IMPLEMENTASI KEBIJAKAN BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) PLUS PADA MASYARAKAT MISKIN (Studi Di Desa Landungsari, Kecamatan DAU)

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) PLUS
PADA MASYARAKAT MISKIN (Studi Di Desa Landungsari, Kecamatan
DAU)
Oleh: Linda Anggreani ( 04230010 )
Goverment Science
Dibuat: 2009-04-04 , dengan 2 file(s).

Keywords: Kebijakan, Sosialisasi, Masyarakat
ABSTRAK
Dengan dinaikkannya subsidi BBM maka Pemerintah mengalihkan dari subsidi BBM ke BLT
untuk mengurangi beban masyarakat miskin sebagai kompensasi kenaikan BBM serta untuk
membentuk SDM yang berkualitas.Program Bantuan Langsung Tunai dimaksudkan untuk
membantu rakyat miskin, khususnya bagi mereka yang kondisi perekonomiannya masih lemah
dan masih memprihatinkan, agar mampu memberikan bantuan seperti, bahan sembako.
Jenis metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif, pendekatan terhadap permasalahan
implementasi BLT Plus. subjek penelitian ditentukan berdasarkan kepengurusan yang terkait
dengan permasalahan implementasi kebijakan BLT Plus dan pengumpulan data menggunakan
metode wawancara, observasi dan Dokumentasi. Analisis menggunakan kualitatif agar data yang
diperoleh dapat di diskripsikan.
Fakta umum yang terjadi di masyarakat dengan dikeluarkannya kebijakan BLT Plus ini
Pemerintah menaikkan bahan pokok dan membuat masyarakat miskin menjadi terbebani

walaupun sudah dibantu dengan dana BLT tapi tetap saja tidak membantu masyarakat miskin
Sosialisasi prosedur pencairan dana BLT Plus dilakukan dengan cara dengan cara kepala RT/RW
diundang untuk rapat koordinasi dengan pemerintah desa yang isi rapatnya menekankan bahwa
yang menerima dana bantuan ini hanyalah yang berhak menerima sesuai dengan 14 kriteria
dengan agenda utama memberitahukan kepada masyarakat yang menerima dana bantuan
bagaimana fata cara pencairan dana bantuan tersebut dapat dilakukan sekaligus memberitahukan
kapan bantuan tersebut dapat diambila dan tempat pengambilan.
Proses pencairan BLT Plus temyata dimudahkan dengan cara Pemberian dana Bantuan Langsung
Tunai Plus tersebut diserahkan secara langsung kepada Kepala Dusun masing-masing, kemudian
diserahkan kepada RT setempat dan kemudian diserahkan kepada masyarakat yang berhak
menerima dengan menunjukkan kartu Kompensasi BBM (KKB) sesuai dengan 14 kriteria
supaya untuk mengantisipasi munculnya gejolak masyarakat.
Terkait tanggapan masyarakat dengan adanya bantuan langsung tunai plus temyata ada dua
tanggapan, pertama, masyarakat yang pesimis terhadap adanya bantuan langsung tunai plus
Pemerintah tidak menggunakan pendataan masyarakat yang akurat dalam merealisasikan
program BLT itu karena masih menggunakan data tahun 2005 dimana waktu itu belum
melibatkan unsur pemerintahan dan pengurus setempat yang lebih tahu kondisi daerah masing
masing. Kedua, masyarakat yang optimis dengan adanya bantuan langsung tunai plus, mereka
beranggapan bahwa bantuan tersebut Pemerintah telah membuat kebijakan yang sangat tepat
dalam mengurangi kemiskinan di Negara Indonesia, karena bentuk program tersebut adalah

suatau program yang membantu masyarakat miskin dalam mengurangi beban ekonomi yang
melilit, dana bantuan langsung tunai kepada masyarakat miskin sangat tepat.
Evaluasi terhadap suatu kebijakan adanya kebijakan bantuan langsung tunai yang dilakukan oleh
pemerintah, daripada melahirkan konflik, idealnya program BLT dialih fungsikan misalnya padat

