ANALISIS WACANA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO DI DEPAN SIDANG BERSAMA MPR/DPR 2009-2013 (Analisis Wacana Teks Pidato Kenegaraan Terkait Isu Ekonomi di Indonesia)

(1)

ANALISIS WACANA TEKS PIDATO KENEGARAAN

PRESIDEN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO DI DEPAN

SIDANG BERSAMA MPR/DPR 2009-2013

(Analisis Wacana Teks Pidato Kenegaraan Terkait Isu Ekonomi di Indonesia)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Poilitik Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Persyaratan untuk Mendapatkan Gelar Sarjana (S1)

Oleh:

Diaz Aulia Retno Anggraini NIM: 201010040311137

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(2)

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama : DIAZ AULIA RETNO ANGGRAINI

NIM : 201010040311137 Jurusan : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi : ANALISIS WACANA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO DI DEPAN SIDANG BERSAMA MPR/DPR 2009-2013 (Analisis Wacana Teks Pidato Kenegaraan Terkait Isu Ekonomi di Indonesia)

Menyetujui Dosen Pembimbing I

Nurudin, M.Si

Dosen Pembimbing II

Sugeng Winarno, S. Sos., MA

Mengetahui Ketua

Jurusan Ilmu Komunikasi


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : DIAZ AULIA RETNO ANGGRAINI

NIM : 201010040311137 Jurusan : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi : ANALISIS WACANA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO DI DEPAN SIDANG BERSAMA MPR/DPR 2009-2013 (Analisis Wacana Teks Pidato Kenegaraan Terkait Isu Ekonomi di Indonesia)

Telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik Universitas Muhammadiyah Malang

dan dinyatakan LULUS Pada Hari : Selasa

Tanggal : 12 Agustus 2014 Tempat : R. 609

Mengesahkan, Dekan FISIP UMM

Dr. Asep Nurjaman, M.Si

Dewan Penguji:

1. Drs. Abdullah Masmuh, M. Si Penguji I ( ) 2. Novin Farid Styo Wibowoi, S. Sos.,M.Si Penguji II ( ) 3.Nurudin M. Si Penguji III ( ) 4. Sugeng Winarno, S. Sos., MA Penguji IV ( )


(4)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : DIAZ AULIA RETNO ANGGRAINI

Tempat, Tanggal Lahir : Palangka Raya, 8 Januari 1992 Nomor Induk Mahasiswa : 201010040311137

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Menyatakan bahwa karya ilmiah (skripsi) dengan judul : ANALISIS WACANA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO DI DEPAN SIDANG BERSAMA MPR/DPR

2009-2013

(Analisis Wacana Teks Pidato Kenegaraan Terkait Isu Ekonomi di Indonesia)

Adalah bukan karya tulis ilmiah (skripsi) orang lain, baik sebagian ataupunseluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya dengan benar.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Malang, 5 Agustus 2014

Yang Menyatakan,


(5)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT. Sholawat serta salam dicurahkan atas junjungan Nabi Muhammad SAW atas terselesaikannya tugas akhir ini. Dengan kerja keras serta dukungan dari banyak pihak, akhirnya peneliti dapat menyelesaikan studi pada Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Soial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Malang.

Dengan selesainya skripsi berjudul “Analisis Wacana Teks Pidato Kenegaraan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Depan Sidang Bersama Anggota MPR/DPR 2009-2013” maka selesai sudh masa studi Strata 1 peneliti. Walaupun masih banyak kekurangan dan kelemahan di penelitian. Maka peneliti berharap bisa dijadikan acuan untuk penelitian berikutnya yang berguna bagi kemajuan studi Ilmu Komunikasi, khususnya analisis wacana teks.

Karya Ilmiah ini berisikan tentang analisis wacana pada teks pidato kenegaraan yang dibacakan oleh presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Objek penelitian yang dipilih adalah teks pidato kenegaraan yang dibacakan oleh presiden setiap tahunnya, menjelang peringatan HUT RI. Selanjutnya dilakukan penelitian kualitatif dengan tipe deskriptif. Hasil dari analisis wacana pada teks pidato tersebut untuk menemukan makna pesan yang ingin disampaikan presiden SBY melalui pidato kenegaraannya terkait dengan isu ekonomi Indonesia selama kurun waktu lima tahun terhitung sejak 2009-2013.


