Efektivitas Pemberian Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica) dan Simvastatin terhadap Kadar Kolesterol Darah dan Bobot Badan pada Kelinci (Orytolagus cuniculus) Hiperkolesterolemia
EFEKTIVITAS PEMBERIAN EKSTRAK KUNYIT (Curcuma
domestica) DAN SIMVASTATIN TERHADAP KADAR KOLESTEROL
DARAH DAN BOBOT BADAN PADA KELINCI (Oryctolagus cuniculus)
HIPERKOLESTEROLEMIA
ANDI FITRA ARDIANSYAH
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi Efektivitas Pemberian Ektrak
Kunyit (Curcuma Domestica) dan Simvastatin terhadap Kadar Kolesterol
Darah dan Bobot Badan pada Kelinci (Orytolagus Cuniculus)
Hiperkolesterolemia adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, 29 September 2014
Andi Fitra Ardiansyah
NIM B04100008
ABSTRAK
ANDI FITRA ARDIANSYAH. Efektivitas Pemberian Ektrak Kunyit
(Curcuma Domestica) dan Simvastatin terhadap Kadar Kolesterol Darah dan
Bobot Badan pada Kelinci (Orytolagus Cuniculus) Hiperkolesterolemia.
Dibimbing oleh ISDONI dan BAMBANG KIRANADI.
Penelitian ini dilakukan untuk melihat kadar kolesterol kelinci yang diberi
diet kaya kolesterol (hiperkolesterol) dan diberi pengobatan dengan simvastatin
dan ekstrak kunyit. Sembilan ekor kelinci jantan dengan bobot 1.5-2.1 kg yang
berumur 1 tahun dibagi menjadi 3 kelompok; Kelompok kontrol (tidak
mendapatkan perlakuan); kelompok hiperkolesterol, yang diberi diet kaya
kolesterol kemudian diberi simvastatin; kelompok hiperkolesterol, yang diberi
diet kaya kolesterol kemudian diberi ekstrak kunyit. Kelompok hiperkolesterol
berasal dari diet berupa minyak kelapa yang dipanaskan selama 10 menit dan
kuning telur selama 3 minggu kemudian diberi simvastatin dengan dosis 1.2mg/kg
bobot badan dan ekstrak kunyit dengan dosis 1,66ml/kg bobot badan pada minggu
selanjutnya. Pengukuran kadar kolesterol darah menggunakan kit NESCO AMS
Chol4/092711. Data yang didapatkan dianalisis dengan Microsoft Excel dan dan
Analysis of Variance (ANOVA) dengan tingkat kepercayaan 95% dan dilanjutkan
dengan uji Duncan. Penelitian ini memperlihatkan bahwa diet minyak kelapa
dengan dosis 4% dari total pakan 100 g per ekor per hari dan kuning telur dengan
dosis 1 butir telur dapat meningkatkan kadar kolesterol darah pada minggu ke-2
pemberian. Pemberian simvastatin dan ekstrak kunyit dapat menurunkan kadar
kolesterol darah pada minggu pertama pemberian.
Kata kunci
: Ekstrak kunyit, hiperkolesterolemia, kelinci, simvastatin,
ANDI FITRA ARDIANSYAH . Effectiveness of Giving Extract Turmeric
(Curcuma domestica) and Simvastatin on Blood Cholesterol Levels and Body
Weight in Rabbit (Oryctolagus cuniculus) Hypercholesterolemia. Supervised by
ISDONI and BAMBANG KIRANADI
ABSTRACT
This study was conducted to observe cholesterol levels of rabbits fed a diet
high cholesterol (hypercholesterolemia) and treatment with simvastatin and
turmeric extract. Nine male rabbits weighing 1.5-2.1 kg with aged 1 year were
divided into 3 groups; control group (untreated), hypercholesterolemia group fed a
diet high of cholesterol then given simvastatin, hypercholesterolemia group fed a
diet high cholesterol then given extracts of turmeric. Hypercholesterolemia group
derived from the diet in the form of palm oil which is heated for 10 minutes also
egg yolks for 3 weeks and then given simvastatin at a dose of 1.2mg / kg of body
weight and turmeric extracts with 1.66ml dose / kg of body weight in the next
week. Measurement of blood cholesterol levels using the kit NESCO AMS Chol4
/ 092 711. The data obtained were analyzed with Microsoft Excel and and
Analysis of Variance (ANOVA) with a confidence level of 95% and followed by
Duncan's test. This study shows that dietary coconut oil at a dose of 4% of the
total feed of 100 gram and egg yolk with 1 egg doses can increase blood
cholesterol levels at week-2 gived. Treatment with simvastatin and turmeric
extract can lower blood cholesterol levels in the first week of treatment.
Keywords: Hypercholesterolemia, rabbit, simvastatin, turmeric extract
EFEKTIVITAS PEMBERIAN EKTRAK KUNYIT (Curcuma
domestica) DAN SIMVASTATIN TERHADAP KADAR KOLESTEROL
DARAH DAN BOBOT BADAN PADA KELINCI (Oryctolagus cuniculus)
HIPERKOLESTEROLEMIA
ANDI FITRA ARDIANSYAH
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kedokteran Hewan
pada
Fakultas Kedokteran Hewan
Institut Pertanian Bogor
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah swt atas segala karunia-Nya
sehingga skripsi yang berjudul ―Efektivitas Pemberian Ekstrak Kunyit (Curcuma
domestica) dan Simvastatin terhadap Kadar Kolesterol Darah dan Bobot Badan
pada Kelinci (Orytolagus cuniculus) Hiperkolesterolemia‖ ini berhasil
diselesaikan.
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai
pihak. Dengan segala hormat dan setulus hati, penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Orangtua penulis Andi Arifuddin Patturungi dan Rosmiati Mandjade,
2. Saudara tercinta Andi Rosman Arfan, Andi Mursid Nugraha, Andi Novia
Kartika Sari, Andi Aditya Nugraha, Andi Muh. Tegar Satria.
3. Drh Isdoni MBiomed AIF, dan Dr Bambang Kiranadi MSc PhD AIF
sebagai dosen pembimbing yang telah memberi pengarahan dalam persiapan
pelaksanaan penelitian dan penulisan skripsi.
4. Drh Titiek Sunartatie MS sebagai dosen pembimbing akademik.
5. Dr.drh. Aryani Sismin Satyningtijas, MSc AIF, atas arahan dan
bimbingannya.
6. Dr Drh Hera Maheswari MSc AIF sebagai dosen penguji dalam seminar
hasil penelitian.
7. Dr med vet Drh Denny Widaya Lukman MSi dan Drh Vetniza Juanintito
MSi PhD APVet sebagai dosen penguji ujian akhir sarjana kedokteran
hewan.
8. Kepada Arnis Setiani Isma atas dorongan dan semangatnya selama ini serta
kepada segenap Keluarga Teratai Foundation atas dukungannya Kukuh,
Coty, Japra, Rahmad, Indra, Wisnu, Mariska, dan Saras terima kasih atas
semangat dan doa yang diberikan. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat
bagi penulis, pembaca dan semua pihak yang berkepentingan.
Bogor, 29 September 2014
Andi Fitra Ardiansyah
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vi
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Tujuan Penelitian
1
Manfaat Penelitian
1
TINJAUAN PUSTAKA
2
METODE
3
Bahan
4
Alat
4
Prosedur Analisis Data
6
HASIL DAN PEMBAHASAN
6
Hasil
6
Pembahasan
6
SIMPULAN DAN SARAN
10
Simpulan
10
Saran
10
DAFTAR PUSTAKA
10
LAMPIRAN
13
RIWAYAT HIDUP
18
DAFTAR TABEL
1. Kadar kolesterol darah kelinci selama pengamatan
2. Bobot badan kelinci selama pengamatan
DAFTAR GAMBAR
1.