Karya, perbaikan sarana Infrastruktur atau pendidikan benar-benar gratis dari SD hingga SMA.
ABSTRACT
The increasing of BBM (refined fuel oil) subsidy by government resulted in transfering BBM
subsidy to BLT in order to decrease burden of poor society as the compensation of increasing
BBM and also to create qualify human resource. BLT program purposed to assist the poor,
especially those are in weak and concerned economic condition, such as basic needs.
This research used descriptive method, an approach toward the problem of BLT plus
Implementation. The research subject was based on management related to the problem of this
implementation and data collection used interview, observation and documentation methods. The
analysis used qualitative that the data obtained can describe.
The general fact in society showed that the policy of BLT plus came together with the increasing
of basic needs by government and it resulted in burden toward the poor though they got BLT in
other word it did not work at all.
The socialization procedure of releasing BLT fund was conducted toward inviting RT/RW
leaders to discuss with village government about who deserve the fund that based on 14 criterion

and how the fund distribute and also when and where the fund would be released.
The releasing process of BLT Plus came to be easy by giving directly the BLT fund to each sub
village leader then the fund was given to local RT leader that transfer it to the people who
deserve it by showing BBM Compensation Card (KKB) based on 14 criteria to anticipate the
flare up in society.
In line with people opinion about BLT, there were two opinions, first, the society seemed to be
pessimistic that Government used accuracy data in realizing BLT program because the data was
taken in 2005 in which there was no involving of government and local leader who know the real
condition. Second, people who optimistic thought that the government has right policy by giving
the BLT plus in order to decrease the poor number in Indonesia, in which the program gave
directly to the poor in economic section in other word the cash assistance to the poor was the
right policy.
An evaluation on a policy in this case BLT policy by government stated that in order to avoid
conflict, it seemed to be wise that the BLT program transfer to be workplace that involve many
people, developing infrastructure or free education from elementary to senior high school.

Dokumen yang terkait

Analisis Dampak Bantuan Program Penanggulangan Kemiskinan Terhadap Kehidupan Masyarakat Miskin Di Kota Medan (Studi Implementasi Program Bantuan Langsung Tunai/BLT Kecamatan Medan Belawan)

8 128 118

Evaluasi Program Bantuan Langsung Tunai di Kelurahan Mangga Kecamatan Medan Tuntungan

0 33 104

Implementasi Kebijakan Publik Dalam Penanganan Kemiskinan ( Studi Implementasi Program Bantuan Langsung Tunai (BLT) di Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayang Kota Medan )

6 90 125

IMPLEMENTASI BANTUAN LANNGSUNG TUNAI (BLT) PADA MASYARAKAT MISKIN (Studi Di Desa Payaman Kec. Solokuro Kab. Lamongan)

0 27 2

EFEKTIVITAS PENYALURAN BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) KEPADA RUMAH TANGGA MISKIN (STUDI KASUS: PENERIMA BLT DI KELURAHAN WAY HALIM PERMAI KECAMATAN SUKARAME TAHUN 2008/2009)

0 13 107

Peranan Gender Dalam Peningkatan Efektivitas Bantuan Langsung Tunai (Blt) Terhadap Masyarakat Miskin Pada Konteks Pengembangan Masyarakat

1 16 30

Implementasi Pemberian Bantuan Langsung Tunai (BLT) Tahun 2008 kepada Penduduk Miskin di Kota Padang (Studi di : Kelurahan Kuranji, Kecamatan Kuranji).

0 0 8

Siasah Dusturiyah Kajian Tentang Implementasi Kebijakan Program Bantuan Langsung Tunai Tahun 2008.

0 0 9

Analisis Dampak Bantuan Program Penanggulangan Kemiskinan Terhadap Kehidupan Masyarakat Miskin Di Kota Medan (Studi Implementasi Program Bantuan Langsung Tunai/BLT Kecamatan Medan Belawan)

0 0 34

Analisis Dampak Bantuan Program Penanggulangan Kemiskinan Terhadap Kehidupan Masyarakat Miskin Di Kota Medan (Studi Implementasi Program Bantuan Langsung Tunai/BLT Kecamatan Medan Belawan)

0 0 12