Kemampuan dan Keterbatasan manusia Tingkat Kepercayaan dan Tingkat Ketelitian Uji Statistik

dengan lingkungannya. Manusia bisa berubah peranannya dengan cepat dan teratur sehingga memungkinkan untuk bekerja dalam kondisi apapun dan sifat yang berubah-ubah dari manusia ini juga akan membuktikan sifat ketidakstabilian, yaitu cara atau apa yang belum dihasilkan sekarang belum tentu sama dan apa yang dihasilkan untuk masa yang akan datang. Hal ini berbeda dengan sifat mesin yang lebih sangat stabil bila dibandingkan dengan manusia. Dengan kata lain dari sistem manusia mesin pada hakekatnya akan lebih dipengaruhi oleh kemampuan dan sesuatu keterbatasan manusia. Dengan mempelajari komponen manusia sebagai salah satu komponen sistem manusia mesin yang terdiri dari manusia, peralatan, dan lingkungan kerja fisik, akan dapat diperoleh hasil akhir yang optimal. Ergonomi sebagai disiplin ilmu baru akan memerlukan informasi-informasi yang berkaitan dengan segala kemampuan dan keterbatasannya. Hal ini memberikan penjelasan yang jelas dan efektif.

2.3. Kemampuan dan Keterbatasan manusia

Untuk dapat menerapkan ergonomi, perlu adanya suatu informasi- informasi yang lengkap mengenai kemampuan dan segala keterbatasan manusia. Salah satu usaha untuk meraih informasi ini adalah dengan melakukan berbagai macam penyeledikan, dan pembahasannya akan dilakukan menurut empat kelompok besar yaitu : a. Penyelidikan tentang display, yaitu bagian lingkungan yang mengkomunikasikan keadaan kepada manusia b. Penyelidikan mengenai hasil kerja manusia dan proses pengendaliannya. Dalam hal ini yang diselidiki adalah aktifitas manusia ketika aktifitas tersebut yang paling berpengaruh banyak hubungan dengan biomekanik. c. Penyelidikan mengenai tempat kerja. Agar diperoleh suatu tempat kerja yang baik dalam arti kata sesuai dengan kemampuan keterbatasan manusia, maka ukuran-ukuran dari tempat kerja tersebut harus sesuai dengan tubuh manusia. d. Penyelidikan mengenai lingkungan fisik. Yang dimaksud lingkungan fisik di sini meliputi ruangan dan fasilitas yang bisa digunakan oleh manusia, serta kondisi dari lingkungan kerja, yang keduanya banyak mempengaruhi tingkah laku manusia

2.4. Tingkat Kepercayaan dan Tingkat Ketelitian

Tingkat ketelitian menunjukkan penyimpangan maksimal hasil pengukuran dari waktu penyelesaian sebenarnya. Hal ini bisa dinyatakan dalam persen. Sedangkan tingkat kepercayaan menunjukkan besarnya suatu kepercayaan pengukuran bahwa hasil yang diperolehnya dapat memenuhi syarat ketelitian tadi. Jadi tingkat ketelitian 10 dan tingkat kepercayaannya 90 memberi arti bahwa membolehkan rata-rata hasil pengukuran menyimpan sejauh 10 dari rata-rata sebenarnaya dan kemungkinan berhasil mendapatkan hal ini adalah 90.