2.
3.
4.
Metode pelaksanaan penelitian
Kadar kolesterol darah kelinci selama pengamatan
Penghambatan HMG Co-A reduktase oleh
Bobot badan kelinci selama pengamatan
simvastatin
DAFTAR LAMPIRAN
1. Analisis statistika deskriptif kelompok kontrol
2. Analisis statistika ANOVA kelompok kontrol
3. Analisis statistika Post Hoc kelompok kontrol
4. Analisis statistika deskriptif kelompok perlakuan kunyit
5. Analisis statistika ANOVA kelompok perlakuan kunyit
6. Analisis statistika Post Hoc kelompok perlakuan kunyit
7. Analisis statistika deskriptif kelompok perlakuan simvastatin
8. Analisis statistika ANOVA kelompok perlakuan simvastatin
9. Analisis statistika Post Hoc kelompok perlakuan simvastatin
10. Analisis statistika bobot badan kelinci selama perlakuan
PENDAHULUAN
Penyakit kardiovaskular merupakan penyakit degeneratif yang sering
terjadi dan mematikan di negara industri maupun negara berkembang seperti
Indonesia. Pola hidup yang tidak sehat menjadi pemicu terjadinya berbagai
macam penyakit. Fenomena konsumsi makanan cepat saji yang kandungan
kolesterolnya tidak terkontrol merupakan faktor predisposisi kejadian penyakit
tersebut. Satu diantara tiga penduduk dunia, pada 2001 meninggal karena penyakit
kardiovaskular. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2011 juga mencatat
sekitar 17 juta orang meningal karena penyakit kardiovaskular.
Kolesterol tubuh berasal dari dua sumber, yaitu dari makanan yang disebut
kolesterol eksogen dan yang diproduksi oleh tubuh sendiri disebut kolesterol
endogen. Masalah yang utama yaitu ketika kadar kolesterol dalam darah tersebut
melebihi batas normal atau disebut hiperkolesterolemia. Hiperkolesterolemia
dapat terjadi karena beberapa faktor seperti bobot badan, usia, kurang olahraga,
stres, gangguan metabolisme, kelainan genetik dan pola makan yang tinggi kadar
kolesterol dan lemak jenuh (Grundy 1991). Hiperkolesterolemia juga dapat terjadi
pada wanita yang kekurangan hormon estrogen (Ganong 1995).
Telah banyak penelitian yang dilakukan tentang obat untuk mengurangi
kadar kolesterol darah termasuk pengobatan yang berasal dari tanaman herbal.
Biodiversitas tanaman herbal di Indonesia dan potensinya sebagai bahan bioaktif
perlu dikaji lebih mendalam. Hal inilah yang mendasari pemikiran penggunaan
ekstrak kunyit dalam upaya pencegahan hiperkolesterolemia yang dapat
menyebabkan terjadinya penumpukan kolesterol pada pembuluh darah
(aterosklerosis). Penelitian ini dilakukan untuk melihat efektivitas pemberian
ekstrak kunyit dan simvastatin pada kelinci hiperkolesterol terhadap kadar
kolesterol darah dan bobot badan. Penelitian ini diharapkan mampu mengatasi
masalah hiperkolesterol dengan menggunakan bahan alami dan mudah didapatkan.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pemberian ekstrak
kunyit dan simvastatin terhadap kadar kolesterol darah pada kelinci
hiperkolesterolemia yang diberi diet dengan menggunakan minyak kelapa dan
kuning telur.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan pengetahuan dan wawasan
mengenai potensi kunyit sebagai obat herbal untuk mengontrol kolesterol darah
sehingga diharapkan mampu mengurangi risiko penyakit utamanya penyakit
kardiovaskular seperti arterosklerosis.
2
TINJAUAN PUSTAKA
Kelinci
Kelinci merupakan hewan yang mempunyai potensi sebagai penghasil
daging yang baik. Hewan ini merupakan herbivora non ruminansia yang
mempunyai sistem lambung sederhana dengan perkembangan sekum seperti alat
pencernaan ruminansia, sehingga kelinci disebut ruminansia semu
(pseudoruminant) (Sarwono 1981). Kelinci dapat menggunakan protein hijauan
secara efisien, reproduksi tinggi, efisiensi pakan tinggi, hanya membutuhkan
makanan dalam jumlah sedikit dan kualitas daging cukup tinggi (Farrel dan
Raharjo 1984). Adapun klasifikasi kelinci secara ilmiah yaitu Kingdom Animalia,
Phylum Chordata, Subphylum Vertebrata, Class Mamalia, Ordo Legomorpha,
Family Leporidae, Genus Oryctolagus, dan Spesies Oryctolagus cuniculus
(Damron 2003)
Sebagai hewan komsumsi, potensi kelinci sebenarnya cukup menjanjikan.
Kelinci memiliki laju pertumbuhan yang cepat, reproduksi dan kelahiran 30-32
hari dengan jumlah anak 6-10 ekor. Kandungan proteinnya juga cukup tinggi
sekitar 7.5% dan lemak yang sebagian besar dalam bentuk tidak jenuh.
Kandungan kolesterol kelinci lebih rendah dibandingkan sapi, kambing dan
domba, tetapi masih lebih tinggi dibandingkan ayam dan itik yaitu masing-masing
39, 50, 61, 34 dan 30% (Sarwono 1981)
Kolesterol
Kolesterol adalah metabolit yang mengandung lemak sterol yang
ditemukan pada membran sel dan disirkulasi dalam pembuluh darah. Kebutuhan
kolesterol dalam tubuh sebagian besar dipenuhi melalui sintesis kolesterol dalam
tubuh dan dibentuk dalam hati (Piliang & Djojosoebagyo 2006). Lemak yang
dikonsumsi terdiri atas lemak jenuh dan lemak tidak jenuh. Karbohidrat
merupakan sumber energi yang jika kandungannya dalam tubuh berlebih akan
disimpan dalam bentuk lemak dan lemak tersebut di dalam tubuh akan diproses
menjadi satu senyawa yaitu asetil koenzim A. Bahan ini akan membentuk
beberapa zat penting seperti asam lemak, trigliserida, fosfolipid dan kolesterol,
sehingga bila tubuh terlalu banyak asupan makanan yaitu melebihi kebutuhan
maka jumlah trigliserida dan kolesterol akan meningkat (Dalimartha 2001).