(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ... I LEMBAR PENGESAHAN ... II PERNYATAAN ORISINILITAS ... III BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI ... IV KATA PENGANTAR ... V LEMBAR PERSEMBAHAN ... VI ABSTRAKSI ... VIII DAFTAR ISI ... X

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

1.5 Fokus Penelitian ... 8

1.6 Asumsi Dasar ... 9

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1 Komunikasi Publik ... 10

2.2 Komunikasi Politik ... 11

2.3 Komunikasi Dan Kepemimpinan ... 12

2.4 Model Komunikasi Lasswell ... 13

2.5 Wacana ... 14

2.5.1 Pengertian Wacana ... 14

2.5.2 Tujuan Dan Macam Wacana ... 16

2.5.3 Konteks Dalam Wacana ... 17

2.5.4 Analisis Wacana Kritis ... 17

2.6 Model Analisis Wacana Van Dijk ... 18

2.7 Bahasa ... 20


(7)

2.7.2 Fungsi Bahasa ... 21

2.7.3 Struktur Bahasa ... 22

2.8 Makna ... 23

2.8.1 Pengertian Semantik ... 23

2.8.2 Memahami Makna ... 23

2.8.3 Makna, Maksud Dan Informasi ... 25

2.8.4 Jenis-Jenis Makna ... 25

2.9 Bahasa Dan Politik ... 26

2.9.1 Bahasa Persuasi ... 26

2.9.2 Tipe-Tipe Retorika Politik ... 28

2.9.3 Fokus Kampanye Retoris ... 28

BAB 3 METODE PENELITIAN ... 30

3.1 Jenis Penelitian ... 30

3.2 Tipe Penelitian ... 30

3.3 Objek Penelitian ... 30

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 31

3.5 Teknik Analisa Data ... 31

3.6 Uji Keabsahan Data ... 32

BAB 4 DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN ... 34

4.1 Profil Presiden SBY ... 34

4.2 Karier Susilo Bambang Yudhoyono ... 36

4.2.1 Karier Militer SBY ... 36

4.2.2 Karier Politik SBY ... 38

4.3 Gaya Kepemimpinan SBY Sebagai Orang Jawa ... 41

4.4 Sosok Ratu Adil Dalam Diri SBY ... 45

4.5 Masa Kepresidenan SBY ... 46

4.6 Masalah Ekonomi Di Indonesia ... 49

4.7 Tim Penulis Naskah Pidato ... 51


(8)

5.1 Konteks Sosial ... 54

5.2 Analisa Tekstual Pidato Kenegaraan ... 56

5.2.1 Tema Pidato Kenegaraan SBY ... 56

5.2.2 Skematik Pidato SBY ... 58

5.2.3 Semantik Dalam Pidato Kenegaraan SBY ... 59

5.2.4 Politik Makna Kalimat Dalam Pidato Kenegaraan SBY ... 72

5.2.5 Politik Kata Dalam Pidato Kenegaraan SBY ... 93

5.2.6 Gaya Pidato Kenegaraan SBY ... 102

5.3 Kontrol Wacana ... 109

5.3.1 SBY Simbol Institusi Kepresidenan ... 111

5.3.2 Pesan dalam Teks Pidato Kenegaraan ... 112

Bab 6 Penutup ... 116

6.1 Kesimpulan ... 116

6.2 Saran ... 118

6.2.1 Saran Akademis ... 118

6.2.2 Saran Praktis ... 118

Daftar Pustaka ... 119


(9)

Daftar Pustaka

Buku :

Abdul Chaer. (2009). Psikolinguistik Kajian Teoritik. Jakarta : Rineka Cipta Alex Sobur. (2012). Analisis Teks Media. Bandung: Remaja Rosadakarya _______. (2009). Semiotika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosadakarya Aminuddin. (2011). Semantik Pengantar Studi Tentang Makna. Bandung : Sinar Baru Algensindo

Doni W. Hendrikus. (2009). Retorika. Yogyakarta: Kanisius

Deddy Mulyana. (2007). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosadakarya

Eriyanto. (2000). Kekuasaan Otoriter. Yogyakarta : Insist _______.(2012). Analisis Wacana. Yogyakarta : Lkis

Femi Adi Soempeno. (2010). Boediono: Saya Bukan Neolib. Yogyakarta: Galangpress

I Dewa Putu Wijana & Muhammad Rohmadi. (2008). Semantik Teori dan

Analisis. Surakarta : Yuma Pustaka

J. D. Parera. (2004). Teori Semantik.Jakarta : Erlangga

Jorgensen, Marianne W dan Louise J. Phillips. (2010). Analisis Wacana Teori dan

Metode. Terj. Imam Suyitno, Lilik Wahyuni, Suwarna. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar

