
KMSZ-016 Admin memiliki fungsi manajemen sehingga dapat memodifikasi
daftar pengetahuan.
KMSZ-017 Admin memiliki fungsi manajemen sehingga dapat memodifikasi
data tanya jawab.
KMSZ-018 Admin memiliki fungsi manajemen sehingga dapat memodifikasi
data interaksi dan dialog.

17
KF_ID
KMSZ-019

Deskripsi
Admin memiliki fungsi manajemen sehingga dapat memodifikasi
data about us

b. Kebutuhan Non Fungsional (KNF) sistem yang telah dibangun seperti pada
Tabel 5.
Tabel 5 Kebutuhan Non Fungsional
KNF_ID
Deskripsi
KMSZ-020 Aplikasi ini harus dapat beroperasi terus menerus selama 7 hari
per minggu, 24 jam per hari tanpa berhenti.
KMSZ-021 Aplikasi ini ringan dan tidak membutuhkan memory tinggi.
KMSZ-022 Kegagalan sistem tidak boleh lebih dari lima dalam seminggu
KMSZ-023 Sistem ini mudah digunakan oleh pengguna umum
KMSZ-024 Sistem ini memiliki keamanan aksesibilitas
KMSZ-025 Bahasa yang digunakan Bahasa Indonesia
c. Perancangan sistem manajemen pengetahuan zakat dirancang menggunakan
UML. Perancangan tersebut direpresentasikan dengan pembuatan diagram:
1. Diagram Use Case:
Diagram Use Case digunakan untuk mengetahui fungsi yang ada dalam
sistem dan siapa yang berhak menggunakan fungsi tersebut. Diagram Use Case
dapat dilihat seperti pada Gambar 4. Pada Gambar 4 dideskripsikan bahwa sistem
memiliki empat actor yaitu admin, pakar, anggota dan pengunjung dapat dilihat
pada Tabel 6.
Tabel 6 Actor
Aktor
Administrator
Pakar

Anggota
Pengunjung

Keterangan
Memelihara, menyebarluaskan dan menghidupkan web
serta mengontrol aktifitas seluruh pengguna
Memberikan verifikasi dan validasi pengetahuan zakat
yang telah ditangkap, memberikan pengetahuan zakat
baik eksplisit maupun implisit dan merespon anggota
Mencari pengetahuan dan bertanya untuk memancing
keluarnya pengetahuan pakar terkait zakat
Mencari pengetahuan terkait zakat

2. Diagram Activity:
Diagram Activity digunakan untuk menggambarkan alur kejadian sistem,
bagaimana aktivitas bermula, decision yang mungkin terjadi dan berakhir.
Diagram Activity dapat dilihat seperti pada Lampiran 2, 3, dan 4.
3. Diagram Class:
Diagram Class digunakan untuk menggambarkan sistem dari
pendefinisian kelas-kelas yang ada didalamnya. Diagram Class dapat dilihat
seperti pada Lampiran 5.
4. Diagram Sequence:

18
Diagram Sequence digunakan untuk menggambarkan alur event, waktu
dan urutannya yang terjadi pada objek dan kelas. Diagram Sequence dapat dilihat
seperti pada Lampiran 6, 7 dan 8.

Registrasi

Membuat Knowledge
Membaca Knowledge
«extends»
Menjawab Pertanyaan

Membaca Detail
Knowledge
«extends»

Pakar

«uses»
Membuat Email

Membaca Konsultasi

Pengunjung

Membaca Detail
Konsultasi

«uses»
Admin

Membuat Pertanyaan
Anggota
Membuat Komentar

Download Sumber
Knowledge

Gambar 4 Diagram use case
d. ORM dibuat untuk penggunaaan basisdata relasional sebagai penyimpanan
data dengan bentuk objek. Ada tujuh atribut yaitu: user, sumber knowledge,
zakat, konsultasi, interaksi, fitrah, maal, binatang ternak, barang tambang dan
hasil laut, perdagangan, emas, perak dan tabungan, perusahaan, penghasilan
dan pertanian. Adapun values yaitu: niat dalam pembayaran, syarat-syarat
wajib, golongan yang berhak menerima zakat, pendistribusi, golongan yang
haram menerima, janji Allah, ganjaran Allah, syarat-syarat, kadar, waktu
pembayaran, unta, sapi, kerbau/domba, nishab dan haul, air hujan, irigasi dan
hybrid yang dapat dilihat seperti pada Gambar 5.
e. Rancangan basisdata dibuat dengan menggunakan ERD konseptual yaitu
rancangan struktur tabel, field-field, primary key, tipe data serta relasi antar
tabel. Basisdata yang dibuat memiliki tujuh tabel yaitu: user, sumber
knowledge, zakat, konsultasi, interaksi, fitrah, maal, binatang ternak, barang
tambang dan hasil laut, perdagangan, emas, perak dan tabungan, perusahaan,
penghasilan dan pertanian. Desain ERD konseptual dapat dilihat seperti pada
Gambar 6. Selanjutnya ERD logical dan fisikal dapat dilihat pada Lampiran 8
dan 9.

19
Interaksi
(CodeIDD)

... have .../... have ...

Sumber Knowledge
(CodeSK)

... Upload.../... Upload By...
User
(IdUser)

Konsultasi
(CodeTJ)

... Create.../... CreateBy...
... have .../... have ...

has

Golongan yang
Berhak Menerima

Pendistribusi
Fitrah

Janji Allah

Ganjaran
Allah

has

Golongan Yang
Haram Menerima

has

Maal

has

has

Syarat-Syarat
Wajib

has

has

Niat dalam
Pembayaran

has

has

... has .../... has ...

Zakat
(Code_K)

Kadar

Waktu
Pembayaran

... has .../... has ...

has
Syarat-Syarat

Barang
Tambang dan
Hasil Laut

Penghasilan

has

has

has

has

has

has

has

Pertanian

has

Perusahaan

has

Emas, Perak
dan Tabungan

has

Perdagangan

has

Binatang
Ternak

Unta

Sapi

Kerbau /
Domba

Nishab
dan Haul

Nishab
dan Haul

Nishab
dan Haul