2.5. Uji Statistik

1. Tes Keseragaman Data Tes keseragaman data perlu kita lakukan dahulu sebelum kita menggunakan data guna mendapatkan suatu standart. Tes keseragaman data biasa dilakukan cara visual atau mengaplikasikan peta control. Tes keseragaman data secara visual dilakukan secara sederhana, mudah dan tepat. Disini kita hanya sekedar melihat data yang terkumpul dan seterusnya mengidentifikasikan data yang terlalu besar atau terlalu kecil dan jauh menyimpan dari trend rata-ratanya. Data yang terlalu eksrtim ini sewajarnya kita buang jauh-jauh dan tidak dimasukkan dalam perhitungan selanjutnya. X = Σ Xi N atau X = Σ Xi K Dimana : X = harga rata-rata N = banyaknya data K = banyaknya sub group yang terjadi 2. Tes Kenormalan Data a. Menghitung standar deviasi sebenarnya dari waktu penyelesaian dengan : σ = √ Xi−X 2 N−1 Dimana: N = Jumlah pengamatan pendahuluan yang telah dilakukan. X = Waktu penyelesaian yang diambil dari pengukuran yang telah dilakukan b. Menghitung standar deviasi dari distribusi harga rata-rata sub group : σx= σ √ n Peta Kontrol adalah suatu alat yang tepat dan dalam mengetes keseragaman data dari hasil pengamatan X untuk setiap group data apabila diplotkan dalam peta akan dilihat sebagai berikut : BKA X BKB Batas kontrol atas dan kontrol bahwa untuk group data bisa dicari dengan formulasi berikut : BKA = X + 2 σx BKB = X - 2 σx 3. Test Kecukupan Data Jika ternyata rata-rata sub group berada dalam batas yang terkontrol, maka pengukuran yang digunakan yaitu dengan menggunakan tingkat ketelitian 8, tingkat kepercayaan 92 maka dapat diperoleh rumus sebagai berikut: σ = [ k s √ NΣX i 2 − ΣX i 2 ΣX i ] 2 Dimana : N = Jumlah pengamatan yang dilakukan Seandainya jumlah pengukuran yang diperoleh dan ternyata lebih besar dari pada jumlah pengukuran yang telah dilakukan N’ N maka pengukuran tahap ketiga harus dilakukan demikian seterusnya sampai pengukuran yang diperlukan dengan jumlah yang ditetapkan N’ N. 1. Manajemen Data Distribusi Frekuensi Histogram Manajemen data adalah pengembangan dan penerapan arsitektur, kebijakan, praktik, dan prosedur yang secara benar menangani siklus hidup lengkap data yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan. Definisi ini cukup luas dan mencakup sejumlah profesi yang tidak bersentuhan langsung secara teknis dengan aspek tingkat rendah manajemen data seperti manajemen basis data relasional Dalam rangka mempersiapkan manajemen data yang mampu memberikan dukungan terhadap proses pengambilan keputusan atau pengambilan strategi dan fungsi perencanaan maka diperlukan model pengembangan yang terintegrasi dengan dukungan teknologi informasi. Mengumpulkan atau memperoleh data statistik ditinjau dari cara terdapatnya dan penggunaannya atau maksud dikumpulkannya data, kita mengenal dua penggolongan yaitu : Data intern ialah data yang dikumpulkan oleh suatu badan mengenai aktifitas badan itu dan hasil dingunakan untuk keperluan badan itu pula. Sering terjadi bahwa badan itu terasa memerlukan data yang tidak terdapat dalam aktifitas badan tersebut. Data itu dapat diperoleh majalah-majalah, surat-surat kabar, biro yang khusus mengumpulkan data atau dari badan lain dimana data yang dimaksud mungkin tersedia. Data yang demikian disebut data ekstren. Meskipun banyak penelitian sering digunakan data intern, hal ini disebabkan keperluannya dan soal dapat diandalkannya mengenai kebenaran data, namun tidaklah jarang bahwa data ekstern juga diperlukan. Data ekstern tersebut cukup dapat diandalkan. Menurut sumbernya, data ekstren terbagi atas dua macam, yakni data ekstern primer dan data ekstern sekunder. Macam pertama merupakan data yang dikumpulkan oleh suatu badan yang dikumpulkan oleh suatu badan yang dikumpulkan oleh dadan itu sendiri. Orang atau badan lain yang memerlukan data itu memperolehnya langsung dari badan oleh suatu badan. Data ekstern sekunder adalah data yang dilaporkan oleh suatu badan, sedangkan badan ini tidak langsung mengumpulkannya