Littlejohn, Stephen W dan Karen A. Foss. (2009). Teori

Kounikasi.Terj.Mohammad Yusuf Hamda Jakarta : Salemba Humanika

Muhammad Zaairul Haq. (2011). Mutiara Hidup Manusia Jawa. Malang: Aditya Media


(10)

Nimmo, Dan. (2011). Komunikasi Politik. Terj. Tjun Sujarman. Bandung : Remaja Rosadakarya

Purwadi. (2004). Jalan Hidup Susilo Bambang Yudhoyono. Yogyakarta: Lumbung Ilmu

Riant Nugroho D. ( 2004). Komunikasi Pemerintahan. Jakarta: ElexMedia Komputindo

Sugiyono. (2012). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfhabeta

Thomas Linda dan Shan Wang. (2007). Bahasa, Masyarakat & Kekuasaan. Terj. Sunoto, Gatut Susanto, Imam Suyitno, Suwarna, Sudjalil. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Wisnu Nugroho. (2011). Pak Beye dan Keluarganya. Jakarta : Kompas Media Nusantara

Yanuar Ikbar. (2012). Metode Penelitian Sosial Kualitatif. Bandung : Refika Aditama

Non Buku :

http://finance.detik.com/read/2014/03/23/155028/2533982/4/2/ini-4-masalah-utama-ekonomi-indonesia (diakses 16 Mei 2014 pukul 17.46 WIB)

http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/makro/13/12/09/mxj8tj-indef-indonesia-alami-11-masalah-pokok-ekonomi (diakses 16 Mei 2014 pukul 23.30 WIB)

http://www.tempo.co/read/news/2014/05/05/087575622/Kuartal-I-2014-Ekonomi-Bertumbuh-521-Persen (diakses 16 Mei 2014 pukul 17.50 WIB)

http://id.wikipedia.org/wiki/Kristiani_Herrawati (diakses 13 Mei 2014 jam 22.28) http://sosok.kompasiana.com/2013/09/12/kisah-penulis-pidato-sby-591923.html (diakses pada tgl 14 Aug 2014 pukul 21.00)

http://politik.kompasiana.com/2012/08/16/pidato-kenegaraan-presiden-tanpa-naskah-486037.html (diakses pada tgl 14 Aug 2014 pukul 21.00)

http://www.tribunnews.com/nasional/2010/10/11/sudi-anggaran-pidato-presiden-rp-19-miliar (diakses pada tgl 14 Aug 2014 pukul 21.00)


(11)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Di era reformasi seperti saat ini dimana kebebasan berbicara bukan hal yang sulit lagi di dapat, setiap orang di negeri ini bebas menyuarakan apa yang ada di pikirannya tanpa harus takut terhadap penguasa. Banyak kita temui aksi demonstrasi berisi orasi-orasi yang menuntut kesejahteraan dan keadilan biasanya orasi tersebut dipimpin oleh seseorang atau sekelompok orang, mereka yang menjadi orator biasanya dipilih karena memiliki kemampuan berbicara yang sangat baik, orator tersebut dianggap sebagai juru bicara yang mewakili sekelompok orang.

Kemampuan berbicara mutlak dimiliki oleh setiap orang karena dengan memiliki hal tersebut, maka akan lebih mudah untuk menyampaikan apa yang ada dipikiran, kemampuan berbicara menjadi modal awal seseorang untuk dapat lebih mudah berinteraksi dengan orang lain. Kemampuan berbicara dikenal dengan sebutan retorika atau seni berbicara, setiap orang yang menguasai retorika akan dengan mudah mempengaruhi pikiran dan menaklukan hati orang lain.

Retorika sendiri memiliki pengertian seni untuk berbicara baik, yang dicapai berdasarkan bakat alam (talenta) dan keterampilan teknis, kesenian berbicara ini bukan hanya berarti berbicara lancar tanpa jalan pikiran yang jelas dan tanpa isi, melainkan suatu kemampuan untuk berbicara dan berpidato secara singkat dan jelas padat dan mengesankan1. Retorika yang merupakan seni

1


(12)

2

berbicara yang baik di depan umum ini sebenarnya dapat dipelajari, dengan cara mempelajari teknik berbicara dan terus menerus berlatih, sehingga akhirnya kita mampu menguasai keterampilan retorika.