Jumlah kolesterol dalam sel di dalam tubuh manusia dan hewan diatur oleh
banyak faktor. Pada umumnya semua faktor itu dapat dibagi menjadi dua macam,
faktor pertama adalah luar sel seperti jumlah kolesterol bebas atau yang terikat
dalam lipoprotein di luar sel, persediaan asam lemak bebas dan adanya hormon
tertentu. Faktor kedua adalah dalam sel, seperti kegiatan enzim yang berperan
dalam katabolisme koleterol, adanya pengangkutan kolesterol atau derivatnya
keluar dari sel dengan mekanisme pengangkutan aktif melalui membram sel dan
pengaruh viskositas membram (Rahmad 2011). Mayes (2003) mengatakan bahwa
lebih dari separuh jumlah kolesterol tubuh berasal dari sintesis (sekitar 700mg/
hari), dan sisanya berasal dari makanan sehari-hari diantaranya. minyak kelapa
3
dan telur utamanya bagian kuning telur. Kandungan asam lemak jenuh dan
kolesterol pada kedua bahan tersebut menjadi masalah ketika diet yang tidak
teratur
Berbagai upaya menurunkan kadar kolesterol darah dapat dilakukan
dengan menggunakan obat kimia maupun obat-obatan tradisional. Terapi dengan
obat tradisional dianggap praktis dan harga yang lebih murah dibanding dengan
obat kimia sintetik. Residu yang dapat dihasilkan oleh obat kimia juga menjadi
alasan penggunaan obat tradisional menjadi alternatif pengobatan. Obat
tradisional yang dianggap mampu mengatasi tingginya kadar kolesterol darah
adalah kunyit. Kunyit merupakan tanaman obat yang tumbuh merumpun, bersifat
tahunan dan dapat tumbuh sampai ketinggian satu meter. Klasifikasi ilmiah kunyit
adalah sebagai berikut: Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae,
Klasis: Monocotyledoneae, Ordo : Zingiberales, Family: Zingibeacerae, Genus:
Curcuma, Spesies : Curcuma domestik Vahl. (Winarto 2005). Tanaman ini berasal
dari Asia Tenggara dan Asia Selatan tetapi sekarang banyak dijumpai di daerahdaerah lain seperti India, Cina, Himalaya dan Indonesia. Komponen kimia dalam
kunyit yang berkhasiat sebagai obat adalah kurkumoid yang terdiri dari kurkumin
(73,4%), desmetokurkumin (16,1%) dan bisdesmetokurkumin (10,5%) (Miyasawa
2001). Menurut Wijayakusuma (2006) Kurkumin berfungsi sebagai kolagogum
(stimulasi dinding kantung empedu yang berperan dalam pemecahan lemak),
hipolipidemik (menurunkan kandungan kolesterol darah), hepatoprotektor
(melindungi hati dari zat toksik), dan melancarkan sirkulasi darah. Namun
penggunaan obat-obatan kimia juga masih sering digunakan sebagai anti
kolesterol karena mudah didapatkan sebagai contoh simvastatin. Simvastatin
merupakan senyawa yang diisolasi dari jamur Penicillium citrinum,. Simvastatin
bekerja dengan cara menghambat HMG-CoA reduktase secara kompetitif pada
proses sintesis kolesterol di hati. Simvastatin akan menghambat HMG-CoA
reduktase mengubah asetil-CoA menjadi asam mevalonat (Witztum 1996).
Simvastatin jelas menginduksi suatu peningkatan reseptor LDL dengan afinitas
tinggi. Efek tersebut meningkatkan kecepatan ekstraksi LDL oleh hati, sehingga
mengurangi simpanan LDL plasma (Katzung 2002).
.
METODE
Waktu dan Tempat
Penelitian dimulai sejak Mei hingga Juni 2014. Tempat perlakuan dan
pengambilan sampel penelitian dilakukan di Unit Rawat Reproduksi (URR) FKH
IPB Bogor.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan adalah 9 ekor kelinci jantan galur Oryctagulus
cuniculus, pakan kelinci berupa konsentrat komersil, minyak kelapa, kuning telur
ayam ras, kapas, tisu, alkohol, simvastatin dan ekstrak kunyit. Peralatan yang
4
digunakan adalah syiring 1 ml, alat cekok berupa spuit, tabung reaksi, kandang
kelinci individu tertutup, pipet tetes, evaporator, maserator, tween 80, dirigen,
ethanol dan kolesterol kit AMS Chol4/092711.
Persiapan Bahan
Penelitian ini menggunakan bahan untuk peningkat kolesterol
(hiperkolesterolemia) dan bahan penurun kolesterol:
a. Bahan peningkat kolesterol yang digunakan adalah minyak kelapa dan
kuning telur. Minyak kelapa yang digunakan sebanyak 4% dari total
pakan 100 g per ekor per hari. Minyak kelapa yang digunakan adalah
minyak kelapa curah yang dipanaskan pada suhu ± 1900 C sebanyak
dua kali selama 10 menit. Kuning elur ayam diberikan sebanyak 1
butir per ekor per hari. Dosis minyak kelapa berdasarkan penelitian
sebelumnya, yaitu yang dilakukan Jorge et al. (2005) yang
menggunakan minyak kelapa sebanyak 2% selama 45 hari, sedangkan
kuning telur ayam berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Budiasa
dan Jawi (2011)
b. Bahan penurun kolesterol yang digunakan adalah simvastatin dan
ekstrak kunyit. Dosis simvastatin yang digunakan yaitu sebanyak 1.2
mg/kg BB per ekor per hari (Lee et al. 2005). Pembuatan ekstrak
kunyit dilakukan dengan menyediakan kunyit seberat 300gram,
kemudian diparut untuk mempermudah saat proses maserasi.
Kemudian kunyit yang telah halus dimasukkan kedalam wadah kaca
yang telah dimodifikasi untuk proses maserasi. Proses maserasi
dilakukan dengan menambahkan etanol 95% kedalam parutan kunyit
dengan perbandingan 1 banding 3 kemudian dilapisi dengan plastik
kedap udara untuk menghindari dari penguapan etanol. Proses
maserasi dilakukan selama 3 hari dan penampungan dilakukan setiap
harinya. Hasil maserasi kunyit tersebut kemudian di evaporasi di lab
PAU FATETA IPB selama 2 jam dan didapatkan ekstrak kunyit dalam
bentuk padat. Ekstrak kunyit tersebut kemudian diencerkan dengan
tween 80 dan air untuk mendapatkan konsentasi 45%. Ekstrak kunyit
yang digunakan yaitu dengan dosis 1.66ml/kgBB (Ramirez et al. 1999)
Persiapan Hewan
Kelinci yang digunakan adalah kelinci lokal berjumlah 9 ekor dengan
umur rataan satu tahun dan berjenis kelamin jantan. Bobot badan kelinci yaitu
pada rentang antara 1.3 – 2.1 kg. Kelinci diadaptasikan selama 1 minggu dengan
pemberian pakan berupa campuran antara hijauan dan pelet, serta hari berikutnya
adalah hanya pakan pelet. Minum diberikan secara ad libitum
Kelinci dikelompokkan menjadi 3 kelompok perlakuan. Masing-masing
kelompok terdiri atas 3 ekor kelinci. Kelompok tersebut yaitu:
a. Kontrol negatif : kelinci hanya diberi pakan pelet standar dan minum
b. Kelinci
perlakuan
simvastatin:
kelinci
diberi
perlakuan
hiperkolesterolemia kemudian kelinci diberi simvastatin sesuai dosis.
5
c. Kelinci perlakuan ekstrak kunyit: kelinci diberi perlakuan
hiperkolesterolemia kemudian kelinci diberi ekstrak kunyit sesuai dengan
dosis
Parameter Penelitian
Parameter yang diukur di dalam penelitian ini adalah kadar kolesterol di
dalam darah serta bobot badan kelinci.
Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini diawali dengan masa adaptasi kelinci selama 1 minggu,
kemudian diambil sampel darahnya untuk nilai kontrol kadar kolesterol masingmasing kelinci sebanyak satu kali. Tahap selanjutnya, hewan diberi perlakuan
hiperkolesterolemia, untuk pemberian minyak kelapa dan kuning telur setiap hari
selama 3 minggu meningkatkan kadar kolesterol darah. Sampel darah diambil
untuk diukur kadar kolesterolnya pada minggu ke-2, ke-3 dan ke-4 penelitian.
Perlakuan selanjutnya adalah pemberian ekstrak kunyit dan simvastatin selama 1
minggu, kemudian sampel darah diambil di hari terakhir pemberian ekstrak kunyit
dan simvastatin.