sendiri, melainkan memperoleh dari pihak lain. Adapun beberapa aktivitas manajemen data, yaitu: 1. Aktifitas memperoleh informasi, menggunakannya seefektif mungkin dan membuangnya pada saat yang tepat.perhatian pada manajemen data disebabkan karena dua hal yaitu : kompleksitas kegiatan bisnis yang meningkat serta kemampuan komputer yang semakin baik. 2. Informasi termasuk data adalah salah satu jenis utama sumber daya yang tersedia bagi manajer, selain Manusia, Material, Mesin dan Uang. Sumber daya manusia, material, mesin dan uang digunakan istilah sumber daya fisik sedangkan Informasi dan data dengan istilah sumber daya konseptual. Informasi dapat dikelola seperti halnya sumber daya yang lain. Semakin besar skala operasi perusahaan, manajer semakin mengandalkan informasi dan sangat mungkin menggangap informasi sebagai sumber daya mereka yang paling berharga. 3. Manajemen data adalah seluruh aktifitas memperoleh informasi, menggunakannya seefektif mungkin dan membuangnya pada saat yang tepat McLeod, 1998 4. Proses manajemen didefinisikan sebagai aktivitas-aktivitas: Perencanaan, formulasi terinci untuk mencapai suatu tujuan akhir tertentu adalah aktivitas manajemen yang disebut perencanaan. Oleh karenanya, perencanaan mensyaratkan penetapan tujuan dan identifikasi metode untuk mencapai tujuan tersebut. Pengendalian, perencanaan hanyalah setengah dari peretempuran. Setelah suatu rencana dibuat, rencana tersebut harus diimplementasikan, dan manajer serta pekerja harus memonitor pelaksanaannya untuk memastikan rencana tersebut berjalan sebagaimana mestinya. Aktivitas manajerial untuk memonitor pelaksanaan rencana dan melakukan tindakan korektif sesuai kebutuhan, disebut kebutuhan. Pengambilan Keputusan, proses pemilihan diantara berbagai alternative disebut dengan proses pengambilan keputusan. Fungsi manajerial ini merupakan jalinan antara perencanaan dan pengendalian. Manajer harus memilih diantara beberapa tujuan dan metode untuk melaksanakan tujuan yang dipilih. Hanya satu dari beberapa rencana yang dapat dipilih. Komentar serupa dapat dibuat berkenaan dengan fungsi pengendalian.  Distribusi Frekuensi Distribusi frekuensi umumnya disajikan dalam daftar yang berisi kelas interval dan jumlah objek frekuensi yang termasuk dalam kelas interval tersebut. Sebelumnya akan dijelaskan beberapa istilah yang dipakai untuk membuat daftar distribusi frekuensi, yaitu: 1 Kelas interval adalah banyaknya objek yang dikumpulkan dalam kelompok-kelompok tertentu, berbentuk a-b ke dalam kelas interval a-b dimasukkan semua yang bernilai mulai dari a sampai dengan b. 2 Frekuensi f menyatakan jumlah data yang terdapat dalam kelas interval. 3 Ujung bawah kelas interval adalah bilangan-bilangan yang terletak disebelah kiri interval. 4 Ujung atas kelas interval adalah bilangan-bilangan yang terletak disebelah kanan kelas interval. 5 Panjang kelas interval P adalah selisih positif antara tiap dua ujung bawah berurutan. 6 Batas bawah kelas interval adalah hasil pengurangan sebanyak 0,5x satuan ketelitian yang digunakan terhadap ujung bawah kelas interval. 7 Batas atas kelas interval seperti batas bawah tapi penjumlahan pada ujung atas kelas interval. 8 Tanda kelas interval adalah nilai yang dianggap sebagai wakil kelas interval. Aturan tanda kelas=0,5x ujung bawah + ujung atas.  Histogram Umumnya distribusi frekuensi disajikan dalam bentuk gambar atau diagram. Hal ini bertujuan untuk memperjelas sifat-sifat dari distribusi tersebut. Diagram tersebut dibuat dengan frekuensi pada sumbu y dan batas-batas kelas interval pada sumbu x diagram yang demikian dinamakan histogram. Histogram merupakan bentuk diagram yang mudah dipahami. Histogram merupakan diagram balok karena frekuensi disajikan dalam bentuk balok. Histogram menghubungkan antara tepi kelas interval pada sumbu horizontal X dan frekuensi setiap kelas pada sumbu vertical Y. 2. Uji Goodness Of Fit Bila kita ingin mengetahui apakah distribusi frekuensi hasil percobaan kita sesuai