Dewasa ini kemampuan retorika menjadi senjata utama bagi seorang elite politik dalam mempertahankan kekuasaannya, jika seorang mampu menguasai tekhnik retorika dengan baik, maka sangat mudah bagi orang tersebut untuk mempengaruhi khalayak. Retorika juga digunakan oleh seorang presiden sebagai alat untuk mempertahankan kekuasaannya dengan mampu mengusai ilmu retorika yang baik, pemimpin negeri ini mampu mempertahankan tampuk kekuasaan nya hingga beberapa periode, saat berpidato hal yang harus diperhatikan selain cara penyampain juga terkait mengenai hal yang ingin disampaikan, apakah mampu tersampaikan dengan baik kepada khalayak, seorang komunikator harus memperhatikan mengenai makna pesan yang ingin disampaikan kepada khalayak, karena akan sangat percuma jika komunikator memilki kemampuan retorika yang sangat baik namun terkait mengenai makna pesan yang tidak mampu tersampaikan kepada khalayak, mengingat sebuah pidato juga harus memperhatikan pemilihan kata dalam pidato apakah dapat dipahami oleh seluruh khalayak dari berbagai strata pendidikan atau tidak.

Retorika dan pidato merupakan dua hal yang saling berkaitan karena kedua hal ini menjadi senjata bagi seorang elite politik untuk menghimpun dukungan massa, retorika dan pidato menjadi bagian wajib dalam setiap kegiatan kampanye bahkan ketika seseorang tersebut telah terpilih sebagai pemimpin di negeri ini pun, retorika dan pidato menjadi alat untuk mempertahankan kekuasaannya.


(13)

3

Retorika digunakan untuk menyampaikan sebuah pidato, pidato menjadi sangat penting bagi seorang pemimpin, jika sebuah pidato disampaikan dengan cara yang monoton dan tidak menarik, tentunya khalayak akan cepat bosan dan pesan yang ingin disampaikan tersebut tidak akan sampai tepat sasaran.

Sangat penting bagi seorang pemimpin terutama seorang presiden untuk dapat memahami ilmu retorika karena retorika tersebut akan menjadi alat untuk mencapai kekuasaan serta mempertahankan kekuasaan, selama puluhan tahun sejak kemerdekaan negeri ini silih berganti tampuk kekuasaan di Indonesia dipegang oleh orang-orang yang menguasai retorika, dengan ciri khas retorika maupun isi pidato yang berbeda setiap tokoh pemimpin negeri ini, namun tetap memiliki satu tujuan yang sama bahwa setiap pidato kenegaraan yang dibacakan oleh presiden bertujuan untuk menciptakan sebuah opini positif dari masyarakat Indonesia.

Pidato kenegaraan menjadi sebuah bagian yang paling penting dalam sederet rangkaian kegiatan HUT RI, pidato kenegaraan merupakan jenis pidato manuskrip yaitu pidato naskah dimana seorang juru pidato atau komunikator membacakan naskah pidato dari awal sampai akhir, jenis pidato manuskrip dipakai oleh tokoh nasional karena kesalahan kata sedikit saja bisa menimbulkan kekacauan.2

Pidato kenegaraan juga bertujuan politis, umumnya pidato politis bukan untuk mengajari sesuatu tetapi untuk mempengaruhi dan meyakinkan khalayak yang menjadi pendengar pidato tersebut, seorang presiden yang membacakan

2


(14)

4

pidato kenegaraan, haruslah seseorang yang menguasai psikologi massa, mengusai teknik retorika yang baik dan memiliki penampilan yang meyakinkan dan memberikan kesan pasti agar khalayak percaya terhadap apa yang disampaikan.

Pidato kenegaraan diharapkan mampu memberikan pengaruh yang besar bagi masa kepemimpinan presiden, karena pidato kenegaraan berisi penjabaran detail mengenai prestasi maupun kendala yang telah dilalui oleh satu masa kepemimpinan, pidato kenegaraan dibacakan secara rutin setiap tahun nya agar rakyat Indonesia tahu sejauh mana pemimpin negeri ini memberikan dampak bagi kehidupan rakyat di negeri ini.

Berbicara mengenai pentingnya sebuah pidato kenegaraan bagi seorang presiden karena pidato kenegaraan ini merupakan parameter kesuksesan atau kegagalan masa kepemimpinan presiden, dikemas dengan bahasa yang tepat dan disampaikan dengan teknik retorika yang baik, maka seorang pemimpin akan mendapatkan dukungan yang positif dari masyarakat.

Pidato kenegaraan memang tidak dibuat secara langsung oleh seorang presiden, biasanya dalam proses penyusunan pidato tersebut presiden di bantu oleh para staf ahli namun presiden selaku konseptor dari pidato kenegaraan tetap memiliki posisi penting sebagai pencetus ide, sebuah teks pidato tidak mungkin bisa dibacakan dihadapan khalayak jika tanpa persetujuan presiden.