1
7
ADAPTASI
14
21
HIPERKOLESTEROl
L
28
35
PENGOBATAN
Gambar 1 Metode pelaksanaan penelitian
Keterangan:
Tanda panah: Pengambilan darah
Segitiga: Penimbangan bobot badan
Analisis Data
Data diolah dengan menggunakan Microsoft Ecel serta SPSS dengan
prosedur analisis data Analisis of Variance (ANOVA) pada selang kepercayaan
95%. Uji lanjut yang digunakan adalah uji Duncan
6
HASIL DAN PEMBAHASAN
Rata-rata kadar kolesterol darah kelinci yang diberi perlakuan minyak
kelapa dan kuning telur, kemudian diberikan simvastatin dan ekstrak kunyit
disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1 Kadar kolesterol darah selama pengamatan (mg/dL)
Kelinci
Masa
Adaptasi
Minggu 1
Kontrol
Simvastatin
Kunyit
Perlakuan
Obat
Perlakuan Hiperkolesterol
Minggu 2
Minggu 3
Minggu 4
Minggu 5
351.7 ± 85.4
373.5 ± 38.9
401 ± 0.0
314.5 ± 31.8
401 ± 0.0
316 ± 71.1ab
273.7 ± 32.8b
400.3 ± 1.2a
302 ± 65.0ab
298.7 ± 80.ab
308.7 ± 68.1 ab 311.3 ± 40,5ab
391.6 ± 16.7a
369.6 ± 28.9ab
263 ± 65.5b
Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada
taraf uji 5%
a
450
400
350
mg/dL
300
250
200
150
100
50
0
Minggu 1
Minggu 2
Kontrol Positif
Minggu 3
Simvastatin
Minggu 4
Minggu 5
Kunyit
Gambar 2 Kadar kolesterol darah selama pengamatan
Penelitian ini menggunakan hewan uji kelinci jenis lokal (Oryctolagus
cuniculus) dengan jenis kelamin jantan. Kelinci digunakan karena adanya
kesamaan dengan manusia dalam hal adanya kantung empedu yang berisi cairan
empedu , berperan dalam pencernaan dan metabolisme lemak yang tidak dimiliki
pada hewan coba lain seperti mencit dan tikus. Pemilihan jenis kelamin jantan
digunakan karena sedikit terpengaruh oleh perubahan hormonal dibandingkan
dengan hewan betina (Sitepoe 1992). Pada hewan betina hormon estrogen dapat
mempengaruhi kadar kolesterol darah berbeda dengan jantan yang memiliki
7
hormon estrogen yang lebih sedikit (Ganong 2002). Estrogen akan menurunkan
kadar kolesterol dengan cara meningkatkan regulasi, katabolisme LDL, dan
lipoprotein. Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan dimulai dari
aklimatisasi hewan selama 1 minggu untuk penyesuaian hewan terhadap
lingkungan, pemberian diet tinggi kolesterol berupa kuning telur dan minyak
kelapa selama 3 minggu serta perlakuan obat simvastatin dan kunyit selama 1
menit. Empat jenis lipid yang utama dalam tubuh manusia terdiri dari kilomikron,
VLDL (Very Low Density Lipoprotein) , LDL (Low Density Lipoprotein) dan HDL
(High Density Lipoprotin). LDL merupakan lipoprotein yang mengangkut lipid
dari hepar menuju ke perifer (ekstra hepatik) dan sering disebut kolesterol jahat.
Menurut Murray et al. (1996), LDL mengandung setengah hingga dua
pertigakolesterol. Kadar LDL yang tinggi beresiko menyebabkan terjadinya
aterosklerosis. Selanjutnya, HDL atau disebut juga kolesterol baik merupakan
lipoprotein yang mengangkut lipid dari perifer menuju ke hepar. Karena
molekulnya yang relatif kecil dibanding lipoprotein yang lain, HDL dapat
melewati sel endotel vaskular dan masuk ke dalam intima untuk mengangkut
kembali kolesterol yang terkumpul dalam makrofag. HDL juga mempunyai sifat
antioksidan yang dapat mencegah terjadinya oksidasi LDL. Rendahnya kadar
HDL di dalam darah akan meningkatkan resiko aterosklerosis dan penyakit
jantung koroner.
Hasil analisis kadar kolesterol darah dapat dilihat pada Tabel 1. Selama
masa adaptasi hewan diambil darahnya sebagai kontrol untuk masing – masing
individu. Dari hasil pengamatan didapatkan tidak adanya perbedaan nyata
(P>0.05) untuk masing – masing perlakuan yaitu kontrol 351 mg/dL, simvastatin
316 mg/dL, dan kunyit 308.7 mg/dL. Hal ini karena kelinci yang digunakan
diambil dari peternakan yang sama sehingga dari segi pakan dan nutrisi lain tidak
berbeda.
Perlakuan diet kaya kolesterol dilakukan pada minggu ke-2 sampai dengan
menggu ke-4 dengan menggunakan minyak kelapa dan kuning telur. Minyak
kelapa yang digunakan sebelumnya dipanaskan dengan tujuan diharap terjadi
pemutusan ikatan rangkap dalam minyak dan terjadi pemutusan isomer cismenjadi trans- (Edward et al. 2011). Menurut Trimulyono (2008), suhu
pemanasan minyak normal adalah 163-1960C. Pembentukan asam lemak transberlebihan menurunkan kadar HDL dan meningkatkan kadar LDL dalam darah.
Dampak lain dari konsumsi asam lemak jenuh rantai panjang (C14-C24) akan
menaikkan kadar kolesterol darah dan total LDL sehingga dapat meningkatkan
resiko arterosklerosis (Edward et al. 2011). Pada minggu pertama perlakuan
hiperkolesterol ini untuk kelompok perlakuan kontrol 373. mg/dL dan kunyit
mulai terlihat penaikan kadar kolesterol 311,3 mg/dL. Namun pada kelompok
perlakuan simvastatin mengalami penurunan 273.7 ± 32.8 mg/dL . Hal ini
diakibatkan oleh tingginya tingkat stress pada kelinci kelompok ini selama masa
adaptasi. Kondisi stress tersebut mengakibatkan terjadi pelepasan glukokortikod
yang melebihi batas normal. Glukokortikoid berperan terhadap metabolisme
karbohidrat, lipid, dan protein. Pada metabolisme karbohidrat, glukokortikoid
berperan meningkatkan glukoneogenesis. Glukokortikoid berperan meningkatkan
pemecahan protein menjadi asam amino di jaringan perifer kemudian digunakan
untuk glukoneogenesis. Pada metabolisme lemak berperan meningkatkan lipolisis
di jaringan lemak, termasuk metabolisme kolesterol yang mengakibatkan
8
tingginya kadar kolesterol dalam darah. Pada minggu ke-2 perlakuan diet kaya
kolesterol didapatkan hasil peningkatan untuk kontrol, simvastatin, dan kunyit
yaitu masing – masing 401 mg/dL, 400 mg/dL, 391.6 mg/dL dan menunjukkan
hasil yang berbeda nyata (P0.05). Kelinci yang diberi
diet kaya kolesterol tidak menunjukkan penambahan bobot badan meskipun
terjadi peningkatan kadar kolesterol darah. Pada masa pemberian obat yang
mengalami penurunan kadar kolesterol darah tetapi untuk bobot badan cenderung
statis dan tidak menunjukkan hasil yang berbeda nyata (P>0.05), hal ini
disebabkan karena waktu pemberian obat yang tidak optimal sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Muliasari (2009) bahwa obat golongan statin
termasuk simvastatin mampu menurunkan bobot badan kelinci selama 10 minggu
perlakuan.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Diet minyak kelapa dengan dosis 4% dari total 100 g pakan per ekor per hari
dan kuning telur dengan dosis 1 butir per ekor per hari dapat meningkatkan kadar
kolesterol darah dalam 3 minggu. Pemberian simvastatin dengan dosis 1.2
mg/kgBB per ekor cenderung menurunkan kadar kolesterol darah dalam 1 minggu
(P>0.05) atau kurang efektif dalam menurunkan kadar kolesterol darah dan
ekstrak kunyit dengan dosis 1.66 ml/kgBB per ekor per hari terbukti efektif dapat
menurunkan kadar kolesterol darah dalam 1 minggu (P
domestica) DAN SIMVASTATIN TERHADAP KADAR KOLESTEROL
DARAH DAN BOBOT BADAN PADA KELINCI (Oryctolagus cuniculus)
HIPERKOLESTEROLEMIA
ANDI FITRA ARDIANSYAH
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi Efektivitas Pemberian Ektrak
Kunyit (Curcuma Domestica) dan Simvastatin terhadap Kadar Kolesterol
Darah dan Bobot Badan pada Kelinci (Orytolagus Cuniculus)
Hiperkolesterolemia adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, 29 September 2014
Andi Fitra Ardiansyah
NIM B04100008
ABSTRAK
ANDI FITRA ARDIANSYAH. Efektivitas Pemberian Ektrak Kunyit
(Curcuma Domestica) dan Simvastatin terhadap Kadar Kolesterol Darah dan
Bobot Badan pada Kelinci (Orytolagus Cuniculus) Hiperkolesterolemia.