dengan distribusi frekuensi yang kita harapkan, maka maka kita akan mengadakan pengujian. Salah satu metode yang terkenal adalah metode Goodness Of Fit. Pengujian ini didasarkan atas statistik : X 2 hit = ∑ i=1 k Oi−ei 2 ei Dengan : Oi = fekuensi observasi hasil percobaan untuk kelas ke-i ei = frekuensi yang diharapkan untuk kelas ke-i k = jumlah kelas X = nilai variabel random yang distribusi sampelnya didekati dengan distribusi chi-square dengan derajat kebebasan v = k – r – 1, dengan r adalah banyaknya parameter yang ditaksir dari populasi adalah mean dan simpangan baku, maka r = 2 Frekuensi harapan pada tiap kelas sebaiknya tidak lebih kecil dari 5, jika hal ini terjadi maka harus dilakukan penggabungan dengan kelas-kelas yang berdekatan dengan kelas tersebut. Sehingga diperoleh sebuah kelas baru dengan frekuensi harapan lebih besar atau sama dengan 5 dengan demikian jumlah total kelas seluruhnya k akan berkurang dari semula. Untuk dapat mengambil kesimpulan apakah hipotesis kita terhadap data yang diperoleh dari percobaan mengikuti pola distribusi frekuensi yang kita duga harapkan, maka harus dilakukan perbandingan sebagai berikut : X 2 hit X 2 tab Dengan α adalah tingkat kepercayaan dari harga X 2 tab diperoleh dari tabel chi kuadrat. Apabila pertidaksamaan di atas dipenuhi, maka hipotesis nol diterima. 3. Test Persentil Jika sekumpulan data dibagi menjadi 100 bagian yang sama akan menghasilkan persentil yang berturut – turut yang dinamakan persentil pertama sampai dengan persentil sembilan puluh sembilan. Symbol yang digunakan berurutan adalah P1, P2, …,P99. letak persentil Pi I = 1, 2, 3,...,99. Untuk sekumpulan data digunakan rumus: Letak Pi = data ke…. i .n 100 Sedangkan rumus dari Pi adalah sebagai berikut: Pi=Bk +P in100 −F f dimana : Bk = batas bawah kelas P = Panjang kelas N = banyaknya data F = Frekuensi sebelum Pi F = Frekuensi sesudah Pi 4. Test Varians Dalam hal ini akan diuji kesamaan K K 2, sebuah rata-rata populasi. Tepatnya misalkan kita uji mempunyai K, K 2 sebuah populasi yang ,masing-masing berdistribusi normal dan independent dengan rata-rata 1,2,…,K dan simpangan baku yang berturut-turut. Untuk menguji Ho dan Hi, yang kita bicarakan. Varias yang kita gunakan adalah varians antara kelompok dengan varians dalam kelompok, dengan persyaratan tentang populasi seperti diantara ternyata bahwa rasio varians dan kelompok bentuk statistic F, tepatnya: F= Varians−antar−kelompok Varians−dalam−kelompok Untuk memudahkan perhitungan digunakan symbol: RY = J 2 ni dengan J 1 + J 2 + .. .+J n Ay = J i 2 ni − Ry Y 2 = jumlah kuadrat JK dari semua data pengamatan Dy=Y 2 − Ry− Ay Ry, Ay, Dy, dan Y 2 merupakan jumlah kuadrat JK yang berurut berdasarkan sumber varians rata-rata antara kelompok, dalam kelompok dan totalnya. Setiap JK sumber varians didampingi oleh derajat kebebasan 9 dk. Untuk rata – rata dk = K-10 dan untuk kelompok dk = ni-1 dan untuk tabel dk = ni. Untuk memudahkan menganalisa satuan JK dan Ry, Ay, Dy, dan Y 2 , harus disusun dalam daftar analisa varians dalam tabel anava: Tabel anava: Sumber Varians Dk JK KT F Rata – Rata 1 Ry R= Ry 1 Antar Kelompok K – 1 Ay A= Ay K −1 A D Dalam Kelompok ni – 1 Dy D= Dy ni−1 BAB II ANTROPOMETRI Istilah anthropometry berasal dari kata “anthropos man” yang berarti manusia dan “metron measure” yang berarti ukuran Bridger, 1995. Secara definitif antropometri dapat dinyatakan sebagai suatu studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Antropometri secara luas digunakan untuk pertimbangan ergonomis dalam suatu perancangan desain produk maupun sistem kerja yang akan memerlukan interaksi manusia. Aspek-aspek ergonomi dalam suatu proses rancang bangun fasilitas marupakan faktor yang penting dalam menunjang peningkatan pelayanan jasa produksi. Setiap desain produk, baik produk yang sederhana maupun produk yang sangat komplek, harus berpedoman kepada antropometri pemakainya. Menurut Sanders Mc Cormick 1987; Pheasant 1988, dan Pulat 1992, antropometri adalah pengukuran dimensi tubuh atau karakteristik fisik tubuh lainnya yang relevan dengan desain tentang sesuatu yang dipakai orang. Ada 3 filosofi dasar untuk suatu desain yang digunakan oleh ahli- ahli ergonomi sebagai data antropometri yang diaplikasikan Sutalaksana, 1979 dan Sritomo, 1995, yaitu: 1. Perancangan produk bagi individu dengan ukuran yang ekstrim. Contoh: penetapan ukuran minimal dari lebar dan tinggi dari pintu darurat. 