Pemilihan kata dalam pidato kenegaraan juga tidak kalah pentingnya selain isi pidato dan teknik retorika, rangkaian kata yang di bahasakan oleh seorang presiden dalam penyampaian teks pidato juga membawa dampak bagi


(15)

5

citra seorang presiden sendiri, jika salah dalam pemilihan kata atau pun saat membacakan nya maka kepercayaan masyarakat terhadap presiden akan menurun atau berkurang, karena bahasa bisa digunakan untuk mempengaruhi/mengubah ideologi sehingga bisa mempengaruhi cara pikir orang, akan tetapi argumen yang lebih ekstrim menyatakan bahwa bahasa bisa digunakan tidak hanya untuk mempengaruhi tapi bahkan untuk mengendalikan pikiran orang3.

Pidato, retorika, dan bahasa ketiganya saling berkaitan dalam dunia politik, ketiganya merupakan alat untuk menghimpun kekuasaan. Oleh sebab itu pidato kenegaraan menjadi sangat penting karena pidato kenegaraan menjadi penentu kearah mana negeri ini akan dibawa oleh pemimpin, dalam pidato kenegaraan itu juga seorang presiden mengukuhkan dirinya atas prestasi yang telah dicapai, tidak hanya berbicara masalah prestasi tetapi juga menjelaskan kendala yang dihadapi, cita-cita yang ingin dicapai dan pembentukan citra diri seorang presiden.

Melalui naskah pidato kenegaraan ini seorang presiden ingin menyampaikan kepada rakyatnya bahwa sebagai seorang pemimpin yang dipilih rakyat secara langsung, pilihan rakyat tersebut bukan sebuah kesalahan, melalui makna-makna pesan yang tersampaikan pemikirian dan opini seperti apa yang ingin diciptakan SBY di akhir-akhir masa kepemimpinan.

Dari berbagai alasan dan penjelasan mengenai pidato kenegaraan itulah, maka tercetus ide dari peneliti untuk mengkaji tema tentang analisis wacana teks pidato kenegaraan Susilo Bambang Yudhoyono selaku presiden RI sejak tahun

3

Linda Thomas dan Shan Wareing, Bahasa, M asyarakat dan Kekuasaan, dit erjemahkan Sunot o, Gat ot Susant o dkk, (Yogyakart a : Pust aka Pelajar, 2007) h. 57


(16)

6

2004-2014 dengan fokus penelitian terhadap isu-isu pertumbuhan ekonomi Indonesia selama kurun waktu lima tahun terhitung sejak tahun 2009-2013 yang disampaikan setiap tanggal 16 Agustus. Pidato kenegaraan tersebut disampaikan di hadapan seluruh anggota DPR/MPR RI dan disiarkan kepada seluruh rakyat Indonesia melalui siaran langsung (live report) dari gedung DPR/MPR RI dan ditayangkan di seluruh stasiun televisi swasta maupun televisi nasional serta teks tersebut di share melalui website resmi kepresidenan www.presidenri.go.id .


(17)

7

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti dapat merumuskan satu permasalahan,yaitu bagaimana konstruksi dari makna pesan yang ingin disampaikan oleh presiden Susilo Bambang Yudhoyono terkait isu perkembangan ekonomi di Indonesia dalam kurun waktu 5 tahun terhitung sejak periode 2009-2013 yang diwacanakan melalui teks pidato kenegaraan yang dibacakan pada saat sidang bersama MPR/DPR setiap tanggal 16 Agustus

1.3 Tujuan Penelitian

Dengan mengacu pada latar belakang dan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui konstruksi dari makna pesan yang diwacanakan dalam teks pidato kenegaraan pesiden Susilo Bambang Yudhoyono terkait isu perkembangan ekonomi di Indonesia dalam kurun waktu 5 tahun terhitung sejak periode 2009-2013, melalui teks pidato kenegaraan yang dibacakan pada saat sidang bersama MPR/DPR setiap tanggal 16 Agustus

1.4 Manfaat Penelitian

Terdapat dua manfaat dalam penelitian ini, yaitu manfaat akademis dan manfaat praktis

1.4.1 Manfaat akademis :

a. Peneliti berharap bahwa hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu referensi data tentang analisis wacana dalam teks pidato.


(18)

8

b. Menjadi salah satu literatur bagi orang yang tertarik untuk mempelajari makna pesan yang terkandung dalam sebuah naskah pidato.