Dibimbing oleh ISDONI dan BAMBANG KIRANADI.
Penelitian ini dilakukan untuk melihat kadar kolesterol kelinci yang diberi
diet kaya kolesterol (hiperkolesterol) dan diberi pengobatan dengan simvastatin
dan ekstrak kunyit. Sembilan ekor kelinci jantan dengan bobot 1.5-2.1 kg yang
berumur 1 tahun dibagi menjadi 3 kelompok; Kelompok kontrol (tidak
mendapatkan perlakuan); kelompok hiperkolesterol, yang diberi diet kaya
kolesterol kemudian diberi simvastatin; kelompok hiperkolesterol, yang diberi
diet kaya kolesterol kemudian diberi ekstrak kunyit. Kelompok hiperkolesterol
berasal dari diet berupa minyak kelapa yang dipanaskan selama 10 menit dan
kuning telur selama 3 minggu kemudian diberi simvastatin dengan dosis 1.2mg/kg
bobot badan dan ekstrak kunyit dengan dosis 1,66ml/kg bobot badan pada minggu
selanjutnya. Pengukuran kadar kolesterol darah menggunakan kit NESCO AMS
Chol4/092711. Data yang didapatkan dianalisis dengan Microsoft Excel dan dan
Analysis of Variance (ANOVA) dengan tingkat kepercayaan 95% dan dilanjutkan
dengan uji Duncan. Penelitian ini memperlihatkan bahwa diet minyak kelapa
dengan dosis 4% dari total pakan 100 g per ekor per hari dan kuning telur dengan
dosis 1 butir telur dapat meningkatkan kadar kolesterol darah pada minggu ke-2
pemberian. Pemberian simvastatin dan ekstrak kunyit dapat menurunkan kadar
kolesterol darah pada minggu pertama pemberian.
Kata kunci
: Ekstrak kunyit, hiperkolesterolemia, kelinci, simvastatin,
ANDI FITRA ARDIANSYAH . Effectiveness of Giving Extract Turmeric
(Curcuma domestica) and Simvastatin on Blood Cholesterol Levels and Body
Weight in Rabbit (Oryctolagus cuniculus) Hypercholesterolemia. Supervised by
ISDONI and BAMBANG KIRANADI
ABSTRACT
This study was conducted to observe cholesterol levels of rabbits fed a diet
high cholesterol (hypercholesterolemia) and treatment with simvastatin and
turmeric extract. Nine male rabbits weighing 1.5-2.1 kg with aged 1 year were
divided into 3 groups; control group (untreated), hypercholesterolemia group fed a
diet high of cholesterol then given simvastatin, hypercholesterolemia group fed a
diet high cholesterol then given extracts of turmeric. Hypercholesterolemia group
derived from the diet in the form of palm oil which is heated for 10 minutes also
egg yolks for 3 weeks and then given simvastatin at a dose of 1.2mg / kg of body
weight and turmeric extracts with 1.66ml dose / kg of body weight in the next
week. Measurement of blood cholesterol levels using the kit NESCO AMS Chol4
/ 092 711. The data obtained were analyzed with Microsoft Excel and and
Analysis of Variance (ANOVA) with a confidence level of 95% and followed by
Duncan's test. This study shows that dietary coconut oil at a dose of 4% of the
total feed of 100 gram and egg yolk with 1 egg doses can increase blood
cholesterol levels at week-2 gived. Treatment with simvastatin and turmeric
extract can lower blood cholesterol levels in the first week of treatment.
Keywords: Hypercholesterolemia, rabbit, simvastatin, turmeric extract
EFEKTIVITAS PEMBERIAN EKTRAK KUNYIT (Curcuma
domestica) DAN SIMVASTATIN TERHADAP KADAR KOLESTEROL
DARAH DAN BOBOT BADAN PADA KELINCI (Oryctolagus cuniculus)
HIPERKOLESTEROLEMIA
ANDI FITRA ARDIANSYAH
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kedokteran Hewan
pada
Fakultas Kedokteran Hewan
Institut Pertanian Bogor
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah swt atas segala karunia-Nya
sehingga skripsi yang berjudul ―Efektivitas Pemberian Ekstrak Kunyit (Curcuma
domestica) dan Simvastatin terhadap Kadar Kolesterol Darah dan Bobot Badan
pada Kelinci (Orytolagus cuniculus) Hiperkolesterolemia‖ ini berhasil
diselesaikan.
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai
pihak. Dengan segala hormat dan setulus hati, penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Orangtua penulis Andi Arifuddin Patturungi dan Rosmiati Mandjade,
2. Saudara tercinta Andi Rosman Arfan, Andi Mursid Nugraha, Andi Novia
Kartika Sari, Andi Aditya Nugraha, Andi Muh. Tegar Satria.
3. Drh Isdoni MBiomed AIF, dan Dr Bambang Kiranadi MSc PhD AIF
sebagai dosen pembimbing yang telah memberi pengarahan dalam persiapan
pelaksanaan penelitian dan penulisan skripsi.
4. Drh Titiek Sunartatie MS sebagai dosen pembimbing akademik.
5. Dr.drh. Aryani Sismin Satyningtijas, MSc AIF, atas arahan dan
bimbingannya.
6. Dr Drh Hera Maheswari MSc AIF sebagai dosen penguji dalam seminar
hasil penelitian.
7. Dr med vet Drh Denny Widaya Lukman MSi dan Drh Vetniza Juanintito
MSi PhD APVet sebagai dosen penguji ujian akhir sarjana kedokteran
hewan.
8. Kepada Arnis Setiani Isma atas dorongan dan semangatnya selama ini serta
kepada segenap Keluarga Teratai Foundation atas dukungannya Kukuh,
Coty, Japra, Rahmad, Indra, Wisnu, Mariska, dan Saras terima kasih atas
semangat dan doa yang diberikan. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat
bagi penulis, pembaca dan semua pihak yang berkepentingan.
Bogor, 29 September 2014
Andi Fitra Ardiansyah
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vi
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Tujuan Penelitian
1
Manfaat Penelitian
1
TINJAUAN PUSTAKA
2
METODE
3
Bahan
4
Alat
4
Prosedur Analisis Data
6
HASIL DAN PEMBAHASAN
6
Hasil
6
Pembahasan
6
SIMPULAN DAN SARAN
10
Simpulan
10
Saran
10
DAFTAR PUSTAKA
10
LAMPIRAN
13
RIWAYAT HIDUP
18
DAFTAR TABEL
1. Kadar kolesterol darah kelinci selama pengamatan
2. Bobot badan kelinci selama pengamatan
DAFTAR GAMBAR
1.
2.
3.
4.