2. Perancangan produk yang bisa dioperasikan di antara rentang ukuran tertentu. Contoh: perancangan kursi mobil yang letaknya bisa digeser maju atau mundur, dan sudut sandarannyapun bisa dirubah-rubah. 3. Perancangan produk dengan ukuran rata-rata. Contoh: desain fasilitas umum seperti toilet umum, kursi tunggu, dan lain- lain. Untuk mendapatkan suatu perancangan yang optimum dari suatu ruang dan fasilitas akomodasi, maka hal-hal yang harus diperhatikan adalah faktor-faktor seperti panjang dari suatu dimensi tubuh baik dalam posisi statis maupun dinamis. Hal lain yang perlu diamati adalah seperti Berat dan pusat massa centre of gravity dari suatu segmenbagian tubuh, bentuk tubuh, jarak untuk pergerakan melingkar angular motion dari tangan dan kaki, dan lain-lain. Selain itu, harus didapatkan pula data- data yang sesuai dengan tubuh manusia. Pengukuran tersebut adalah relatif mudah untuk didapat jika diaplikasikan pada data perseorangan. Akan tetapi semakin banyak jumlah manusia yang diukur dimensi tubuhnya maka akan semakin kelihatan betapa besar variasinya antara satu tubuh dengan tubuh lainnya baik secara keseluruhan tubuh maupun persegmen-nya Nurmianto, 1996. Data antropometri yang diperoleh akan diaplikasikan secara luas antara lain dalam hal: 1. Perancangan areal kerja work station, interior mobil, dll. 2. Perancangan peralatan kerja perkakas, mesin, dll. 3. Perancangan produk-produk konsumtif pakaian, kursi, meja, dll. 4. Perancangan lingkungan kerja fisik. Antropometri adalah pengetahuan yang menyangkut pengukuran tubuh manusia khususnya dimensi tubuh. Antropometri dibagi atas dua bagian, yaitu: 1 Antropometri statis, dimana pengukuran dilakukan pada tubuh manusia yang berada dalam posisi diam. Dimensi yang diukur pada Anthropometri statis diambil secara linier lurus dan dilakukan pada permukaan tubuh. Agar hasil pengukuran representatif, maka pengukuran harus dilakukan dengan metode tertentu terhadap berbagai individu, dan tubuh harus dalam keadaan diam. 2 Antropometri dinamis, dimana dimensi tubuh diukur dalam berbagai posisi tubuh yang sedang bergerak, sehingga lebih kompleks dan lebih sulit diukur. Terdapat tiga kelas pengukuran dinamis, yaitu: a Pengukuran tingkat ketrampilan sebagai pendekatan untuk mengerti keadaan mekanis dari suatu aktivitas. Contoh: dalam mempelajari performa atlet. b Pengukuran jangkauan ruangan yang dibutuhkan saat kerja. Contoh: Jangkauan dari gerakan tangan dan kaki efektif saat bekerja yang dilakukan dengan berdiri atau duduk. c Pengukuran variabilitas kerja. Contoh: Analisis kinematika dan kemampuan jari-jari tangan dari seorang juru ketik atau operator kom. Terdapat berbagai macam faktor yang mempengaruhi dimensi tubuh manusia, diantaranya: a Umur Ukuran tubuh manusia akan berkembang dari saat lahir sampai kira- kira berumur 20 tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita. Kemudian manusia akan berkurang ukuran tubuhnya saat manusia berumur 60 tahun. b Jenis Kelamin Pada umumnya pria memiliki dimensi tubuh yang lebih besar kecuali dada dan pinggul. c Suku Bangsa Etnis Variasi dimensi akan terjadi, karena pengaruh etnis. d Pekerjaan Aktivitas kerja sehari-hari juga menyebabkan perbedaan ukuran tubuh manusia. Selain faktor-faktor di atas, masih ada beberapa kondisi tertentu khusus yang dapat mempengaruhi variabilitas ukuran dimensi tubuh manusia yang juga perlu mendapat perhatian, seperti: a Cacat tubuh Data antropometri akan diperlukan untuk perancangan produk bagi orang- orang cacat. b Tebaltipisnya pakaian yang