1.4.2 Manfaat praktis:

Dapat memberikan sebuah informasi dan penjelasan kepada masyarakat umumnya maupun mahasiswa ilmu komunikasi khususnya terkait dengan studi analisis wacana teks pidato yang disampaikan. Bahwasanya sebuah teks pidato terutama yang disampaikan oleh seorang pemimpin memiliki pengaruh begitu besar untuk khalayak tentunya terdapat makna pesan bukan hanya sekedar rangkaian kata-kata yang dituangkan secara tekstual, namun sebuah pidato berasal dari pemikiran dan fakta yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari yang dituangkan dalam sebuah naskah dan dibacakan di depan khalayak.

1.5 Fokus Penelitian

Setelah membaca beberapa literatur terkait pengertian wacana itu sendiri, analisis wacana kritis, model dari analisis wacana kritis, seni retorika dan literatur mengenai komunikasi politik. Dan keterkaitan antara sebuah pidato yang disampaikan oleh seorang pemimpin atau komunikator politik yang sudah tentu memiliki makna dan pesan yang bertujuan untuk menginformasikan dan juga mempengaruhi masyarakat. Fokus penelitian diarahkan pada:

Makna pesan dari masalah yang ingin disampaikan oleh presiden Susilo Bambang Yudhoyono terkait isu perkembangan di sektor perekonomian di Indonesia selama kurun waktu lima tahun terhitung sejak periode 2009-2013 yang diwacanakan melalui teks pidato kenegaraan yang dibacakan pada saat sidang


(19)

9

bersama MPR/DPR setiap tanggal 16 Agustus yang merupakan bagian dari peringatan HUT RI

1.6 Asumsi Dasar

Asumsi dasar saya pada penelitian Analisis Wacana Teks Pidato Kenegaraan Presiden Susilo Bambang Yuhoyono di Depan Sidang Bersama DPR/MPR periode 2009-2013 bahwa presiden SBY menggunakan retorika yang diwujudkan dalam pembacaan naskah teks pidato kenegaraan yang secara rutin dibacakan pada saat HUT RI sebagai media untuk mempertahankan dan mengukuhkan kekuasaannya sebagai seorang pemimpin karena dalam rangkaian teks tersebut tentunya mengandung makna yang secara tersirat ingin disampaikan oleh presiden kepada seluruh rakyat Indonesia.

Adapun isu yang menjadi fokus dari penelitian ini adalah perkembangan ekonomi di Indonesia selama kurun waktu lima tahun, mengingat dalam setiap pidato kenegaraan presiden menjabarkan perkembangan positif dalam sektor ekonomi, namun sayangnya tidak sesuai dengan fakta yang terjadi masih banyak terjadi kesenjangan ekonomi yang cukup jelas terlihat selama periode lima tahun kepemimpinannya.


(1)

4 pidato kenegaraan, haruslah seseorang yang menguasai psikologi massa, mengusai teknik retorika yang baik dan memiliki penampilan yang meyakinkan dan memberikan kesan pasti agar khalayak percaya terhadap apa yang disampaikan.

Pidato kenegaraan diharapkan mampu memberikan pengaruh yang besar bagi masa kepemimpinan presiden, karena pidato kenegaraan berisi penjabaran detail mengenai prestasi maupun kendala yang telah dilalui oleh satu masa kepemimpinan, pidato kenegaraan dibacakan secara rutin setiap tahun nya agar rakyat Indonesia tahu sejauh mana pemimpin negeri ini memberikan dampak bagi kehidupan rakyat di negeri ini.

Berbicara mengenai pentingnya sebuah pidato kenegaraan bagi seorang presiden karena pidato kenegaraan ini merupakan parameter kesuksesan atau kegagalan masa kepemimpinan presiden, dikemas dengan bahasa yang tepat dan disampaikan dengan teknik retorika yang baik, maka seorang pemimpin akan mendapatkan dukungan yang positif dari masyarakat.

Pidato kenegaraan memang tidak dibuat secara langsung oleh seorang presiden, biasanya dalam proses penyusunan pidato tersebut presiden di bantu oleh para staf ahli namun presiden selaku konseptor dari pidato kenegaraan tetap memiliki posisi penting sebagai pencetus ide, sebuah teks pidato tidak mungkin bisa dibacakan dihadapan khalayak jika tanpa persetujuan presiden.

Pemilihan kata dalam pidato kenegaraan juga tidak kalah pentingnya selain isi pidato dan teknik retorika, rangkaian kata yang di bahasakan oleh seorang presiden dalam penyampaian teks pidato juga membawa dampak bagi


(2)

5 citra seorang presiden sendiri, jika salah dalam pemilihan kata atau pun saat membacakan nya maka kepercayaan masyarakat terhadap presiden akan menurun atau berkurang, karena bahasa bisa digunakan untuk mempengaruhi/mengubah ideologi sehingga bisa mempengaruhi cara pikir orang, akan tetapi argumen yang lebih ekstrim menyatakan bahwa bahasa bisa digunakan tidak hanya untuk mempengaruhi tapi bahkan untuk mengendalikan pikiran orang3.