Metode pelaksanaan penelitian
Kadar kolesterol darah kelinci selama pengamatan
Penghambatan HMG Co-A reduktase oleh
Bobot badan kelinci selama pengamatan
simvastatin
DAFTAR LAMPIRAN
1. Analisis statistika deskriptif kelompok kontrol
2. Analisis statistika ANOVA kelompok kontrol
3. Analisis statistika Post Hoc kelompok kontrol
4. Analisis statistika deskriptif kelompok perlakuan kunyit
5. Analisis statistika ANOVA kelompok perlakuan kunyit
6. Analisis statistika Post Hoc kelompok perlakuan kunyit
7. Analisis statistika deskriptif kelompok perlakuan simvastatin
8. Analisis statistika ANOVA kelompok perlakuan simvastatin
9. Analisis statistika Post Hoc kelompok perlakuan simvastatin
10. Analisis statistika bobot badan kelinci selama perlakuan
PENDAHULUAN
Penyakit kardiovaskular merupakan penyakit degeneratif yang sering
terjadi dan mematikan di negara industri maupun negara berkembang seperti
Indonesia. Pola hidup yang tidak sehat menjadi pemicu terjadinya berbagai
macam penyakit. Fenomena konsumsi makanan cepat saji yang kandungan
kolesterolnya tidak terkontrol merupakan faktor predisposisi kejadian penyakit
tersebut. Satu diantara tiga penduduk dunia, pada 2001 meninggal karena penyakit
kardiovaskular. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2011 juga mencatat
sekitar 17 juta orang meningal karena penyakit kardiovaskular.
Kolesterol tubuh berasal dari dua sumber, yaitu dari makanan yang disebut
kolesterol eksogen dan yang diproduksi oleh tubuh sendiri disebut kolesterol
endogen. Masalah yang utama yaitu ketika kadar kolesterol dalam darah tersebut
melebihi batas normal atau disebut hiperkolesterolemia. Hiperkolesterolemia
dapat terjadi karena beberapa faktor seperti bobot badan, usia, kurang olahraga,
stres, gangguan metabolisme, kelainan genetik dan pola makan yang tinggi kadar
kolesterol dan lemak jenuh (Grundy 1991). Hiperkolesterolemia juga dapat terjadi
pada wanita yang kekurangan hormon estrogen (Ganong 1995).
Telah banyak penelitian yang dilakukan tentang obat untuk mengurangi
kadar kolesterol darah termasuk pengobatan yang berasal dari tanaman herbal.
Biodiversitas tanaman herbal di Indonesia dan potensinya sebagai bahan bioaktif
perlu dikaji lebih mendalam. Hal inilah yang mendasari pemikiran penggunaan
ekstrak kunyit dalam upaya pencegahan hiperkolesterolemia yang dapat
menyebabkan terjadinya penumpukan kolesterol pada pembuluh darah
(aterosklerosis). Penelitian ini dilakukan untuk melihat efektivitas pemberian
ekstrak kunyit dan simvastatin pada kelinci hiperkolesterol terhadap kadar
kolesterol darah dan bobot badan. Penelitian ini diharapkan mampu mengatasi
masalah hiperkolesterol dengan menggunakan bahan alami dan mudah didapatkan.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pemberian ekstrak
kunyit dan simvastatin terhadap kadar kolesterol darah pada kelinci
hiperkolesterolemia yang diberi diet dengan menggunakan minyak kelapa dan
kuning telur.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan pengetahuan dan wawasan
mengenai potensi kunyit sebagai obat herbal untuk mengontrol kolesterol darah
sehingga diharapkan mampu mengurangi risiko penyakit utamanya penyakit
kardiovaskular seperti arterosklerosis.
2
TINJAUAN PUSTAKA
Kelinci
Kelinci merupakan hewan yang mempunyai potensi sebagai penghasil
daging yang baik. Hewan ini merupakan herbivora non ruminansia yang
mempunyai sistem lambung sederhana dengan perkembangan sekum seperti alat
pencernaan ruminansia, sehingga kelinci disebut ruminansia semu
(pseudoruminant) (Sarwono 1981). Kelinci dapat menggunakan protein hijauan
secara efisien, reproduksi tinggi, efisiensi pakan tinggi, hanya membutuhkan
makanan dalam jumlah sedikit dan kualitas daging cukup tinggi (Farrel dan
Raharjo 1984). Adapun klasifikasi kelinci secara ilmiah yaitu Kingdom Animalia,
Phylum Chordata, Subphylum Vertebrata, Class Mamalia, Ordo Legomorpha,
Family Leporidae, Genus Oryctolagus, dan Spesies Oryctolagus cuniculus
(Damron 2003)
Sebagai hewan komsumsi, potensi kelinci sebenarnya cukup menjanjikan.
Kelinci memiliki laju pertumbuhan yang cepat, reproduksi dan kelahiran 30-32
hari dengan jumlah anak 6-10 ekor. Kandungan proteinnya juga cukup tinggi
sekitar 7.5% dan lemak yang sebagian besar dalam bentuk tidak jenuh.
Kandungan kolesterol kelinci lebih rendah dibandingkan sapi, kambing dan
domba, tetapi masih lebih tinggi dibandingkan ayam dan itik yaitu masing-masing
39, 50, 61, 34 dan 30% (Sarwono 1981)
Kolesterol
Kolesterol adalah metabolit yang mengandung lemak sterol yang
ditemukan pada membran sel dan disirkulasi dalam pembuluh darah. Kebutuhan
kolesterol dalam tubuh sebagian besar dipenuhi melalui sintesis kolesterol dalam
tubuh dan dibentuk dalam hati (Piliang & Djojosoebagyo 2006). Lemak yang
dikonsumsi terdiri atas lemak jenuh dan lemak tidak jenuh. Karbohidrat
merupakan sumber energi yang jika kandungannya dalam tubuh berlebih akan
disimpan dalam bentuk lemak dan lemak tersebut di dalam tubuh akan diproses
menjadi satu senyawa yaitu asetil koenzim A. Bahan ini akan membentuk
beberapa zat penting seperti asam lemak, trigliserida, fosfolipid dan kolesterol,
sehingga bila tubuh terlalu banyak asupan makanan yaitu melebihi kebutuhan
maka jumlah trigliserida dan kolesterol akan meningkat (Dalimartha 2001).