harus dikenakan Faktor iklim yang berbeda akan memberikan variasi yang berbeda pula dalam bentuk rancangan dan spesifikasi pakaian. Artinya, dimensi orang pun akan berbeda dalam satu tempat dengan tempat yang lain. c Kehamilan pregnancy Kondisi semacam ini jelas akan mempengaruhi bentuk dan ukuran dimensi tubuh untuk perempuan dan tentu saja memerlukan perhatian khusus terhadap produk-produk yang dirancang bagi segmentasi seperti itu. Selanjutnya untuk memperjelas mengenai data antropometri untuk bisa diaplikasikan dalam berbagai rancangan produk ataupun fasilitas kerja menurut Eko Nurmianto dalam bukunya, maka pada gambar tersebut dibawah ini akan memberikan informasi tentang berbagai macam anggota tubuh yang perlu diukur pada gambar. 1. Gambar 1. Antropometri tubuh manusia yang diukur dimensinya Keterangan : 1. Dimensi tinggi tubuh dalam posisi tegak dari lantai sd ujung kepala 2. Tinggi mata dalam posisi berdiri tegak 3. Tinggi bahu dalam posisi berdiri tegak 4. Tinggi siku dalam posisi berdiri tegak siku tegak lurus 5. Tinggi kepalan tangan yang terjulur lepas dalam posisi berdiri tegak dalam gambar tidak ditunjukkan . 6. Tinggi tubuh dalam posisi duduk diukur dari alas tempat dudukpantat sampai dengan kepala . 7. Tinggi mata dalam posisi duduk. 8. Tinggi bahu dalam posisi duduk 9. Tinggi siku dalam posisi duduk siku tegak lurus 10.Tebal atau lebar paha. 11.Panjang paha yang diukur dari pantat sd ujung lutut. 12.Panjang paha yang diukur dari pantat sd bagian belakang dari lututbetis. 13.Tinggi lutut yang bisa diukur baik dalam posisi berdiri ataupun duduk. 14.Tinggi tubuh dalam posisi duduk yang diukur dari lantai sampai dengan paha. 15.Lebar dari bahu bisa diukur dalam posisi berdiri ataupun duduk 16.Lebar pinggulpantat 17.Lebar dari dada dalam keadaan membusung tidak tampak ditunjukkan dlm gambar . 18.Lebar perut 19.Panjang siku yang diukur dari siku sampai dengan ujung jari-jari dalam posisi siku tegak lurus. 20.Lebar kepala. 21.Panjang tangan diukur dari pergelangan sampai dengan ujung jari. 22.Lebar telapak tangan. 23.Lebar tangan dalam posisi tangan terbentang lebar-lebar kesamping kiri-kanan tidak ditunjukkan dalam gambar . 24.Tinggi jangkauan tangan dalam posisi berdiri tegak, diukur dari lantai sampai dengan telapak tangan yang terjangkau lurus keatas vertikal. 25.Tinggi jangkauan tangan dalam posisi duduk tegak, diukur seperti halnya no 24 tetapi dalam posisi duduk tidak ditunjukkan dalam gambar . 26.Jarak jangkauan tangan yang terjulur kedepan diukur dari bahu sampai ujung jari tangan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat suatu rancangan selain faktor manusia antara lain: 1. Analisa Teknik Banyak berhubungan dengan ketahanan, kekuatan, kekerasan dan seterusnya. 2. Analisa Ekonomi Berhubungan perbandingan biaya yang harus dikeluarkan dan manfaat yang akan diperoleh. 3. Analisa Legalisasi Berhubungan dengan segi hukum atau tatanan hokum yang berlaku dan dari hak cipta. 4. Analisa Pemasaran Berhubungan dengan jalur distribusi produk hasil rancangan sehingga dapat sampai kepada konsumen. 5. Analisa Nilai Analisa nilai pertama kali didefinisikan oleh L.D. Miles dari General Elactric AS, 1940, yaitu suatu prosedur untuk mengidentifikasikan ongkos-ongkos yang tidak ada gunanya. Kemudian pengertian ini berkembang sesuai dengan perkembangan tuntutan jaman. Seperti yang dikemukakan oleh C.M. Walsh yang membagi analisa nilai menjadi 4 katagori, yaitu: 1. Uses Value Berhubungan dengan nilai kegunaan 2. Esteem Value Berhubungan dengan nilai keindahan atau estetika. 3. Cost Value Berhubungan dengan pembiayaan 4. Excange Value Berhubungan dengan kemampuan tukar. Terdapat tiga tipe perancangan, yaitu : 1. Perancangan untuk pemakaian nilai ekstrem Data dengan persentil ekstrim minimum 5 dan ekstrim maksimum 95. 2. Perancangan untuk pemakaian rata-rata Data dengan persentil 50 . 3. Perancangan untuk pemakaian yang disesuaikan adjustable

BAB III FAKTOR – FAKTOR LINGKUNGAN KERJA TERHADAP