Penelitian terhadap  syarat-syarat diatas adalah penting sekali, sebagian besar diperoleh dari penglihatan dan pengamatan minyak yang keluar dari bejana
pengadukan. Untuk mencapai hasil pengadukan yang baik maka pengadukan harus dilakukan pada digester  yang berisi 75 persen saja. Jika digester  terisi 75
persen, maka tekanan yang ditimbulkan oleh beban berat isian itu sendiri mempertinggi gaya-gaya gesekan yang diperlukan untuk memperoleh hasil yang
optimal. Jangka waktu pengadukan yang dialami oleh digester  sebelum dikempa atau di-press  juga merupakan faktor yang cukup penting untuk dapat memenuhi
syarat-syarat pengadukan yang baik. Semakin banyak isian suatu digester  maka semakin lama buah teraduk sebelum masuk ke screw press. Jadi gabungan kedua
faktor diatas dapat disimpulkan bahwa isian digester  dan jangka waktu pengadukan harus diusahakan sejauh mungkin untuk dipenuhi secara simultan.
2.2.2 Pengempaan Presser
Pengempaan bertujuan untuk mengambil minyak dari adukan hasil output digester, dimana buah sawit yang dilumatkan dengan bantuan pisau-pisau stirring
arm  di  digester  dimasukkan ke dalam feed screw conveyor  dan mendorongnya masuk ke dalam mesin pengempa twin screw press seperti dijelaskan pada
gambar 2.5 berikut.
a. Mesin Screw Press
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.5 Model mesin screw press a dan Worm screw press b yang
Digunakan pada Pengolahan Kelapa Sawit Screw press  meliputi dua batang screw  ulir yang berputar saling
berlawanan. Sawit yang telah dilumatkan akan terdorong dan ditekan oleh cone pada sisi lainnya, sehingga buah sawit menjadi terperas Mangoensoekarjo, 2003,
hlm 348. Melalui lubang-lubang press cage minyak dipisahkan dari daging buah serabut. Hasil dari proses berupa ampas dan biji yang keluar melalui celah antara
slidingadjusting cone  dan  press  cage  yang selanjutnya masuk ke  Cake  Bake Conveyor. Minyak sawit kasar yang masih mengandung kotoran seperti serat-serat
dan air yang selanjutnya akan melewati tahap klarifikasi berupa Sand Trap Tank untuk memisahkan kotoran dari minyak kasar. Lalu ke Vibrating  Screen  untuk
memisahkan serat-serat dari minyak kasar tersebut dan selanjutnya dikirim ke Crude Oil Tank sebagai tangki penampungan minyak kasar. Pada PKS Rambutan
terdapat 4 unit mesin screw press  dan yang beroperasi setiap hari hanya  2 unit mesin, 2 unit lainnya menjadi cadangan dan operasinya bergantian setiap hari.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses pengempaan ini antara lain: 1.  Ampas kempa press cake harus merata keluar di sekitar konus
2.  Tekanan hidrolik pada kumulator dijaga 30-40 bar. 3.  Bila  screw press  harus berhenti pada waktu yang lama, screw  press
harus dikosongkan. 4.  Tekanan kempa cone  yang terlalu tinggi akan mengakibatkan kadar
biji dan inti pecah bertambah. Tentunya kerugian inti bertambah. 5.  Tekanan kempa cone  yang terlalu rendah akan mengakibatkan cake
masih  basah.Kerugian looses pada ampas dan biji bertambah, b. Worm Screw Press
Universitas Sumatera Utara
pemisahan ampas dan biji tidak sempurna, bahan bakar ampas basah sehingga pembakaran dalam boiler pun menjadi tidak sempurna.
2.3. Sistem Manajemen Pemeliharaan Pabrik
Menurut BS3811: 1974 menyatakan bahwa pemeliharaan adalah suatu kombinasi dari berbagai  tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang
dalam atau untuk memperbaikinya sampai suatu kondisi yang diterima Corder A.S, 1992, hlm 1.
2.3.1. Jenis-jenis Manajemen Pemeliharaan Pabrik 2.3.1.1. Pemeliharaan Pencegahan
Preventive Maintenance
Sistem pemeliharaan  ini adalah melakukan pemeliharaan  pada selang waktu yang ditentukan sebelumnya, atau terhadap kriteria lain yang diuraikan dan
dimaksudkan untuk mengurangi kemungkinan bagian-bagian lain tidak memenuhi kondisi yang bisa diterima Corder A.S, 1992, hlm 4.
Seperti dalam industri motor masih dikenal istilah ‘servis’. Istilah ini meliputi semua pemeriksaan dan penyetelan yang tercakup dalam buku petunjuk
pemeliharaan, terutama pelumasan, pengisian kembali, pemeriksaan minor dan sebagainya. Dalam setiap kejadian,  pemeliharaan korektif biasanya memerlukan
keadaan berhenti, sedangkan pemeliharaan pencegahan preventive maintenance dapat dilakukan pada waktu berhenti maupun waktu berjalan Corder A.S, 1992,
hlm 6
2.3.1.2.  Pemeliharaan Setelah Rusak Breakdown Maintenance
Pemeliharaan setelah rusak Breakdown merupakan pemeliharaan yang dilakukan terhadap peralatan setelah peralatan mengalami kerusakan sehinggga
terjadi kegagalan yang menghasilkan ketidaktersediaan suatu alat Corder A.S, 1992, hlm 4.
Pada mulanya semua industri menggunakan sistem ini. Jika industri memakai sistem ini maka kerusakan mesin akan berulang dan frekuensi
kerusakannya sama setiap tahunnya. Industri yang menggunakan sistem ini dianjurkan menyiapkan cadangan mesin stand by machine bagi mesin-mesin
yang vital. Sifat lain dari sistem ini adalah data dan file informasi, dimana data dan file informasi perbaikan mesinperalatan harus tetap dijaga. Pada sistem ini
Universitas Sumatera Utara