Jumlah kolesterol dalam sel di dalam tubuh manusia dan hewan diatur oleh
banyak faktor. Pada umumnya semua faktor itu dapat dibagi menjadi dua macam,
faktor pertama adalah luar sel seperti jumlah kolesterol bebas atau yang terikat
dalam lipoprotein di luar sel, persediaan asam lemak bebas dan adanya hormon
tertentu. Faktor kedua adalah dalam sel, seperti kegiatan enzim yang berperan
dalam katabolisme koleterol, adanya pengangkutan kolesterol atau derivatnya
keluar dari sel dengan mekanisme pengangkutan aktif melalui membram sel dan
pengaruh viskositas membram (Rahmad 2011). Mayes (2003) mengatakan bahwa
lebih dari separuh jumlah kolesterol tubuh berasal dari sintesis (sekitar 700mg/
hari), dan sisanya berasal dari makanan sehari-hari diantaranya. minyak kelapa
3
dan telur utamanya bagian kuning telur. Kandungan asam lemak jenuh dan
kolesterol pada kedua bahan tersebut menjadi masalah ketika diet yang tidak
teratur
Berbagai upaya menurunkan kadar kolesterol darah dapat dilakukan
dengan menggunakan obat kimia maupun obat-obatan tradisional. Terapi dengan
obat tradisional dianggap praktis dan harga yang lebih murah dibanding dengan
obat kimia sintetik. Residu yang dapat dihasilkan oleh obat kimia juga menjadi
alasan penggunaan obat tradisional menjadi alternatif pengobatan. Obat
tradisional yang dianggap mampu mengatasi tingginya kadar kolesterol darah
adalah kunyit. Kunyit merupakan tanaman obat yang tumbuh merumpun, bersifat
tahunan dan dapat tumbuh sampai ketinggian satu meter. Klasifikasi ilmiah kunyit
adalah sebagai berikut: Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae,
Klasis: Monocotyledoneae, Ordo : Zingiberales, Family: Zingibeacerae, Genus:
Curcuma, Spesies : Curcuma domestik Vahl. (Winarto 2005). Tanaman ini berasal
dari Asia Tenggara dan Asia Selatan tetapi sekarang banyak dijumpai di daerahdaerah lain seperti India, Cina, Himalaya dan Indonesia. Komponen kimia dalam
kunyit yang berkhasiat sebagai obat adalah kurkumoid yang terdiri dari kurkumin
(73,4%), desmetokurkumin (16,1%) dan bisdesmetokurkumin (10,5%) (Miyasawa
2001). Menurut Wijayakusuma (2006) Kurkumin berfungsi sebagai kolagogum
(stimulasi dinding kantung empedu yang berperan dalam pemecahan lemak),
hipolipidemik (menurunkan kandungan kolesterol darah), hepatoprotektor
(melindungi hati dari zat toksik), dan melancarkan sirkulasi darah. Namun
penggunaan obat-obatan kimia juga masih sering digunakan sebagai anti
kolesterol karena mudah didapatkan sebagai contoh simvastatin. Simvastatin
merupakan senyawa yang diisolasi dari jamur Penicillium citrinum,. Simvastatin
bekerja dengan cara menghambat HMG-CoA reduktase secara kompetitif pada
proses sintesis kolesterol di hati. Simvastatin akan menghambat HMG-CoA
reduktase mengubah asetil-CoA menjadi asam mevalonat (Witztum 1996).
Simvastatin jelas menginduksi suatu peningkatan reseptor LDL dengan afinitas
tinggi. Efek tersebut meningkatkan kecepatan ekstraksi LDL oleh hati, sehingga
mengurangi simpanan LDL plasma (Katzung 2002).
.
METODE
Waktu dan Tempat
Penelitian dimulai sejak Mei hingga Juni 2014. Tempat perlakuan dan
pengambilan sampel penelitian dilakukan di Unit Rawat Reproduksi (URR) FKH
IPB Bogor.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan adalah 9 ekor kelinci jantan galur Oryctagulus
cuniculus, pakan kelinci berupa konsentrat komersil, minyak kelapa, kuning telur
ayam ras, kapas, tisu, alkohol, simvastatin dan ekstrak kunyit. Peralatan yang
4
digunakan adalah syiring 1 ml, alat cekok berupa spuit, tabung reaksi, kandang
kelinci individu tertutup, pipet tetes, evaporator, maserator, tween 80, dirigen,
ethanol dan kolesterol kit AMS Chol4/092711.
Persiapan Bahan
Penelitian ini menggunakan bahan untuk peningkat kolesterol
(hiperkolesterolemia) dan bahan penurun kolesterol:
a. Bahan peningkat kolesterol yang digunakan adalah minyak kelapa dan
kuning telur. Minyak kelapa yang digunakan sebanyak 4% dari total
pakan 100 g per ekor per hari. Minyak kelapa yang digunakan adalah
minyak kelapa curah yang dipanaskan pada suhu ± 1900 C sebanyak
dua kali selama 10 menit. Kuning elur ayam diberikan sebanyak 1
butir per ekor per hari. Dosis minyak kelapa berdasarkan penelitian
sebelumnya, yaitu yang dilakukan Jorge et al. (2005) yang
menggunakan minyak kelapa sebanyak 2% selama 45 hari, sedangkan
kuning telur ayam berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Budiasa
dan Jawi (2011)
b. Bahan penurun kolesterol yang digunakan adalah simvastatin dan
ekstrak kunyit. Dosis simvastatin yang digunakan yaitu sebanyak 1.2
mg/kg BB per ekor per hari (Lee et al. 2005). Pembuatan ekstrak
kunyit dilakukan dengan menyediakan kunyit seberat 300gram,
kemudian diparut untuk mempermudah saat proses maserasi.
Kemudian kunyit yang telah halus dimasukkan kedalam wadah kaca
yang telah dimodifikasi untuk proses maserasi. Proses maserasi
dilakukan dengan menambahkan etanol 95% kedalam parutan kunyit
dengan perbandingan 1 banding 3 kemudian dilapisi dengan plastik
kedap udara untuk menghindari dari penguapan etanol. Proses
maserasi dilakukan selama 3 hari dan penampungan dilakukan setiap
harinya. Hasil maserasi kunyit tersebut kemudian di evaporasi di lab
PAU FATETA IPB selama 2 jam dan didapatkan ekstrak kunyit dalam
bentuk padat. Ekstrak kunyit tersebut kemudian diencerkan dengan
tween 80 dan air untuk mendapatkan konsentasi 45%. Ekstrak kunyit
yang digunakan yaitu dengan dosis 1.66ml/kgBB (Ramirez et al. 1999)
Persiapan Hewan
Kelinci yang digunakan adalah kelinci lokal berjumlah 9 ekor dengan
umur rataan satu tahun dan berjenis kelamin jantan. Bobot badan kelinci yaitu
pada rentang antara 1.3 – 2.1 kg. Kelinci diadaptasikan selama 1 minggu dengan
pemberian pakan berupa campuran antara hijauan dan pelet, serta hari berikutnya
adalah hanya pakan pelet. Minum diberikan secara ad libitum
Kelinci dikelompokkan menjadi 3 kelompok perlakuan. Masing-masing
kelompok terdiri atas 3 ekor kelinci. Kelompok tersebut yaitu:
a. Kontrol negatif : kelinci hanya diberi pakan pelet standar dan minum
b. Kelinci
perlakuan
simvastatin:
kelinci
diberi
perlakuan
hiperkolesterolemia kemudian kelinci diberi simvastatin sesuai dosis.
5
c. Kelinci perlakuan ekstrak kunyit: kelinci diberi perlakuan
hiperkolesterolemia kemudian kelinci diberi ekstrak kunyit sesuai dengan
dosis
Parameter Penelitian
Parameter yang diukur di dalam penelitian ini adalah kadar kolesterol di
dalam darah serta bobot badan kelinci.
Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini diawali dengan masa adaptasi kelinci selama 1 minggu,
kemudian diambil sampel darahnya untuk nilai kontrol kadar kolesterol masingmasing kelinci sebanyak satu kali. Tahap selanjutnya, hewan diberi perlakuan
hiperkolesterolemia, untuk pemberian minyak kelapa dan kuning telur setiap hari
selama 3 minggu meningkatkan kadar kolesterol darah. Sampel darah diambil
untuk diukur kadar kolesterolnya pada minggu ke-2, ke-3 dan ke-4 penelitian.
Perlakuan selanjutnya adalah pemberian ekstrak kunyit dan simvastatin selama 1
minggu, kemudian sampel darah diambil di hari terakhir pemberian ekstrak kunyit
dan simvastatin.