Pidato, retorika, dan bahasa ketiganya saling berkaitan dalam dunia politik, ketiganya merupakan alat untuk menghimpun kekuasaan. Oleh sebab itu pidato kenegaraan menjadi sangat penting karena pidato kenegaraan menjadi penentu kearah mana negeri ini akan dibawa oleh pemimpin, dalam pidato kenegaraan itu juga seorang presiden mengukuhkan dirinya atas prestasi yang telah dicapai, tidak hanya berbicara masalah prestasi tetapi juga menjelaskan kendala yang dihadapi, cita-cita yang ingin dicapai dan pembentukan citra diri seorang presiden.

Melalui naskah pidato kenegaraan ini seorang presiden ingin menyampaikan kepada rakyatnya bahwa sebagai seorang pemimpin yang dipilih rakyat secara langsung, pilihan rakyat tersebut bukan sebuah kesalahan, melalui makna-makna pesan yang tersampaikan pemikirian dan opini seperti apa yang ingin diciptakan SBY di akhir-akhir masa kepemimpinan.

Dari berbagai alasan dan penjelasan mengenai pidato kenegaraan itulah, maka tercetus ide dari peneliti untuk mengkaji tema tentang analisis wacana teks pidato kenegaraan Susilo Bambang Yudhoyono selaku presiden RI sejak tahun

3

Linda Thomas dan Shan Wareing, Bahasa, M asyarakat dan Kekuasaan, dit erjemahkan Sunot o, Gat ot Susant o dkk, (Yogyakart a : Pust aka Pelajar, 2007) h. 57


(3)

6 2004-2014 dengan fokus penelitian terhadap isu-isu pertumbuhan ekonomi Indonesia selama kurun waktu lima tahun terhitung sejak tahun 2009-2013 yang disampaikan setiap tanggal 16 Agustus. Pidato kenegaraan tersebut disampaikan di hadapan seluruh anggota DPR/MPR RI dan disiarkan kepada seluruh rakyat Indonesia melalui siaran langsung (live report) dari gedung DPR/MPR RI dan ditayangkan di seluruh stasiun televisi swasta maupun televisi nasional serta teks tersebut di share melalui website resmi kepresidenan www.presidenri.go.id .


(4)

7

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti dapat merumuskan satu permasalahan,yaitu bagaimana konstruksi dari makna pesan yang ingin disampaikan oleh presiden Susilo Bambang Yudhoyono terkait isu perkembangan ekonomi di Indonesia dalam kurun waktu 5 tahun terhitung sejak periode 2009-2013 yang diwacanakan melalui teks pidato kenegaraan yang dibacakan pada saat sidang bersama MPR/DPR setiap tanggal 16 Agustus

1.3 Tujuan Penelitian

Dengan mengacu pada latar belakang dan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui konstruksi dari makna pesan yang diwacanakan dalam teks pidato kenegaraan pesiden Susilo Bambang Yudhoyono terkait isu perkembangan ekonomi di Indonesia dalam kurun waktu 5 tahun terhitung sejak periode 2009-2013, melalui teks pidato kenegaraan yang dibacakan pada saat sidang bersama MPR/DPR setiap tanggal 16 Agustus

1.4 Manfaat Penelitian

Terdapat dua manfaat dalam penelitian ini, yaitu manfaat akademis dan manfaat praktis

1.4.1 Manfaat akademis :

a. Peneliti berharap bahwa hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu referensi data tentang analisis wacana dalam teks pidato.


(5)

8 b. Menjadi salah satu literatur bagi orang yang tertarik untuk mempelajari makna pesan yang terkandung dalam sebuah naskah pidato.

1.4.2 Manfaat praktis:

Dapat memberikan sebuah informasi dan penjelasan kepada masyarakat umumnya maupun mahasiswa ilmu komunikasi khususnya terkait dengan studi analisis wacana teks pidato yang disampaikan. Bahwasanya sebuah teks pidato terutama yang disampaikan oleh seorang pemimpin memiliki pengaruh begitu besar untuk khalayak tentunya terdapat makna pesan bukan hanya sekedar rangkaian kata-kata yang dituangkan secara tekstual, namun sebuah pidato berasal dari pemikiran dan fakta yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari yang dituangkan dalam sebuah naskah dan dibacakan di depan khalayak.

