BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Batubara merupakan salah satu bahan bakar disamping minyak dan gas bumi dan panas bumi. Komposisi kimia batubara hampir sama dengan komposisi jaringan tumbuhan,
keduanya mengandung unsur utama yang terdiri dari unsur C, H, O, N, S, P. hal ini mudah dimengerti, karena batubara terbentuk dari jaringan tumbuhan yang telah mengalami proses
pembatubaraan coalification. Amperiadi,2005
Batubara terbentuk oleh proses alam, dengan proses dalam jangka waktu ratusan hingga ribuan juta tahun, maka banyak parameter yang akan berpengaruh pada
pemebentukan batubara. Makin tinggi intensitas parameter yang berpengaruh makin tinggi mutu batubara yang terbentuk. Batubara terbentuk dari sisa tumbuhan yang sudah mati,
dengan komposisi utama terdiri dari cellulosa. Proses pembentukan batubara, dikenal sebagai proses pembatubaraan coalification faktor fisika dan kimia yang ada dialam akan
mengubah cellulosa
menjadi lignit, subbitumina, bitumina atau antrasit. Sukandarrumidi,2006
Batubara pada masa mendatang mempunyai prospek yang cerah sebagai bahan bakar alterantif. Hal ini ditandai dengan makin terbatasnya bahan bakar minyak maupun gas.
Disamping makin berkembangnya kegiatan industri baik skala besar, menengah, dan kecil. Salah satu nilai penting dari batubara adalah panas kalor yang dihasilkan, apabila batubara
tersebut dibakar. Besaran nilai kalor batubara sangat ditentunkan oleh jenis batubara yang dimanfaatkan oleh industri.
Pemanfaatan secara langsung batubara pada industri besar tidak terlepas sebagai sumber energi dalam hal ini sebagai bahan bakar yang digunakan untuk bahan bakar boiler.
Universitas Sumatera Utara
Boiler adalah sebuah bejana tertutup yang berfungsi untuk mengubah wujud suatu fluida dari cair menjadi gas. Perubahan wujud tersebut terjadi karena penambahan kalor. Kalor yang
ditambahkan dapat diperoleh dengan cara pembakaran bahan bakar fosil maupun non fosil, reaksi inti atom ataupun merupakan gas buang dari sisa ekspansi turbin gas.
Sampai dengan saat ini, secara umum dikenal dengan dua macam jenis boiler, yaitu fire tube boiler boiler pipa api dan water tube boler boiler pipa air. Water tube boiler
mempunyai efisiensi lebih tinggi daripada fire tube boiler, khususnya yang membutuhkan panas tinggi tekanan tinggi. Oleh karena itu, boiler jenis ini banyak digunakan oleh industri
yang dalam prosesnya membutuhkan tekanan tinggi. http:kampongpergam.wordpress.comtagboiler,2010
Proses pemanasan air untuk mendapatkan steam merupakan proses yang sangat umum dilakukan. Secara termodinamika, cukup dengan menaikkan suhu air tersebut hingga
mencapai titik yang diinginkan, hal ini dibutuhkan energy untuk menaikkan suhu sehingga merubah fase dari liquid menjadi fase gas. Contoh yang sederhana mengenai ini adalah alat
kettle boiler. Faktor teknis dan ekonomi yang sangat diperhatikan untuk menghasilkan steam dengan tekanan yang diinginkan adalah seberapa kecil energy yang dibutuhkan untuk
mendapatkan steam yang sesuai. Elonka,1982
1.2. Permasalahan