1
7
ADAPTASI
14
21
HIPERKOLESTEROl
L
28
35
PENGOBATAN
Gambar 1 Metode pelaksanaan penelitian
Keterangan:
Tanda panah: Pengambilan darah
Segitiga: Penimbangan bobot badan
Analisis Data
Data diolah dengan menggunakan Microsoft Ecel serta SPSS dengan
prosedur analisis data Analisis of Variance (ANOVA) pada selang kepercayaan
95%. Uji lanjut yang digunakan adalah uji Duncan
6
HASIL DAN PEMBAHASAN
Rata-rata kadar kolesterol darah kelinci yang diberi perlakuan minyak
kelapa dan kuning telur, kemudian diberikan simvastatin dan ekstrak kunyit
disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1 Kadar kolesterol darah selama pengamatan (mg/dL)
Kelinci
Masa
Adaptasi
Minggu 1
Kontrol
Simvastatin
Kunyit
Perlakuan
Obat
Perlakuan Hiperkolesterol
Minggu 2
Minggu 3
Minggu 4
Minggu 5
351.7 ± 85.4
373.5 ± 38.9
401 ± 0.0
314.5 ± 31.8
401 ± 0.0
316 ± 71.1ab
273.7 ± 32.8b
400.3 ± 1.2a
302 ± 65.0ab
298.7 ± 80.ab
308.7 ± 68.1 ab 311.3 ± 40,5ab
391.6 ± 16.7a
369.6 ± 28.9ab
263 ± 65.5b
Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada
taraf uji 5%
a
450
400
350
mg/dL
300
250
200
150
100
50
0
Minggu 1
Minggu 2
Kontrol Positif
Minggu 3
Simvastatin
Minggu 4
Minggu 5
Kunyit
Gambar 2 Kadar kolesterol darah selama pengamatan
Penelitian ini menggunakan hewan uji kelinci jenis lokal (Oryctolagus
cuniculus) dengan jenis kelamin jantan. Kelinci digunakan karena adanya
kesamaan dengan manusia dalam hal adanya kantung empedu yang berisi cairan
empedu , berperan dalam pencernaan dan metabolisme lemak yang tidak dimiliki
pada hewan coba lain seperti mencit dan tikus. Pemilihan jenis kelamin jantan
digunakan karena sedikit terpengaruh oleh perubahan hormonal dibandingkan
dengan hewan betina (Sitepoe 1992). Pada hewan betina hormon estrogen dapat
mempengaruhi kadar kolesterol darah berbeda dengan jantan yang memiliki
7
hormon estrogen yang lebih sedikit (Ganong 2002). Estrogen akan menurunkan
kadar kolesterol dengan cara meningkatkan regulasi, katabolisme LDL, dan
lipoprotein. Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan dimulai dari
aklimatisasi hewan selama 1 minggu untuk penyesuaian hewan terhadap
lingkungan, pemberian diet tinggi kolesterol berupa kuning telur dan minyak
kelapa selama 3 minggu serta perlakuan obat simvastatin dan kunyit selama 1
menit. Empat jenis lipid yang utama dalam tubuh manusia terdiri dari kilomikron,
VLDL (Very Low Density Lipoprotein) , LDL (Low Density Lipoprotein) dan HDL
(High Density Lipoprotin). LDL merupakan lipoprotein yang mengangkut lipid
dari hepar menuju ke perifer (ekstra hepatik) dan sering disebut kolesterol jahat.
Menurut Murray et al. (1996), LDL mengandung setengah hingga dua
pertigakolesterol. Kadar LDL yang tinggi beresiko menyebabkan terjadinya
aterosklerosis. Selanjutnya, HDL atau disebut juga kolesterol baik merupakan
lipoprotein yang mengangkut lipid dari perifer menuju ke hepar. Karena
molekulnya yang relatif kecil dibanding lipoprotein yang lain, HDL dapat
melewati sel endotel vaskular dan masuk ke dalam intima untuk mengangkut
kembali kolesterol yang terkumpul dalam makrofag. HDL juga mempunyai sifat
antioksidan yang dapat mencegah terjadinya oksidasi LDL. Rendahnya kadar
HDL di dalam darah akan meningkatkan resiko aterosklerosis dan penyakit
jantung koroner.
Hasil analisis kadar kolesterol darah dapat dilihat pada Tabel 1. Selama
masa adaptasi hewan diambil darahnya sebagai kontrol untuk masing – masing
individu. Dari hasil pengamatan didapatkan tidak adanya perbedaan nyata
(P>0.05) untuk masing – masing perlakuan yaitu kontrol 351 mg/dL, simvastatin
316 mg/dL, dan kunyit 308.7 mg/dL. Hal ini karena kelinci yang digunakan
diambil dari peternakan yang sama sehingga dari segi pakan dan nutrisi lain tidak
berbeda.
Perlakuan diet kaya kolesterol dilakukan pada minggu ke-2 sampai dengan
menggu ke-4 dengan menggunakan minyak kelapa dan kuning telur. Minyak
kelapa yang digunakan sebelumnya dipanaskan dengan tujuan diharap terjadi
pemutusan ikatan rangkap dalam minyak dan terjadi pemutusan isomer cismenjadi trans- (Edward et al. 2011). Menurut Trimulyono (2008), suhu
pemanasan minyak normal adalah 163-1960C. Pembentukan asam lemak transberlebihan menurunkan kadar HDL dan meningkatkan kadar LDL dalam darah.
Dampak lain dari konsumsi asam lemak jenuh rantai panjang (C14-C24) akan
menaikkan kadar kolesterol darah dan total LDL sehingga dapat meningkatkan
resiko arterosklerosis (Edward et al. 2011). Pada minggu pertama perlakuan
hiperkolesterol ini untuk kelompok perlakuan kontrol 373. mg/dL dan kunyit
mulai terlihat penaikan kadar kolesterol 311,3 mg/dL. Namun pada kelompok
perlakuan simvastatin mengalami penurunan 273.7 ± 32.8 mg/dL . Hal ini
diakibatkan oleh tingginya tingkat stress pada kelinci kelompok ini selama masa
adaptasi. Kondisi stress tersebut mengakibatkan terjadi pelepasan glukokortikod
yang melebihi batas normal. Glukokortikoid berperan terhadap metabolisme
karbohidrat, lipid, dan protein. Pada metabolisme karbohidrat, glukokortikoid
berperan meningkatkan glukoneogenesis. Glukokortikoid berperan meningkatkan
pemecahan protein menjadi asam amino di jaringan perifer kemudian digunakan
untuk glukoneogenesis. Pada metabolisme lemak berperan meningkatkan lipolisis
di jaringan lemak, termasuk metabolisme kolesterol yang mengakibatkan
8
tingginya kadar kolesterol dalam darah. Pada minggu ke-2 perlakuan diet kaya
kolesterol didapatkan hasil peningkatan untuk kontrol, simvastatin, dan kunyit
yaitu masing – masing 401 mg/dL, 400 mg/dL, 391.6 mg/dL dan menunjukkan
hasil yang berbeda nyata (P0.05). Kelinci yang diberi
diet kaya kolesterol tidak menunjukkan penambahan bobot badan meskipun
terjadi peningkatan kadar kolesterol darah. Pada masa pemberian obat yang
mengalami penurunan kadar kolesterol darah tetapi untuk bobot badan cenderung
statis dan tidak menunjukkan hasil yang berbeda nyata (P>0.05), hal ini
disebabkan karena waktu pemberian obat yang tidak optimal sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Muliasari (2009) bahwa obat golongan statin
termasuk simvastatin mampu menurunkan bobot badan kelinci selama 10 minggu
perlakuan.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Diet minyak kelapa dengan dosis 4% dari total 100 g pakan per ekor per hari
dan kuning telur dengan dosis 1 butir per ekor per hari dapat meningkatkan kadar
kolesterol darah dalam 3 minggu. Pemberian simvastatin dengan dosis 1.2
mg/kgBB per ekor cenderung menurunkan kadar kolesterol darah dalam 1 minggu
(P>0.05) atau kurang efektif dalam menurunkan kadar kolesterol darah dan
ekstrak kunyit dengan dosis 1.66 ml/kgBB per ekor per hari terbukti efektif dapat
menurunkan kadar kolesterol darah dalam 1 minggu (P