1.5 Fokus Penelitian

Setelah membaca beberapa literatur terkait pengertian wacana itu sendiri, analisis wacana kritis, model dari analisis wacana kritis, seni retorika dan literatur mengenai komunikasi politik. Dan keterkaitan antara sebuah pidato yang disampaikan oleh seorang pemimpin atau komunikator politik yang sudah tentu memiliki makna dan pesan yang bertujuan untuk menginformasikan dan juga mempengaruhi masyarakat. Fokus penelitian diarahkan pada:

Makna pesan dari masalah yang ingin disampaikan oleh presiden Susilo Bambang Yudhoyono terkait isu perkembangan di sektor perekonomian di Indonesia selama kurun waktu lima tahun terhitung sejak periode 2009-2013 yang diwacanakan melalui teks pidato kenegaraan yang dibacakan pada saat sidang


(6)

9 bersama MPR/DPR setiap tanggal 16 Agustus yang merupakan bagian dari peringatan HUT RI

1.6 Asumsi Dasar

Asumsi dasar saya pada penelitian Analisis Wacana Teks Pidato Kenegaraan Presiden Susilo Bambang Yuhoyono di Depan Sidang Bersama DPR/MPR periode 2009-2013 bahwa presiden SBY menggunakan retorika yang diwujudkan dalam pembacaan naskah teks pidato kenegaraan yang secara rutin dibacakan pada saat HUT RI sebagai media untuk mempertahankan dan mengukuhkan kekuasaannya sebagai seorang pemimpin karena dalam rangkaian teks tersebut tentunya mengandung makna yang secara tersirat ingin disampaikan oleh presiden kepada seluruh rakyat Indonesia.

Adapun isu yang menjadi fokus dari penelitian ini adalah perkembangan ekonomi di Indonesia selama kurun waktu lima tahun, mengingat dalam setiap pidato kenegaraan presiden menjabarkan perkembangan positif dalam sektor ekonomi, namun sayangnya tidak sesuai dengan fakta yang terjadi masih banyak terjadi kesenjangan ekonomi yang cukup jelas terlihat selama periode lima tahun kepemimpinannya.


Dokumen yang terkait

KERJASAMA AUSTRALIA INDONESIA MELALUI AUSAID DALAM MENINGKATKAN PENDIDIKAN DI INDONESIA PADA MASA SUSILO BAMBANG YUDHOYONO (SBY) 2009-2013

4 53 31

PERAN AKTIF PEMERINTAH INDONESIA DALAM ORGANISASI KONFERENSI ISLAM (OKI) PADA MASA PEMERINTAHAN PRESIDEN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO (2004-2009)

0 5 1

RESPON PEMERINTAH INDONESIA TERHADAP ISU TERORISME INTERNASIONAL PADA MASA PRESIDEN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO TAHUN 2004-2009

1 13 46

KEGAGALAN DIPLOMASI PEMERINTAHAN PRESIDEN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO TERHADAP PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI MALAYSIA TAHUN 2004 – 2009

0 6 2

ANALISIS WACANA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO DI DEPAN SIDANG BERSAMA MPR/DPR 2009-2013 (Analisis Wacana Teks Pidato Kenegaraan Terkait Isu Ekonomi di Indonesia)

3 13 19

INTERPERSONAL MEANING IN THE SPEECH OF SUSILO BAMBANG YUDHOYONO AND TONY ABBOTT IN PHONE-TAPPING CASE (MAKNA INTERPERSONAL DI DALAM PIDATO SUSILO BAMBANG YUDHOYONO DAN TONY ABBOTT DALAM KASUS PENYADAPAN TELEPON)

0 5 5

KEIKUTSERTAAN INDONESIA DI BAWAH PEMERINTAHAN PRESIDEN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO DALAM MENGATASI DAMPAK PEMANASAN GLOBAL

0 6 15

KEIKUTSERTAAN INDONESIA DI BAWAH PEMERINTAHAN PRESIDEN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO DALAM MENGATASI DAMPAK PEMANASAN GLOBAL

0 4 15

KEIKUTSERTAAN INDONESIA DI BAWAH PEMERINTAHAN PRESIDEN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO DALAM MENGATASI DAMPAK PEMANASAN GLOBAL

0 7 15

Dramatisme Pidato Kenegaraan Pertama Presiden Joko Widodo (Analisis Wacana Pidato Kenegaraan Pertama Presiden RI Joko Widodo Pasca Dilantik dalam Perspektif Dramatisme)

1 0 12